- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bandung Punya Kampung Warna


TS
rulfhi
Bandung Punya Kampung Warna
Quote:
Bandung Punya Kampung Warna
Quote:

Quote:
Mural di Kampung Warna Cibunut © Rulfhi Alimudin
Quote:
Mungkin bisa saya katakan semua orang akan suka jika melihat banyak warna. Contohnya saja pelangi yang terdiri dari enam warna selalu disukai oleh semua orang. Lantas bagaimana jika sebuah kampung di revitalisasi dan diwarna-warni biar nampak cerah kaya pelangi. Pasti banyak yang suka kan? Tenang saya akan kasih tahu kalian kampung warna satu ini yang pastinya bikin kalian ingin tinggal di sana.
Ia diberi nama Kampung Warna Cibunut mungkin bukan yang pertama kalinya menjadi kampung warna di Indonesia. Sebelumnya sudah ada Jodipan di Malang dan Kampung Pelangi di Semarang. Di Kota Bandung Kampung Warna Cibunut menjadi kampung warna pertama.
Kampung Warna Cibunut berada di Jalan Sunda yang terhimpit oleh tembok-tembok bangunan niaga. Kampung ini tidak jauh dari pusat keramaian Kota Bandung. Kampung warna yang penuh dengan mural ini dibagi menjadi lima zonasi yang mempunyai warna berdeda dan tema masing-masing. Zona-zona tersebut meliputi zona world peace, local genius, environment in a playground, dan zona local culture.
Lima zonasi ini memiliki nilai filosofi masing-masing. Filosofi ini sengaja diciptakan dengan harapan dapat menyatukan semua warga dengan satu visi dan misi yang sama, yakni memajukan Kampung Warna Cibunut. Dan yang uniknya lagi setiap mural yang ada di sini buat oleh warga yang dibantu oleh komunitas mural. Dengan banyaknya mural membuat setiap sudut kampung menjadi sangat instagrameble, maka kampung ini bakal cocok bagi para pencari instagramble. Yoh jadi pengen ke sana kan?
Mungkin kampung ini terasa tak jauh berbeda dengan kampung warna lainnya di Indonesia. Tapi ada satu hal yang membuat saya cukup terkagum dengan kampung ini. kampung ini cukup konsen untuk mengelola sampah mulai dari rumah masing-masing. Setiap rumah sudah secara sadar dan peduli untuk memisahkan sampah organik dan organik. Kemudian Sampah-sampah yang telah dipisahkan organik bisa diolah menjadi bahan bakar untuk keperluan memasak atau lainnya melalui teknologi biodigester. Selain itu sampah organik bisa juga dimasukan ke dalam lubang biopori sebagai media penyerapan air ke dalam tanah. Untuk sampah an-organik bisa disulap menjadi beberapa kerajinan yang cukup bernilai seperti tas jinjing, topi maupun sebuah daster.
Maka kampung ini tak hanya berwarna tapi mengajarkan warganya untuk peduli terhadap lingkungannya. Dimulai dari lingkungan yang paling dekat yaitu lingkungan tempat kita tinggal. So yuk mulai dan peduli dengan lingkungan sekitar.

© Rulfhi Alimudin

© Rulfhi Alimudin

© Rulfhi Alimudin

© Rulfhi Alimudin

© Rulfhi Alimudin

© Rulfhi Alimudin
Ia diberi nama Kampung Warna Cibunut mungkin bukan yang pertama kalinya menjadi kampung warna di Indonesia. Sebelumnya sudah ada Jodipan di Malang dan Kampung Pelangi di Semarang. Di Kota Bandung Kampung Warna Cibunut menjadi kampung warna pertama.
Kampung Warna Cibunut berada di Jalan Sunda yang terhimpit oleh tembok-tembok bangunan niaga. Kampung ini tidak jauh dari pusat keramaian Kota Bandung. Kampung warna yang penuh dengan mural ini dibagi menjadi lima zonasi yang mempunyai warna berdeda dan tema masing-masing. Zona-zona tersebut meliputi zona world peace, local genius, environment in a playground, dan zona local culture.
Lima zonasi ini memiliki nilai filosofi masing-masing. Filosofi ini sengaja diciptakan dengan harapan dapat menyatukan semua warga dengan satu visi dan misi yang sama, yakni memajukan Kampung Warna Cibunut. Dan yang uniknya lagi setiap mural yang ada di sini buat oleh warga yang dibantu oleh komunitas mural. Dengan banyaknya mural membuat setiap sudut kampung menjadi sangat instagrameble, maka kampung ini bakal cocok bagi para pencari instagramble. Yoh jadi pengen ke sana kan?
Mungkin kampung ini terasa tak jauh berbeda dengan kampung warna lainnya di Indonesia. Tapi ada satu hal yang membuat saya cukup terkagum dengan kampung ini. kampung ini cukup konsen untuk mengelola sampah mulai dari rumah masing-masing. Setiap rumah sudah secara sadar dan peduli untuk memisahkan sampah organik dan organik. Kemudian Sampah-sampah yang telah dipisahkan organik bisa diolah menjadi bahan bakar untuk keperluan memasak atau lainnya melalui teknologi biodigester. Selain itu sampah organik bisa juga dimasukan ke dalam lubang biopori sebagai media penyerapan air ke dalam tanah. Untuk sampah an-organik bisa disulap menjadi beberapa kerajinan yang cukup bernilai seperti tas jinjing, topi maupun sebuah daster.
Maka kampung ini tak hanya berwarna tapi mengajarkan warganya untuk peduli terhadap lingkungannya. Dimulai dari lingkungan yang paling dekat yaitu lingkungan tempat kita tinggal. So yuk mulai dan peduli dengan lingkungan sekitar.
Spoiler for foto:

© Rulfhi Alimudin

© Rulfhi Alimudin

© Rulfhi Alimudin

© Rulfhi Alimudin

© Rulfhi Alimudin

© Rulfhi Alimudin
Quote:
Baca dan kunjungi hot thread Lainnya
Museum Gedung Sate, Museum yang Kekinian

Taman Terpanjang di Kota Bandung

[#SFTHChallenge] Aku Harus Sanggup

Menikmati Alam dan Kicauan Burung di Forest Walk

Sumber Foto tercantum di caption
Sumber referensi tulisan : Google, media online, yang dipadukan dengan pemikiran TS
0
1.1K
Kutip
6
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan