- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
[#SFTHChallenge] Aku Harus Sanggup


TS
rulfhi
[#SFTHChallenge] Aku Harus Sanggup
![[#SFTHChallenge] Aku Harus Sanggup](https://s.kaskus.id/images/2018/02/05/3454654_20180205021900.jpg)
Quote:
Ini cerita fiktif belaka. Semoga cerita ini bisa menjadi hiburan dan pelajaran untuk kita semua
![[#SFTHChallenge] Aku Harus Sanggup](https://s.kaskus.id/images/2018/02/05/3454654_20180205023905.jpg)
Quote:
Quote:
![[#SFTHChallenge] Aku Harus Sanggup](https://s.kaskus.id/images/2018/02/05/3454654_20180205022519.jpg)
Quote:
Obat lagi obat lagi. Tak pernah aku bayangkan sebelumnya aku harus makan obat setiap hari. Bukan hanya satu macam tapi ada lima macam obat. Belum lagi ukurannya yang besar, membuat sering kali aku memuntahkannya. Dari dulu aku sedikit banyak kesusahan untuk menelan obat, terlebih jika ukurannya besar. Sering kali orang lain menyarankan menelannya dibantu dengan pisang, tapi tetap saja bagiku itu menyusahkan. Maka setiap kali minum obat adalah detik-detik yang menyiksa. Jujur saja aku sebenarnya orang yang sama sekali anti untuk makan obat. Aku lebih suka membiarkan tubuhku mengobati dirinya sendiri dengan cara alamiah. Paling banter aku mengandalkan obat herbal.
Tapi sakitku kali tak bisa hanya mengandalkan recovery secara alami, atau pun memakai obat herbal. Sudah kudatangi beberapa terapi alternatif dengan racikan obat herbal. Namun hingga detik ini tak terjadi perubahan yang signifikan atas kesehatanku. Aku masih tetap saja sakit. Hingga aku menyerah. Aku memutuskan untuk pakai jalur medis. Itu pun dengan ribuan kali berpikir dan saran dari orang tuaku. Nyatanya memang ada sedikit perubahan. Menurut dokter yang memeriksaku, aku harus di bantu oleh obat supaya bisa membantu daya tahan tubuhku lebih kuat. Penyakitku ini telah membuatku menjadi cepat lelah dan tiba-tiba pingsan. Maka aku sering kali terganggu ketika bekerja, hingga aku harus dengan paksa resign dari pekerjaan demi kesembuhanku secara total. Eh sorry aku sungguh tidak sopan, bukannya perkenalan dulu, malah kalian langsung disuguhi curhatanku. Kenalin aku Lidya, sekarang dan mungkin sampai nanti masil tinggal di Bandung. Aku lebih senang curhat melalui tulisan daripada langsung dengan orang lain. Sebab aku punya pengalaman pahit jika harus curhat ke seseorang. Lewat tulisan aku lebih bebas untuk mengutarakan keluhan ku atau pun kegundahanku.
Sudah enam bulan terakhir ini aku harus bolak-balik ke Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk check up dan control. Sejak saat itu juga aku sudah menelan berpuluh-puluh mungkin atau ratusan obat. Aku tak menghitung pastinya berapa. Karena jika mengingat waktunya untuk minum obat rasanya menyakitkan. Diagnosa dokter memvonisku aku terkena penyakit anemia dan komplikasi ginjal. Aku memang suudah tahu, aku punya penyakit anemia, tapi selama ini aku terlalu abai hingga akhirnya aku terserang penyakit lainnya. Itu mungkin dari pola hidupku yang berantakan, aku sering begadang, selalu menahan lapar dalam waktu yang cukup lama. Bahkan waktu itu aku pernah seharian hanya minum air satu gelas saja. Dan itu semua mungkin jadi penyebab aku menjadi rentan akan penyakit.
Maka setelah penyakitku terasa parah, aku harus sering-sering kontrol ke rumah sakit agar badanku selalu terjaga. Sakit ini tak cuma merenggut kesehatanku tapi telah merebut kesenanganku. Semenjak aku terjangkit penyakit ini aku tak bisa pergi jauh sendirian. Padahal aku sangat suka dengan solo traveling. Orang tuaku tahu bahwa penyakitku ini bisa membuat aku pingsan begitu saja, hingga akhirnya orang tua melarang untuk pergi keluar rumah. Aku harus lebih banyak menghabiskan waktu dirumah. Padahal aku rasa aku masih sanggup untuk keluar rumah dan pergi jauh, karena aku yang punya badan dan aku bisa mengukur kemampuanku sampai di mana. Tapi itu sia-sia saja, sebagai anak semata wayang aku sangat dipantau. Mungkin rasa khawatir dan takut kehilanganku menjadi alasannya.
Tapi sakitku kali tak bisa hanya mengandalkan recovery secara alami, atau pun memakai obat herbal. Sudah kudatangi beberapa terapi alternatif dengan racikan obat herbal. Namun hingga detik ini tak terjadi perubahan yang signifikan atas kesehatanku. Aku masih tetap saja sakit. Hingga aku menyerah. Aku memutuskan untuk pakai jalur medis. Itu pun dengan ribuan kali berpikir dan saran dari orang tuaku. Nyatanya memang ada sedikit perubahan. Menurut dokter yang memeriksaku, aku harus di bantu oleh obat supaya bisa membantu daya tahan tubuhku lebih kuat. Penyakitku ini telah membuatku menjadi cepat lelah dan tiba-tiba pingsan. Maka aku sering kali terganggu ketika bekerja, hingga aku harus dengan paksa resign dari pekerjaan demi kesembuhanku secara total. Eh sorry aku sungguh tidak sopan, bukannya perkenalan dulu, malah kalian langsung disuguhi curhatanku. Kenalin aku Lidya, sekarang dan mungkin sampai nanti masil tinggal di Bandung. Aku lebih senang curhat melalui tulisan daripada langsung dengan orang lain. Sebab aku punya pengalaman pahit jika harus curhat ke seseorang. Lewat tulisan aku lebih bebas untuk mengutarakan keluhan ku atau pun kegundahanku.
Sudah enam bulan terakhir ini aku harus bolak-balik ke Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk check up dan control. Sejak saat itu juga aku sudah menelan berpuluh-puluh mungkin atau ratusan obat. Aku tak menghitung pastinya berapa. Karena jika mengingat waktunya untuk minum obat rasanya menyakitkan. Diagnosa dokter memvonisku aku terkena penyakit anemia dan komplikasi ginjal. Aku memang suudah tahu, aku punya penyakit anemia, tapi selama ini aku terlalu abai hingga akhirnya aku terserang penyakit lainnya. Itu mungkin dari pola hidupku yang berantakan, aku sering begadang, selalu menahan lapar dalam waktu yang cukup lama. Bahkan waktu itu aku pernah seharian hanya minum air satu gelas saja. Dan itu semua mungkin jadi penyebab aku menjadi rentan akan penyakit.
Maka setelah penyakitku terasa parah, aku harus sering-sering kontrol ke rumah sakit agar badanku selalu terjaga. Sakit ini tak cuma merenggut kesehatanku tapi telah merebut kesenanganku. Semenjak aku terjangkit penyakit ini aku tak bisa pergi jauh sendirian. Padahal aku sangat suka dengan solo traveling. Orang tuaku tahu bahwa penyakitku ini bisa membuat aku pingsan begitu saja, hingga akhirnya orang tua melarang untuk pergi keluar rumah. Aku harus lebih banyak menghabiskan waktu dirumah. Padahal aku rasa aku masih sanggup untuk keluar rumah dan pergi jauh, karena aku yang punya badan dan aku bisa mengukur kemampuanku sampai di mana. Tapi itu sia-sia saja, sebagai anak semata wayang aku sangat dipantau. Mungkin rasa khawatir dan takut kehilanganku menjadi alasannya.
Quote:
![[#SFTHChallenge] Aku Harus Sanggup](https://s.kaskus.id/images/2018/02/05/3454654_20180205022858.jpg)
Quote:
Tak cuma merebut kesehatanku lambat laun penyakitku telah merebut kisah cintaku. Intensitas kami bertemu begitu jarang. Kami hanya bertemu ketika aku keluar rumah untuk ke rumah sakit, itupun aku selalu diantar oleh orang tuaku. Selain pergi ke rumah sakit aku tak diperbolehkan untuk keluar rumah. Maka dari itu aku suka curi-curi waktu ketika orang tuaku keluar rumah aku selalu tidak ikut dan memilih diam di rumah. Padahal aku punya rencana untuk keluar rumah dan menyehatkan pikiran dan hatiku dengan keluar rumah bersama pacarku. Tapi waktu yang bisa kami habiskan bersama terlalu sempit. Aku harus lebih dulu pulang sebelum orang tuaku pulang. Hal ini juga yang sering dikeluhkan oleh pacarku. Tapi aku tak bisa berbuat apalagi.
Aku pun menjalani hidup penuh kehampaan. Harapan-harapanku mulai terkikis. Tak kunjungnya sembuh aku dari penyakit dan mulai hilang juga gairahku untuk menikmati hidup semua bercampur aduk. Setiap hari aku hanya bertemu obat, orang tuaku, dokter dan sesekali dengan pacarku. Hingga akhirnya aku tak tahan lagi dan memilih kabur dari rumah. Setelah kabur, orang tuaku panik. Orang tuaku mengira aku kabur bersama pacarku. Tapi pacarku tak tahu aku kabur kemana. Alhasil saat itu juga selembaran poster bergambar aku menyebar ke seluruh kota. Aku pun melihat poster berita kehilanganku, disitu aku merasa sedih, kesal, dan aku tak menyesali perbuatanku. Aku hanya ingin memberitahu saja bahwa aku masih kuat dan mampu untuk keluar rumah sendirian.
Enam jam sudah aku berada diluar rumah. Aku sudah ke rumah bibiku yang berada di daerah Dago tapi sedang tak ada orang. Aku bingung mau melangkah ke mana lagi. Aku saat itu lupa tidak memakan obat, hingga aku mataku tiba-tiba gelap dan aku kehilangan kesadaran diri. Ketika aku terbangun aku sudah berada di kosan pacarku. Dia bercerita bagaimana dia bisa menemukan aku, dan membawanya sampai ke sini. Dibujuklah aku untuk pulang kerumah dia mengatakan “orang tua kamu sangatlah cemas, karena kamu kabur dari rumah. Aku juga sudah berbicara dengan orang tua kamu, supaya kamu lebih di dengar agar tidak terjadi seperti ini lagi.” Ketika itu, bagian pahaku terasa nyeri, tapi aku tak terlalu menghiraukannya. Mungkin hanya kecapean, pikirku. Aku pun pulang ke rumah diantar pacarku dan meminta maaf ke orang tua, dan bercerita mengenai penyebab aku kabur dari rumah. Beberapa hari setelah kabur dari rumah, aku mengalami mual-mual. Aku pikir mungkin ini efek dari sakitku. Aku pun segera memeriksakannya ke dokter langgananku. Namun sungguh kaget bukan kepalang, dokter mengatakan kepadaku bahwa aku hamil. Sekujur tubuhku tiba-tiba terhentak, aku bingung harus berkata apa kepada orang tuaku nanti di rumah, bagaimana ini bisa terjadi? Aku coba ingat-ingat kembali, mungkinkah kejadian waktu itu. Ketika aku ditemukan sudah tertidur di kamar kos pacarku?
Aku pun menjalani hidup penuh kehampaan. Harapan-harapanku mulai terkikis. Tak kunjungnya sembuh aku dari penyakit dan mulai hilang juga gairahku untuk menikmati hidup semua bercampur aduk. Setiap hari aku hanya bertemu obat, orang tuaku, dokter dan sesekali dengan pacarku. Hingga akhirnya aku tak tahan lagi dan memilih kabur dari rumah. Setelah kabur, orang tuaku panik. Orang tuaku mengira aku kabur bersama pacarku. Tapi pacarku tak tahu aku kabur kemana. Alhasil saat itu juga selembaran poster bergambar aku menyebar ke seluruh kota. Aku pun melihat poster berita kehilanganku, disitu aku merasa sedih, kesal, dan aku tak menyesali perbuatanku. Aku hanya ingin memberitahu saja bahwa aku masih kuat dan mampu untuk keluar rumah sendirian.
Enam jam sudah aku berada diluar rumah. Aku sudah ke rumah bibiku yang berada di daerah Dago tapi sedang tak ada orang. Aku bingung mau melangkah ke mana lagi. Aku saat itu lupa tidak memakan obat, hingga aku mataku tiba-tiba gelap dan aku kehilangan kesadaran diri. Ketika aku terbangun aku sudah berada di kosan pacarku. Dia bercerita bagaimana dia bisa menemukan aku, dan membawanya sampai ke sini. Dibujuklah aku untuk pulang kerumah dia mengatakan “orang tua kamu sangatlah cemas, karena kamu kabur dari rumah. Aku juga sudah berbicara dengan orang tua kamu, supaya kamu lebih di dengar agar tidak terjadi seperti ini lagi.” Ketika itu, bagian pahaku terasa nyeri, tapi aku tak terlalu menghiraukannya. Mungkin hanya kecapean, pikirku. Aku pun pulang ke rumah diantar pacarku dan meminta maaf ke orang tua, dan bercerita mengenai penyebab aku kabur dari rumah. Beberapa hari setelah kabur dari rumah, aku mengalami mual-mual. Aku pikir mungkin ini efek dari sakitku. Aku pun segera memeriksakannya ke dokter langgananku. Namun sungguh kaget bukan kepalang, dokter mengatakan kepadaku bahwa aku hamil. Sekujur tubuhku tiba-tiba terhentak, aku bingung harus berkata apa kepada orang tuaku nanti di rumah, bagaimana ini bisa terjadi? Aku coba ingat-ingat kembali, mungkinkah kejadian waktu itu. Ketika aku ditemukan sudah tertidur di kamar kos pacarku?
Quote:
"Percayalah seberapa besar masalah yang kamu hadapi, masih ada masalah yang jauh lebih besar sedang di hadapi oleh orang lain. Jadi lanjutkan hidupmu dan berusahalah sebaik-baiknya."
Quote:
Inspirasi cerita dari gabungan pemikiran, bacaan, browsing dan hal lainnya
Photo 1 Credit https://www.kevinmd.com
Photo 2 Credit https://www.healthline.com
Photo 3 Credit http://www.newbridgerecovery.com
Photo 1 Credit https://www.kevinmd.com
Photo 2 Credit https://www.healthline.com
Photo 3 Credit http://www.newbridgerecovery.com


anasabila memberi reputasi
1
6.6K
Kutip
49
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan