- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
3 Saudara, Sumpah Setia Di Hadapan Pohon Persik (1)


TS
dimaseza12
3 Saudara, Sumpah Setia Di Hadapan Pohon Persik (1)
pasti dah pada tau kan siapa 3 saudar ini. yap, mereka adalah Liu Bei, Guan Yu, dan Zhang Fei
siapa sih yang nggak kenal mereka, pasti yang suka banget dengan seri game Dynasty Warriors atau pun novel Sam Kok udah pada tau nih. nah disini ane akan bahas mereka bertiga nih, tapi bukan perang lho
, tapi tentang kisah mereka menjalin Persahabatan atau lebih dikenal di novel yaitu Persaudaraan mulai dari kecil. yuk deh langsung saja 

Di Kota Zhuo hiduplah seorang yang sangat bersemangat, dia bukanlah seorang pelajar kutu buku tetapi wawasannya sangat luas dan pikirannya terbuka untuk banyak hal. Bicaranya tidak banyak dan pembawaannya sangat tenang. Tubuhnya tinggi tegap, matanya besar dan kupingnya lebar, tangannya kuat dan bahunya lebar serta memiliki bibir berwarna kemerahan dan muka yang tidak pucat, matanya bersinar penuh dengan semangat yang ada di dalam dirinya.
Dia adalah keturunan dari pangeran Sheng dari ZhongShan yang ayahnya adalah Kaisar Jing (memerintah dari thn 157 SM-141 SM), kaisar ke- 4 dinasti Han. Dia bernama LIU BEI. Lama sebelumnya salah satu kakeknya pernah menjadi gubernur didaerah itu, tetapi kehilangan jabatannya akibat kesalahan yang dilakukannya pada suatu upacara kerajaan. Ayahnya adalah Liu Hong, seorang pelajar dan pejabat yang jujur tetapi seperti semua layaknya pejabat yang jujur waktu itu maka dia mati muda dan meninggalkan keluarganya hidup dalam kemiskinan dan Liu Bei terkenal karena sangat hormat kepada ibunya.
Pada saat itu keluarga Liu Bei sangat miskin dan Liu Bei mendapatkan uang dari hasil menjual sendal dan tikar jerami. Rumahnya berada di sebuah desa tidak jauh dari kota Zhuo. Di dekat rumahnya tumbuh sebuah pohon Mulberry yang kalau dilihat dari jauh tampak seperti kanopi yang menaungi kereta kuda kerajaan. Tidak ada yang istimewa dengan rumah itu sendiri, tetapi pernah suatu ketika lewat seorang peramal yang mengatakan bahwa "SUATU HARI SEORANG YANG HEBAT AKAN MUNCUL DARI RUMAH TERSEBUT".
Ketika kecil Liu Bei sering sekali bermain dengan teman-teman sebayanya dipohon itu. Dan dia suka memanjat pohon itu seraya berteriak,“AKU LIU BEI, ADALAH PUTRA LANGIT DAN INI ADALAH KERETA KUDAKU.” Pamannya Liu Yuan Qi melihat bahwa Liu Bei tidaklah seperti anak-anak pada umumnya dan merasa bahwa kehadirannya di keluarga Liu ini adalah sebuah pertanda.
Ketika Liu Bei berumur 15 tahun, ibunya menasihati Liu agar merantau untuk menimba ilmu. Untuk beberapa saat Liu Bei mengabdi pada Zheng Xuan dan Lu Zhi sebagai seorang murid. Iapun berteman dekat dengan Gongsun Zan.
Liu Bei berumur 28 tahun ketika pemberontakan Jubah Kuning terjadi. Ketika Liu melihat pengumuman mengenai perekrutan pasukan, ia terlihat galau dan menghela napas dalam-dalam.
Tiba-tiba dari belakangnya terdengar suara seseorang yang menegurnya, "Tuan, mengapa anda menarik napas dalam-dalam padahal anda tidak membantu negara?"
Sontak saja Liu Bei menoleh ke belakang melihat orang dengan badan yang tinggi besar, dengan wajah yang bulat seperti kepala macan tutul, mata yang besar, dagu yang lebar dan suara yang besar. Seketika itu Liu Bei sadar bahwa dia tidak berbicara dengan orang biasa-biasa saja dan dia menanyakan siapa namanya.
"Zhang Fei adalah namaku," jawab orang itu. "Sayatinggal dekat sini dan mempunyai pertanian, dan saya juga menjual arak dan daging. Aku juga suka berteman dengan orang-orang dan helaan nafasmu membuat aku tertarik untuk berbicara padamu.”
Liu Bei membalas, "Aku masih keturunan bangsawan, namaku adalah Liu Bei dan harapanku adalah bisa memadamkan pemberontakan jubah kuning tersebut tetapi aku tidak dapat melakukan apa-apa."
Zhang Fei menjawab, "Aku juga bermaksud sama, bagaimana kalau kau dan aku bersama membangun pasukan dan melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk masalah ini ?"
Ini adalah kabar gembira buat Liu Bei dan mereka berdua akhirnya pergi ke sebuah penginapan untuk berbincang-bincang. Ketika mereka sedang minum, tiba-tiba muncul di hadapan mereka seorang berbadan besar, tinggi dan mendorong gerobak besar tiba-tiba masuk ke dalam penginapan tersebut dan memanggil pelayan seraya berkata, "Pelayan bawakan saya arak, dan cepatlah aku akan pergi ke balai kota untuk mendaftarkan diri menjadi tentara.”
Liu Bei memperhatikan si pendatang itu, dan memperhatikan bahwa badannya sangat besar dan berjanggut panjang dan berwajah merah seperti apel. Bermata seperti Phoenix dan beralis seperti segulung sutera. Keseluruhan penampilannya memberikan aura bahwa dia adalah orang yang kuat dan memiliki kebanggaan diri yang tinggi. Lalu Liu Bei mendekatinya dan menanyakan namanya.
"Saya adalah Guan Yu", jawab orang itu. "Saya berasal dari seberang sungai, tapi telah lima tahun ini saya menjadi buron karena saya membunuh seorang pejabat kaya dan berkuasa tapi menyengsarakan rakyat, saya datang ke tempat ini untuk mendaftarkan diri masuk dalam ketentaraan.”
Dan Liu Bei pun akhirnya menceritakan tujuannya juga dan bersama dengan Zhang Fei mereka menuju pertanian Zhang Fei untuk membicarakan rencana besar mereka.
Kata Zhang Fei, "Pohon persik di belakang rumahku sedang bermekaran dan bunganya indah sekali, besok kita akan mempersembahkan kurban untuk bersumpah sebagai saudara di hadapan langit dan bumi dan memohon pertolongan langit agar kita berhasil dalam tugas kita untuk menumpas pemberontak dan mendamaikan Negara.”
Liu Bei dan Guan Yu setuju dengan rencana tersebut.
Zhang Fei mempersiapkan segala kebutuhan untuk acara esok hari.
Keesokan harinya, mereka bertiga telah berkumpul di hadapan pohon persik tersebut. Mereka lalu bersujud kepada langit dan bumi seraya bersumpah :
"Kami bertiga, Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei, walaupun berbeda keluarga tapi memiliki satu hati dan bersumpah untuk saling mengangkat saudara dan membantu sesama sampai akhir. Kami bersumpah untuk saling membantu sesama dimasa susah dan menikmati kesenangan bersama dimasa-masa yang bahagia. Kami bersumpah untuk melayani negara dan rakyat. Kami tidak dilahirkan disaat yang sama, tetapi kami bersedia mati disaat yang sama. Semoga Langit, yang maha kuasa, bumi dan semua hal yang menghasilkan mendengar sumpah kami. Jika kami melupakan sumpah ini dan kebaikan serta kebenaran maka biarlah langit dan bumi menyiksa kami."
Mereka semua bangkit berdiri dan Guan Yu serta Zhang Fei membungkuk hormat pada Liu Bei, Liu Bei sebagai kakak tertua, Guan Yu no 2, dan Zhang Fei sebagai yang bungsu. Mereka menyembelih lembu dan mengadakan pesta syukuran bersama dengan penduduk desa. 300 orang datang dan bergabung dengan mereka dan bersedia bersama-sama dengan mereka untuk memperjuangkan negara demi terciptanya kedamaian kembali.
Perjalanan ketiganya baru akan dimulai, Langit mempertemukan mereka dan mempersatukan mereka dalam ikatan persaudaraan, ikatan yang akan selalu dikenang sepanjang jaman, dimana tidak ada satu apapun dapat memisahkan mereka, tidak juga kematian. Persaudaraan sepanjang jaman demi menciptakan kedamaian di singgasana naga.
Setelah bersumpah menjadi saudara dan berhasil merekrut pasukan pertamanya, keesokan harinya 3 saudara itu mulai mempersiapkan diri mereka semua untuk maju ke medan perang melawan para pemberontak.
Setelah senjata dikumpulkan dan dibagi-bagikan mereka sadar bahwa mereka tidak memiliki kuda seekorpun. Tetapi mereka digembirakan oleh kabar bahwa ada seorang pedagang kuda yang baru memasuki kota.
"Langit telah membantu kita.” seru Liu Bei.
Bersambung ....
nah itu dia gan cerita tentang persahabatan mereka. karena keterbatasan thread, jadi ini ane post yang part 1 dulu hehee
.
next part 2 secepatnya deh
jangan lupa jika suka dengan sejarah Three Kingdoms
siapa sih yang nggak kenal mereka, pasti yang suka banget dengan seri game Dynasty Warriors atau pun novel Sam Kok udah pada tau nih. nah disini ane akan bahas mereka bertiga nih, tapi bukan perang lho


Spoiler for "Sumpah Setia":

Di Kota Zhuo hiduplah seorang yang sangat bersemangat, dia bukanlah seorang pelajar kutu buku tetapi wawasannya sangat luas dan pikirannya terbuka untuk banyak hal. Bicaranya tidak banyak dan pembawaannya sangat tenang. Tubuhnya tinggi tegap, matanya besar dan kupingnya lebar, tangannya kuat dan bahunya lebar serta memiliki bibir berwarna kemerahan dan muka yang tidak pucat, matanya bersinar penuh dengan semangat yang ada di dalam dirinya.
Dia adalah keturunan dari pangeran Sheng dari ZhongShan yang ayahnya adalah Kaisar Jing (memerintah dari thn 157 SM-141 SM), kaisar ke- 4 dinasti Han. Dia bernama LIU BEI. Lama sebelumnya salah satu kakeknya pernah menjadi gubernur didaerah itu, tetapi kehilangan jabatannya akibat kesalahan yang dilakukannya pada suatu upacara kerajaan. Ayahnya adalah Liu Hong, seorang pelajar dan pejabat yang jujur tetapi seperti semua layaknya pejabat yang jujur waktu itu maka dia mati muda dan meninggalkan keluarganya hidup dalam kemiskinan dan Liu Bei terkenal karena sangat hormat kepada ibunya.
Pada saat itu keluarga Liu Bei sangat miskin dan Liu Bei mendapatkan uang dari hasil menjual sendal dan tikar jerami. Rumahnya berada di sebuah desa tidak jauh dari kota Zhuo. Di dekat rumahnya tumbuh sebuah pohon Mulberry yang kalau dilihat dari jauh tampak seperti kanopi yang menaungi kereta kuda kerajaan. Tidak ada yang istimewa dengan rumah itu sendiri, tetapi pernah suatu ketika lewat seorang peramal yang mengatakan bahwa "SUATU HARI SEORANG YANG HEBAT AKAN MUNCUL DARI RUMAH TERSEBUT".
Ketika kecil Liu Bei sering sekali bermain dengan teman-teman sebayanya dipohon itu. Dan dia suka memanjat pohon itu seraya berteriak,“AKU LIU BEI, ADALAH PUTRA LANGIT DAN INI ADALAH KERETA KUDAKU.” Pamannya Liu Yuan Qi melihat bahwa Liu Bei tidaklah seperti anak-anak pada umumnya dan merasa bahwa kehadirannya di keluarga Liu ini adalah sebuah pertanda.
Ketika Liu Bei berumur 15 tahun, ibunya menasihati Liu agar merantau untuk menimba ilmu. Untuk beberapa saat Liu Bei mengabdi pada Zheng Xuan dan Lu Zhi sebagai seorang murid. Iapun berteman dekat dengan Gongsun Zan.
Liu Bei berumur 28 tahun ketika pemberontakan Jubah Kuning terjadi. Ketika Liu melihat pengumuman mengenai perekrutan pasukan, ia terlihat galau dan menghela napas dalam-dalam.
Tiba-tiba dari belakangnya terdengar suara seseorang yang menegurnya, "Tuan, mengapa anda menarik napas dalam-dalam padahal anda tidak membantu negara?"
Sontak saja Liu Bei menoleh ke belakang melihat orang dengan badan yang tinggi besar, dengan wajah yang bulat seperti kepala macan tutul, mata yang besar, dagu yang lebar dan suara yang besar. Seketika itu Liu Bei sadar bahwa dia tidak berbicara dengan orang biasa-biasa saja dan dia menanyakan siapa namanya.
"Zhang Fei adalah namaku," jawab orang itu. "Sayatinggal dekat sini dan mempunyai pertanian, dan saya juga menjual arak dan daging. Aku juga suka berteman dengan orang-orang dan helaan nafasmu membuat aku tertarik untuk berbicara padamu.”
Liu Bei membalas, "Aku masih keturunan bangsawan, namaku adalah Liu Bei dan harapanku adalah bisa memadamkan pemberontakan jubah kuning tersebut tetapi aku tidak dapat melakukan apa-apa."
Zhang Fei menjawab, "Aku juga bermaksud sama, bagaimana kalau kau dan aku bersama membangun pasukan dan melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk masalah ini ?"
Ini adalah kabar gembira buat Liu Bei dan mereka berdua akhirnya pergi ke sebuah penginapan untuk berbincang-bincang. Ketika mereka sedang minum, tiba-tiba muncul di hadapan mereka seorang berbadan besar, tinggi dan mendorong gerobak besar tiba-tiba masuk ke dalam penginapan tersebut dan memanggil pelayan seraya berkata, "Pelayan bawakan saya arak, dan cepatlah aku akan pergi ke balai kota untuk mendaftarkan diri menjadi tentara.”
Liu Bei memperhatikan si pendatang itu, dan memperhatikan bahwa badannya sangat besar dan berjanggut panjang dan berwajah merah seperti apel. Bermata seperti Phoenix dan beralis seperti segulung sutera. Keseluruhan penampilannya memberikan aura bahwa dia adalah orang yang kuat dan memiliki kebanggaan diri yang tinggi. Lalu Liu Bei mendekatinya dan menanyakan namanya.
"Saya adalah Guan Yu", jawab orang itu. "Saya berasal dari seberang sungai, tapi telah lima tahun ini saya menjadi buron karena saya membunuh seorang pejabat kaya dan berkuasa tapi menyengsarakan rakyat, saya datang ke tempat ini untuk mendaftarkan diri masuk dalam ketentaraan.”
Dan Liu Bei pun akhirnya menceritakan tujuannya juga dan bersama dengan Zhang Fei mereka menuju pertanian Zhang Fei untuk membicarakan rencana besar mereka.
Kata Zhang Fei, "Pohon persik di belakang rumahku sedang bermekaran dan bunganya indah sekali, besok kita akan mempersembahkan kurban untuk bersumpah sebagai saudara di hadapan langit dan bumi dan memohon pertolongan langit agar kita berhasil dalam tugas kita untuk menumpas pemberontak dan mendamaikan Negara.”
Liu Bei dan Guan Yu setuju dengan rencana tersebut.
Zhang Fei mempersiapkan segala kebutuhan untuk acara esok hari.
Keesokan harinya, mereka bertiga telah berkumpul di hadapan pohon persik tersebut. Mereka lalu bersujud kepada langit dan bumi seraya bersumpah :
"Kami bertiga, Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei, walaupun berbeda keluarga tapi memiliki satu hati dan bersumpah untuk saling mengangkat saudara dan membantu sesama sampai akhir. Kami bersumpah untuk saling membantu sesama dimasa susah dan menikmati kesenangan bersama dimasa-masa yang bahagia. Kami bersumpah untuk melayani negara dan rakyat. Kami tidak dilahirkan disaat yang sama, tetapi kami bersedia mati disaat yang sama. Semoga Langit, yang maha kuasa, bumi dan semua hal yang menghasilkan mendengar sumpah kami. Jika kami melupakan sumpah ini dan kebaikan serta kebenaran maka biarlah langit dan bumi menyiksa kami."
Mereka semua bangkit berdiri dan Guan Yu serta Zhang Fei membungkuk hormat pada Liu Bei, Liu Bei sebagai kakak tertua, Guan Yu no 2, dan Zhang Fei sebagai yang bungsu. Mereka menyembelih lembu dan mengadakan pesta syukuran bersama dengan penduduk desa. 300 orang datang dan bergabung dengan mereka dan bersedia bersama-sama dengan mereka untuk memperjuangkan negara demi terciptanya kedamaian kembali.
Perjalanan ketiganya baru akan dimulai, Langit mempertemukan mereka dan mempersatukan mereka dalam ikatan persaudaraan, ikatan yang akan selalu dikenang sepanjang jaman, dimana tidak ada satu apapun dapat memisahkan mereka, tidak juga kematian. Persaudaraan sepanjang jaman demi menciptakan kedamaian di singgasana naga.
Setelah bersumpah menjadi saudara dan berhasil merekrut pasukan pertamanya, keesokan harinya 3 saudara itu mulai mempersiapkan diri mereka semua untuk maju ke medan perang melawan para pemberontak.
Setelah senjata dikumpulkan dan dibagi-bagikan mereka sadar bahwa mereka tidak memiliki kuda seekorpun. Tetapi mereka digembirakan oleh kabar bahwa ada seorang pedagang kuda yang baru memasuki kota.
"Langit telah membantu kita.” seru Liu Bei.
Spoiler for "Melawan Pemberontak Serban Kuning":
3 saudara tersebut menyambut sang pedagang kuda tadi. Mereka adalah Zhang Shiping dan Su Shuang dari Zhongshan. Mereka pergi ke daerah utara setiap tahunnya untuk membeli kuda. Mereka sekarang sedang dalam perjalanan pulang karena adanya pemberontakan dimana-mana. 3 saudara itu mengundang mereka pergi ke tanah pertanian Zhang Fei dan menjamu mereka dengan arak. Liu Bei lalu menceritakan rencana mereka untuk berjuang mengembalikan kedamaian bagi rakyat. Kedua pedagang itu sangat bersimpati dan akhirnya memberikan 50 kuda, 500 ons emas dan perak, 1500 pon besi baja untuk dibuat senjata.
3 saudara itu sangat berterima kasih dan kemudian saudagar kaya itu meninggalkan mereka. Kemudian Liu Bei mencari seorang pandai besi untuk membuat senjata, Liu Bei membuat pedang kembar yang disebut "SHUANG JIAN", Guan Yu membuat sebuah tombak besar dengan ujung yang melengkung dan berukiran naga hijau disisinya dengan berat 100 pon yang disebut "QING LONG YAN YUE TAO" dan Zhang Fei membuat sebuah tombak dengan ujung seperti lekukan ular dan panjang 10 kaki disebut "SHE MAO".
Dan mereka pun juga dilengkapi dengan baju besi dan helm.
Ketika senjata sudah siap, pasukan yang kini berjumlah 500 orang bergerak menuju tempat Komandan Zhou Jing yang membawa mereka kepada gubernur Liu Yan. Ketika prosesi upacara selesai, Liu Bei memperkenalkan diri pada Liu Yan dan Liu Yan memperlakukan Liu Bei dengan hormat karena didasarkan pada silsilah Liu Bei.
Tidak lama sebelumnya diberitakan bahwa pasukan pemberontak jubah kuning dibawah pimpinan Cheng Yuan Zi telah menyerang daerah sekitarnya dengan pasukan berkekuatan 15.000 orang. Liu Yan dan Zhou Jing memerintahkan Liu Bei dan saudaranya untuk menghadapi pasukan pemberontak. Liu Bei dengan senang hati menerima perintah itu dan langsung mempersiapkan pasukannya untuk pergi menuju bukit Da Xing. Disana mereka bertemu dengan pasukan pemberontak jubah kuning.
Liu Bei langsung menerjang maju, diikuti dengan Guan Yu di kirinya dan Zhang Fei di kanannya.
Sambil melaju mendekati pasukan musuh Liu Bei berteriak "Hai, pemberontak, mengapa kau tidak turun dari kudamu dan menyerahlah !!!"
Pimpinan pasukan pemeberontak Cheng Yuan Zi mendengar ejekan Liu Bei langsung mengirimkan salah satu jendralnya Deng Mao untuk bertarung. Ketika Deng Mao maju mendekati Liu Bei, Zhang Fei langsung memacu kudanya berada di depan Liu Bei, hanya dengan sekali tusukan tombak, Zhang Fei langsung merobohkan Deng Mao. Cheng Yuan Zi yang melihat hal ini langsung mengambil senjatanya dan memacu kudanya mendekati Zhang Fei. Kali Ini Guan Yu yang menghadang, Guan Yu langsung menebaskan goloknya dan seketika itu juga tubuh Cheng Yuan Zi terbelah menjadi dua.
Karena pemimpinnya telah tewas maka pasukan pemberontak langsung lari kocar-kacir dan meninggalkan persenjataan mereka. Tentara pemerintah langsung mengejar mereka, banyak yang berhasil ditangkap dan akhirnya perang hari itu dimenangkan oleh pasukan kerajaan.
Ketika mereka semua kembali, Liu Yan langsung menyambut mereka dan membagikan hadiah. Tapi keesokan harinya datang surat dari gubernur Gong Jing dari wilayah Jingzhou yang menginformasikan kota mereka sedang dikepung oleh tentara pemberontak dan kota sudah hampir jatuh. Mereka membutuhkan bantuan segera.
Liu Bei begitu mendengar kabar ini langsung memutuskan untuk berangkat membantu.
Liu Bei langsung berangkat keesokan paginya dengan tentaranya dan dibantu dengan lima ribu tentara kerajaan di bawah pimpinan jendral Zhou Jing. Tentara pemberontak yang melihat bala bantuan pasukan kerajaan datang langsung membagi pasukannya, setengah menghadapi pasukan Liu Bei dan Zhou Jing. Pasukan Liu Bei tidak dapat menembus pertahanan pasukan pemberontak akhirnya memutuskan mundur sejauh 10 Km. Liu Bei lalu berkata,"Kita sedikit dan mereka terlalu banyak, mereka hanya dapat kita kalahkan dengan strategi yang jitu."
Akhirnya direncanakanlah serangan mendadak. Di jalan menuju kota, Liu Bei memerintahkan Guan Yu untuk bersembunyi di sebelah kanan dan Zhang Fei di sebelah kiri, sedangkan Liu Bei memimpin pasukan utama. Ketika persiapan telah selesai, Liu Bei maju mendekati pasukan pemberontak dan ketika pasukan pemberontak juga bergerak maju seketika itu juga Liu Bei membunyikan gong tanda mundur. Pasukan pemberontak yang mengira pasukan Liu Bei takut lalu langsung mengejar pasukan Liu Bei hingga masuk ke dalam jalan setapak. Gong lalu dibunyikan tanda pasukan Guan Yu dan Zhang Fei menyerang sekarang. Lalu pasukan pemberontak terjebak dari 3 sisi dan mereka mengalami kerugian jiwa yang banyak. Mendengar kabar bahwa rekan-rekan mereka diserang secara tiba-tiba, pasukan pemberontak yang lain datang membantu dan mengakibatkan pengepungan terhadap kota jadi melemah, melihat hal ini gubernur Gong Jing langsung memimpin pasukan yang tersisa berjumlah 3000 orang langsung menyerbu keluar benteng. Tentara pemberontak yang kebingungan akhirnya dapat dihancurkan dan mereka banyak yang terbunuh.
Setelah perayaan kemenangan, Komandan Zhou Jing memohon diri untuk kembali ke Yizhou. Tapi Liu Bei berkata, "Kami dengar komandan Lu Zhi sedang berjuang melawan kelompok pemberontak yang dipimpin Zhang Yue di Guangzhong. Lu Zhi adalah guruku dan aku ingin membantunya."
Akhirnya Zhou Jing dan Liu Bei berpisah, dan 3 bersaudara itu akhirnya pergi ke Guangzhong dengan tentara mereka. Mereka akhirnya berhasil tibadi perkemahan tentara Lu Zhi dan mereka diterima dengan baik.
Pada saat itu bala tentara Zhang Yue berjumlah 150.000 orang sedangkan tentara Lu Zhi berjumlah 15.000 orang. Setiap hari terjadi pertempuran kecil tetapi tidak ada yang dapat mengalahkan satu sama lain.
Lu Zhi berkata pada Liu Bei, "Aku dapat mengepung pemberontak itu disini, tetapi Zhang Ba dan Zhang Lian menekan Huangfu Song dan Zhu Jun di Yichuan. Aku akan memberimu 1000 tentara untuk melihat keadaan mereka dan setelah itu baru kita pikirkan rencana penyerangan kita."
Akhirnya Liu Bei berangkat secepatnya menuju Yichuan. Pada saat ini tentara kerajaan berhasil memukul mundur pemberontak hingga ke Changse dan mereka berkemah di lapangan rumput.
Melihat hal ini Huangfu Song berkata kepada Zhu Jun, " Tentara pemberontak berkemah di rerumputan, kita dapat menyerang mereka dengan api."
Akhirnya tentara kerajaan diperintahkan untuk mengambil rumput kering, dan rumput-rumput itu dikumpulkan lalu disirami minyak. Rumput-rumput itu diletakkan di sekeliling daerah perkemahan tentara pemberontak. Ketika malam tiba, angin tiba-tiba berhembus menuju arah kamp pemberontak. Ketika melihat hal ini, maka Huangfu Song dan Zhu Jun langsung memerintahkan penyerangan, seketika itu api berkobar menutupi perkemahan tentara pemberontak. Tentara pemberontak kebingungan dan kebanyakan mati mengenaskan karena terbakar. Tidak ada waktu lagi untuk memakai baju zirah dan menaiki kuda, mereka semua berpencaran ke segala arah.
3 saudara itu sangat berterima kasih dan kemudian saudagar kaya itu meninggalkan mereka. Kemudian Liu Bei mencari seorang pandai besi untuk membuat senjata, Liu Bei membuat pedang kembar yang disebut "SHUANG JIAN", Guan Yu membuat sebuah tombak besar dengan ujung yang melengkung dan berukiran naga hijau disisinya dengan berat 100 pon yang disebut "QING LONG YAN YUE TAO" dan Zhang Fei membuat sebuah tombak dengan ujung seperti lekukan ular dan panjang 10 kaki disebut "SHE MAO".
Dan mereka pun juga dilengkapi dengan baju besi dan helm.
Ketika senjata sudah siap, pasukan yang kini berjumlah 500 orang bergerak menuju tempat Komandan Zhou Jing yang membawa mereka kepada gubernur Liu Yan. Ketika prosesi upacara selesai, Liu Bei memperkenalkan diri pada Liu Yan dan Liu Yan memperlakukan Liu Bei dengan hormat karena didasarkan pada silsilah Liu Bei.
Tidak lama sebelumnya diberitakan bahwa pasukan pemberontak jubah kuning dibawah pimpinan Cheng Yuan Zi telah menyerang daerah sekitarnya dengan pasukan berkekuatan 15.000 orang. Liu Yan dan Zhou Jing memerintahkan Liu Bei dan saudaranya untuk menghadapi pasukan pemberontak. Liu Bei dengan senang hati menerima perintah itu dan langsung mempersiapkan pasukannya untuk pergi menuju bukit Da Xing. Disana mereka bertemu dengan pasukan pemberontak jubah kuning.
Liu Bei langsung menerjang maju, diikuti dengan Guan Yu di kirinya dan Zhang Fei di kanannya.
Sambil melaju mendekati pasukan musuh Liu Bei berteriak "Hai, pemberontak, mengapa kau tidak turun dari kudamu dan menyerahlah !!!"
Pimpinan pasukan pemeberontak Cheng Yuan Zi mendengar ejekan Liu Bei langsung mengirimkan salah satu jendralnya Deng Mao untuk bertarung. Ketika Deng Mao maju mendekati Liu Bei, Zhang Fei langsung memacu kudanya berada di depan Liu Bei, hanya dengan sekali tusukan tombak, Zhang Fei langsung merobohkan Deng Mao. Cheng Yuan Zi yang melihat hal ini langsung mengambil senjatanya dan memacu kudanya mendekati Zhang Fei. Kali Ini Guan Yu yang menghadang, Guan Yu langsung menebaskan goloknya dan seketika itu juga tubuh Cheng Yuan Zi terbelah menjadi dua.
Karena pemimpinnya telah tewas maka pasukan pemberontak langsung lari kocar-kacir dan meninggalkan persenjataan mereka. Tentara pemerintah langsung mengejar mereka, banyak yang berhasil ditangkap dan akhirnya perang hari itu dimenangkan oleh pasukan kerajaan.
Ketika mereka semua kembali, Liu Yan langsung menyambut mereka dan membagikan hadiah. Tapi keesokan harinya datang surat dari gubernur Gong Jing dari wilayah Jingzhou yang menginformasikan kota mereka sedang dikepung oleh tentara pemberontak dan kota sudah hampir jatuh. Mereka membutuhkan bantuan segera.
Liu Bei begitu mendengar kabar ini langsung memutuskan untuk berangkat membantu.
Liu Bei langsung berangkat keesokan paginya dengan tentaranya dan dibantu dengan lima ribu tentara kerajaan di bawah pimpinan jendral Zhou Jing. Tentara pemberontak yang melihat bala bantuan pasukan kerajaan datang langsung membagi pasukannya, setengah menghadapi pasukan Liu Bei dan Zhou Jing. Pasukan Liu Bei tidak dapat menembus pertahanan pasukan pemberontak akhirnya memutuskan mundur sejauh 10 Km. Liu Bei lalu berkata,"Kita sedikit dan mereka terlalu banyak, mereka hanya dapat kita kalahkan dengan strategi yang jitu."
Akhirnya direncanakanlah serangan mendadak. Di jalan menuju kota, Liu Bei memerintahkan Guan Yu untuk bersembunyi di sebelah kanan dan Zhang Fei di sebelah kiri, sedangkan Liu Bei memimpin pasukan utama. Ketika persiapan telah selesai, Liu Bei maju mendekati pasukan pemberontak dan ketika pasukan pemberontak juga bergerak maju seketika itu juga Liu Bei membunyikan gong tanda mundur. Pasukan pemberontak yang mengira pasukan Liu Bei takut lalu langsung mengejar pasukan Liu Bei hingga masuk ke dalam jalan setapak. Gong lalu dibunyikan tanda pasukan Guan Yu dan Zhang Fei menyerang sekarang. Lalu pasukan pemberontak terjebak dari 3 sisi dan mereka mengalami kerugian jiwa yang banyak. Mendengar kabar bahwa rekan-rekan mereka diserang secara tiba-tiba, pasukan pemberontak yang lain datang membantu dan mengakibatkan pengepungan terhadap kota jadi melemah, melihat hal ini gubernur Gong Jing langsung memimpin pasukan yang tersisa berjumlah 3000 orang langsung menyerbu keluar benteng. Tentara pemberontak yang kebingungan akhirnya dapat dihancurkan dan mereka banyak yang terbunuh.
Setelah perayaan kemenangan, Komandan Zhou Jing memohon diri untuk kembali ke Yizhou. Tapi Liu Bei berkata, "Kami dengar komandan Lu Zhi sedang berjuang melawan kelompok pemberontak yang dipimpin Zhang Yue di Guangzhong. Lu Zhi adalah guruku dan aku ingin membantunya."
Akhirnya Zhou Jing dan Liu Bei berpisah, dan 3 bersaudara itu akhirnya pergi ke Guangzhong dengan tentara mereka. Mereka akhirnya berhasil tibadi perkemahan tentara Lu Zhi dan mereka diterima dengan baik.
Pada saat itu bala tentara Zhang Yue berjumlah 150.000 orang sedangkan tentara Lu Zhi berjumlah 15.000 orang. Setiap hari terjadi pertempuran kecil tetapi tidak ada yang dapat mengalahkan satu sama lain.
Lu Zhi berkata pada Liu Bei, "Aku dapat mengepung pemberontak itu disini, tetapi Zhang Ba dan Zhang Lian menekan Huangfu Song dan Zhu Jun di Yichuan. Aku akan memberimu 1000 tentara untuk melihat keadaan mereka dan setelah itu baru kita pikirkan rencana penyerangan kita."
Akhirnya Liu Bei berangkat secepatnya menuju Yichuan. Pada saat ini tentara kerajaan berhasil memukul mundur pemberontak hingga ke Changse dan mereka berkemah di lapangan rumput.
Melihat hal ini Huangfu Song berkata kepada Zhu Jun, " Tentara pemberontak berkemah di rerumputan, kita dapat menyerang mereka dengan api."
Akhirnya tentara kerajaan diperintahkan untuk mengambil rumput kering, dan rumput-rumput itu dikumpulkan lalu disirami minyak. Rumput-rumput itu diletakkan di sekeliling daerah perkemahan tentara pemberontak. Ketika malam tiba, angin tiba-tiba berhembus menuju arah kamp pemberontak. Ketika melihat hal ini, maka Huangfu Song dan Zhu Jun langsung memerintahkan penyerangan, seketika itu api berkobar menutupi perkemahan tentara pemberontak. Tentara pemberontak kebingungan dan kebanyakan mati mengenaskan karena terbakar. Tidak ada waktu lagi untuk memakai baju zirah dan menaiki kuda, mereka semua berpencaran ke segala arah.
Bersambung ....

nah itu dia gan cerita tentang persahabatan mereka. karena keterbatasan thread, jadi ini ane post yang part 1 dulu hehee


next part 2 secepatnya deh

jangan lupa jika suka dengan sejarah Three Kingdoms

MAU TAU CERITA MENARIK LAINNYA TENTANG THREE KINGDOMS? NIH KUNJUNGI THREAD DIBAWAH !! 



Spoiler for "Three Kingdoms":
Zhuge Liang Sang Ahli Siasat, Penipu Lawan !! #HT 1
Pemberontakan Tyrany Terbesar 3 Kerajaan
Kupas Sejarah Three Kingdoms
Pemberontakan Tyrany Terbesar 3 Kerajaan
Kupas Sejarah Three Kingdoms
Diubah oleh dimaseza12 18-02-2018 21:17
0
4.6K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan