Halo gan. Temen-temen yang tercinta ini boleh manggil aku lembu, atau mungkin om lembu aja karena om lembu udah agak tua dari pada temen-temen.

Well bingung gue mulainya dari mana?

Oh iya ini btw sad story. Gue saranin yang suka mewek-mewek jgn diterusin baca ini, karena akan membuat kalian mewek-mewek. Gue jamin itu.

Aku mulai dari masa kecil gue aja yah. Okey, briefly my childhood was fucking suck. Masa kecil om lembu kayak bau kaos kaki agan yang ga dicuci 2 bulan, absolutly fuck up, kacau. Jujur aku merasa sangat tidak bahagia pas waktu kecil.

Why? This is my story.

Gue termasuk orang yang terbully gan. Pernah suatu hari aku di olok-olok in karena sepedah aku ngejatuhi sepeda orang lain (It's not my fault at all, right ?). Mereka nyalahin sepedahku karena sepedah orang yang aku jatuhin adalah sepedah baru.

Mereka ngebully aku abis-abisan, berhari-hari, siang dan malam karena hal sepele tersebut. Fucking asshole emang. Dan parahnya aku ga ngelawan, aku terima itu semua, aku telan itu semua tanpa melawan. Aku akui memang aku seorang pengecut kawan. Yang mana membuat aku semakin intens terbully. Hingga pada akhirnya aku merasa biasa dibully. Yes this is my life, to bullied by another kids.

Pernah suatu hari, Aku diajak main enthik. Aku menolak, namun mereka memaksa. Aku mengira itu adalah awal yang bagus, mungkin mereka akan berhenti membully aku dan menganggap aku sebagi teman seutuhnya. Dan akhirnya aku pun mau. Kita main enthik (Apa itu enthik? Google aja!) dengan janjian yang kalah harus ditempe(bukan gorengan, apa lagi lauk, tapi itu punishment). Pada permainan tersebut aku kena tempe undur . Dan singkatnya aku yang kena tempe, karena aku kalah, namun tidak membuatku sedih karena mereka adalah teman, right? Namun yang terjadi adalah pada saat aku mau mengejar yang mau nempe aku, aku dihalang-halangi oleh temenku dan otomatis membuathukumanku sangat panjang, hampir 2 km. Jadi kalau ditempe undur aku harus mendapatkan orang yang menempe aku, kemudian hukumannya adalah aku harus berjalan dengan satu kaki dari awal jarak menempe hingga aku mendapatkan orang tersebut.
Engklek sepanjang 2 kilometer, can u beleive it? They did it to me, Fuck, Dan aku benar-benar melakukannya, aku menangis di tengah menjalani hukumanku. Banyak orang yang melihat aku, dan mereka tertawa aku menderita.



Sejak saat itu aku tidak mau lagi untuk bermain bersama mereka, aku menghabiskan waktuku untuk menyendiri dan membaca buku. Yea membaca buku membuatku hidup kawan, i feel more life even i am in front of the Death. Specially Buku Fantasi seperti
Harry Potter, Wiro Sableng dan lain-lain. But the best is Harry Potter. Yes, cara aku menghibur diri adalah pergi dari reality menuju fantasy. I am fucking live in fantasy, It's make me strong, life, and free.

Jadi singkatnya semenjak peristiwa itu aku menghabiskan masa kecilku tidak seperti yang lain, main bola, main petak umpet, apa lagi main enthik ( I HATE IT). Sebenarnya masih banyak peristiwa-peristiwa pembulian yang dilakukan mereka terhadap aku, seperti memfitnah aku mencuri sandal dari masjid (padahal aku tahu mereka yang mencurinya), menamai aku "lembu" (karena inilah aku menamai namaku lembu, udah merasuk ke dalam darah daging dan sum-sum tulang belakang) , mengolok-olok orang tuaku, katanya orang tuaku gilalah, stress lah dan masih banyak lagi. Fuck them!

Tibalah waktu SMP. Aku meminta orang tuaku aku ke kota saja, karena aku ga tahan bareng sama temenku se-SD. Bisa dibully lagi aku. Jadi tibalah aku di SMP kota.Ah ternyata Ga berhenti di SD, di SMP aku juga terbully. What's wrong with my life? Fuck!

Cuma aku sedikit terhibur karena aku memiliki seorang pacar. Cukup panggil aja Ninda (bukan nama sebenarnya, misal ada yang sama, om Lembu minta maaf).Ninda orangnya cantik, baik dan perhatian (dan jujur aja walaupun dia memakai pakaian tertutup, bodynya sangat memikat kaum lelaki, absolutly sexy). Wajahnya cantik manis pokoknya the best lah. Mungkin kalau sekarang kayak siapa yah? Ah pokoknya cantik bangetlah, gue juga heran kenapa dia mau ama lelaki lemah kayak gue.

Pokoknya kita sering menghabiskan waktu bersama,gue sering ke rumahnya, bahkan saking seringnya gue ke rumahnya orang tuanya sudah kenal baik dengan gue. Oh iya she loves fantasy too, and Harry Potter. We talk to much about that, tentang Snape lah, tentang Grangerlah, hingga detail-detailnya. Dia bahkan sering membela aku yang dibully ama anak-anak SMP. Dia cewek yang berani. I loves her completely.

But still, ketika ga ada Ninda aku menjadi orang yang terbully. Dari sekian orang membully aku, ada orang paling intens, namanya Ricky (bukan nama sebenarnya kalau semisal ada nama yang sama gue minta maaf). Ricky orangnya gerang, rambutnya gondrong dan brewokan. Kalau ngomong nafasnya bau, kayaknya dia ga pernah sikatan. Di lenganya ada sebuah tatto yang kalau ga salah tulisannya adalah "The NerO" ga tau artinya apa. Melihat postur tubuhnya yang garang, dia seharusnya sudah tidak lagi berada di smp, but i don't now, he still be there and with fucking me. Serem banget pokoknya kalau misal dibully ama dia.

Hingga datanglah peristiwa itu?

Sehabis sekolah usai, aku secara paksa ditarik di belakang sekolah. Di sana kira-kira ada 10 orang. Jujur gue ketakutan pada waktu itu, gue hampir nangis cuma gue tahan. Gue dikepung dipojokin di tembok. Njir kalau mengingat peristiwa itu, rasanya ga bisa makan gue saking ketakutannya.



"Ini loh orangnya" Kata seseorang di belakang

"Oh lo ya pacarnya Ninda?" Kata seorang sebelah kiri.

"Ga bang" gue ga mau bawa-bawa Ninda di masalah gue, makanya gue berbohong.

Dan, Baaam! Satu pukulan melayang ke kepala gue. Ricky memukul gue dengan tangan kirinya. Walaupun dengan tangan kiri pukulan itu mampu membuat gue jatuh tersungkur.Fuck, baru kali ini gue dipukul pas dibully. Pikiran gue kalut, gue ga bisa berpikir jernih. Gue menangis. Badan gue yang tersungkur diangkat lagi, dan kembali ke posisi semula, gue kembali dikepung dan ditatapin ke tembok.

Tangan Ricky menjambak baju gue dan mengangkatnya, dan dengan keras dia berkata,

"Woe, NGAKU GA lo. Lo yang sering ama Ninda itu kan! Anjing Lo yaa!"

"Ga bang" Jawab gue

Dan sekali lagi, 1 pukulan menghantam wajah gue tepat di hidung gue.

"Krek, cuur" Hidung gue patah dan mengalir darah. Gue ketakutan, gue ngompol pada saat itu dan gue menangis seketika.

"Woe GA USAH NANGIS Lo, Kenapa lo nangis? Lo ga bakal disakitin kalau lo jujur" Kata riki sambil senyum. Serem, Sereem banget.

"Lo kenal ama ninda kan?" Tanyanya sekali lagi.

"Iya bang" Gue nyerah.

"Nah gitu dong, jujur" Dia ga lagi seserem yang tadi. Jujur gue seperti mendapatkan pertolongan dari Tuhan pada saat itu.

"Lo pacarnya yaa?" Tanya dia. "Fuck dari mana dia tahu? Anjing-anjing" Umpat gue di dalam hati.

"Woe jgn diem aja mem*k!" Bentak dia, mebuat gue kaget.

"I... iyaa bang." Jawab gue singkat.

"Hhehehehe, bagus bagus" Tawa ricky mengekeh dan dengan cepat dia memukul perutku, tepat di ulu ati.

"uhuk ... ueeek" Gue rasanya pengen muntah. Gue tertunduk. Gue ga bisa berpikir, kenapa dia mukul gue lagi, salah apa gue.

"Woe berdiri lo" Katanya

"Iya bang". Dengan bersusah payah gue berdiri menahan rasa sakit perut ini.

Kemudian kepalanya mendekat ama kepala gue, dia berbisik,
"Denger yaa, besok sehabis pulang sekolah bawa pacar lo ke sini, kalau tidak gue bikin lo mati! GUE BIKIN MATI LO! Ngerti ga lo?".

Bulu kuduk gue saat itu merinding. Gue ga tau harus mikir apa.
Kemudian dia tertawa mengekeh ama gue "hehehehe, gimana gapapa kan? Masak gitu aja sakit?".
Dan habis itu Ricky pun pergi, Dan mereka pun pergi mengikuti Ricky seperti lebah mengikuti ratunya. Aku sendiri ditempat itu, dengan keadaan sakit.

Malamnya aku ga bisa tidur gan.Gue menangis. Aku sedih. Why this is happen to me ? :'(.

Tibalah besoknya...

"Kok kusam banget wajahmu, kenapa?" Tanya Ninda perhatian sekali.

"Ga papa kok" Jawab aku bohong.

"Udah jangan bohong, gapapa lagi ama aku, jujur aja. Anak-anak itu lagi yaa?"

"Ga kok, oh ini aku ada essay tentang Severus Snape." Sambil menyodorkan essay aku kepada Ninda. Btw aku memang hobby banget menulis review tentang tokoh fiksi pada suatu novel. Dan aku sering mengasihkannya ke Ninda untuk dinilai, ya paling ngga dikasih pendapat.

"Oh nice, Thanks my baby" Katanya menyenangkan sekali.

Namun tetap saja, dihatiku deg-degan tentang peristiwa kemarin. kata "GUE BIKIN LO MATI"nya Ricky masih terngiang-ngiang di telinga gue, seperti kuntilanak yang membuat gue merinding.
Dan akhirnya gue beranikan niat gue kepada Ninda.

"Nind, abis sekolah ke belakang sebentar yuk?" Ajak gue kepada Ninda.

"Ngapain? Kamu kan tau aku ada les piano?" Tolaknya

"Bentar aja kok, aku ada surprise untukmu" Jediar hatiku berdebar-debar sehabis bilang "aku ada surprise untukmu". Nadiku seperti terhenti, tidak bisa membayangkan apa yang bakal terjadi nanti. Ingin rasanya membatalkan ajakanku tadi.

Dan akhirnya mental positifku yang menang, i cancel it!
"Nind ... ga jad.."

"Iyaa-iyaa, buat kamu apa sih yang enggak?" Jawabnya sambil bersiap masuk ke kelas.

"Ke kelas dulu ya, baby. Terima kasih essaynya. I will read it carefully okeey ".

Gue terdiam, gue takut. Tolongin gue gan.

*Bersambung

Oke, sekian yaah gan, terima kasih. Dan semoga thread ini bermanfaat walaupun sebenarnya enggak bgt