- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
WAJIB TAU - Suka Cium Aroma Hujan? Bisa Nyebarin Penyakit Lho... Masak?


TS
pelemparbata
WAJIB TAU - Suka Cium Aroma Hujan? Bisa Nyebarin Penyakit Lho... Masak?
OM SWASTYASTU
SALAM SEJAHTERA

SELAMAT DATANG DI THREAD ANE GAN-SIS
Ane bener-bener suka sama science, jadi ane akan bagi-bagi info tentang berbagai penelitian dan pengetahuan terbaru tentang sciene. Selamat menikmati thread ini semoga bermanfaat dan jangan lupa Rate, Komen ama Cendolnya ya gan-sis
Matur Suksma
SALAM SEJAHTERA





SELAMAT DATANG DI THREAD ANE GAN-SIS
Ane bener-bener suka sama science, jadi ane akan bagi-bagi info tentang berbagai penelitian dan pengetahuan terbaru tentang sciene. Selamat menikmati thread ini semoga bermanfaat dan jangan lupa Rate, Komen ama Cendolnya ya gan-sis



Matur Suksma
Quote:

Quote:
Saat kamu keluar setelah hujan lebat dan menghela nafas panjang kemudian mencium aroma segar, aroma tanah, yang sebenarnya kamu cium sebagian besar adalah suatu senyawa kimia yang disebut GEOSMIN.
Merupakan produk samping dari bakteri dan jamur. Dan sesuatu terkait hujan itu yang melontarkan zat kimia tsb ke atas - dan kadang organisme itu sendiri - ke udara, suatu proses yang tidak hanya membantu melepaskan bau tanah itu tapi kemungkinan, dalam kondisi yang sangat langka, menyebarkan penyakit.
Entah bagaimana hujan melontarkan benda hidup mungil dari tanah.
Angin dapat mengangkat bakteri dari tanah ke atas dan membawanya ke langit, terkadang berkumpul dalam awan seribu kaki diatas kita. Semprotan laut juga dapat mengirim bakteri terbang. Yang menjadi misteri, bagaimana caranya hujan melakukan itu?.
Sekarang, insinyur mekanik yang menulis dalam jurnal Nature Communications mengatakan mereka sekarang tahu bagaimana hal ini terjadi. Ini berkaitan dengan gelembung mungil.
Menggunakan kamera berkecepatan tinggi dan pewarna berpendar, para peneliti merekam tetesan air sebagaimana mereka jatuh pada jenis tanah berbeda yang telah dimasukan bakteri. Mereka menyaksikan sebagaimana tetesan tsb dengan hati-hati melontarkan mikroba ke udara.
Disaat rintik hujan mengenai tanah pada kecepatan yang tepat, mereka memerangkap gelembung udara dibawahnya, masing-masing tidak lebih lebar dari rambut manusia.
Cullen Buie, seorang insinyur mekanik di Massachusetts Institute of Technology dan salah satu penulis dalam makalah itu mengatakan, "ini sangat mirip dengan yang terjadi saat kamu menuangkan champagne ke gelas atau minuman berkarbonasi dan kamu lihat bagian atas yang meruap". Dalam kasus itu, gelembung yang meruap penuh dengan karbon dioksida; tapi dalam penelitian, mereka penuh udara.
Dalam beberapa milidetik, Buie dan koleganya menemukan, satu rintik hujan dapat menciptakan seratus droplet mungil yang meluncur ke udara, masing-masing membawa beberapa ribu bakteri hidup.
Seperti tanah baru saja bersin.
Mikroba yang terlontar dapat bertahan hidup didalam droplet air setidaknya satu jam.
"Langkah berikutnya adalah mempelajari sejauh mana mereka dapat pergi," kata Cullen, yang memprediksi bahwa bakteri dapat pergi sampai bermil-mil, jika anginnya bagus dan mereka tidak ditarik jatuh oleh rintik hujan yang lain.
Tiga jenis bakteri tanah yang terlibat dalam penelitian ini - Corynebacterium glutamicum, Pseudomonas syringae, Bacillus subtilis- tidak berbahaya. Tapi patogen (penyebab penyakit) juga dapat terbawa dari droplet air.
Cullen dan koleganya memulai penelitiannya setelah seorang peneliti inggris menghubungi mereka saat menyadari adanya lonjakan kasus penyakit langka yang disebut MELIOIDOSIS selama musim hujan di beberapa bagian Asia Tenggara dan Australia Utara. Infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri yang hidup di tanah Burkholderia pseudomallei.
Hasil penelitian Cullen memberi kesan bahwa hujan bisa jadi alasan untuk lonjakan itu. Dia dan koleganya memvariasikan kecepatan dari rintik hujan yang jatuh dan tipe serta temperatur dari tanah. Mereka menemukan kunci dari kondisi yang tepat untuk menghasilkan percikan berisi bakteri adalah persis seperti apa yang kamu temukan di tempat tropis tertentu - tanah liat berpasir, tanah bertemperatur 30 derajat celcius dan droplet yang jatuh pada kecepatan sekitar 5 km per jam.
"Saya tidak ingin orang berpikir mereka sebaiknya tidak pergi keluar setelah hujan karena takut nanti kena infeksi bakteri. Saya benar-benar tidak ingin orang berpikir seperti itu," kata Cullen.
Melioidosis, dia katakan, sangat langka. Dan, kalau hujan memang penyebab dibalik lonjakan kecil kasus ini, itu hanya akan jadi kasus di lokasi yang langka dengan kondisi yang khusus - dan dengan bakteri penyebab penyakit yang hidup di dalam tanah disana.
"Bakteri, sayangnya, dapat reputasi yang buruk,". Kebanyakan, sebenarnya tidak berbahaya atau bahkan bermanfaat. Dan kadang mereka bahkan harum atau baunya enak.
Merupakan produk samping dari bakteri dan jamur. Dan sesuatu terkait hujan itu yang melontarkan zat kimia tsb ke atas - dan kadang organisme itu sendiri - ke udara, suatu proses yang tidak hanya membantu melepaskan bau tanah itu tapi kemungkinan, dalam kondisi yang sangat langka, menyebarkan penyakit.
Entah bagaimana hujan melontarkan benda hidup mungil dari tanah.
Angin dapat mengangkat bakteri dari tanah ke atas dan membawanya ke langit, terkadang berkumpul dalam awan seribu kaki diatas kita. Semprotan laut juga dapat mengirim bakteri terbang. Yang menjadi misteri, bagaimana caranya hujan melakukan itu?.
Spoiler for Ilustrasi:

Sekarang, insinyur mekanik yang menulis dalam jurnal Nature Communications mengatakan mereka sekarang tahu bagaimana hal ini terjadi. Ini berkaitan dengan gelembung mungil.
Menggunakan kamera berkecepatan tinggi dan pewarna berpendar, para peneliti merekam tetesan air sebagaimana mereka jatuh pada jenis tanah berbeda yang telah dimasukan bakteri. Mereka menyaksikan sebagaimana tetesan tsb dengan hati-hati melontarkan mikroba ke udara.
Disaat rintik hujan mengenai tanah pada kecepatan yang tepat, mereka memerangkap gelembung udara dibawahnya, masing-masing tidak lebih lebar dari rambut manusia.
Spoiler for Ilustrasi (Awas Pemakan Kuota):

Spoiler for Penampakan Cullen Buie:

Cullen Buie, seorang insinyur mekanik di Massachusetts Institute of Technology dan salah satu penulis dalam makalah itu mengatakan, "ini sangat mirip dengan yang terjadi saat kamu menuangkan champagne ke gelas atau minuman berkarbonasi dan kamu lihat bagian atas yang meruap". Dalam kasus itu, gelembung yang meruap penuh dengan karbon dioksida; tapi dalam penelitian, mereka penuh udara.
Spoiler for Ilustrasi:

Dalam beberapa milidetik, Buie dan koleganya menemukan, satu rintik hujan dapat menciptakan seratus droplet mungil yang meluncur ke udara, masing-masing membawa beberapa ribu bakteri hidup.
Spoiler for Ilustrasi (Awas PK):

Seperti tanah baru saja bersin.
Mikroba yang terlontar dapat bertahan hidup didalam droplet air setidaknya satu jam.
"Langkah berikutnya adalah mempelajari sejauh mana mereka dapat pergi," kata Cullen, yang memprediksi bahwa bakteri dapat pergi sampai bermil-mil, jika anginnya bagus dan mereka tidak ditarik jatuh oleh rintik hujan yang lain.
Tiga jenis bakteri tanah yang terlibat dalam penelitian ini - Corynebacterium glutamicum, Pseudomonas syringae, Bacillus subtilis- tidak berbahaya. Tapi patogen (penyebab penyakit) juga dapat terbawa dari droplet air.
Spoiler for Ilustrasi:

Cullen dan koleganya memulai penelitiannya setelah seorang peneliti inggris menghubungi mereka saat menyadari adanya lonjakan kasus penyakit langka yang disebut MELIOIDOSIS selama musim hujan di beberapa bagian Asia Tenggara dan Australia Utara. Infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri yang hidup di tanah Burkholderia pseudomallei.
Spoiler for Ilustrasi:

Hasil penelitian Cullen memberi kesan bahwa hujan bisa jadi alasan untuk lonjakan itu. Dia dan koleganya memvariasikan kecepatan dari rintik hujan yang jatuh dan tipe serta temperatur dari tanah. Mereka menemukan kunci dari kondisi yang tepat untuk menghasilkan percikan berisi bakteri adalah persis seperti apa yang kamu temukan di tempat tropis tertentu - tanah liat berpasir, tanah bertemperatur 30 derajat celcius dan droplet yang jatuh pada kecepatan sekitar 5 km per jam.
"Saya tidak ingin orang berpikir mereka sebaiknya tidak pergi keluar setelah hujan karena takut nanti kena infeksi bakteri. Saya benar-benar tidak ingin orang berpikir seperti itu," kata Cullen.
Melioidosis, dia katakan, sangat langka. Dan, kalau hujan memang penyebab dibalik lonjakan kecil kasus ini, itu hanya akan jadi kasus di lokasi yang langka dengan kondisi yang khusus - dan dengan bakteri penyebab penyakit yang hidup di dalam tanah disana.
"Bakteri, sayangnya, dapat reputasi yang buruk,". Kebanyakan, sebenarnya tidak berbahaya atau bahkan bermanfaat. Dan kadang mereka bahkan harum atau baunya enak.
Cek Thread Menarik ane yang lainnya
Quote:
WAJIB TAU - Puasa Bisa Menyembuhkan Diabetes? Ah yang bener lu?
WAJIB TAU - Evolusi Konvergen, Kisah Tomcat Sang Agen Rahasia di Koloni Semut
WAJIB TAU - Evolusi Konvergen, Kisah Tomcat Sang Agen Rahasia di Koloni Semut
SUMBER
Spoiler for SUMUR:
http://www.nature.com/articles/ncomms14668#abstract
Diubah oleh pelemparbata 17-03-2017 12:36
0
8.5K
Kutip
54
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan