

TS
Rizkiabachtiar
Apa yang Harus Dilakukan Pengurus Baru Koperasi (part 1)
Tulisan ini saya buat dikarenakan banyak pengurus baru di koperasi yang tidak tahu apa yang mesti dilakukan pertama kali setelah diangkat sebagai pengurus. Tulisan ini juga sebagai solusi untuk menghindari fenomena pengurus baru yang sudah saya tuliskan sebelumnya. Jadi, tanpa banyak intro, inilah hal-hal yang harus menjadi agenda pengurus baru :
1. BELAJAR
Kecuali jika pengurus baru memang sudah berpengalaman di koperasi, pernah menjadi pengurus di koperasi lain. Agenda utama Anda sebagai pengurus baru adalah BELAJAR! Apa yang harus dipelajari, belajar kepada siapa dan bagaimana? Akan dijelaskan dibawah ini:
Apa yang harus dipelajari ?
Kepada siapa harus belajar?
Intinya belajar kepada siapapun yang menurut kita mempunyai ilmu yang memang kita butuhkan. Meskipun orang tersebut orang yang lebih muda atau bawahan Anda, tidak ada salahnya. Bahkan jika Anda berani belajar kepada bawahan Anda, justru Anda akan lebih dihargai dan menjadi contoh sebagai seorang pembelajar bagi para bawahan Anda.
Bagaimana cara belajarnya?
Bahkan bagi seorang yang sudah berpengalaman di koperasi sekalipun, ketika ia mendapat mandat untuk menjadi pengurus yang baru di sebuah koperasi. Akan ada hal-hal yang ia tidak ketahui yang perlu ia pelajari.
2. MENYUSUN RENCANA STRATEGIS
Banyak koperasi yang belum memiliki rencana strategis, bahkan tidak tahu rencana strategis itu apa. Rencana strategis merupakan perencanaan jangka panjang dan menyeluruh bagi suatu organisasi. Rencana strategis biasanya terdiri dari visi, misi, tujuan, nilai, rencana jangka panjang, strategi. Rencana strategis adalah blueprint suatu organisasi supaya organisasi tersebut berjalan dengan tujuan, tidak berjalan tanpa arah. Jika rencana strategis ini sudah tersusun maka pengurus baru hanya tinggal melanjutkan apa yang sudah digariskan dalam rencana strategis. Tugas pengurus baru hanyalah mengeksekusi rencana tersebut sesempurna mungkin dan melakukan controlling terhadap rencana dan realisasi.
Koperasi yang tidak memiliki rencana strategis cenderung arah kebijakannya berubah-ubah seiring berubahnya kepengurusan. Sehingga usaha yang telah dirintis di kepengurusan sebelumnya bisa jadi berhenti di kepengurusan selanjutnya karena pengurus yang baru punya kebijakan tersendiri. Dengan adanya rencana strategis, usaha yang dibuat oleh setiap kepengurusan akan terus terakumulasi. Jadi, jika koperasi belum mempunyai rencana strategis. Maka tugas pengurus baru yang terpenting adalah menyusun rencana strategis. Pengurus adalah eksekutif tertinggi di koperasi yang tugasnya mengurusi hal-hal yang sifatnya strategis, keseluruhan, jangka panjang. Biarkan masalah-masalah operasional, harian, taktis lebih banyak di tangani oleh pengelola dan karyawan. Pengurus hanya berperan sebagai konsultan dan pengambil keputusan penting.
Bagaimana menyusun rencana strategis? Bisa panjang jika dijelaskan secara rinci di tulisan ini. Alternatifnya pengurus bisa:
3. MEMBANGUN KEPERCAYAAN
Butuh waktu panjang untuk membangun kepercayaan, karenanya ada baiknya dimulai sesegera mungkin. Yaitu di waktu awal jabatan sebagai pengurus. Kepercayaan yang harus didapatkan oleh pengurus baru adalah kepercayaan dari pengelola, karyawan, anggota dan pihak terkait. Kepercayaan adalah modal dasar bagi seorang pemimpin. Bagaimana pengurus dapat menjalankan tugasnya dengan efektif jika pengelola yang menjadi kaki tangan pengurus tidak percaya terhadap keputusan, kebijakan bahkan pribadi pengurus itu sendiri. Pengelola dan karyawan koperasi merupakan pihak pertama yang harus didapatkan kepercayaannya. Lantas bagaimana cara membangun kepercayaan? Pemimpin-pemimpin besar membangun kepercayaan bawahannya melalui:
Peduli terhadap bawahannya
Apa bentuk kepedulian tersebut? Dengan memenuhi hak-hak tenaga kerja sebagaimana diatur oleh pemerintah, memberikan kompensasi tambahan diluar kompensasi wajib yang harus diberikan perusahaan, memberikan feedback (terutama feedback positif), mau mendengarkan, peduli terhadap masalah yang dihadapi karyawan (bukan hanya masalah pekerjaan, namun pribadi juga jika diperlukan), menjenguk karyawan yang sakit atau mendapat musibah, dan banyak contoh kepedulian lainnya.
Punya Integritas
Ada yang mengartikan integritas sebagai walk the talk. Yaitu melakukan hal yang dikatakan. Jadi pemimpin yang mau membangun kepercayaan bukanlah pemimpin yang omdo (omong doang) atau nato (no action talk only). Pemimpin yang ingin membangun kepercayaan bukanlah pemimpin yang menyuruh bawahannya untuk bersikap tertentu, tapi ia tidak mencontohkan. Jika pemimpin ingin bawahannya disiplin, kreatif, pembelajar, loyal, sopan, cekatan dan lainnya maka pemimpin lah yang pertama kali mencontohkan hal tersebut. Action talk louder than words, tingkah laku pemimpin, dalam hal ini pengurus menjadi cerminan bagi bawahannya, pengelola dan karyawan koperasi dalam bertindak. Jika pengurus enggan belajar, jangan harapkan koperasinya punya budaya pembelajar.
Kompeten
Pengurus tentunya tidak harus menguasai detail semua pekerjaan yang ada di koperasi, itu tidak perlu dan sulit dilakukan. Tapi pengurus perlu tahu semua pekerjaan yang ada di koperasi, perlu mempunyai skill manajemen, perlu menguasai skill kepemimpinan. Bahkan lebih baik lagi jika pengurus dapat mencontohkan bagaimana melakukan sesuatu. Tidak hanya menuntut bawahannya untuk bisa ini dan itu sementara ia sendiri tidak bisa atau tidak mau ikut belajar. Jangan jadi pengurus yang hanya bisa nyuruh-nyuruh, jadilah pengurus yang bisa memberi contoh. Buktikan kompetensi dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu di depan pengelola dan karyawan, maka Anda akan mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan.
Untuk menghindari thread ini terlalu panjang. Tulisan ini saya bagi menjadi dua bagian. Bersambung ke part 2 (coming soon)
Maju Koperasi Indonesia.
1. BELAJAR
Kecuali jika pengurus baru memang sudah berpengalaman di koperasi, pernah menjadi pengurus di koperasi lain. Agenda utama Anda sebagai pengurus baru adalah BELAJAR! Apa yang harus dipelajari, belajar kepada siapa dan bagaimana? Akan dijelaskan dibawah ini:
Apa yang harus dipelajari ?
- Perkoperasian (peraturan pemerintah tentang perkoperasian, filosofi koperasi )
- Peraturan intern koperasi (anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan intern)
- Rencana strategis koperasi (visi, misi, nilai, tujuan, rencana jangka panjang)
- Rencana kerja dan rencana anggaran tahun berjalan (yang biasanya disusun oleh kepengurusan sebelumnya)
- Sistem kerja (manajemen keuangan, akuntansi, pajak, SDM, GA, bisnis)
- Kepemimpinan (bagaimana membangun kepercayaan, bagaimana membangun teamwork, bagaimana memunculkan engagement)
Kepada siapa harus belajar?
- Pengurus yang lama
- Manajer dan pengelola koperasi
- Dinas koperasi setempat
- Studi banding ke koperasi lain
- Membaca buku, referensi atau artikel-artikel di internet
- Konsultan koperasi
Intinya belajar kepada siapapun yang menurut kita mempunyai ilmu yang memang kita butuhkan. Meskipun orang tersebut orang yang lebih muda atau bawahan Anda, tidak ada salahnya. Bahkan jika Anda berani belajar kepada bawahan Anda, justru Anda akan lebih dihargai dan menjadi contoh sebagai seorang pembelajar bagi para bawahan Anda.
Bagaimana cara belajarnya?
- Memberikan waktu bagi manajer untuk mempresentasikan sistem kerja yang sudah berjalan, peraturan-peraturan intern yang sudah ada di koperasi
- Sharing dengan manajer koperasi atau pengurus lama mengenai pengalamannya mengelola koperasi
- Meluangkan waktu untuk melakukan studi banding ke koperasi lain dan kunjungan ke dinas koperasi
- Meluangkan waktu untuk mengikuti pelatihan atau workshop mengenai koperasi
- Meluangkan waktu untuk membaca buku dan artikel mengenai pengelolaan koperasi
Bahkan bagi seorang yang sudah berpengalaman di koperasi sekalipun, ketika ia mendapat mandat untuk menjadi pengurus yang baru di sebuah koperasi. Akan ada hal-hal yang ia tidak ketahui yang perlu ia pelajari.
2. MENYUSUN RENCANA STRATEGIS
Banyak koperasi yang belum memiliki rencana strategis, bahkan tidak tahu rencana strategis itu apa. Rencana strategis merupakan perencanaan jangka panjang dan menyeluruh bagi suatu organisasi. Rencana strategis biasanya terdiri dari visi, misi, tujuan, nilai, rencana jangka panjang, strategi. Rencana strategis adalah blueprint suatu organisasi supaya organisasi tersebut berjalan dengan tujuan, tidak berjalan tanpa arah. Jika rencana strategis ini sudah tersusun maka pengurus baru hanya tinggal melanjutkan apa yang sudah digariskan dalam rencana strategis. Tugas pengurus baru hanyalah mengeksekusi rencana tersebut sesempurna mungkin dan melakukan controlling terhadap rencana dan realisasi.
Koperasi yang tidak memiliki rencana strategis cenderung arah kebijakannya berubah-ubah seiring berubahnya kepengurusan. Sehingga usaha yang telah dirintis di kepengurusan sebelumnya bisa jadi berhenti di kepengurusan selanjutnya karena pengurus yang baru punya kebijakan tersendiri. Dengan adanya rencana strategis, usaha yang dibuat oleh setiap kepengurusan akan terus terakumulasi. Jadi, jika koperasi belum mempunyai rencana strategis. Maka tugas pengurus baru yang terpenting adalah menyusun rencana strategis. Pengurus adalah eksekutif tertinggi di koperasi yang tugasnya mengurusi hal-hal yang sifatnya strategis, keseluruhan, jangka panjang. Biarkan masalah-masalah operasional, harian, taktis lebih banyak di tangani oleh pengelola dan karyawan. Pengurus hanya berperan sebagai konsultan dan pengambil keputusan penting.
Bagaimana menyusun rencana strategis? Bisa panjang jika dijelaskan secara rinci di tulisan ini. Alternatifnya pengurus bisa:
- Mempekerjakan konsultan khusus untuk menyusun rencana strategis
- Mendelegasikan pengelola untuk menyusun draft rencana strategis, untuk nantinya dibahas bersama
3. MEMBANGUN KEPERCAYAAN
Butuh waktu panjang untuk membangun kepercayaan, karenanya ada baiknya dimulai sesegera mungkin. Yaitu di waktu awal jabatan sebagai pengurus. Kepercayaan yang harus didapatkan oleh pengurus baru adalah kepercayaan dari pengelola, karyawan, anggota dan pihak terkait. Kepercayaan adalah modal dasar bagi seorang pemimpin. Bagaimana pengurus dapat menjalankan tugasnya dengan efektif jika pengelola yang menjadi kaki tangan pengurus tidak percaya terhadap keputusan, kebijakan bahkan pribadi pengurus itu sendiri. Pengelola dan karyawan koperasi merupakan pihak pertama yang harus didapatkan kepercayaannya. Lantas bagaimana cara membangun kepercayaan? Pemimpin-pemimpin besar membangun kepercayaan bawahannya melalui:
Peduli terhadap bawahannya
Apa bentuk kepedulian tersebut? Dengan memenuhi hak-hak tenaga kerja sebagaimana diatur oleh pemerintah, memberikan kompensasi tambahan diluar kompensasi wajib yang harus diberikan perusahaan, memberikan feedback (terutama feedback positif), mau mendengarkan, peduli terhadap masalah yang dihadapi karyawan (bukan hanya masalah pekerjaan, namun pribadi juga jika diperlukan), menjenguk karyawan yang sakit atau mendapat musibah, dan banyak contoh kepedulian lainnya.
Punya Integritas
Ada yang mengartikan integritas sebagai walk the talk. Yaitu melakukan hal yang dikatakan. Jadi pemimpin yang mau membangun kepercayaan bukanlah pemimpin yang omdo (omong doang) atau nato (no action talk only). Pemimpin yang ingin membangun kepercayaan bukanlah pemimpin yang menyuruh bawahannya untuk bersikap tertentu, tapi ia tidak mencontohkan. Jika pemimpin ingin bawahannya disiplin, kreatif, pembelajar, loyal, sopan, cekatan dan lainnya maka pemimpin lah yang pertama kali mencontohkan hal tersebut. Action talk louder than words, tingkah laku pemimpin, dalam hal ini pengurus menjadi cerminan bagi bawahannya, pengelola dan karyawan koperasi dalam bertindak. Jika pengurus enggan belajar, jangan harapkan koperasinya punya budaya pembelajar.
Kompeten
Pengurus tentunya tidak harus menguasai detail semua pekerjaan yang ada di koperasi, itu tidak perlu dan sulit dilakukan. Tapi pengurus perlu tahu semua pekerjaan yang ada di koperasi, perlu mempunyai skill manajemen, perlu menguasai skill kepemimpinan. Bahkan lebih baik lagi jika pengurus dapat mencontohkan bagaimana melakukan sesuatu. Tidak hanya menuntut bawahannya untuk bisa ini dan itu sementara ia sendiri tidak bisa atau tidak mau ikut belajar. Jangan jadi pengurus yang hanya bisa nyuruh-nyuruh, jadilah pengurus yang bisa memberi contoh. Buktikan kompetensi dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu di depan pengelola dan karyawan, maka Anda akan mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan.
Untuk menghindari thread ini terlalu panjang. Tulisan ini saya bagi menjadi dua bagian. Bersambung ke part 2 (coming soon)
Maju Koperasi Indonesia.

Diubah oleh Rizkiabachtiar 22-08-2015 16:29
0
4.2K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan