Kaskus

Food & Travel

mcnugrahaAvatar border
TS
mcnugraha
[CatPer] Share Cerita Pertama Kalinya Mendaki : Gunung Lawu Januari 2011
Quote:

Spoiler for full team:


Sesuai dengan hasil diskusi dengan teman – teman maka tempat yang ditentukan untuk Rihlah (perjalanan metadabburi alam) adalah pendakian Gunung Lawu.

Saat itu posisi ku sedang di Batam, aku menghabiskan liburan dengan mengikuti Engineering Fun Day 2011 salah satu perusahaan Fabrikasi disana. Setelah itu sore harinya aku pulang ke Surabaya dan dijemput oleh Batubara.

Selepas Shalat Isya, kami sudah berkumpul di aula al-azhar (aula serbaguna di asrama kami) memeriksa barang bawaan kami sebelum berangkat ke Terminal Bungur Asih. Setelah dirasa lengkap berangkatlah kami menggunakan sepeda motor masing – masing.

Sampai di Terminal, kami langsung mencari bus AC Tarip Biasa (ATB) yang menuju Solo, karena yang saat itu ada Sumber Kencono ya sudah kita naik bus yang sangat akrab bagi warga Jawa Timur ini. Kalo gag salah bis berangkat sekitar jam 12an malam.

Aku yang baru saja dari Batam kemudian lanjut ke Solo tentu saja masih kecapean, jadi ya langsung tidur hingga pada pukul 05.30 kami sampai di Terminal Tirtonadi, Solo. Tempat yang kami langsung tuju adalah mushalla untuk ibadah shalat shubuh yang sudah telat.

Selepas shalat shubuh kami menuju Kalioso, ke rumah orangtua mas cahyo, kami akan istirahat terlebih dahulu disana. Orangtua mas cahyo menyambut kami dengan ramah dan sudah menyiapkan sarapan untuk kami, wow istimewa kami yang saat itu masih mahasiswa diberi makan gratis tentu saja senang, dalam sekejap sarapan habis oleh kami, haha.. selepas sarapan datanglah Cak Minud dan Agus BR yang datang dari Magetan. Hampir lengkap anggota asrama yang ikut dalam pendakian ini sayang ada beberapa yang gag bisa ikutan dengan alasan masih berada di kampungnya masing – masing dan tidak mendapatkan izin dari orangtua.

Siang harinya kami kembali ke Terminal Tirtonadi, lalu kami naik bus yang livery-nya mirip – mirip Rosalia Indah gtu, namanya Rukun Sayur. Bus ini akan membawa kami ke Pesantren Isy Karima, tempat Mujahid menimba ilmu saat SMA dan berhasil menjadi Hafidz.

Kami sampai pada sore harinya, pesantren ini letaknya di Karangpandan, Karanganyar. Dibawah kaki gunung gitulah jadi udaranya sejuk banget. Kami disediakan tempat untuk beristirahat. Mujahid sudah menyiapkan semuanya untuk kami, luar biasa.

Spoiler for sampai di Ponpes Isy Karima:


Setelah shalat isya, kami berkumpul bersama, ternyata salah satu ustadz di pesantren itu, beliau pun memberikan kami briefing sebelum pendakian. Intinya Pendakian ini bukan hanya sekedar cari senang, atau senda gurau saja, tapi ambil hikmahnya dan takjublah terhadap ciptaan Allah. Dan banyak lagi pesan – pesan dari Ustadz itu.

Kemudian sekitar jam 10an malam, kita naik elf yang sudah di charter sebelumnya oleh Mujahid. Kita akan menuju Cemoro Sewu, pos pendakian Gunung Lawu. Sebenarnya bisa juga kita memulai dari Cemoro Kandang Cuma katanya waktu itu jalur tersebut lagi tutup akibat banyaknya pohon yang tumbang.

Kami sampai jam 11an. Setelah mendaftar kepada petugas dan mengecek segala persiapan kami siap memulai pendakian, Bismillahirrahmanirrahim…

Spoiler for sampai di Cemoro Sewu:


Tap tap tap.. langkah pelan perlahan namun pasti. Jalur Cemoro Sewu ini berupa jalan setapak berbatu yang sudah tertata rapi. Kemudian awal – awal pendakian ditumbuhi banyak pohon Cemara itulah mengapa disebut Cemoro Sewu. Karena banyak pohon cemara kalo ada angin yang menerpa pohon akan berbunyi suara gitu, hasil gesekan antara daun – daunnya. Awal pendakian masih aman, hingga di pos 3 hujan lebat turun. Pos 3 penuh dengan para pendaki yang berteduh dari hujan. Salah banyak (bukan salah satu ya) dari mereka adalah pecinta alam dari SMA (aku lupa SMA nya) mereka sedang menjalani semacam diklat gitu sebelum diangkat menjadi anggota. Beberapa pendaki wanita belia unyu kedinginan, dan wajahnya terlihat pucat, aku heran dengan si ketua yang hanya asik ngobrol tanpa mempedulikan teman – temannya khususnya yang cewe. Tak tega dengan keadaan seperti itu kami keluarkan kompor, dan memasak air dan dijadikan air jahe yang kami berikan kepada pendaki wanita belia unyu yang kedinginan itu. Alhamdulillah, keadaan mulai membaik. Efek dari air jahe hangat membuatnya tidak kedinginan lagi. Hujan pun telah reda. Karena dirasa waktu sudah shubuh telah tiba maka kami shalat shubuh terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan.

Kami melanjutkan perjalanan dibagi menjadi 2 tim yaitu tim lambat dan tim cepat. Aku dan Faishal yang bertubuh agak tambun itu masuk kedalam tim lambat. Kami tertinggal jauh dengan tim cepat. Namun kami juga ditemani oleh Mujahid dan Mas Cahyo yang sudah mendaki gunung Ini berkali – kali jadi walau kami tertinggal kami rasa cukup aman.

Spoiler for ane dijalur setelah pos 3:


1,2,3,4 dan 5 berhenti ya rasanya cukup berat bagi Faishal yang pertama kali mendaki gunung, sama seperti ku. Tapi mungkin karena beban berat tubuhnya juga yang menyebabkan ia menjadi sangat lambat. Sorry ya shol.. hehe..

Tiap 10 langkah dia akan berhenti namun aku setia menunggunya sampai ia mulai kuat untuk kembali berjalan. Dan sampailah kami di Sendang Drajad yang dianggat keramat itu, banyak koin – koin didalam sendang itu entah apa maksudnya.

Spoiler for di Pos IV:


Spoiler for istirahat didekatnya Sendang Drajad:


Kami lanjutkan perjalanan dan bertemu lah dengan teman – teman tim cepat. Rupanya mereka sudah sampai puncak dan sedang beristirahat. Artinya aku dan Faishal tertinggal sangat jauh dari mereka. Kami berusaha membujuk salah satu dari mereka untuk menemani kami ke puncak tapi karena mereka sudah kesana jadi gag ada yang mau, huft..

Spoiler for ketemu temen yg udah sampe:


Dengan tekat yang kuat kami berangkat aja berdua ke puncak tadinya ditemani juga sama Mas Cahyo tapi tiba – tiba Mas Cahyo kebelet, ya sudahlah.

Saat menuju puncak kabut datang, pandangan agak terhalang. Tapi ada satu hal yang menarik kami ditemani oleh seekor burung berwarna hitam dan paruh kuning yang baru ku ketahui ia adalah Burung Jalak Lawu, ia terbang dan hinggap di depan kami, ketika kami sudah mendekatinya ia hanya terbang rendah dan kembali hinggap. Dan seterusnya, sepertinya ia memberi tahu kami jalan ke puncak. Dan tibalah kami di puncak, masih ditemani sang burung, aku sempat memfoto burung yang menemani kami ini.

Spoiler for menuju puncak:


Alhamdulillah, rasanya haru sekali, di pendakian yang pertama kami atas Izin Allah bisa berdiri di puncak. Nama puncak ini Hargo Dumilah dengan ketinggian 3265 mdpl. Alhamdulillah, Alhamdulillah ya Allah. Faishal mungkin juga tidak akan menyangka ia akan berhasil hingga puncak. Dan rasanya tak lengkap jika kami tidak mengabadikan foto disini.

Spoiler for Jalak Lawu:


Spoiler for di puncak:


Setelah puas dengan berfoto di puncak kami pulang kembali ke Cemoro Sewu, kami tidak mendirikan tenda atau nge-camp disana, hanya pendakian tek-tok saja. Itulah kenapa aku merasa dipendakian tersebut ada hal yang kurang jadinya suatu saat nanti aku akan kembali ke Gunung Lawu, Insha Allah.

Spoiler for pos IV pas waktu turun:



Quote:


Spoiler for CatPer Naik Gunung:


Spoiler for CatPer Bikepackeran:


Spoiler for Kemping Ceria di Pulau:




Diubah oleh mcnugraha 05-11-2014 17:05
0
6.4K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan