

TS
GilaBacok
[OriFic] Magister City
Ya, Selamat datang di Thread Cerita Fiksi buatan saya ini... 
Genre : School,Magic,Fantasy.
ini masih pertamakalinya bikin ginian, kalau ada kekurangan mohon kritik dan saran nya, dan bagi yang suka silahkan menikmati jalan nya cerita yang saya sampaikan ini....
Magister City.
Prolouge
1 Dekade berlalu, bekas yang ditimbulkan akibat perang masih terasa.
Cerita Sesungguhnya dimulai di Marsillea atau bisa juga disebut Marsillean
Part 1
Namanya Jeremy Altier, Umur 16 tahun.
Hidup di sebuah kota yang padat memang tidak mudah baginya, apalagi ini
pertama kalinya dia pindah ke kota itu.
Dipindahkan dari desa tempat asalnya secara mendadak oleh paman nya ke kota Chartez, dia agak kebingungan.
"Eh lewat sini lewat sana ?" dia mencoba memahami peta yang dia gunakan.
Dia berjalan melawati sebuah jembatan di sungai kota itu dan berhenti disana,
lalu memandang kebelakang.
Inilah Kota Chartez, dekat perbatasan Kerajaan Altmoran, walaupun kota itu sendiri berada dibawah kekuasan Kerajaan Mersillean.
Jumlah penduduk kota itu sekitar 1 Juta jiwa, dan kota itu dikelilingi tembok yang
tinggi, setinggi 200 Meter.
Dan Kota itu memiliki ratusan anak sungai dengan kanal kanal air yang cukup
banyak.
Angin berhembus lembut, menerpa rambut Jeremy, dan seseorang
menghampirinya.
"Ah Hey, Kau Jeremy ?" kata orang itu, Jeremy bingung dia melihat kiri dan kanan
nya.
"Hey Kenapa Kau ?" Orang tadi heran melihat tingkah Jeremy.
"Oh disana rupuanya, ya Saya Jeremy" Menatap ke orang itu.
"Pertamakali datang ke kota ini ?"
"Ehm, Iya." Balas Jeremy.
"Baiklah saya Eron, Saya disuruh menjemputmu dijembatan ini oleh paman mu"
"Ah, Salam kenal, Mr.Eron"
Mr.Eron terlihat seperti seorang yang berumur 30 tahunan dan memiliki kumis
yang lebat mirip ningrat di kota itu dan mengenakan berret kotak-kotak
Dengan pakaian Jas yang cukup serasi.
Mr.Eron lalu bersiul dan mampirlah sebuah kereta dari arah belakang Jeremy.
"Ayo naik, sebentar lagi berangkat" kata Mr.Eron sambil membuka pintu kereta
kuda .
Mereka berdua lalu menaiki kereta dan pergi ke sebuah tempat di kota itu.
Jeremy melihat keluar dari jendela, terlihat kereta yang berlalu lalang, dan para
pejalan kaki berjalan.
Kereta melewati sebuah pertokoan, di emperan toko terlihat kuda yang berbaris
dan disekitarnya banyak pedagang asongan yang sedang berjualan.
"Wooooaaaaah" Jeremy terheran melihat keramaian di kota itu.
Seseorang menghampiri kereta Jeremy dan memukul pintunya.
Dak dak dak, tiga kali pukulan dilakukan,
"Woi Sialan" Teriak Mr. Eron sambil mengepalkan tangan keluar Jendela.
"Tidak usah heran itu hanya Orang iseng yang gak ada kerjaan" kata Mr. Eron
kepada Jeremy.
Sesampainya di tempat tujuan, mereka lalu turun, kereta berlalu dan pergi
menjauh dari mereka.
"Yah, Selamat datang di Chartez Magic Academy !" Mr. Eron memberi salam
selamat datang kepada Jeremy.
"........." Jeremy terkagum dan melihat ke puncak menara Chartez Academy,
Disana terlihat kubah dengan tombak emas di ujungnya.
"Gila, Tinggi Banget" lanjut Jeremy.
Memang gedung itu sangat tinggi dan memiliki 20 lantai, para Magister
berterbangan dengan tongkat masing-masing diatas sekitar gedung itu.
Mereka pun memasuki gedung itu dari gerbang utama.
Tap tap tap tap, hentakan kaki mereka terdengar nyaring di dalam gedung itu.
Lantai gedung itu terbuat dari kaca dengan warna orange mengkilap, lampu nya
yang tergantung di atap menggunakan Magic dan memiliki warna yang putih
cerah.
"Oke disini" Mr. Eron memencet sebuah tombol di dekat tembok, lalu terbukalah
sebuah portal.
Mereka lalu masuk ke dalam Portal itu.
"Oke kamar kamu nomor 377" kata Mr.Eron.
"Te..Terimakasih" balas Jeremy
Mr.Eron pun kembali keluar dan menutup portal.
Jeremy membuka pintu kamar yang bertulisan 377, didalam ada 4 buah kamar
tidur.
"Yo Selamat datang, Murid Baru..!!!!" teriak beberapa orang.
Jeremy kaget lalu menutup pintu kamar itu, lalu mengintip dengan perlahan.
Ketiga orang itu hanya tercengan heran.
Jeremy membuka kembali pintu nya lalu mengangkat kedua tangan sambil
berteriak.
"Aaaaampun"
Mereka bertiga lalu menarik Jeremy kedalam dan menutup pintu nya kembali.
Clek klek, pintu dikunci, Jeremy sedikit kaget.
"Duduk" Jeremy diserahkan sebuah bangku dan Jeremy pun duduk disitu.
"Perkenalkan nama saya Jallet, Jallet De Ettiene" kata salah satu dari tiga orang itu
sambil mengulurkan tangan ingin bersalaman. "Panggil saya Jallet"
Jallet memiliki perawakan yang cukup tinggi dan rambut kuning dengan kuncir
dibelakangnya.
"Saya Michael De Vries" panggil saya Michael"
Michael memiliki rambut pendek dengan tatapan mata biru yang tajam.
"Saya pengguna Magic Air" Tambah Michael.
"Ah, dan dia Barry, Barry von Ashburg, dia dari kerajaan Garnia" kata Jallet.
sambil menunjuk ke seorang yang memiliki muka cukup tampan dengan rambut
merah yang membentang hingga ke bahu.
Barry memberikan salam Peace kepada Jeremy dan sedikit tersenyum.
Suasana sedikit tenang.
Barry pun menghampiri Jeremy lalu mengatakan "Oke, mau berkeliling melihat
sekitar ?"
"Oke aku masih bingung degan tempat disini" Jeremy seidikit gugup.
"Jallet, Michael, kami pergi dulu, Byeee" kata Barry.
Mereka berjalan melewati sebuah lorong, sebuah tanda di tembok masuk
bertulisan, Magic Petir.
"Oke disini kelasnya si Jallet" kata Barry, "...." Jeremy hanya terlihat heran.
Mereka pun melanjutkan dan menuju tempat selanjutnya.
"Ehm, kantin nya disini, ini kantin khusus kelas 2 rank B yaitu Rank kita" kata Barry
lagi.
"Oke selanjutnya disana" mereka menuruni sebuah tangga dan tertulis disebuah
tembok dekat pintu Magic Api.
"Disini kelasku belajar, aku seorang Magister Api" kata Barry.
"Ngomong ngomong Magic kamu jenis apa ?" tanya Barry, "Aku pengguna Magic
Angin." Kata Jeremy membalas.
"Hmmm.. Angin, murid Magic Angin sangat jarang di Sekolah kita ini." Barry
sambil menangguk-angguk.
"Kalau tidak salah ada sekitar kurang lebih seratus pengguna magic angin di
seluruh sekolah Akademi Chartez dan 70% dari mereka berada di Rank A
dan sisanya tersebar dari rank A sampai E." Barry melanjutkan
Mereka terus berjalan melewati tiap tiap kelas, dan Barry menerangkan dengan
santai dan sabar kepada Jeremy.
Barry memang pribadi yang tenang, berbeda dengan kebanyakan pengguna Magic
Api lain yang memiliki Tempramen tinggi.
Barry cukup mahir mengontrol Emosinya dan tidak gampang marah
bahkan dia selalu tersenyum.
Beberapa kelompok murid berjalan melewati lorong yang sama, mereka lalu
menghampiri Jeremy dan Barry.
"Oy oy lihat, sepertinya ada sampah baru yang datang" salah satu dari mereka
berkata dengan sedikit meledek.
"Kenapa Zephar, ada masalah ?"
"Oh Ternyata dari Rank B, Hah Sampah" Zephar tertawa dan pergi meninggalkan
mereka berdua, dan teman temannya pun mengikuti.
"......." Jeremy terdiam dengan muka kesal.
Barry pun menepuk bahu Jeremy dan mengatakan sesuatu dengan pelan "Itu
Zephar, dia salah satu murid kelas 2 dari Rank A, Jangan Hiraukan kata katanya."
"Dia salah satu Murid pengguna Magic Api terbaik di Sekolah ini, jika kau
berurusan dengan nya kau bisa celaka."
"Ada 5 Murid pengguna Magic Api terbaik di sekolah ini, Zephar mungkin terbaik
ke 3"
"Yah cukup hari ini, ayo kembali ke kamar"
"Jangan katakan ini kepada Jallet dan Michael" kata Barry.
Mereka pun berjalan kembali ke kamar mereka.
BERSAMBUNG PART 2
PART 3-4

Genre : School,Magic,Fantasy.
ini masih pertamakalinya bikin ginian, kalau ada kekurangan mohon kritik dan saran nya, dan bagi yang suka silahkan menikmati jalan nya cerita yang saya sampaikan ini....
Magister City.
Prolouge
Quote:
Ini adalah dunia dimana Magic adalah hal yang biasa, ada banyak jenis Magic, diantaranya Elemental Magister, Illusionist, Alchemist dan juga Psychist.
15 tahun yang lalu di Sebuah Negara bernama Altmora terjadi perang yang mengkudeta Raja mereka, peperangan terus terjadi hingga 3 tahun lamanya, Negara tetangga seperti Marsillea dan Lionaise terlibat perang Politik yang menentukan siapa yang akan naik Tahta sebagai Raja Selanjutnya, Raja Altmora.
Peperangan dimenangkan Pihak Lionaise, Para Magister dan Bangsawan yang berpihak ke Marsillea dibunuh dan banyak yang melarikan diri ke Marsillea maupun ke Negara Lain nya.
15 tahun yang lalu di Sebuah Negara bernama Altmora terjadi perang yang mengkudeta Raja mereka, peperangan terus terjadi hingga 3 tahun lamanya, Negara tetangga seperti Marsillea dan Lionaise terlibat perang Politik yang menentukan siapa yang akan naik Tahta sebagai Raja Selanjutnya, Raja Altmora.
Peperangan dimenangkan Pihak Lionaise, Para Magister dan Bangsawan yang berpihak ke Marsillea dibunuh dan banyak yang melarikan diri ke Marsillea maupun ke Negara Lain nya.
1 Dekade berlalu, bekas yang ditimbulkan akibat perang masih terasa.
Cerita Sesungguhnya dimulai di Marsillea atau bisa juga disebut Marsillean
Part 1
Quote:
Namanya Jeremy Altier, Umur 16 tahun.
Hidup di sebuah kota yang padat memang tidak mudah baginya, apalagi ini
pertama kalinya dia pindah ke kota itu.
Dipindahkan dari desa tempat asalnya secara mendadak oleh paman nya ke kota Chartez, dia agak kebingungan.
"Eh lewat sini lewat sana ?" dia mencoba memahami peta yang dia gunakan.
Dia berjalan melawati sebuah jembatan di sungai kota itu dan berhenti disana,
lalu memandang kebelakang.
Inilah Kota Chartez, dekat perbatasan Kerajaan Altmoran, walaupun kota itu sendiri berada dibawah kekuasan Kerajaan Mersillean.
Jumlah penduduk kota itu sekitar 1 Juta jiwa, dan kota itu dikelilingi tembok yang
tinggi, setinggi 200 Meter.
Dan Kota itu memiliki ratusan anak sungai dengan kanal kanal air yang cukup
banyak.
Angin berhembus lembut, menerpa rambut Jeremy, dan seseorang
menghampirinya.
"Ah Hey, Kau Jeremy ?" kata orang itu, Jeremy bingung dia melihat kiri dan kanan
nya.
"Hey Kenapa Kau ?" Orang tadi heran melihat tingkah Jeremy.
"Oh disana rupuanya, ya Saya Jeremy" Menatap ke orang itu.
"Pertamakali datang ke kota ini ?"
"Ehm, Iya." Balas Jeremy.
"Baiklah saya Eron, Saya disuruh menjemputmu dijembatan ini oleh paman mu"
"Ah, Salam kenal, Mr.Eron"
Mr.Eron terlihat seperti seorang yang berumur 30 tahunan dan memiliki kumis
yang lebat mirip ningrat di kota itu dan mengenakan berret kotak-kotak
Dengan pakaian Jas yang cukup serasi.
Mr.Eron lalu bersiul dan mampirlah sebuah kereta dari arah belakang Jeremy.
"Ayo naik, sebentar lagi berangkat" kata Mr.Eron sambil membuka pintu kereta
kuda .
Mereka berdua lalu menaiki kereta dan pergi ke sebuah tempat di kota itu.
Jeremy melihat keluar dari jendela, terlihat kereta yang berlalu lalang, dan para
pejalan kaki berjalan.
Kereta melewati sebuah pertokoan, di emperan toko terlihat kuda yang berbaris
dan disekitarnya banyak pedagang asongan yang sedang berjualan.
"Wooooaaaaah" Jeremy terheran melihat keramaian di kota itu.
Seseorang menghampiri kereta Jeremy dan memukul pintunya.
Dak dak dak, tiga kali pukulan dilakukan,
"Woi Sialan" Teriak Mr. Eron sambil mengepalkan tangan keluar Jendela.
"Tidak usah heran itu hanya Orang iseng yang gak ada kerjaan" kata Mr. Eron
kepada Jeremy.
Sesampainya di tempat tujuan, mereka lalu turun, kereta berlalu dan pergi
menjauh dari mereka.
"Yah, Selamat datang di Chartez Magic Academy !" Mr. Eron memberi salam
selamat datang kepada Jeremy.
"........." Jeremy terkagum dan melihat ke puncak menara Chartez Academy,
Disana terlihat kubah dengan tombak emas di ujungnya.
"Gila, Tinggi Banget" lanjut Jeremy.
Memang gedung itu sangat tinggi dan memiliki 20 lantai, para Magister
berterbangan dengan tongkat masing-masing diatas sekitar gedung itu.
Mereka pun memasuki gedung itu dari gerbang utama.
Tap tap tap tap, hentakan kaki mereka terdengar nyaring di dalam gedung itu.
Lantai gedung itu terbuat dari kaca dengan warna orange mengkilap, lampu nya
yang tergantung di atap menggunakan Magic dan memiliki warna yang putih
cerah.
"Oke disini" Mr. Eron memencet sebuah tombol di dekat tembok, lalu terbukalah
sebuah portal.
Mereka lalu masuk ke dalam Portal itu.
"Oke kamar kamu nomor 377" kata Mr.Eron.
"Te..Terimakasih" balas Jeremy
Mr.Eron pun kembali keluar dan menutup portal.
Jeremy membuka pintu kamar yang bertulisan 377, didalam ada 4 buah kamar
tidur.
"Yo Selamat datang, Murid Baru..!!!!" teriak beberapa orang.
Jeremy kaget lalu menutup pintu kamar itu, lalu mengintip dengan perlahan.
Ketiga orang itu hanya tercengan heran.
Jeremy membuka kembali pintu nya lalu mengangkat kedua tangan sambil
berteriak.
"Aaaaampun"
Mereka bertiga lalu menarik Jeremy kedalam dan menutup pintu nya kembali.
Clek klek, pintu dikunci, Jeremy sedikit kaget.
"Duduk" Jeremy diserahkan sebuah bangku dan Jeremy pun duduk disitu.
"Perkenalkan nama saya Jallet, Jallet De Ettiene" kata salah satu dari tiga orang itu
sambil mengulurkan tangan ingin bersalaman. "Panggil saya Jallet"
Jallet memiliki perawakan yang cukup tinggi dan rambut kuning dengan kuncir
dibelakangnya.
"Saya Michael De Vries" panggil saya Michael"
Michael memiliki rambut pendek dengan tatapan mata biru yang tajam.
"Saya pengguna Magic Air" Tambah Michael.
"Ah, dan dia Barry, Barry von Ashburg, dia dari kerajaan Garnia" kata Jallet.
sambil menunjuk ke seorang yang memiliki muka cukup tampan dengan rambut
merah yang membentang hingga ke bahu.
Barry memberikan salam Peace kepada Jeremy dan sedikit tersenyum.
Suasana sedikit tenang.
Barry pun menghampiri Jeremy lalu mengatakan "Oke, mau berkeliling melihat
sekitar ?"
"Oke aku masih bingung degan tempat disini" Jeremy seidikit gugup.
"Jallet, Michael, kami pergi dulu, Byeee" kata Barry.
Mereka berjalan melewati sebuah lorong, sebuah tanda di tembok masuk
bertulisan, Magic Petir.
"Oke disini kelasnya si Jallet" kata Barry, "...." Jeremy hanya terlihat heran.
Mereka pun melanjutkan dan menuju tempat selanjutnya.
"Ehm, kantin nya disini, ini kantin khusus kelas 2 rank B yaitu Rank kita" kata Barry
lagi.
"Oke selanjutnya disana" mereka menuruni sebuah tangga dan tertulis disebuah
tembok dekat pintu Magic Api.
"Disini kelasku belajar, aku seorang Magister Api" kata Barry.
"Ngomong ngomong Magic kamu jenis apa ?" tanya Barry, "Aku pengguna Magic
Angin." Kata Jeremy membalas.
"Hmmm.. Angin, murid Magic Angin sangat jarang di Sekolah kita ini." Barry
sambil menangguk-angguk.
"Kalau tidak salah ada sekitar kurang lebih seratus pengguna magic angin di
seluruh sekolah Akademi Chartez dan 70% dari mereka berada di Rank A
dan sisanya tersebar dari rank A sampai E." Barry melanjutkan
Mereka terus berjalan melewati tiap tiap kelas, dan Barry menerangkan dengan
santai dan sabar kepada Jeremy.
Barry memang pribadi yang tenang, berbeda dengan kebanyakan pengguna Magic
Api lain yang memiliki Tempramen tinggi.
Barry cukup mahir mengontrol Emosinya dan tidak gampang marah
bahkan dia selalu tersenyum.
Beberapa kelompok murid berjalan melewati lorong yang sama, mereka lalu
menghampiri Jeremy dan Barry.
"Oy oy lihat, sepertinya ada sampah baru yang datang" salah satu dari mereka
berkata dengan sedikit meledek.
"Kenapa Zephar, ada masalah ?"
"Oh Ternyata dari Rank B, Hah Sampah" Zephar tertawa dan pergi meninggalkan
mereka berdua, dan teman temannya pun mengikuti.
"......." Jeremy terdiam dengan muka kesal.
Barry pun menepuk bahu Jeremy dan mengatakan sesuatu dengan pelan "Itu
Zephar, dia salah satu murid kelas 2 dari Rank A, Jangan Hiraukan kata katanya."
"Dia salah satu Murid pengguna Magic Api terbaik di Sekolah ini, jika kau
berurusan dengan nya kau bisa celaka."
"Ada 5 Murid pengguna Magic Api terbaik di sekolah ini, Zephar mungkin terbaik
ke 3"
"Yah cukup hari ini, ayo kembali ke kamar"
"Jangan katakan ini kepada Jallet dan Michael" kata Barry.
Mereka pun berjalan kembali ke kamar mereka.
BERSAMBUNG PART 2
PART 3-4
Diubah oleh GilaBacok 11-06-2016 22:56
0
5.9K
Kutip
30
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan