

TS
Allosaurus
[Fanfic] Summer Days (Ishuukan Friendsalt)
Yo, sebuah fanfic dari animu fenomenal musim ini, Ishuukan Friendzone, eh maksudnya Ishuukan Fiendsalt.
Sebelumnya, anggaplah ini settingnya di episode dimana si Tsundere-kun Kujou Hajime belum muncul dan si Fujimiya masih belum bersifat terbuka selain di rooftop.
Feel free to read, comment, and judge, ofc
Sebelumnya, anggaplah ini settingnya di episode dimana si Tsundere-kun Kujou Hajime belum muncul dan si Fujimiya masih belum bersifat terbuka selain di rooftop.
Feel free to read, comment, and judge, ofc

Spoiler for story:
Bulan Juli telah datang. Sementara di Indonesia sedang ramai-ramainya pemilihan presiden, maka di sini <Jepang> banyak orang yang bersuka ria menyambut datangnya musim panas. Ya, musim panas. Musim dimana suhu udara mampu mencapai hingga 38 derajat celcius dan saat dimana para pedagang kakigori sedang menikmati laris manisnya dagangan mereka. Ah, memang tidak ada yang bisa mengalahkan sensasi meleburnya serutan es bertabur sirup manis di kerongkongan di saat musim panas…
Semua orang sepertinya tampak senang menyambut musim panas pada tahun ini. Namun nyatanya, masih ada orang yang memasang wajah suram nan memprihatinkan di musim seceria ini. Seorang siswa SMA berambut acak-acakan retro belah tengah berwarna coklat yang rumornya sih, tidak pernah lelah terkena friendzone. Satu-satunya entitas yang memenuhi kriteria tersebut, dialah orangnya, Hase Yuuki.
Sementara para siswa sedang memperhatikan Inoue-sensei yang sedang menerangkan persamaan trigonometri tingkat lanjut, Hase terlihat sayu dan bosan. Entah ia hanya sedang mengantuk atau sedih karena tim favoritnya di piala dunia telah habis dicukur oleh tim kelas menengah. Dari mejanya, terlihat ia sedang memandang jendela, ke arah luar dimana pohon-pohon mulai terkena efek hormon asam absisat yang menyebabkan daun-daun mengering dan jatuh berguguran. Sesekali ia memandangi sosok yang duduk di barisan bagian depan. Yang ia pandangi memang hanyalah sosok biasa, namun sesungguhnya sosok yang sesekali ia pandangi tersebut adalah temannya yang paling berharga. Ya, temannya yang paling berharga. Lebih dari apapun. Gadis yang dulunya sangat menutup diri dalam dunia pertemanan. Gadis yang didaulat sebagai Si Jenius Matematika. Gadis berambut belah tengah nan cantik. Fujimiya Kaori, sungguh nama yang amat mewakili keindahan dari sosoknya.
Ada banyak hal yang terjadi sebelum bulan Juli ini. Memang benar jika Fujimiya dulunya sangat menghindari pertemanan, bahkan untuk sekadar bersosialisasi saja ia sangatlah alpha. Siapa pun memang tak akan ada yang percaya jika Fujimiya memiliki suatu kelainan yang sungguh aneh, yakni semua memorinya tentang pertemanan akan di-reset pada hari Senin sehingga tak peduli seberapa keras usahanya untuk berteman, pada akhirnya ia akan melupakan temannya tersebut. Hal ini yang menyebabkan Fujimiya enggan untuk berteman, bukan karena sombong, tapi karena ia enggan untuk menyakiti perasaan orang lain yang ingin menjadi temannya. Namun, sedikit demi sedikit hati Fujimiya terbuka. Semua ini berkat perjuangan Hase yang bersikeras ingin berteman dengannya. Dan jangan lupakan peran penting Kiryuu Shougo <teman dekat Hase> dalam membantu Hase menyelesaikan beberapa masalah dengan Fujimiya, serta Yamagishi Saki <osananajimi-nya Kiryuu> yang walaupun tingkahnya terlalu kekanak-kanakan untuk level anak SMA, dia telah banyak membantu Fujimiya.
Di saat mata sayu Hase sedang menatapi daun yang jatuh, secara tiba-tiba Inoue-sensei memanggil namanya.
“Umm, Hase-kun, kerjakan soal nomor dua ini!”
“Ba-baik Pak!”
Hase sontak langsung berdiri dan menampakkan reaksi kaget yang luar biasa.
Dan lima menit kemudian.
“…Ma-maaf Pak, soalnya sulit”
“Ah, kamu ini, makannya kalau saya sedang menerangkan jangan melamun.”
“Beri aku petunjuk, Pak”
“Pakai rumusnya!”
“Iya aku tahu pasti pakai rumus, tapi bagaimana caranya?”
“Uh, pantas kamu remedial terus, Hase-kun” Inoue-sensei mendesah sambil menggeleng-gelengkan kepala.
“Fujimiya-san! Coba maju dan kerjakan soal yang Si Payah Hase-kun ini tidak bisa kerjakan !” kemudian Fujimiya pun maju seraya tak lupa untuk menyingkirkan sedikit rambut poninya yang mengganggu pandangannya. Dan tidak sampai semenit soal trigonometri itu dapat dengan mudah ia selesaikan. Sungguh perbedaan level kemampuan yang amat jauh.
“Bagus, Fujimiya-san!” puji Inoue-sensei. Fujimiya pun langsung kembali ke tempat duduknya tanpa sedikitpun menatap Inoue-sensei atau Hase.
“Hase-kun, cobalah sekali-kali kamu belajar sama Fujimiya-san, aku sudah mulai lelah meladeni remedialmu terus setiap ulangan…”
Belajar sama Fujimiya-san yah, gumam Hase dalam hati.
***
Atap sekolah. Tempat paling romantis sekaligus paling klise yang pernah ada. Di sini lah biasanya Fujimiya dan Hase menghabiskan bento bersama. Tidak jarang pula Kiryuu dan Yamagishi ikut makan bersama mereka. Pokoknya, kelanjutan dari adegan rooftop ini sungguh klise.
…Walaupun klise, namun masih layak untuk disaksikan kok. Semoga saja…
Terlepas dari segala keklisean itu, mereka berdua tampak bahagia. Yah, Fujimiya memang hingga saat ini masih belum bisa akrab dengan teman sekelasnya karena kelainannya itu. Jadi, untuk sementara ini Fujimiya baru membuka diri kepada Hase, serta Kiryuu dan Yamagishi baru-baru ini. Itupun hanya dilakukannya di rooftop ini, tidak di kelas maupun tempat lainnya.
“Hahaha, memang aku sejak dulu tidak pernah berbakat di matematika. Sewaktu SMP saja aku langganan remedial.”
“Padahal soal di papan tulis tadi mudah loh, kalau kamu belajar, aku yakin kamu pasti bisa, Hase-kun!”
Hase sejenak melahap habis sisa roti telur di tangan kanannya, lalu minum dan menarik napas panjang sejenak.
“Aku sudah belajar mati-matian sih, tapi saat ujian, aku kebingungan dan pada akhirnya remedial…”
“…Dan besok ulangan matematika lagi, sedangkan aku sama sekali belum siap, aku harus bagaimana, Fujimiya-san?” tanya Hase dengan muka yang amat panik.
Fujimiya membenarkan ikatan rambutnya seraya melanjutkan percakapannya.
“Ya sudah, mau gimana lagi. Sepulang sekolah ayo belajar bersama!” ujar Fujimiya sambil tersenyum manis.
“Belajar di rumahku!”
Tampak wajah Hase agak memerah.
“Hah? Yang bener nih? Bo-bolehkah aku mengajak Shougo dan Yamagishi-san?”
“Umm, ajak saja, aku yakin mereka senang kalau diajak~”
Dewi penyelamat, itulah yang ada di benak Hase sekarang.
“Te-terima kasih Fujimiya-san! Mohon bantuannya!” ujar Hase seraya membungkuk tanda memohon bantuan.
“Oke!” seru Fujimiya sambil menjentikkan jemarinya.
***
Ketika bel pulang sekolah berbunyi, Fujimiya lekas kembali pulang. Sebenarnya dia sama sekali tidak lupa dengan janjinya dengan Hase, namun untuk beberapa alasan, Fujimiya pulang duluan, nanti baru Hase, Kiryuu, dan Yamagishi menyusul.
“Pergi ke rumah Kaori-chan~ Aku sungguh tidak sabar untuk melihat bagaimana kamarnya~”
Yang berbicara dengan gumaman tidak jelas tadi adalah Yamagishi, Yamagishi Saki. Sedangkan dia akan bergegas berjalan meninggalkan kelas dengan langkah ceria, seseorang menepuk bahunya.
“Heh kamu, ini. Botol minummu kelupaan”
Orang yang berbaik hati memberikan Yamagishi botol minumnya yang tertinggal barusan adalah Kiryuu, Kiryuu Shougo. Walaupun tampangnya tampak datar dan tidak peduli, namun sebenarnya, ia memiliki kepedulian dan rasa setia kawan yang tinggi.
“Terima kasih, umm, aku lupa siapa namamu… Err… Karyuu-kun? Eh, Karyo-kun?”
“Kiryuu….”
“Ah iya, Kiryuu-kun! Ehehehe maaf ingatanku tidak begitu baik, Kiryuu-kun!” ujar Yamagishi dengan agak malu-malu.
Sementara itu Hase telah selesai membereskan buku-bukunya.
“Yosh! Ayo kita berangkat! Ke rumah Fujimiya-san!”
“Yo!!!”
Mereka pun pergi ke rumah Fujimiya dengan jalan kaki, karena memang rumah Fujimiya tidak begitu jauh dari sekolah. Hingga pada akhirnya mereka bertiga telah sampai di pintu gerbang rumah Fujimiya. Hase lalu menekan tombol bel pintu, lalu terdengar nada bel pintu yang sepertinya mirip dengan nada lagu klasik karya Pachelbel.
“Selamat datang, teman-teman!”
Sosok cantik berbaju indah namun sederhana yang menyambut kedatangan Hase dkk tiada lain tiada bukan adalah Fujimiya Kaori sendiri. Ternyata, walaupun sedang di rumah, tatanan dan ikatan rambutnya masih sama persis dengan yang di sekolah.
“Silahkan masuk, ayo, jangan malu-malu!”
Orang yang paling bersemangat adalah Yamagishi. Matanya bermain kesana kemari memandangi interior rumah Fujimiya. Sedangkan Hase dan Kiryuu nampaknya masih malu-malu.
“Rumah Fujimiya-san bagus ya, desain wallpaper dindingnya lucu!” puji Yamagishi. Walaupun sudah SMA, sepertinya selera Yamagishi masih saja kekanak-kanakan seperti anak SD. Maklum sih, tingginya juga sepertinya tidak beda jauh dengan anak SD.
“Terima kasih, Saki-chan. Umm, kalian mau minum apa? Teh? Kopi? Sirup?”
“Apa saja boleh lah…” potong Kiryuu dengan nada dingin. Tindakannya yang dingin ini langsung memancing emosi Hase.
“Shougo, jangan bersikap seperti ini dong! Hargai Fujimiya-san sedikit… Umm, aku kopi deh!” pinta Hase.
Dan pada akhirnya, Hase memesan kopi, Kiryuu memesan teh, dan Yamagishi memesan sirup.
Mereka pun belajar matematika. Err, kecuali Kiryuu yang sedari tadi Cuma tidur-tiduran. Katanya sih, PR-nya sudah selesai dan dia sudah paham tentang materi yang diujikan besok.
“Fujimiya san! Aku masih bingung sama soal yang ini!”
“Yang mana Hase-kun? Yang soal nomor 2 ini? Coba pakai rumus identitas…”
“Lalu? Aku tidak mengerti sama sekali…”
“Di soal ini kan ada bentuk 2-2cos2x, nah, ingat-ingat rumus identitas, lalu diubah deh~”
Fujimiya lalu menulis penjabaran dan penurunan rumus di kertas milik Hase hingga dia paham. Hase pun lalu menunjukkan wajah tanda mengerti akan penjelasan Fujimiya.
“Wah, ternyata mudah ya!”
“Matematika memang mudah, Hase-kun~”
Sementara itu, Yamagishi yang sedari tadi kebingungan pun minta bantuan pada Kiryuu. Memang sepertinya butuh waktu lebih lama bagi Yamagishi untuk paham trigonometri daripada Hase.
“Tuh, mudah kan!” ujar Kiryuu datar.
“Wah iya ya, Kiryuu-kun hebat ya…”
“Ini sih memang mudah.”
Oke, dilihat darimanapun, ini lebih mirip double date daripada belajar bersama. Dengan keterangan tambahan, kedua pasangan terjebak ke dalam jebakan friendzone.
“Humm… Ano, Hase-kun…”
“Iya, ada apa Fujimiya-san?”
“Kalau misalnya kamu gak remedial besok, aku akan kasih kamu sesuatu…”
“Sesuatu apa itu?”
“Hadiah. Puresento.”
Dugg!
Jantung Hase berdetak kencang seperti mars tentara militer perang dunia. Muka Hase pun merah padam seperti kacang merah.
“Ha-hadiah?”
“Umm. Iya, hadiah. Hadiah rahasia. Makannya, ayo belajar lebih keras lagi, Hase-kun! Kamu pasti bisa, Ganbatte!”
Misalnya, secara misterius, muncul lubang raksasa di ruang tamu rumah Fujimiya-san, sungguh Hase akan masuk ke dalam lubang itu saking malunya.
Mereka berempat pun terus belajar dan saling membantu satu sama lain hingga malam hari tiba.
***
Hari ulangan pun berlalu. Sekarang, Inoue-sensei bersiap untuk membagikan hasil ulangan matematika kemarin. Hase tampak resah tidak karuan. Yah, setidaknya dia ingin nilainya diatas 60 agar terhindar dari remedial. Diam-diam, dia mengharapkan hadiah dari Fujimiya juga.
“Serizawa-san!”
“Suzuki-san!”
“Kiryuu-san!”
Satu per satu nama yang dipanggil Inoue-sensei pun maju seraya mengambil kertas ulangan mereka Hingga pada akhirnya saat yang ditunggu-tunggu…
“Nilai tertinggi, seperti biasa. Kalian harus bisa mencontoh dan belajar dari dia, anak-anak. Fujimiya-san! Nilai sempurna, 100!”
Fujimiya pun maju ke depan dan mengambil kertasnya dengan diiringi oleh riuh tepuk tangan pelan.
Memang, Fujimiya sangat jenius dalam hal matematika.
“Hmm, bagus, ada kemajuan nih. Hase-kun!”
Hase pun mengambil kertasnya dengan perasaan harap-harap cemas. Begitu dia melihat kertas itu, sontak Hase berteriak kegirangan.
“YATTAAA! 80! YES YES YES!!!”
Adalah jarang bagi Hase untuk mendapat nilai bagus di pelajaran matematika. Tapi sungguh, yang membuatnya senang bukan itu saja, namun hadiah misterius dari temannya yang paling berharga, Fujimiya Kaori.
Hase pun masih bertanya-tanya di dalam hati, hadiah seperti apa yang akan diberikan oleh Fujimiya. Apakah itu bento, crepe, atau malah peningkatan status hubungan…
Tunggu, yang terakhir sih sepertinya bukan hadiah, tapi keajaiban.
***
Karena Yamagishi yang bersikukuh ingin menyendok ikan mas sendirian dan Kiryuu yang khawatir Yamagishi lupa jalan pulang lalu tersasar, kini Hase terpisah dengan mereka. Menyisakan dirinya dan Fujimiya Kaori di tengah kerumunan.
Ini adalah akhir pekan, dua hari setelah hari pembagian nilai ulangan matematika. Dua hari pula setelah Fujimiya berjanji akan merealisasikan hadiah rahasianya itu. Namun hingga kini, Hase sendiri masih belum paham apapun mengenai hadiah itu.
Sementara Hase hanya mengenakan pakaian T-Shirt ala kadarnya, Fujimiya Kaori tampil anggun dengan yukata berwarna merah tua yang serasi dengan warna rambutnya. Dilihat dari sisi mana pun, Fujimiya terlihat bak bidadari kayangan yang turun ke bumi. Di tambah lagi dengan sedikit pengaturan pada rambutnya yang makin membuat penampilannya sempurna.
Hase pun berjalan mengelilingi stan yang ada di matsuri ini. Ada stan takoyaki, permainan menembak, topeng, dan masih banyak lagi. Sesekali ia dan Fujimiya mencoba permainan yang ada.
“Ah, aku gagal lagi…” Fujimiya gagal menembak sasaran berupa boneka jerapah yang mungil nan imut.
“Kamu mau boneka jerapah itu, Fujimiya-san? Sinim aku ambilkan!”
Hase lalu membidikkan senapan mainan itu. 1, 2,3, dor! Tembakannya tepat ke arah leher boneka jerapah itu
“Wah, hebat Hase-kun! Ternyata kamu jago menembak ya!”
“Ah, biasa aja kok, hehe aku sedang beruntung saja ini. Boneka ini, untukmu, Fujimiya-san” Hase memberikan boneka jerapah itu kepada Fujimiya seraya tersenyum.
Boneka jerapah itu pun kini berpindah kepemilikan menjadi kepunyaan Fujimiya.
“Wah, terima kasih, Hase-kun! Padahal aku yang ingin memberikanmu hadiah, tapi kok malah aku yang diberi hadiah olehmu, hahaha”
“Ha-hadiah itu… kalau boleh tahu, hadiah apa ya, Fujimiya-san?”
“Kamu beneran mau tahu nih?”
“Mau!”
“Beneran mau tahu banget?”
“Mau banget!”
“Mau banget atau mau aja?”
“Sudahlah Fujimiya-san, aku penasaran banget nih!”
“Baiklah kalau begitu, tutup matamu, Hase-kun!”
Dugg!
Jantung Hase kali ini berdetak dengan frekuensi yang mulai menggila. Entah berapa banyak adrenalin yang keluar dari medula adrenalnya. Keringat dingin membasahi kulitnya. Apa gerangan yang akan Fujimiya-san berikan, pikirnya. Napas Hase makin tidak karuan.
Tiba-tiba Hase merasakan ada sesuatu yang mendekap tangannya. Dan itu adalah tangan Fujimiya. Fujimiya pun mendekat pada Hase sehingga deru napasnya bisa dirasakan oleh Hase. Tentunya ini membuat Hase makin panik dan dokidokisuru.
“Tara~ buka matamu Hase-kun!”
Hase pun membuka kedua matanya. Tangan Fujimiya masih menggenggam tangannya.
”Ini hadiah untukmu, kue Mizu Shingen Mochi. Setelah aku mendengar kabar kalau mereka kembali menjual kue ini, aku bergegas memesannya. Warnanya yang bening seperti air melambangkan pertemanan kita yang murni…”
“…Walaupun begitu, aku juga bawa Mizu Shingen Mochi ini untuk Kiryuu-kun dan Saki-chan” ujar Fujimiya sambil tersenyum.
Hase pun nampak bahagia. Dan sedikit kebingungan.
“Te-terima kasih kuenya, Fujimiya-san! Aku tidak menyangka bakal dapat kue selangka ini darimu. Hehehe”
“Sama-sama, Hase-kun. Itulah gunanya teman, saling berbagi… Ah iya, aku akan menulis ini di diary! Tunggu sebentar ya, Hase-kun!”
Bahkan dia membawa diary-nya saat festival musim panas.
“Ah, selesai~ Coba lihat ini, Hase-kun! Aku juga menggambarmu memakan kue mochi ini! Bagus bukan?”
“Haha, tentunya bagus, Fujimiya san!”
“Ano, Ha-Hase kun!....”
“Hase kun! Terima kasih sudah menjadi temanku. Andai dulu kamu tidak mau memaksaku untuk berteman, pasti aku tidak akan sebahagia ini…”
“Sama-sama, Fujimiya-san, aku juga senang bisa berteman denganmu…”
“Bagiku, Hase-kun, adalah…. Temanku yang berharga,!”
“Umm, Fujimiya-san… Kamu juga… temanku yang paling berharga!”
Kemudian, deru kembang api menggelegar di angkasa. Entah berapa banyak kembang api yang telah dibakar. Langit musim panas pun tampak indah berwarna-warni, seindah hati kedua insan yang saling berteman itu. Entahlah, bagaimanapun pertemanan itu abadi. Iya, abadi.
Fin
Semua orang sepertinya tampak senang menyambut musim panas pada tahun ini. Namun nyatanya, masih ada orang yang memasang wajah suram nan memprihatinkan di musim seceria ini. Seorang siswa SMA berambut acak-acakan retro belah tengah berwarna coklat yang rumornya sih, tidak pernah lelah terkena friendzone. Satu-satunya entitas yang memenuhi kriteria tersebut, dialah orangnya, Hase Yuuki.
Sementara para siswa sedang memperhatikan Inoue-sensei yang sedang menerangkan persamaan trigonometri tingkat lanjut, Hase terlihat sayu dan bosan. Entah ia hanya sedang mengantuk atau sedih karena tim favoritnya di piala dunia telah habis dicukur oleh tim kelas menengah. Dari mejanya, terlihat ia sedang memandang jendela, ke arah luar dimana pohon-pohon mulai terkena efek hormon asam absisat yang menyebabkan daun-daun mengering dan jatuh berguguran. Sesekali ia memandangi sosok yang duduk di barisan bagian depan. Yang ia pandangi memang hanyalah sosok biasa, namun sesungguhnya sosok yang sesekali ia pandangi tersebut adalah temannya yang paling berharga. Ya, temannya yang paling berharga. Lebih dari apapun. Gadis yang dulunya sangat menutup diri dalam dunia pertemanan. Gadis yang didaulat sebagai Si Jenius Matematika. Gadis berambut belah tengah nan cantik. Fujimiya Kaori, sungguh nama yang amat mewakili keindahan dari sosoknya.
Ada banyak hal yang terjadi sebelum bulan Juli ini. Memang benar jika Fujimiya dulunya sangat menghindari pertemanan, bahkan untuk sekadar bersosialisasi saja ia sangatlah alpha. Siapa pun memang tak akan ada yang percaya jika Fujimiya memiliki suatu kelainan yang sungguh aneh, yakni semua memorinya tentang pertemanan akan di-reset pada hari Senin sehingga tak peduli seberapa keras usahanya untuk berteman, pada akhirnya ia akan melupakan temannya tersebut. Hal ini yang menyebabkan Fujimiya enggan untuk berteman, bukan karena sombong, tapi karena ia enggan untuk menyakiti perasaan orang lain yang ingin menjadi temannya. Namun, sedikit demi sedikit hati Fujimiya terbuka. Semua ini berkat perjuangan Hase yang bersikeras ingin berteman dengannya. Dan jangan lupakan peran penting Kiryuu Shougo <teman dekat Hase> dalam membantu Hase menyelesaikan beberapa masalah dengan Fujimiya, serta Yamagishi Saki <osananajimi-nya Kiryuu> yang walaupun tingkahnya terlalu kekanak-kanakan untuk level anak SMA, dia telah banyak membantu Fujimiya.
Di saat mata sayu Hase sedang menatapi daun yang jatuh, secara tiba-tiba Inoue-sensei memanggil namanya.
“Umm, Hase-kun, kerjakan soal nomor dua ini!”
“Ba-baik Pak!”
Hase sontak langsung berdiri dan menampakkan reaksi kaget yang luar biasa.
Dan lima menit kemudian.
“…Ma-maaf Pak, soalnya sulit”
“Ah, kamu ini, makannya kalau saya sedang menerangkan jangan melamun.”
“Beri aku petunjuk, Pak”
“Pakai rumusnya!”
“Iya aku tahu pasti pakai rumus, tapi bagaimana caranya?”
“Uh, pantas kamu remedial terus, Hase-kun” Inoue-sensei mendesah sambil menggeleng-gelengkan kepala.
“Fujimiya-san! Coba maju dan kerjakan soal yang Si Payah Hase-kun ini tidak bisa kerjakan !” kemudian Fujimiya pun maju seraya tak lupa untuk menyingkirkan sedikit rambut poninya yang mengganggu pandangannya. Dan tidak sampai semenit soal trigonometri itu dapat dengan mudah ia selesaikan. Sungguh perbedaan level kemampuan yang amat jauh.
“Bagus, Fujimiya-san!” puji Inoue-sensei. Fujimiya pun langsung kembali ke tempat duduknya tanpa sedikitpun menatap Inoue-sensei atau Hase.
“Hase-kun, cobalah sekali-kali kamu belajar sama Fujimiya-san, aku sudah mulai lelah meladeni remedialmu terus setiap ulangan…”
Belajar sama Fujimiya-san yah, gumam Hase dalam hati.
***
Atap sekolah. Tempat paling romantis sekaligus paling klise yang pernah ada. Di sini lah biasanya Fujimiya dan Hase menghabiskan bento bersama. Tidak jarang pula Kiryuu dan Yamagishi ikut makan bersama mereka. Pokoknya, kelanjutan dari adegan rooftop ini sungguh klise.
…Walaupun klise, namun masih layak untuk disaksikan kok. Semoga saja…
Terlepas dari segala keklisean itu, mereka berdua tampak bahagia. Yah, Fujimiya memang hingga saat ini masih belum bisa akrab dengan teman sekelasnya karena kelainannya itu. Jadi, untuk sementara ini Fujimiya baru membuka diri kepada Hase, serta Kiryuu dan Yamagishi baru-baru ini. Itupun hanya dilakukannya di rooftop ini, tidak di kelas maupun tempat lainnya.
“Hahaha, memang aku sejak dulu tidak pernah berbakat di matematika. Sewaktu SMP saja aku langganan remedial.”
“Padahal soal di papan tulis tadi mudah loh, kalau kamu belajar, aku yakin kamu pasti bisa, Hase-kun!”
Hase sejenak melahap habis sisa roti telur di tangan kanannya, lalu minum dan menarik napas panjang sejenak.
“Aku sudah belajar mati-matian sih, tapi saat ujian, aku kebingungan dan pada akhirnya remedial…”
“…Dan besok ulangan matematika lagi, sedangkan aku sama sekali belum siap, aku harus bagaimana, Fujimiya-san?” tanya Hase dengan muka yang amat panik.
Fujimiya membenarkan ikatan rambutnya seraya melanjutkan percakapannya.
“Ya sudah, mau gimana lagi. Sepulang sekolah ayo belajar bersama!” ujar Fujimiya sambil tersenyum manis.
“Belajar di rumahku!”
Tampak wajah Hase agak memerah.
“Hah? Yang bener nih? Bo-bolehkah aku mengajak Shougo dan Yamagishi-san?”
“Umm, ajak saja, aku yakin mereka senang kalau diajak~”
Dewi penyelamat, itulah yang ada di benak Hase sekarang.
“Te-terima kasih Fujimiya-san! Mohon bantuannya!” ujar Hase seraya membungkuk tanda memohon bantuan.
“Oke!” seru Fujimiya sambil menjentikkan jemarinya.
***
Ketika bel pulang sekolah berbunyi, Fujimiya lekas kembali pulang. Sebenarnya dia sama sekali tidak lupa dengan janjinya dengan Hase, namun untuk beberapa alasan, Fujimiya pulang duluan, nanti baru Hase, Kiryuu, dan Yamagishi menyusul.
“Pergi ke rumah Kaori-chan~ Aku sungguh tidak sabar untuk melihat bagaimana kamarnya~”
Yang berbicara dengan gumaman tidak jelas tadi adalah Yamagishi, Yamagishi Saki. Sedangkan dia akan bergegas berjalan meninggalkan kelas dengan langkah ceria, seseorang menepuk bahunya.
“Heh kamu, ini. Botol minummu kelupaan”
Orang yang berbaik hati memberikan Yamagishi botol minumnya yang tertinggal barusan adalah Kiryuu, Kiryuu Shougo. Walaupun tampangnya tampak datar dan tidak peduli, namun sebenarnya, ia memiliki kepedulian dan rasa setia kawan yang tinggi.
“Terima kasih, umm, aku lupa siapa namamu… Err… Karyuu-kun? Eh, Karyo-kun?”
“Kiryuu….”
“Ah iya, Kiryuu-kun! Ehehehe maaf ingatanku tidak begitu baik, Kiryuu-kun!” ujar Yamagishi dengan agak malu-malu.
Sementara itu Hase telah selesai membereskan buku-bukunya.
“Yosh! Ayo kita berangkat! Ke rumah Fujimiya-san!”
“Yo!!!”
Mereka pun pergi ke rumah Fujimiya dengan jalan kaki, karena memang rumah Fujimiya tidak begitu jauh dari sekolah. Hingga pada akhirnya mereka bertiga telah sampai di pintu gerbang rumah Fujimiya. Hase lalu menekan tombol bel pintu, lalu terdengar nada bel pintu yang sepertinya mirip dengan nada lagu klasik karya Pachelbel.
“Selamat datang, teman-teman!”
Sosok cantik berbaju indah namun sederhana yang menyambut kedatangan Hase dkk tiada lain tiada bukan adalah Fujimiya Kaori sendiri. Ternyata, walaupun sedang di rumah, tatanan dan ikatan rambutnya masih sama persis dengan yang di sekolah.
“Silahkan masuk, ayo, jangan malu-malu!”
Orang yang paling bersemangat adalah Yamagishi. Matanya bermain kesana kemari memandangi interior rumah Fujimiya. Sedangkan Hase dan Kiryuu nampaknya masih malu-malu.
“Rumah Fujimiya-san bagus ya, desain wallpaper dindingnya lucu!” puji Yamagishi. Walaupun sudah SMA, sepertinya selera Yamagishi masih saja kekanak-kanakan seperti anak SD. Maklum sih, tingginya juga sepertinya tidak beda jauh dengan anak SD.
“Terima kasih, Saki-chan. Umm, kalian mau minum apa? Teh? Kopi? Sirup?”
“Apa saja boleh lah…” potong Kiryuu dengan nada dingin. Tindakannya yang dingin ini langsung memancing emosi Hase.
“Shougo, jangan bersikap seperti ini dong! Hargai Fujimiya-san sedikit… Umm, aku kopi deh!” pinta Hase.
Dan pada akhirnya, Hase memesan kopi, Kiryuu memesan teh, dan Yamagishi memesan sirup.
Mereka pun belajar matematika. Err, kecuali Kiryuu yang sedari tadi Cuma tidur-tiduran. Katanya sih, PR-nya sudah selesai dan dia sudah paham tentang materi yang diujikan besok.
“Fujimiya san! Aku masih bingung sama soal yang ini!”
“Yang mana Hase-kun? Yang soal nomor 2 ini? Coba pakai rumus identitas…”
“Lalu? Aku tidak mengerti sama sekali…”
“Di soal ini kan ada bentuk 2-2cos2x, nah, ingat-ingat rumus identitas, lalu diubah deh~”
Fujimiya lalu menulis penjabaran dan penurunan rumus di kertas milik Hase hingga dia paham. Hase pun lalu menunjukkan wajah tanda mengerti akan penjelasan Fujimiya.
“Wah, ternyata mudah ya!”
“Matematika memang mudah, Hase-kun~”
Sementara itu, Yamagishi yang sedari tadi kebingungan pun minta bantuan pada Kiryuu. Memang sepertinya butuh waktu lebih lama bagi Yamagishi untuk paham trigonometri daripada Hase.
“Tuh, mudah kan!” ujar Kiryuu datar.
“Wah iya ya, Kiryuu-kun hebat ya…”
“Ini sih memang mudah.”
Oke, dilihat darimanapun, ini lebih mirip double date daripada belajar bersama. Dengan keterangan tambahan, kedua pasangan terjebak ke dalam jebakan friendzone.
“Humm… Ano, Hase-kun…”
“Iya, ada apa Fujimiya-san?”
“Kalau misalnya kamu gak remedial besok, aku akan kasih kamu sesuatu…”
“Sesuatu apa itu?”
“Hadiah. Puresento.”
Dugg!
Jantung Hase berdetak kencang seperti mars tentara militer perang dunia. Muka Hase pun merah padam seperti kacang merah.
“Ha-hadiah?”
“Umm. Iya, hadiah. Hadiah rahasia. Makannya, ayo belajar lebih keras lagi, Hase-kun! Kamu pasti bisa, Ganbatte!”
Misalnya, secara misterius, muncul lubang raksasa di ruang tamu rumah Fujimiya-san, sungguh Hase akan masuk ke dalam lubang itu saking malunya.
Mereka berempat pun terus belajar dan saling membantu satu sama lain hingga malam hari tiba.
***
Hari ulangan pun berlalu. Sekarang, Inoue-sensei bersiap untuk membagikan hasil ulangan matematika kemarin. Hase tampak resah tidak karuan. Yah, setidaknya dia ingin nilainya diatas 60 agar terhindar dari remedial. Diam-diam, dia mengharapkan hadiah dari Fujimiya juga.
“Serizawa-san!”
“Suzuki-san!”
“Kiryuu-san!”
Satu per satu nama yang dipanggil Inoue-sensei pun maju seraya mengambil kertas ulangan mereka Hingga pada akhirnya saat yang ditunggu-tunggu…
“Nilai tertinggi, seperti biasa. Kalian harus bisa mencontoh dan belajar dari dia, anak-anak. Fujimiya-san! Nilai sempurna, 100!”
Fujimiya pun maju ke depan dan mengambil kertasnya dengan diiringi oleh riuh tepuk tangan pelan.
Memang, Fujimiya sangat jenius dalam hal matematika.
“Hmm, bagus, ada kemajuan nih. Hase-kun!”
Hase pun mengambil kertasnya dengan perasaan harap-harap cemas. Begitu dia melihat kertas itu, sontak Hase berteriak kegirangan.
“YATTAAA! 80! YES YES YES!!!”
Adalah jarang bagi Hase untuk mendapat nilai bagus di pelajaran matematika. Tapi sungguh, yang membuatnya senang bukan itu saja, namun hadiah misterius dari temannya yang paling berharga, Fujimiya Kaori.
Hase pun masih bertanya-tanya di dalam hati, hadiah seperti apa yang akan diberikan oleh Fujimiya. Apakah itu bento, crepe, atau malah peningkatan status hubungan…
Tunggu, yang terakhir sih sepertinya bukan hadiah, tapi keajaiban.
***
Karena Yamagishi yang bersikukuh ingin menyendok ikan mas sendirian dan Kiryuu yang khawatir Yamagishi lupa jalan pulang lalu tersasar, kini Hase terpisah dengan mereka. Menyisakan dirinya dan Fujimiya Kaori di tengah kerumunan.
Ini adalah akhir pekan, dua hari setelah hari pembagian nilai ulangan matematika. Dua hari pula setelah Fujimiya berjanji akan merealisasikan hadiah rahasianya itu. Namun hingga kini, Hase sendiri masih belum paham apapun mengenai hadiah itu.
Sementara Hase hanya mengenakan pakaian T-Shirt ala kadarnya, Fujimiya Kaori tampil anggun dengan yukata berwarna merah tua yang serasi dengan warna rambutnya. Dilihat dari sisi mana pun, Fujimiya terlihat bak bidadari kayangan yang turun ke bumi. Di tambah lagi dengan sedikit pengaturan pada rambutnya yang makin membuat penampilannya sempurna.
Hase pun berjalan mengelilingi stan yang ada di matsuri ini. Ada stan takoyaki, permainan menembak, topeng, dan masih banyak lagi. Sesekali ia dan Fujimiya mencoba permainan yang ada.
“Ah, aku gagal lagi…” Fujimiya gagal menembak sasaran berupa boneka jerapah yang mungil nan imut.
“Kamu mau boneka jerapah itu, Fujimiya-san? Sinim aku ambilkan!”
Hase lalu membidikkan senapan mainan itu. 1, 2,3, dor! Tembakannya tepat ke arah leher boneka jerapah itu
“Wah, hebat Hase-kun! Ternyata kamu jago menembak ya!”
“Ah, biasa aja kok, hehe aku sedang beruntung saja ini. Boneka ini, untukmu, Fujimiya-san” Hase memberikan boneka jerapah itu kepada Fujimiya seraya tersenyum.
Boneka jerapah itu pun kini berpindah kepemilikan menjadi kepunyaan Fujimiya.
“Wah, terima kasih, Hase-kun! Padahal aku yang ingin memberikanmu hadiah, tapi kok malah aku yang diberi hadiah olehmu, hahaha”
“Ha-hadiah itu… kalau boleh tahu, hadiah apa ya, Fujimiya-san?”
“Kamu beneran mau tahu nih?”
“Mau!”
“Beneran mau tahu banget?”
“Mau banget!”
“Mau banget atau mau aja?”
“Sudahlah Fujimiya-san, aku penasaran banget nih!”
“Baiklah kalau begitu, tutup matamu, Hase-kun!”
Dugg!
Jantung Hase kali ini berdetak dengan frekuensi yang mulai menggila. Entah berapa banyak adrenalin yang keluar dari medula adrenalnya. Keringat dingin membasahi kulitnya. Apa gerangan yang akan Fujimiya-san berikan, pikirnya. Napas Hase makin tidak karuan.
Tiba-tiba Hase merasakan ada sesuatu yang mendekap tangannya. Dan itu adalah tangan Fujimiya. Fujimiya pun mendekat pada Hase sehingga deru napasnya bisa dirasakan oleh Hase. Tentunya ini membuat Hase makin panik dan dokidokisuru.
“Tara~ buka matamu Hase-kun!”
Hase pun membuka kedua matanya. Tangan Fujimiya masih menggenggam tangannya.
”Ini hadiah untukmu, kue Mizu Shingen Mochi. Setelah aku mendengar kabar kalau mereka kembali menjual kue ini, aku bergegas memesannya. Warnanya yang bening seperti air melambangkan pertemanan kita yang murni…”
“…Walaupun begitu, aku juga bawa Mizu Shingen Mochi ini untuk Kiryuu-kun dan Saki-chan” ujar Fujimiya sambil tersenyum.
Hase pun nampak bahagia. Dan sedikit kebingungan.
“Te-terima kasih kuenya, Fujimiya-san! Aku tidak menyangka bakal dapat kue selangka ini darimu. Hehehe”
“Sama-sama, Hase-kun. Itulah gunanya teman, saling berbagi… Ah iya, aku akan menulis ini di diary! Tunggu sebentar ya, Hase-kun!”
Bahkan dia membawa diary-nya saat festival musim panas.
“Ah, selesai~ Coba lihat ini, Hase-kun! Aku juga menggambarmu memakan kue mochi ini! Bagus bukan?”
“Haha, tentunya bagus, Fujimiya san!”
“Ano, Ha-Hase kun!....”
“Hase kun! Terima kasih sudah menjadi temanku. Andai dulu kamu tidak mau memaksaku untuk berteman, pasti aku tidak akan sebahagia ini…”
“Sama-sama, Fujimiya-san, aku juga senang bisa berteman denganmu…”
“Bagiku, Hase-kun, adalah…. Temanku yang berharga,!”
“Umm, Fujimiya-san… Kamu juga… temanku yang paling berharga!”
Kemudian, deru kembang api menggelegar di angkasa. Entah berapa banyak kembang api yang telah dibakar. Langit musim panas pun tampak indah berwarna-warni, seindah hati kedua insan yang saling berteman itu. Entahlah, bagaimanapun pertemanan itu abadi. Iya, abadi.
Fin
Spoiler for curhat gak penting:
bikinnya agak buru-buru gan, maklum deh kalau rada aneh

Diubah oleh Allosaurus 22-06-2014 05:43
0
1.7K
Kutip
3
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan