

TS
cavaliet07
[OriFic] Mytha Airinzki - Sebuah Kekuatan Waktu
Permisi gan, ane masih newbie di forum ini, kalau sekiranya ada salah mohon diingatkan.
Dan ane mau sedikit share cerita pendek karangan ane cerita ini bersifat series, jadi kelak ane bakalan nulis cerita yan berbeda dengan tokoh utama yang sama. silahkan disimak. kritik dan saran dalam alur cerita dan tata bahasa sangat ane harapkan.
***
12.30 PM
Kubenamkan sebagian muka ke arah lenganku, pelajaran Fisika Pak Fredick di jam terakhir membuat aura kemalasan di kelas ini semakin menjadi-jadi. Kulirik arloji di tangan kiriku, jarum perak itu menunjukkan pukul 12.30, masih ada 60 menit lagi sebelum bel pulang dibunyikan.
Kulirik kearah kanan dan kiri, teman sebayaku sedang menulis beberapa rumus yang tertulis di papan. Tak bermaksud apa-apa. Aku hanya memastikan tidak ada seorangun yang sedang melihatku.
Aku tak bermaksud melakukan hal “ini” lagi, tetapi saat ini aku tidak punya pilihan lain, aku ingin segera meninggalkan kelas ini. Aku tahu, setiap hal pasti memiliki konsekuensi entah apa konsekuensiku memiliki kemampuan ini, untuk saat ini aku belum tahu, ya, mungkin suatu saat waktu yang akan mengungkapnya.
Aku memejamkan mata, memfokuskan pikiran dengan suara detik jam dinding yang menggantung di tembok sebelah kananku, kudengarkan secara seksama detik demi detik jarum itu bergerak, disaat ada celah diantara detikan jam itu, aku visualisasikan celah itu menyempit dan menyempit secara berkala, kau paham apa maksudku? Ya, aku sedang mencoba mempercepat waktu.
30 menit yang kurasakan, tetapi 60 menit waktu yang telah terjadi, kudengar lonceng berbunyi dan tak lama setelah itu Pak Fredick mengucapkan salam dan mengakhiri pelajarannya.
“Baik selamat siang anak-anak, sampai jumpa hari yang akan datang”
“Selamat siang juga pak,”
Kudengar Ela, gadis bintang di kelasku menjawab salam dari Pak Fredick.
Sebenarnya aku juga ingin segera pulang, tetapi aku langkahku terhenti sejenak di depan kelas. Aku mendengar Theo, dan gengnya sedikit berbincang.
“Aku hampir tak percaya dengan apa yang terjadi hari ini, kalau saja esok terjadi lagi aku pasti mengadakan pesta di rumahku, hahaha.. ”
lelaki berperawakan gemuk itu terlihat sangat girang, kulihat anak buahnya juga ikut meringis, nampak hanya ikut-ikutan bosnya saja.
Aku hanya tersenyum tipis dan bergumam, dia saja yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Dalam perjalanan aku sedikit termenung, di lubuk hati terkecilku aku sedikit takut memiliki kemampuan ini, menjadi seorang Chronokinesis bukanlah hal yang aku harapkan sebelumnya. Memang terlihat menyenangkan bisa memanipulasi waktu, tetapi efek kecil yang sering kurasakan adalah rasa sakit kepala yang sangat menyiksa disaat usai menggunakan kemampuan ini. Mungkin resiko yang lebih besar sedang menantiku jika aku terlalu sering menggunakan kemampuan ini.
Perhatianku sejenak teralihkan pada toko sebelah kiri yang baru saja aku lewati, ternyata ada sebuah toko barang kuno, aku tidak ingat ada toko semacam ini di jalan menuju rumahku. Untuk memuaskan rasa penasaranku, aku mencoba masuk. Tidak ada yang spesial di dalamnya, hanya ada perabotan tua dan barang-barang antik.
Aku hampir saja melompat ketika ada orang yang menyapaku. Ternyata hanya pemilik toko.
“Selamat siang, anak SMA ya? Aku beri kau potongan 30%”
“Emm, selamat siang juga, apakah anda telah lama mendirikan toko ini,?”
Kulihat dia sedang merapikan barang-barangnya, dan tidak menjawab pertanyaanku. Mungin dia terlalu sibuk, atau tidak mendengar perkataanku.
Aku masih penasaran dengan tempat ini, aku berkeliling sebentar, berbelok ke kanan menuju ruangan lain.
Bukan hanya ruangannya yang lain, tetapi suasana di ruangan ini juga “lain”. Sedikit gelap dan dingin, bahkan beberapa kaca yang digunakan untuk memajang barang terlihat sedikit berembun. Aku tidak peduli, dan tetap saja berkeliling.
Perhatianku tertuju pada jam tua berbandul yang ada di tengah ruangan, nampaknya telah berhenti bekerja. Ah, mungkin karena termakan usia. Entah apa yang merasukiku, tetapi ada rasa yang begitu besar yang menyuruhku mendekatinya.
aku mendekat ke jam tua itu, melihat-lihat sekelilingnya dan berhenti di bagian belakang. Aku melihat semacam kenci pemutar di bagian belakang jarumnya, penasaran, aku memutarnya beberapa kali ke arah kanan.
5 detik kemudian, terdengar bunyi “klik” dan jarum jam itu mulai bergerak, sepintas biasa saja, tetapi aku baru menyadari kalau jam ini berbeda, putarannya berlawanan dengan arah jam pada umumnya, dan pada kaca jam itu samar-samar memantulkan bayangan seorang wanita. Sadar ada yang tidak beres dengan semua ini, aku segera pergi dari toko itu. Saat berada diluar, kulihat di seberang jalan duduk seorang gadis di halte bus. Mata birunya memicing kearahku. Aku tidak memperdulikannya dan segera berlari menjauh. Mungkin tingkahku tadi terlalu aneh dimata orang lain, tetapi kenapa hanya dia yang memperhatikanku? Kenapa dia?
***
21.32 PM
Diatas tempat tidur aku masih kepikiran hal tadi, aku merasa seperti orang konyol, tergopoh-gopoh keluar dari sebuah toko dan sialnya ada seorang gadis yang melihat tingkahku.
Aku masih mengingat betul wajahnya, rambut kuning berponi yang dihiasi sebuah bando biru dikepalanya nampak sangat elegan, ditambah mata biru safirnya yang seakan memancarkan sesuatu. Tetapi picingan matanya seolah menunjukkan sedikit kebencian kepadaku. Aku tidak ingin memikirkannya, aku harus istirahat karena besok kegiatan melelahkan akan dimulai.
Beberapa saat setelah aku memejamkan mata, aku terbangun kembali karena secara tiba-tiba ada sesuatu yang membentur jendela kamarku. Kulihat ada retakan kecil di kaca, aku mengacuhkannya, mungkin hanya kekelawar yang tersesat saat terbang.
Dan ternyata dugaanku salah, 30 menit kemudian hal yang sama terjadi lagi, aku yakin bukan kelelawar, mana mungkin 2 kelelawar berturut-turut membentur jendelaku.
Aku membuka jendela kamarku dan melongok keluar, tidak ada tanda-tanda seseorang disana, pada saat yang sama ketika kututup jendela itu, benturan itu terjadi lagi, tetapi kali ini menyasar pintu depan.
Sampai titik ini, keringat dingin mulai mengucur dari kepalaku, apakah ini merupakan semacam Poltergeist,? Sungguh aku tidak ingin berurusan dengan hal semacam ini, apakah mungkin ada hubungannya dengan kunci jam tua yang aku putar tadi siang?
Entahlah, satu hal yang harus aku lakukan, aku harus mencari tahu apa yang terjadi dibalik semua ini.
***
08.17 AM
Hari yang biasa, sekolah yang biasa. Aku mengumpat karena aku gagal tidur semalaman, aku mencoba untuk tetap terjaga, serangan dirumahku semalam membuatku enggan untuk memejamkan mata.
Tiba-tiba, Bu Sarah datang ke kelasku dan beliau mengenalkan seorang murid baru kepadaku, atau lebih tepanya, ke kelas kami.
“Selamat pagi anak-anak, hari ini kelas kalian kedatangan murid baru, dia bersama walinya pindah dari kota lain, aku harap aklian cepat bisa saling mengenal”
Setelah Bu Sarah berkata demikian, si “murid baru” itu masuk ke kelas. Pada awalnya aku merasa seperti familiar dengan wajah itu, dan aku teringat akan sesuatu. Dialah yang menatapku kemarin siang di halte.
Bu Sarah menyuruhnya untuk memperkenalkan diri, tetapi dia hanya diam. Mungkin masih ragu dengan kelas barunya, atau mungkin dia bisu. Ah, kenapa aku menjadi cepat berburuk sangka.
“Baiklah, mungkin kamu masih canggung dengan lingkungan barumu, kalau begitu kamu tulis saja biodatamu di papan tulis, agar mereka bisa mengenalmu” Guru berkacamata itu memberi solusi.
Gadis itu mengambil boardmarker di meja guru dan mulai menuliskan namanya.
Mytha Airinzki
Aku tinggal bersama wali 2 km dari sekolah ini
Yah, perkenlan yang singkat, lalu Bu Sarah memperkenalkan dia duduk, dia duduk di belakangku karena memang ada bangku kosong disitu.
Saat pulang sekolah, aku menemukan sebuah kertas yang dilipat menyerupai seekor burung. Aku membongkar lipatan itu dan ternyata ada pesan singkat didalamnya.
“Sesuatu yang tidak berharga bukan berarti tak bernilai. Kau telah memulai semua ini, dan kau juga yang harus mengakhirinya!”
Aku tunggu kau disekolah jam 9 malam.
Aku tidak tahu apa maksud pesan ini, tetapi aku merasa ada hubungannya dengan jam tua dan kejadian poltergeist di rumahku. Karena di dalam pesannya ada kata “Tak Berharga”
***
20.58 PM
Dan bisa ditebak, aku menuruti permintaan apa yang ditulis pesan itu bahkan aku sendiri tidak tahu siapa pengirimnya, bisa saja itu sebuah kesalaanh kirim atau orang iseng yang melakukannya.
Aku membuka gerbang sekolah, dan menemukan seseorang di pos satpam, rambut kuning itu, mata biru itu. Oh, ternyata Mytha, aku berjalan mendekatinya dan menanyakan sesuatu.
“Apa yang kau lakukan disekolah jam segini? Apakah kau yang menulis pesan itu kepadaku?”
Kulihat dia hanya mengangguk, lalu menatap dalam kearahku, wajahnya sedikit terkena seberkas cahaya lampu. Lalu memberiku kode untuk mengikutinya.
Dia membawaku ke arah perpustakaan sekolah, sesampainya di pintu depan, dia mengatakan sesuatu.
“Kau yang membebaskan arwahnya, sekarang kau juga yang harus menyegelnya kembali”. Nada suaranya hampir datar, dan aku masih belum paham apa maksud perkataannya.
“Apa maksudmu?”
“Aku melihatmu berlari keluar dari toko kemarin, dan bersamaan dengan itu, aku merasakan sebuah portal dari dunia lain terbuka dari ruangan ini sebuah dimensi lain bersinggungan dengan dimensi kita, dulu seseorang telah menyegelnya dan menaruh segel itu di jam yang kau putar”
Sial! Aku menyesal kenapa harus memutar kunci itu, dan sekarang aku terbawa dalam masalah sejauh ini.
Aku mencoba menghela nafas.
“Baiklah, katakan apa yang harus aku lakukan”
“Kau harus memutar kembali kunci itu, jam yang sama ada di dalam perpustakaan ini”
“Bagaimana mungkin? Bukankah jam yang aku putar adalah yang berada di toko itu?”
“Beberapa hal yang ada di dunia ini, tidak diciptakan secara tunggal”
Mendengar perkataan itu, aku mengerti dan mulai masuk ke perpustakaan.
Hampir 3 tahun di sekolah ini, aku hampir tidak pernah masuk ruangan ini, ya, kenyataan yang memalukan.
Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang mengawasiku, aku merasa ada sesuatu yang sedang terbang dibelakangku, saat aku menoleh, ada makhluk wanita berbadan putih menyeringai kearahku, separuh wajahnya hampir terkelupas, dan dia bersiap menyergapku, aku merunduk dan mencoba melarikan diri. Aku menuju bagian belakang perpustakaan, disana aku melihat jam yang sama di toko itu, tetapi makhluk itu terus mencegahku, menyerangku dari segala arah seakan tidak mengijinkank untuk membuatnya kembali ke dunianya.
Saat aku menghindari serangannya sekali lagi, aku tersudut antara 2 buah rak buku, dia perlahan mendekatiku dan memperlihatkan kuku panjangnya, kuku hitam yang terlihat sangat tajam, rasanya cukup untuk menebas leherku.
Disaat terdesak itu tiba-tiba makhluk itu terlempar sejauh 8 meter ke belakang, aku melihat ada 2 orang berlari mendekat, ternyata Mytha dan Ela.
“Bagaimana kalian melakukannya?”
“Dia seorang telekinsesis”
Mytha merespon pertanyaanku. Ela? Bagaimana dia bisa memiliki kemampuan seperti itu juga?. Tetapi itu tidak penting, yang terpenting misi ini harus selesai.
Kulihat makhluk itu bangkit lagi, rasanya serangan dari Ela efeknya tidak terlalu parah untuk makhluk itu. Mytha lalu memberi sebuah komando. Dia mengisyaratkan agar aku dan Ela bersama-sama menggunakan kekuatan kami untuk melawannya.
“Perpaduan antara telekinesis dan chronokinesis memungkinkan kalian memindahkan sebuah benda melalui waktu”
“Maksudmu kita mengembalikan dia ke masa lalu?” Aku menyahut. Dan Mytha hanya mengangguk.
Aku dan Ela mencoba menyatukan kemampuan kami, mengerahkan segala yang kami bisa, makhluk itu terikat oleh telekinesis Ela, lalu aku mencoba menyatukan pikirank dengannya. Lalu muncul sebuah garis melingkar berwarna ungu kehitaman, sebuah spiral mirip sebuah supernova berputar ditengahnya, rasanya kami tahu apa yang harus kami lakukan. Ela melempar makhluk itu kedalam portal itu lalu kami melepas konsentrasi masing-masing. Seketika itu juga portal itu lenyap.
Makhluk meninggalkan sebuah batu berwarna jingga, Mytha mengambilnya.
“Detrates, batu keabadian” dia berkata lirih.
Setelah melewati serangkaian hal aneh ini, akhirnya aku bisa tenang kembali, menikmati masa alam mimpi seperti sedia kala. Aku berbaring di ranjang, menarik blangket hitamku, lalu mencoba tidur. Hanya suara Ac yang berbunyi di kesunyian malam ini, tetapi tidak lama aku mendengar sesuatu, seperti syair lagu atau mungkin sebuah puisi yang melantun pelan.
Biarlah, biarlah apa yang tidak kuketahui tetap menjadi misteri.
Seri keduanya nih gan,
gak usah ragu gan, ente komen cendol melayang
Dan ane mau sedikit share cerita pendek karangan ane cerita ini bersifat series, jadi kelak ane bakalan nulis cerita yan berbeda dengan tokoh utama yang sama. silahkan disimak. kritik dan saran dalam alur cerita dan tata bahasa sangat ane harapkan.
Spoiler for Permulaan:
Quote:
Quote:
Waktu, salah satu hal yang masih menjadi misteri hingga kini, kita semua tahu waktu selalu berjalan maju, layaknya sebuah sungai, tetapi kita tidak pernah tahu apa yang membuat waktu terus berjalan...
***
12.30 PM
Kubenamkan sebagian muka ke arah lenganku, pelajaran Fisika Pak Fredick di jam terakhir membuat aura kemalasan di kelas ini semakin menjadi-jadi. Kulirik arloji di tangan kiriku, jarum perak itu menunjukkan pukul 12.30, masih ada 60 menit lagi sebelum bel pulang dibunyikan.
Kulirik kearah kanan dan kiri, teman sebayaku sedang menulis beberapa rumus yang tertulis di papan. Tak bermaksud apa-apa. Aku hanya memastikan tidak ada seorangun yang sedang melihatku.
Aku tak bermaksud melakukan hal “ini” lagi, tetapi saat ini aku tidak punya pilihan lain, aku ingin segera meninggalkan kelas ini. Aku tahu, setiap hal pasti memiliki konsekuensi entah apa konsekuensiku memiliki kemampuan ini, untuk saat ini aku belum tahu, ya, mungkin suatu saat waktu yang akan mengungkapnya.
Aku memejamkan mata, memfokuskan pikiran dengan suara detik jam dinding yang menggantung di tembok sebelah kananku, kudengarkan secara seksama detik demi detik jarum itu bergerak, disaat ada celah diantara detikan jam itu, aku visualisasikan celah itu menyempit dan menyempit secara berkala, kau paham apa maksudku? Ya, aku sedang mencoba mempercepat waktu.
30 menit yang kurasakan, tetapi 60 menit waktu yang telah terjadi, kudengar lonceng berbunyi dan tak lama setelah itu Pak Fredick mengucapkan salam dan mengakhiri pelajarannya.
“Baik selamat siang anak-anak, sampai jumpa hari yang akan datang”
“Selamat siang juga pak,”
Kudengar Ela, gadis bintang di kelasku menjawab salam dari Pak Fredick.
Sebenarnya aku juga ingin segera pulang, tetapi aku langkahku terhenti sejenak di depan kelas. Aku mendengar Theo, dan gengnya sedikit berbincang.
“Aku hampir tak percaya dengan apa yang terjadi hari ini, kalau saja esok terjadi lagi aku pasti mengadakan pesta di rumahku, hahaha.. ”
lelaki berperawakan gemuk itu terlihat sangat girang, kulihat anak buahnya juga ikut meringis, nampak hanya ikut-ikutan bosnya saja.
Aku hanya tersenyum tipis dan bergumam, dia saja yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Dalam perjalanan aku sedikit termenung, di lubuk hati terkecilku aku sedikit takut memiliki kemampuan ini, menjadi seorang Chronokinesis bukanlah hal yang aku harapkan sebelumnya. Memang terlihat menyenangkan bisa memanipulasi waktu, tetapi efek kecil yang sering kurasakan adalah rasa sakit kepala yang sangat menyiksa disaat usai menggunakan kemampuan ini. Mungkin resiko yang lebih besar sedang menantiku jika aku terlalu sering menggunakan kemampuan ini.
Perhatianku sejenak teralihkan pada toko sebelah kiri yang baru saja aku lewati, ternyata ada sebuah toko barang kuno, aku tidak ingat ada toko semacam ini di jalan menuju rumahku. Untuk memuaskan rasa penasaranku, aku mencoba masuk. Tidak ada yang spesial di dalamnya, hanya ada perabotan tua dan barang-barang antik.
Aku hampir saja melompat ketika ada orang yang menyapaku. Ternyata hanya pemilik toko.
“Selamat siang, anak SMA ya? Aku beri kau potongan 30%”
“Emm, selamat siang juga, apakah anda telah lama mendirikan toko ini,?”
Kulihat dia sedang merapikan barang-barangnya, dan tidak menjawab pertanyaanku. Mungin dia terlalu sibuk, atau tidak mendengar perkataanku.
Aku masih penasaran dengan tempat ini, aku berkeliling sebentar, berbelok ke kanan menuju ruangan lain.
Bukan hanya ruangannya yang lain, tetapi suasana di ruangan ini juga “lain”. Sedikit gelap dan dingin, bahkan beberapa kaca yang digunakan untuk memajang barang terlihat sedikit berembun. Aku tidak peduli, dan tetap saja berkeliling.
Perhatianku tertuju pada jam tua berbandul yang ada di tengah ruangan, nampaknya telah berhenti bekerja. Ah, mungkin karena termakan usia. Entah apa yang merasukiku, tetapi ada rasa yang begitu besar yang menyuruhku mendekatinya.
aku mendekat ke jam tua itu, melihat-lihat sekelilingnya dan berhenti di bagian belakang. Aku melihat semacam kenci pemutar di bagian belakang jarumnya, penasaran, aku memutarnya beberapa kali ke arah kanan.
5 detik kemudian, terdengar bunyi “klik” dan jarum jam itu mulai bergerak, sepintas biasa saja, tetapi aku baru menyadari kalau jam ini berbeda, putarannya berlawanan dengan arah jam pada umumnya, dan pada kaca jam itu samar-samar memantulkan bayangan seorang wanita. Sadar ada yang tidak beres dengan semua ini, aku segera pergi dari toko itu. Saat berada diluar, kulihat di seberang jalan duduk seorang gadis di halte bus. Mata birunya memicing kearahku. Aku tidak memperdulikannya dan segera berlari menjauh. Mungkin tingkahku tadi terlalu aneh dimata orang lain, tetapi kenapa hanya dia yang memperhatikanku? Kenapa dia?
***
21.32 PM
Diatas tempat tidur aku masih kepikiran hal tadi, aku merasa seperti orang konyol, tergopoh-gopoh keluar dari sebuah toko dan sialnya ada seorang gadis yang melihat tingkahku.
Aku masih mengingat betul wajahnya, rambut kuning berponi yang dihiasi sebuah bando biru dikepalanya nampak sangat elegan, ditambah mata biru safirnya yang seakan memancarkan sesuatu. Tetapi picingan matanya seolah menunjukkan sedikit kebencian kepadaku. Aku tidak ingin memikirkannya, aku harus istirahat karena besok kegiatan melelahkan akan dimulai.
Beberapa saat setelah aku memejamkan mata, aku terbangun kembali karena secara tiba-tiba ada sesuatu yang membentur jendela kamarku. Kulihat ada retakan kecil di kaca, aku mengacuhkannya, mungkin hanya kekelawar yang tersesat saat terbang.
Dan ternyata dugaanku salah, 30 menit kemudian hal yang sama terjadi lagi, aku yakin bukan kelelawar, mana mungkin 2 kelelawar berturut-turut membentur jendelaku.
Aku membuka jendela kamarku dan melongok keluar, tidak ada tanda-tanda seseorang disana, pada saat yang sama ketika kututup jendela itu, benturan itu terjadi lagi, tetapi kali ini menyasar pintu depan.
Sampai titik ini, keringat dingin mulai mengucur dari kepalaku, apakah ini merupakan semacam Poltergeist,? Sungguh aku tidak ingin berurusan dengan hal semacam ini, apakah mungkin ada hubungannya dengan kunci jam tua yang aku putar tadi siang?
Entahlah, satu hal yang harus aku lakukan, aku harus mencari tahu apa yang terjadi dibalik semua ini.
***
08.17 AM
Hari yang biasa, sekolah yang biasa. Aku mengumpat karena aku gagal tidur semalaman, aku mencoba untuk tetap terjaga, serangan dirumahku semalam membuatku enggan untuk memejamkan mata.
Tiba-tiba, Bu Sarah datang ke kelasku dan beliau mengenalkan seorang murid baru kepadaku, atau lebih tepanya, ke kelas kami.
“Selamat pagi anak-anak, hari ini kelas kalian kedatangan murid baru, dia bersama walinya pindah dari kota lain, aku harap aklian cepat bisa saling mengenal”
Setelah Bu Sarah berkata demikian, si “murid baru” itu masuk ke kelas. Pada awalnya aku merasa seperti familiar dengan wajah itu, dan aku teringat akan sesuatu. Dialah yang menatapku kemarin siang di halte.
Bu Sarah menyuruhnya untuk memperkenalkan diri, tetapi dia hanya diam. Mungkin masih ragu dengan kelas barunya, atau mungkin dia bisu. Ah, kenapa aku menjadi cepat berburuk sangka.
“Baiklah, mungkin kamu masih canggung dengan lingkungan barumu, kalau begitu kamu tulis saja biodatamu di papan tulis, agar mereka bisa mengenalmu” Guru berkacamata itu memberi solusi.
Gadis itu mengambil boardmarker di meja guru dan mulai menuliskan namanya.
Mytha Airinzki
Aku tinggal bersama wali 2 km dari sekolah ini
Yah, perkenlan yang singkat, lalu Bu Sarah memperkenalkan dia duduk, dia duduk di belakangku karena memang ada bangku kosong disitu.
Saat pulang sekolah, aku menemukan sebuah kertas yang dilipat menyerupai seekor burung. Aku membongkar lipatan itu dan ternyata ada pesan singkat didalamnya.
“Sesuatu yang tidak berharga bukan berarti tak bernilai. Kau telah memulai semua ini, dan kau juga yang harus mengakhirinya!”
Aku tunggu kau disekolah jam 9 malam.
Aku tidak tahu apa maksud pesan ini, tetapi aku merasa ada hubungannya dengan jam tua dan kejadian poltergeist di rumahku. Karena di dalam pesannya ada kata “Tak Berharga”
***
20.58 PM
Dan bisa ditebak, aku menuruti permintaan apa yang ditulis pesan itu bahkan aku sendiri tidak tahu siapa pengirimnya, bisa saja itu sebuah kesalaanh kirim atau orang iseng yang melakukannya.
Aku membuka gerbang sekolah, dan menemukan seseorang di pos satpam, rambut kuning itu, mata biru itu. Oh, ternyata Mytha, aku berjalan mendekatinya dan menanyakan sesuatu.
“Apa yang kau lakukan disekolah jam segini? Apakah kau yang menulis pesan itu kepadaku?”
Kulihat dia hanya mengangguk, lalu menatap dalam kearahku, wajahnya sedikit terkena seberkas cahaya lampu. Lalu memberiku kode untuk mengikutinya.
Dia membawaku ke arah perpustakaan sekolah, sesampainya di pintu depan, dia mengatakan sesuatu.
“Kau yang membebaskan arwahnya, sekarang kau juga yang harus menyegelnya kembali”. Nada suaranya hampir datar, dan aku masih belum paham apa maksud perkataannya.
“Apa maksudmu?”
“Aku melihatmu berlari keluar dari toko kemarin, dan bersamaan dengan itu, aku merasakan sebuah portal dari dunia lain terbuka dari ruangan ini sebuah dimensi lain bersinggungan dengan dimensi kita, dulu seseorang telah menyegelnya dan menaruh segel itu di jam yang kau putar”
Sial! Aku menyesal kenapa harus memutar kunci itu, dan sekarang aku terbawa dalam masalah sejauh ini.
Aku mencoba menghela nafas.
“Baiklah, katakan apa yang harus aku lakukan”
“Kau harus memutar kembali kunci itu, jam yang sama ada di dalam perpustakaan ini”
“Bagaimana mungkin? Bukankah jam yang aku putar adalah yang berada di toko itu?”
“Beberapa hal yang ada di dunia ini, tidak diciptakan secara tunggal”
Mendengar perkataan itu, aku mengerti dan mulai masuk ke perpustakaan.
Hampir 3 tahun di sekolah ini, aku hampir tidak pernah masuk ruangan ini, ya, kenyataan yang memalukan.
Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang mengawasiku, aku merasa ada sesuatu yang sedang terbang dibelakangku, saat aku menoleh, ada makhluk wanita berbadan putih menyeringai kearahku, separuh wajahnya hampir terkelupas, dan dia bersiap menyergapku, aku merunduk dan mencoba melarikan diri. Aku menuju bagian belakang perpustakaan, disana aku melihat jam yang sama di toko itu, tetapi makhluk itu terus mencegahku, menyerangku dari segala arah seakan tidak mengijinkank untuk membuatnya kembali ke dunianya.
Saat aku menghindari serangannya sekali lagi, aku tersudut antara 2 buah rak buku, dia perlahan mendekatiku dan memperlihatkan kuku panjangnya, kuku hitam yang terlihat sangat tajam, rasanya cukup untuk menebas leherku.
Disaat terdesak itu tiba-tiba makhluk itu terlempar sejauh 8 meter ke belakang, aku melihat ada 2 orang berlari mendekat, ternyata Mytha dan Ela.
“Bagaimana kalian melakukannya?”
“Dia seorang telekinsesis”
Mytha merespon pertanyaanku. Ela? Bagaimana dia bisa memiliki kemampuan seperti itu juga?. Tetapi itu tidak penting, yang terpenting misi ini harus selesai.
Kulihat makhluk itu bangkit lagi, rasanya serangan dari Ela efeknya tidak terlalu parah untuk makhluk itu. Mytha lalu memberi sebuah komando. Dia mengisyaratkan agar aku dan Ela bersama-sama menggunakan kekuatan kami untuk melawannya.
“Perpaduan antara telekinesis dan chronokinesis memungkinkan kalian memindahkan sebuah benda melalui waktu”
“Maksudmu kita mengembalikan dia ke masa lalu?” Aku menyahut. Dan Mytha hanya mengangguk.
Aku dan Ela mencoba menyatukan kemampuan kami, mengerahkan segala yang kami bisa, makhluk itu terikat oleh telekinesis Ela, lalu aku mencoba menyatukan pikirank dengannya. Lalu muncul sebuah garis melingkar berwarna ungu kehitaman, sebuah spiral mirip sebuah supernova berputar ditengahnya, rasanya kami tahu apa yang harus kami lakukan. Ela melempar makhluk itu kedalam portal itu lalu kami melepas konsentrasi masing-masing. Seketika itu juga portal itu lenyap.
Makhluk meninggalkan sebuah batu berwarna jingga, Mytha mengambilnya.
“Detrates, batu keabadian” dia berkata lirih.
Setelah melewati serangkaian hal aneh ini, akhirnya aku bisa tenang kembali, menikmati masa alam mimpi seperti sedia kala. Aku berbaring di ranjang, menarik blangket hitamku, lalu mencoba tidur. Hanya suara Ac yang berbunyi di kesunyian malam ini, tetapi tidak lama aku mendengar sesuatu, seperti syair lagu atau mungkin sebuah puisi yang melantun pelan.
Biarlah, biarlah apa yang tidak kuketahui tetap menjadi misteri.
Harusnya kau melewati malam dengan seorang kawan...
Bukannya sendirian...
Harusnya kau tak merasa kesepian di tengah keramaian...
Aku percaya di dalam hatimu masih menyimpan sebuah harapan...
Dan dia kini telah tiada...
Namun bukan berarti harus berurai air mata...
Jiwanya telah lama pergi...
Meninggalkan sebuah kisah romansa abadi...
Bukannya sendirian...
Harusnya kau tak merasa kesepian di tengah keramaian...
Aku percaya di dalam hatimu masih menyimpan sebuah harapan...
Dan dia kini telah tiada...
Namun bukan berarti harus berurai air mata...
Jiwanya telah lama pergi...
Meninggalkan sebuah kisah romansa abadi...
Seri keduanya nih gan,

Quote:
eh entah siapa ini, tapi makasih gan 
![[OriFic] Mytha Airinzki - Sebuah Kekuatan Waktu](https://s.kaskus.id/images/2014/02/14/5182909_20140214014034.jpg)

![[OriFic] Mytha Airinzki - Sebuah Kekuatan Waktu](https://s.kaskus.id/images/2014/02/14/5182909_20140214014034.jpg)
gak usah ragu gan, ente komen cendol melayang

Diubah oleh cavaliet07 06-03-2014 01:05


abellacitra memberi reputasi
1
3.5K
Kutip
34
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan