- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dunia Delusi - Under The Sky Part 6


TS
ucikha48
Dunia Delusi - Under The Sky Part 6
Spoiler for Part Akhir:
Under The Sky #6
Spoiler for Cerita:
-oOo-
Minggu, 17 Maret 2013, pukul 02.45
Christ mengantar keempat kurir ke lantai F5. Sepanjang perjalanan, dari setiap menaiki tangga, tidak ada pergerakan mencurigakan dari keempat kurir tersebut. Hanya kegiatan biasa yang wajar dilakukan oleh kurir barang saja.
Mereka pun sampai di lantai F5. Setelah selesai menaikan barang melewati tangga, keempat kurir tersebut melanjutkan membawa barang ke toko, yang hanya berjarak 3 blok dari tangga. Christ mengikuti mereka dari belakang.
Seketika Christ berhenti, ia mendengar suara wireless, suara N.
"Christ... S.O.S...", ucap N lirih.
Christ berhenti berjalan. Ia mencoba mencerna keadaan, sambil mengambil Knuckle yang ia simpan di ikat pinggang sebelah kirinya.
"N... Kenapa lo??", balas Christ mencoba menjawab N.
Tiba-tiba sesuatu melayang ke arah Christ. Sebuah sabitan pisau mengarah ke wajahnya. Christ yang sempat lengah, secara refleks menghindar. Tidak beruntung, ia mendapatkan luka gores kecil di pipinya.
Setelah memperbaiki posisi berdirinya, Christ melihat kearah keempat kurir tersebut. Keempat orang itu telah mengeluarkan pisau masing-masing, berlari mencoba menyerang Christ. Setelah melihat cara berlari keempatnya, Christ tahu, keempat kurir itu adalah agent terlatih short range battle dengan bekal ilmu beladiri sambo.
Christ segera merespon dengan melakukan beberapa gerakan menghindar. Sambil menghindar, ia berhasil menusuk satu orang kurir di bagian perutnya dan melumpuhkannya. Satu orang jatuh, masih tersisa tiga orang lagi, begitulah pikir Christ.
Tiba-tiba datang sebuah ayunan pukulan dari samping. Christ refleks menangkisnya, mematahkan sendi sikunya, dan memberi sebuah tusukan di dada. Kurir kedua lumpuh. Christ bangkit, ia berlari menjauh dari dua kurir yang tersisa, diikuti oleh kedua kurir tersebut.
Christ berlari ke arah sebuah pilar samping tangga. Kedua kurir yang mengejar mengangkat pisaunya, bersiap menikam Christ dari belakang melihatnya berlari ke arah pilar. Namun, dengan cerdiknya. Christ berlari ke arah pilar, menggunakannya sebagai pijakan untuk melompat, Christ melakukan lompatan overhead, sambil melempar Knuckle nya ke arah seorang kurir. Knuckle tersebut tepat mengenai leher si kurir, dan segera setelah mendarat, Christ meraih leher dan melumpuhkan kurir itu dengan sebuah gerakan mengunci.
Sementara Christ masih mengunci kurir tersebut, kurir yang lain sudah siap menikam Christ dari belakang. Tak hilang akal, Christ melakukan Tackle kick tepat mengenai mata kaki kurir tersebut. Ia pun terjatuh tersungkur. Christ bangkit, beranjak ke arah kurir terakhir yang sudah tidak sanggup berdiri lagi. Si kurir melemparkan pisaunya ke arah Christ, tapi dengan mudah Christ menghindarinya. Setelah tiba di depannya, Christ memberikan sebuah tendangan keras di dada, menjadikan kurir terakhir tersebut lumpuh tak bergerak.
Christ berhasil mengalahkan keempat kurir tersebut. Kemudian setelah berdiri tegak, ia segera berlari ke lantai bawah.
"N... Ada apa di bawah...", ucapnya dalam hati.
-oOo-
Minggu, 17 Maret 2013, pukul 02.50
"Christ... S.O.S...", bisik N lirih.
Nampak di depan N empat orang berpakaian serba hitam. N yang sudah menggenggam handgun magnum revolver di tangan kanannya, secara cepat mengarahkan tembakannya ke orang terdepan.
DOR!!!
Tembakan N tepat mengenai kepala orang itu. Namun, orang kedua dari depan segera bereaksi dan mengarahkan tembakan ke arah N.
DOR!!!
Tembakan tepat mengenai perut kiri N. Ia merasakan kesakitan yang luar biasa. Begitu sakitnya, N hingga tak sanggup lagi menarik pelatuknya kembali.
DOR!!!
Tembakan kedua di lepaskan. Kali ini tergetnya adalah pergelangan tangan kanan N. Tangan N yang terkena tembak sontak melepaskan handgunnya. Tangan kanannya lumpuh, darah bercucuran dari perut dan tangannya.
N bukan sudah menyerah. Ia yakin, Christ akan tepat waktu sampai dan membantunya. Ia yakin, Christ mengerti benar arti kode yang barusan ia kirimkan kepada Christ. Pria berbaju hitam mengarahkan pistol ke wajah N. N yang sudah tak bisa bergerak, hanya bisa menutup mata.
DOR!!! DOR!!! DOR!!!
Tiga kali suara senapan terdengar. N membuka matanya. Dihadapannya, ia melihat ketiga pria di hadapannya jatuh. Masing-masing dengan kepala tertembus peluru, mereka tergeletak, mati, dengan darah dari kepalanya yang terus mengucur.
N mencoba menggerakkan tubuhnya. Dari dalam gedung, Christ berlari ke arahnya. Christ segera membantu N bergerak.
"Woy... Ngerti amat lo bro...", ucap Christ melihat pendarahan yang ada di perut dan tangan N.
"Nggak papa... Bomnya Christ... Disitu...", balas N sambil memberikan kode arah dengan gerakan wajahnya kepada Christ.
"Dah, lo diem dulu...", perintah Christ.
Christ menyadarkan tubuh N ke dinding. Kemudian ia menyobek pakaian N di bagian perut dan menyobek lengan kemeja N bagian kanan. Ia melihat luka yang N dapatkan.
"Wah, kaco lu... Peluru di perut... Di lengan cuma serpihan pecahan...", ucap Christ.
"Bomnya Christ...", ucap N lirih.
"Diem aja kalo lo ga mau mati keabisan darah... Cuma sebentar kok, kita masih sempet jauhin bom...", jawab Christ.
Christ kemudian mengambil sebuah korek dan whisky dari kantongnya. Ia melumurkan whisky ke luka perut dan tangan N. Christ kemudian menyalakan korek dan membakar kedua luka itu. N menjerit kesakitan, lukanya yang masih sangat segar mendapatkan perih dari alkohol dan panas terbakar, Christ melakukan hal ini untuk menghentikan pendarahan pada luka N.
Setelah selesai membakar luka, Christ dan N bergerak ke arah mobil. Christ mengambil kemudi mobil dan bersiap berangkat.
"Christ... Lo nyetir... Bawa mobil sejauh-jauhnya...", ucap N menyandar di kursi menahan sakit.
"Walopun gw nggak jago nyetir mobil... Gw masih tau kok cara nginjek gas dan rem... Yang penting sejauh-jauhnya aja kan...", ucap Christ pede.
Christ menginjak gas mobil. Mobil melaju liar dengan kecepatan yang tak beraturan. Pagar gedung ditabraknya, rusak, mobil terus berjalan tanpa memerhatikan kondisi sekitar. Christ mengarahkan mobil ke utara, dengan kecepatan sangat tinggi, ketempat Mizhak standby di mobil van. Sebelum sesuatu menarik perhatian mereka berdua.
DHUARRR!!!
Sebuah ledakan terjadi di mobil van Mizhak. Christ dan N yang melihat dengan mata kepala mereka sendiri kaget. Mizhak masih di dalam van itu!
"Cabut Christ... Bawa mobil sejauh-jauhnya...", ucap N.
"Siap... Gw tau lokasi sungai dekat sini... Daerah Kanal Timur...", balas Christ sambil tetap menginjak gas mobil yang masih melaju kencang.
Mereka berdua memasang tampang serius. N dengan tambahan ekspresi menahan sakit di lukanya, dan Christ berkonsentrasi mengemudikan mobil, benda yang kurang familiar dengannya. Mobil masih tetap melaju kencang. Sementara itu Ray masih tidak dapat dihubungi karena gangguan sinyal tadi. Mereka berdua pun hanya bisa pasrah berharap bisa menenggelamkan mobil di sungai sebelum bom meledak.
Tibalah mereka di sungai Kanal Timur. Christ tanpa ragu menginjak gas tanpa mengurangi kecepatan. Mobil menabrak pembatasan jalan. Melaju terus kencang, terbang menuju sungai. Seperti gerakan Matrix, melayang di udara tanpa penyangga, terus turun ke arah air mengalir.
BYURRR!!!
Mobil berhasil masuk ke sungai. Saat itulah kesadaran N mulai menghilang. Rasa sakitnya sudah terlalu sulit untuk ditahan karena efek tambahan dari alkohol, api dan sekarang air dingin. Christ mencoba membanti N keluar dari mobil, mencoba menyelamatkan diri.
DHUARRRR!!!!
-oOo-
Hari dan Tanggal yang tidak diketahui...
Christ dengan berat mencoba membuka matanya. Seluruh tubuhnya terasa kaku dan tak mampu digerakkan. Perlahan tapi pasti, matanya mulai terbuka, meskipun tubuhnya masih tak bisa di gerakkan.
Ia terbaring, di sebuah ruangan serba putih. Nampak sebuah televisi berukuran 21inch di meja di depan kasur tempatnya berbaring. Ruangan ini sangat tertutup, tak ada satupun jendela. Hanya ada satu pintu, yang juga berwarna putih. Perlengkapan di dalam ruangan ini pun seadanya. Tetap serba putih.
Nampak suatu hal yang menarik perhatiannya. Sosok dua orang laki-laki berkacamata dan satunya lagi berambut kribo, duduk menghadap ke arah tempat Christ berbaring. Setelah memperoleh penglihatannya sempurna kembali, Christ akhirnya mengenali keduanya. Itu Ray, dan ... Niqolas?!?!
"Bangun juga lo...", ucap Ray sambil bergerak ke arah meja, mengambilkan air putih untuk diminum Christ.
Christ menerima bantuan Ray. Ia meminum air putih itu beberapa teguk. Ia merasakan kesegaran yang luar biasa. Meskipun begitu, ia tak mampu meneguk air lebih banyak lagi. Kerongkongannya terlalu sakit untuk meneguk air terlalu banyak. Kini baru ia menyadari, Sekujur tubuhnya telah berbalut perban. Hanya bagian pundak dan beberapa celah kecil saja yang tak tertutupi perban.
"Apa yang terjadi Ray?? N??", tanya Christ lirih.
Ray belum menjawab. Dengan tenang ia mengembalikan gelas minum Christ ke meja. Kemudian ia memutar dongkrak kasur Christ agar ia bisa berposisi agak duduk. Sementara itu, Niqolas menggeser kursinya, mendekat ke arah Christ. Diikuti oleh Ray yang duduk di sebelah Niqolas.
"Lemah banget lo aj berapa hari gak sadar...", ucap Niqolas memulai pembicaraan.
"Hah? Berapa hari?", ucap Christ tidak percaya.
"Yap... Berhari-hari... rekor...", jawab Niqolas.
"Gw nggak ngerti maksud lo... Terus kenapa lo ada disini?", tanya Christ kebingungan.
"Biar gw ceritain semuanya... Lo dengerin baik-baik ... Gausah paksain badan lo dulu...", ucap Ray.
Christ pun menurut. Ia diam, menunggu Ray menjelaskan kepadanya. Ray pun mulai menjelaskan kejadian malam itu.
"Lo berhasil masukin mobil ke dalam sunga... Mobilnya meledak di sungai... Nggak ada korban luka selain lo Christ...", ucap Ray.
"Sukurlah... Lo Niq? Kenapa ada disini...", tanya Christ.
"Gw malem itu, kepikiran lo semua... Tolol banget gw, pikir gw... Gw memutuskan buat ke lokasi bantuin lo semua gagalin misi itu...", jelas Niqolas.
"Hah? Maksud lo apa?", tanya Christ.
"Gw naik ke gedung sebelah, standby disana... Sukurlah gw bisa sedikit bantu N waktu dia dikepung empat orang... Tiga orang berhasil gw tembak headshot mati di tempat...", jelas Niqolas.
"Oh... Thanks Niq... Gw kurang tau apa yang terjadi sama N waktu itu, gw diatas soalnya...", jawab Christ.
"Yap... Gw tau kok... Segera setelah gw tembak itu tepat lo keluar dari dalem, bantuin N...", lanjut Niqolas.
"Berarti, kalo lo ada di lokasi... Berarti Shaw...", ucap Christ.
"Yap... Dia juga standby di lokasi... Sesaat setelah sinyal wireless terganggu, Shaw pas masuk ke dalam van, dan sempet ngasih tau N lokasi dan bentuk bomnya...", lanjut Niqolas.
"Jadi... Yang ada di dalam van waktu meledak itu... Bukan cuma Mizhak? Shaw juga?", tanya Christ panik.
"Meledak lo bilang?? Astaga...", ucap Niqolas kaget sambil menutup kedua matanya.
Christ yang mendengar itu kaget. Ia pikir saat itu hanya Mizhak yang ada didalam van. Namun ternyata Shaw pun diam-diam ada di dalamnya. Christ benar-benar merasa bersalah sebagai orang yang melihat ledakan itu tepat di hadapannya dan N.
"Terus N gimana? Dia kena luka tembak di perut dan tangan kanan...", tanya Christ.
"Gw juga nggak tahu Christ...", jawab Ray.
"Hah? Maksud lo apa?", tanya Christ lagi.
"Gw, sesaat setelah kita hilang kontak, di datangi sekumpulan orang... Gw diringkus lalu dibius, dan waktu bangun udah ada di ruangan ini... Sama lo yang tergeletak nggak sadar...", jelas Ray.
Christ hanya diam bingung mendengar perjelasan Ray.
"Sama Niqolas juga... Dia begitu ngelumpuhin tiga orang yang nyerang N, langsung coba lari ketempat lo berdua buat bantuin... Tapi sebelum dia sampai, dia juga diserang sekumpulan orang, dibius, dan bangun udah di tempat ini sama kita...", lanjut Ray.
"N??", tanya Christ.
"Entahlah... Menurut gw, hanya orang yang nyelametin lo sampe tiba di ruangan ini, yang tahu... Gw pun nggak tahu siapa mereka... Sudah tiga hari ini sejak gw dan Niqolas sadar, kita nggak tahu berita apapun...", jawab Ray.
Mereka bertiga terdiam. Dalam benak mereka muncul berbagai pertanyaan. Bagaimana kondisi N? Apakah dia berhasil selamat dari ledakan sungai? Lalu bagaimana Mizhak dan Shaw yang Christ lihat dengan mata kepala sendiri van-nya meledak. Hanya bisu, mengisi ruangan serba putih itu. Masing-masing dari mereka diliputi perasaan bersalah dan perasaan penasaran. Bersalah tak bisa tau kondisi ketiga partner nya yang lain, dan merasa penasaran siapa yang membawa mereka bertiga ke ruangan ini, mengapa hanya mereka bertiga.
Tiba-tiba televisi besar di ruangan itu menyala, Nampak di tampilannya seorang pria dalam penerangan minimal, hampir gelap sama sekali. Hanya nampak sedikit silhouette tubuhnya. Pria itu duduk menghadap layar, sepertinya ingin mengucapkan beberapa hal.
"Selamat datang ... Ray, Niqolas, Christ...", ucap pria tersebut.
Ray, Niqolas dan Christ hanya diam melihat tayangan di televisi yang tiba-tiba menyala sendiri itu. Ribuan pertanyaan muncul di pikiran mereka. Namun, mereka memutuskan untuk diam dan mendengarkan apa yang akan diucapkan pria itu. Mereka berharap tayangan itu adalah jawaban dari semua pertanyaan mereka tentang kejadian malam itu.
"Kalian bertiga... Hmmm... ASAS Agent... Organisasi sampah itu..", ucap pria itu.
"Maaf saya mengunci kalian di ruangan ini... Dan maaf juga saya baru muncul sekarang...", lanjutnya.
"Sebenarnya saya ingin mengumpulkan kalian berenam... Bersama N, Mizhak dan Shaw... Sayangnya, saya tidak bisa melakukan itu... Mohon maaf yang sebesar-besarnya..."
Christ, Ray dan Niqolas yang mendengar pertanyaan itu kaget. Bertanya-tanya dalam hati apa maksudnya.
"Shaw, dia mati di dalam van yang meledak... Van itu diledakan oleh orang yang sama yang ingin meledakkan target yang kalian coba selamatkan, dan berhasil... Hanya tersisa beberapa sisa hangus rangkanya, dan cocok dengan struktur rangka Shaw...", lanjutnya
Ray adalah yang paling kaget mendengar konfirmasi kematian Shaw ini. Antara percaya dan tidak, ia mencoba mencerna informasi dari tanyangan pria tersebut. Tapi mau tidak mau, Ray hanya bisa mempercayainya karena hanya itu informasi yang ia tahu.
"Rangka Mizhak tidak kami temukan di puing-puing bekas ledakan van... MIA (Missing in Action), saat ini kami hanya bisa menyimpulkan seperti itu...", ucap si pria.
Niqolas menghela nafasnya. Konfirmasi kematian Shaw, kemudian menyusul Mizhak yang MIA. Dalam benaknya ia takut mendengar informasi selanjutnya. Takut bahwa itu informasi terkait N.
"Dan, N... Kami benar-benar mohon maaf... Dia tidak selamat dari ledakan disungai... Luka-luka ditubuhnya memaksakannya tak sanggup bertahan dari efek ledakan itu... N telah mati...", lanjut si pria.
Sekujur aliran darah seolah mengalir deras ditubuh Christ, Niqolas dan Ray. Terlebih Christ yang hingga detik terakhir berada bersama N, menyelesaikan misi malam itu.
"Tapi kalian tidak perlu khawatir... Kalian berenam sudah kami kondisikan hilang alias MIA... Saat ini saya hanya bisa bilang, Hanya kalian bertiga yang sisa dari misi itu...", ucap si pria.
"Nama saya Mr.O, pemimpin tim yang membantu menyelamatkan nyawa kalian bertiga...", lanjutnya.
Niqolas mulai emosi mendengar ucapan pria itu barusan. Ia merasa dibodohi dengan diselamatkan sementara ketiga rekannya gagal terselamatkan.
"Kalian tidak perlu marah... Saya bermaksud baik disini...", ucap pria
"Organisasi kalian itu, ASAS... Kalian tentu sudah tak tau apa yang akan mereka lakukan jika tahu kalian bertiga masih hidup... Ya... Mati...", lanjutnya.
"Saya sudah mengamati kalian berenam sejak misi itu mulai terdengar oleh tim saya... saya tertarik dengan keberanian kalian berenam... Tentu dengan track record kalian... Impressive..."
"Saya hanya bisa berkata pada kalian, Mohon maaf yang sebesar-besarnya, tidak bisa menyelamatkan ketiga rekan kalian itu... Kami sungguh menyesal, kami benar-benar berharap bisa menyelamatkan kalian semua tanpa terkecuali..."
"Terima kasih banyak, sudah berani menggagalkan misi pengeboman itu, meski harus melawan organisasi kalian sendiri... Tapi untuk saat ini, kami minta kalian melupakan ketiga teman yang tak terselamatkan itu.."
"Karena itulah, saya menjelaskan disini... Saya tertarik merekrut kalian bertiga, bergabung dalam tim kami... Bukan tawaran tepatnya, karena kalian tidak bisa menolak..."
Christ, Ray dan Niqolas terdiam. Mereka tidak menyangka, mereka diselamatkan oleh organisasi lain. Terlebih merekrut mereka? Permainan macam apa lagi ini! Mereka hanya terdiam, bahkan untuk berekspresi pun tak sanggup. Mereka hanya terdiam, bahkan untuk berekspresi pun tak sanggup. Mereka hanya bisa bertanya-tanya di pikiran mereka. Pertanyaan yang mereka yakin tak akan terjawab dalam waktu dekat.
"Saya MR.O, mengucapkan kepada kalian bertiga... Selamat Datang... Selamat bergabung bersama organisasi kami... Kalian adalah Agent yang luar biasa..."
Pria itu nampak bangkit dari kursi tempatnya duduk kemudian berdiri. Pencahayaan masih gelap, menyebabkan wajah Mr.O, masih tak dapat terlihat. Kemudian Mr.O dengan lantang mengucapkan sebuah kalimat. Sebuah kalimat yang singkat, namun yang tertanam di pikiran mereka bertiga. Sebuah kalimat yang berisi kata yang bahkan tak pernah mereka dengar sebelumnya. Sebuah kalimat yang membuat mereka semakin tenggelam dalam diam kaget dan tak percaya.
"SELAMAT DATANG, DI ORGANISASI KAMI, UNDER THE SKY!!!"
-oOo-
Akhirnya cerita pun selesai dan tangan pun terasa pegal ahhahahah

Quote:
Pengunjung yang baik pasti meninggalkan jejak
atau
Bisa juga dengan yang ijo-ijo
asalkan jangan
atau

Bisa juga dengan yang ijo-ijo

asalkan jangan


Mohon maaf bila ada kesalahan kata atau thread masih acak-acakan...

Part 1 dan 2
Part 3
Part 4
Part 5
Diubah oleh ucikha48 14-12-2013 19:58
0
1.4K
Kutip
2
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan