Orific yang terinspirasi oleh Oreimo+School Days
genre : Comedy, Romance, School Life, Slice of Life, sisanya nyusul
Spoiler for Prolog:
Gerbang sekolah itu cukup megah untuk seorang dengan penampilanku ini.
Dibanding dengan sekolahku dulu, tempatku belajar kini bisa dibilang benar benar lebih kecil namun kemegahannya? Jangan bandingkan sekolah pinggiran kota dengan tengah kota, itulah yang terpikirkan dibenakku ketika hari pertama sekolah.
Sekolahku dulu hanya sebuah gedung tua peninggalan Belanda yang terdiri dari belasan gedung tua sebagai ruang kelas, sebuah sangar tari yang dilengkapi peralatan gamelan, gedung olah raga, dan sebuah lapangan sepak bola yang cukup membuatmu kelelahan dengan memutarinya 10x setiap semesternya.
Orang-orang bilang bangunan tersebut bekas rumah sakit jepang karena aura mistisnya walau kenyataanya bangunan tersebut memiliki model arsitektur kolonial kuno dengan langit langit yang berjarak cukup jauh dari lantai.
Berada di pinggiran kota yang cukup damai, dengan luas yang cukup untuk membuat sebuah pusat perbelanjaan dengan tempat parkir outdoor, begitulah yang aku pikirkan tentang sekolah lamaku.
Namun aku tak akan menceritakan cerita-cerita tentang masa-masa bodoh ketika disana, karena sekarang aku seorang murid SMA, dimana tokoh utama sebuah manga ato anime sering menjabarkannya sebagai “pusatnya titik balik kehidupan masa remaja.”
Dengan bermodalkan kalimat itu aku mencoba menyongsong sebuah era baru yang ku sebut Masa SMA.
Terlalu naif jika orang lain mendengarnya, hanya bermodal sebuah kata-kata tokoh fiktif seorang anak laki-laki yang baru menginjak usia 15 tahun dengan tinggi kurang dari 165cm dengan berat tidak sampai 45kg dan berpengelihatan kurang peka karena terlalu banyak berhadapan dengan benda elektronik berusaha menaklukan kejamnya masa masa SMA.