Halo agan, ane mau nyumbang cerita juga nih. Walopun baru kali ini ane nyoba nulis, masih belajar, semoga bisa mendapatkan apresiasi berupa saran dan kritik. Semoga agan terhibur, selamat menikmati. Mohon maaf jika ada kesalahan di dalem cerita ini.
Spoiler for index:
INDEX : as soon as possible
Spoiler for opening hehe:
self proclaim
Spoiler for Prologue:
Aku berjalan ke atas panggung, menuju sebuah meja yang di atasnya terdapat sebuah laptop, DjMixer bermerk, dan sebuah M-audio Trigger Finger dengan kabel berwarna yang terjulur ke lantai. Gelap, hanya cahaya dari alat-alat Dj di atas meja yang berwarna warni, bahkan lautan manusia di depan panggung hampir tidak terlihat. Kugunakan sebuah headset besar yang menutupi kuping, seketika suasana berubah sangat sunyi tidak terdengar apapun.
Kuatur software di dalam laptop sedemikian rupa hingga jika kutekan 'enter' di atas keyboard akan memainkan musik yang sebelumnya sudah kusiapkan. Segera kulepas headset dan kuraih sebuah mic dengan mengangkat tangan satunya yang sedang memegang sebatang rokok, "Are you ready?"
"READY!" sambut gemuruh ribuan manusia itu seraya mengangkat tangan keatas.
Saat kutekan tombol enter, terdengar suara dentuman bass yang keluar dari deretan speaker besar disamping panggung dengan lampu warna-warni yang menyorot ke arah penonton. Saat itu juga ribuan manusia melompat secara bersamaan, mungkin jika aku berada disana akan kurasakan sebuah getaran saat kaki mereka berpijak kembali ke atas tanah. Dengan bebas kumainkan panel-panel sebuah DjMixer, membuat suara khas dengan tombol-tombol berbentuk kotak pada M-audio.
Dengan kepala yang mengangguk, kusaksikan ribuan manusia seperti kehilangan kesadaran, semua bergerak bebas. Melompat, bergoyang tanpa kendali, bahkan para wanita bergerak dengan gerakan erotis yang di dukung lampu-lampu sorot berwarna.
Saat sebuah jeda di tengah musik dubstep yang kuberikan, terdengar gemuruh suara yang menyerukan nama panggung-ku, "RAY! RAY! RAY!"
Sebuah perasaan bangga datang saat namaku disebutkan oleh ribuan orang yang menganggapmu sebagai tuhan di sebuah lapangan besar dengan cahaya berwarna dan hentakan suara bass yang bisa membuat bagian dalam tubuhmu bergetar.
Dengan berakhirnya jeda selama beberapa detik, sebuah dentuman keras dari deretan speaker kembali membuat ribuan manusia menggila. Kuberikan yang terbaik untuk mereka, sebagai tuhan yang berdiri di atas panggung takkan kubiarkan umatku merasa kecewa.
Hanya dengan sebuah tombol enter dan kreatifitas saat menggunakan alat-alat Dj membuat diriku, Raya Satrianto, seorang pria penyendiri menjadi sebuah sosok yang dikenal banyak orang di berbagai negara.