

TS
kravivanya
trisula saga, into a cauldron
Spoiler for pesan:
Vladivostok. Home Base of Indonesian Loyalists. Aboard KRI Trisula.
“kapitant, Nagabanda terlihat, portside.” Teriak seorang pengawas dari atas menara anjungan.
“naikkan bendera biru.”
“kapitant, Nagabanda memberikan kode morse, A-A-A.”
Kapten Kapal, Kolonel Prabu Yudha membuka buku kode sebelum suatu lengkingan bernada tinggi terdengar dari arah laut. “helm.. crash dive! Alarm.. alarm..” perwira yang sedang membaca buku di conning tower dengan sigap berdiri dan berteriak..
“ja, Kapitant! SOB persiapkan trimming, buka balas depan belakang. Helm trim hidroplane haluan duapuluh derajat depresi, reaktor?”
“reaktor kritis, output delapanpuluh persen.”
Kolonel Prabu memberi perintah, “penyelaman dalam dua menit!”
“kapitant, seluruh palka ditutup, kondisi peralatan hijau, siap untuk penyelaman!”
“all ahead flank!”
“raise the mast!” seorang kadet pelaut membuka kunci dan menaikkan tiang fotosensor yang merupakan pengganti periskop pada KRI Trisula.
“kapitant, kontak dari dua tujuh tiga.. sepertinya HVAC!”
“sial..”
Kolonel prabu menyaksikan di konsol tempur delapan misil HVAC atau hipervelocity air cruise missile dari Caliphate melengking dengan kecepatan hingga mach 7 sementara artileri pertahanan udara termasuk roket antiserangan udara dengan sia-sia menembaki misil tersebut.
Prabu melihat misil itu kini melepaskan silonya dan mulai menembakkan puluhan batangan uranium berlapiskan karbon padat sekeras berlian ke arah sisa terakhir dari armada timur Republik Indonesia. Batangan uranium ini kini terbang dengan kecepatan melebihi mach 10 dan merobek lambung kapal-kapal yang berlabuh. Bodi rudal tersebut kini bersinar terang bersamaan dengan kilat-kilat yang menyambar membuat plasma dan memerangkap partikel tritium dalam hulu ledak rudal.
“rig for depth charge!”
Tritium yang terperangkap dalam generator plasma mulai melepaskan energinya dan melepaskan kelebihan energinya berupa panas dan gelombang elektromagnetik. Ledakannya setara dengan dua kiloton bom atom. Kolonel prabu menyaksikan sejumlah besar foton menyerbu fototransistor di fotomast dan memanggang benda itu seketika. Ledakan dahsyat terdengar dikejauhan dan gelombang panas menyerbu lautan. Namun prabu tahu dengan pasti bahwa air laut adalah suatu beban yang besar sehingga ia tak perlu khawatir dengan EMP.
“damage report!”
“kapitant, evaluasi menyebutkan bahwa kedua reaktor berjalan dengan normal. Bacaan radiasi dalam toleransi, detonasi positif dari senjata plasma!”
“hubungi komando tinggi, laporkan bahwa kita selamat dari serangan, minta perintah.”
“jawohl herr kapitant!”
Letnan Endradika kepala sonar berseru dari balik konsole departemennya, “kapitant, kontak dari satu-satu-tiga, sepertinya kapal selam nuklir, kami menangkap kontak transient dari pompa reaktornya. Klasifikasi kontak sebagai sierra one.”
“gut! Berikan aku hitungan baling-baling.”
“reklasifikasi kontak sebagai kapal selam rudal balistik, dari kelas Borey.”
“Nagarangsang?”
“positif kapitant, kami menangkap flow noise positif kontak sebagai KRI Nagarangsang. Dua kontak tambahan kapitant! Aktive sonar dari kelas Bow Horn, reklasifikasi kontak sebagai sierra two dan three. Hostile. Bearing tiga empat tiga dan tiga tiga satu. Sepertinya dari kelas Kilo dan Foxtrot. Jarak satu tiga ribu meter!”
“jarak kontak ke nagarangsang?”
“lima ribu, tunggu temporer dari kontak, sepertinya mereka menambah kecepatan, transient.. transient.. torpedo in the water!”
Kolonel Prabu berfikir cepat, “all ahead flank, battle station! Panaskan tabung torpedo.”
“torpedo speed, seratus knot, kontak positif sebagai Skval!”
“weps, bagaimana status tabung dua dan tiga?”
“terisi dengan plasma torpedo.” Jawab komandan torpedo, Mayor Kurniawan Budi Irianto atau biasa disebut Kabei.
“Einsvo! Persiapkan prosedur persenjataan khusus!” Eersten Wachtofizer
Letkol Waweka Suwarah mengeluarkan kunci dari kalungnya dan memasukkan kunci ke dalam konsol persenjataan khusus. “prosedur PAL di bypass. Masukkan kode PAL!” PAL atau permissible action links adalah suatu kode untuk membypass perintah dari presiden republik dalam kondisi khusus, namun hal itu kini hanya merupakan bayang-bayang mengingat hampir semua persenjataan plasma taktis kini berada dibawah kekuasaan kapten kapal atau komandan skuadron pesawat tempur, dan kode PAL yang semula rumit dengan algoritma berlapis hanya berupa sekuens sembilan angka berupa 000-000-000 untuk kemudahan peluncuran.
“aale is hot!”
“solution set, PAL bypassed!”
“Los!”
“tabung satu meluncurkan torpedo secara elektris, aale running normally.” Sonar menimpali dari balik konsole.
“tabung tiga meluncurkan torpedo secara elektris, aale running normally.”
“kapitant, skval musuh kehilangan arah, sepertinya musuh berfikir untuk melepaskan kabelnya. Detonasi dalam tiga dua—“ ledakan keras seolah menghempas dan lampu berkedip sementara sejumlah kabel dan pipa pecah mengirimkan serpihan bunga api dan air kemana-mana. Prabu menelan ludah sementara tim damage control berlarian menuju posisi dimana jatuh korban.
“unit acquiring target, rekomendasi untuk melepas kabel dan attack profile two pronge!”
“negatif! Full thrust!”
“single thrust, aye! Releasing guidewire.” Dua torpedo itu kini berlari menuju target, di layar kini prabu dapat melihat Kilo milik Kaliphate menaikkan kecepatan hingga penuh, mencoba berlari dengan kecepatan hingga 28 knot, namun torpedo Type 98 Habu itu tidak melepaskan mereka, dalam jarak satu kilometer secara otomatis kedua torpedo terdetonasi dalam kekuatan hingga satu kiloton, mengirimkan pulsa hidrodinamik berkekuatan tinggi, menyapu kedua kapal dan meremukkan lambung kapal itu seolah-olah kapal itu terbuat dari kardus.
“konfirmasi suara pecah, implosion.” Sunyi dalam CIC. Tidak ada yang bersorak, setidaknya 48 orang tewas dalam kapal. Air laut masuk, sehingga mengompress udara dalam temperatur setara oven, memanggang siapapun yang ada didalam kapal, yang tidak terpanggang akan tersengat listrik dari kabel yang ada dalam kapal, yang tidak tersengat listrik akan mati kehabisan nafas akibat kebakaran didalam kapal, asap menggantikan oksigen mencekik, dan akhirnya air laut masuk, merendam siapapun hingga lambung kapal menghempas dasar lautan, menggantikan nisan bagi mereka.
“kapitant, Nagabanda terlihat, portside.” Teriak seorang pengawas dari atas menara anjungan.
“naikkan bendera biru.”
“kapitant, Nagabanda memberikan kode morse, A-A-A.”
Kapten Kapal, Kolonel Prabu Yudha membuka buku kode sebelum suatu lengkingan bernada tinggi terdengar dari arah laut. “helm.. crash dive! Alarm.. alarm..” perwira yang sedang membaca buku di conning tower dengan sigap berdiri dan berteriak..
“ja, Kapitant! SOB persiapkan trimming, buka balas depan belakang. Helm trim hidroplane haluan duapuluh derajat depresi, reaktor?”
“reaktor kritis, output delapanpuluh persen.”
Kolonel Prabu memberi perintah, “penyelaman dalam dua menit!”
“kapitant, seluruh palka ditutup, kondisi peralatan hijau, siap untuk penyelaman!”
“all ahead flank!”
“raise the mast!” seorang kadet pelaut membuka kunci dan menaikkan tiang fotosensor yang merupakan pengganti periskop pada KRI Trisula.
“kapitant, kontak dari dua tujuh tiga.. sepertinya HVAC!”
“sial..”
Kolonel prabu menyaksikan di konsol tempur delapan misil HVAC atau hipervelocity air cruise missile dari Caliphate melengking dengan kecepatan hingga mach 7 sementara artileri pertahanan udara termasuk roket antiserangan udara dengan sia-sia menembaki misil tersebut.
Prabu melihat misil itu kini melepaskan silonya dan mulai menembakkan puluhan batangan uranium berlapiskan karbon padat sekeras berlian ke arah sisa terakhir dari armada timur Republik Indonesia. Batangan uranium ini kini terbang dengan kecepatan melebihi mach 10 dan merobek lambung kapal-kapal yang berlabuh. Bodi rudal tersebut kini bersinar terang bersamaan dengan kilat-kilat yang menyambar membuat plasma dan memerangkap partikel tritium dalam hulu ledak rudal.
“rig for depth charge!”
Tritium yang terperangkap dalam generator plasma mulai melepaskan energinya dan melepaskan kelebihan energinya berupa panas dan gelombang elektromagnetik. Ledakannya setara dengan dua kiloton bom atom. Kolonel prabu menyaksikan sejumlah besar foton menyerbu fototransistor di fotomast dan memanggang benda itu seketika. Ledakan dahsyat terdengar dikejauhan dan gelombang panas menyerbu lautan. Namun prabu tahu dengan pasti bahwa air laut adalah suatu beban yang besar sehingga ia tak perlu khawatir dengan EMP.
“damage report!”
“kapitant, evaluasi menyebutkan bahwa kedua reaktor berjalan dengan normal. Bacaan radiasi dalam toleransi, detonasi positif dari senjata plasma!”
“hubungi komando tinggi, laporkan bahwa kita selamat dari serangan, minta perintah.”
“jawohl herr kapitant!”
Letnan Endradika kepala sonar berseru dari balik konsole departemennya, “kapitant, kontak dari satu-satu-tiga, sepertinya kapal selam nuklir, kami menangkap kontak transient dari pompa reaktornya. Klasifikasi kontak sebagai sierra one.”
“gut! Berikan aku hitungan baling-baling.”
“reklasifikasi kontak sebagai kapal selam rudal balistik, dari kelas Borey.”
“Nagarangsang?”
“positif kapitant, kami menangkap flow noise positif kontak sebagai KRI Nagarangsang. Dua kontak tambahan kapitant! Aktive sonar dari kelas Bow Horn, reklasifikasi kontak sebagai sierra two dan three. Hostile. Bearing tiga empat tiga dan tiga tiga satu. Sepertinya dari kelas Kilo dan Foxtrot. Jarak satu tiga ribu meter!”
“jarak kontak ke nagarangsang?”
“lima ribu, tunggu temporer dari kontak, sepertinya mereka menambah kecepatan, transient.. transient.. torpedo in the water!”
Kolonel Prabu berfikir cepat, “all ahead flank, battle station! Panaskan tabung torpedo.”
“torpedo speed, seratus knot, kontak positif sebagai Skval!”
“weps, bagaimana status tabung dua dan tiga?”
“terisi dengan plasma torpedo.” Jawab komandan torpedo, Mayor Kurniawan Budi Irianto atau biasa disebut Kabei.
“Einsvo! Persiapkan prosedur persenjataan khusus!” Eersten Wachtofizer
Letkol Waweka Suwarah mengeluarkan kunci dari kalungnya dan memasukkan kunci ke dalam konsol persenjataan khusus. “prosedur PAL di bypass. Masukkan kode PAL!” PAL atau permissible action links adalah suatu kode untuk membypass perintah dari presiden republik dalam kondisi khusus, namun hal itu kini hanya merupakan bayang-bayang mengingat hampir semua persenjataan plasma taktis kini berada dibawah kekuasaan kapten kapal atau komandan skuadron pesawat tempur, dan kode PAL yang semula rumit dengan algoritma berlapis hanya berupa sekuens sembilan angka berupa 000-000-000 untuk kemudahan peluncuran.
“aale is hot!”
“solution set, PAL bypassed!”
“Los!”
“tabung satu meluncurkan torpedo secara elektris, aale running normally.” Sonar menimpali dari balik konsole.
“tabung tiga meluncurkan torpedo secara elektris, aale running normally.”
“kapitant, skval musuh kehilangan arah, sepertinya musuh berfikir untuk melepaskan kabelnya. Detonasi dalam tiga dua—“ ledakan keras seolah menghempas dan lampu berkedip sementara sejumlah kabel dan pipa pecah mengirimkan serpihan bunga api dan air kemana-mana. Prabu menelan ludah sementara tim damage control berlarian menuju posisi dimana jatuh korban.
“unit acquiring target, rekomendasi untuk melepas kabel dan attack profile two pronge!”
“negatif! Full thrust!”
“single thrust, aye! Releasing guidewire.” Dua torpedo itu kini berlari menuju target, di layar kini prabu dapat melihat Kilo milik Kaliphate menaikkan kecepatan hingga penuh, mencoba berlari dengan kecepatan hingga 28 knot, namun torpedo Type 98 Habu itu tidak melepaskan mereka, dalam jarak satu kilometer secara otomatis kedua torpedo terdetonasi dalam kekuatan hingga satu kiloton, mengirimkan pulsa hidrodinamik berkekuatan tinggi, menyapu kedua kapal dan meremukkan lambung kapal itu seolah-olah kapal itu terbuat dari kardus.
“konfirmasi suara pecah, implosion.” Sunyi dalam CIC. Tidak ada yang bersorak, setidaknya 48 orang tewas dalam kapal. Air laut masuk, sehingga mengompress udara dalam temperatur setara oven, memanggang siapapun yang ada didalam kapal, yang tidak terpanggang akan tersengat listrik dari kabel yang ada dalam kapal, yang tidak tersengat listrik akan mati kehabisan nafas akibat kebakaran didalam kapal, asap menggantikan oksigen mencekik, dan akhirnya air laut masuk, merendam siapapun hingga lambung kapal menghempas dasar lautan, menggantikan nisan bagi mereka.
Diubah oleh kravivanya 04-03-2013 13:40
0
2.7K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan