

TS
DoomReaper
[Orifict] The one who wants to be called "My Dear"
Cerita Newbie dari dunia entah berantah
saran kritik *cacian *makian *cercaan *hinaan sangat diharapkan
*Tidak akan direspon
16 Juli 201X
"Fiiiiuuuhhhh selesai juga pada akhirnya" ucap seseorang sembari menghela nafasnya dalam-dalam di sebuah ruang kelas kosong. Helaan nafasnya terdengar seperti dia telah menyelesaikan sesuatu yang membebaninya. Dia baru saja menyelesaikan pekerjaan rumah yang baru diberikan gurunya tadi pagi. bukan, dia bukan tipe orang yang rajin, dia hanya tipe orang yang tidak suka ada yang mengganggu jam istirahatnya.
Dia telah selesai mengerjakan tugasnya bergegas membereskan bukunya dan memasukkan ke dalam tasnya dan segera keluar dari kelasnya. namun beberapa saat sebelum dia mencapai pintu kelas terdengar langkah kaki kecil yang melangkah dengan cukup cepat menuju ke ruang kelas dimana Dia berada. Clatter... Brak..!!, pintu kelas yang tidak pernah berbuat apapun tiba-tiba dibuka dengan kasar oleh seseorang.
Terlihat seorang perempuan berambut merah sepunggung di depan pintu kelas dengan nafas tersengal-sengal berdiri di depan pintu kelas sambil membawa sebuat tas di bahunya. Setelah beberapa saat perempuan itu menarik nafas untuk menenangkan jantungnya yang berdegup dengan kencang karena baru saja berlari perempuan itu memandangnya dengan wajah sebal.
"humph.....Kiiiiriiiiyaaa-kuuunn...!!"
Kiriya yang melihat wajah marah perempuan di depannya hanya bisa mundur beberapa langkah dari arah pintu kelas dan tersenyum garing "Um...ee...A-Akizawa-san." Kiriya tidak mampu menjawab dengan panjang saat melihat wajah perempuan itu.
"Kenapa...hhh...Kau...hhh...mengerjakan tugasmu...hhh...di sekolah lagi?" sambil menenangkan dirinya Akizawa bertanya dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Eee... T-tidak ada alasan khusus sebenarnya, H-hanya saja..."
"hhh...hanya saja Kau ingin...hhh...tidur lebih cepat...hhh...untuk menonton anime tengah malammu kan?"
"Memangnya tidak boleh?" tanya Kiriya dengan nada sedikit protes.
"Hmmmmmppphh...." Akizawa menarik nafas dalam-dalam "Kenapa kau selalu jahat sekali padaku...!!??"
"He?, jahat?" Kiriya yang sama sekali tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Akizawa hanya bisa memberikan tatapan bingung.
Mendengar jawaban Kiriya wajah Akizawa seketika berubah menjadi wajah anak kecil yang ingin menangis karena permennya telah diambil dengan paksa sembari menurunkan kepalanya ke bawah. "Kau selalu memilih untuk tidur lebih awal agar dapat menonton animetengah malammu dari pada menemaniku belajar di malam hari. A-aku sangat kesepian belajar sendiri, tidakkah Kau mengerti?"
"Aku tidak pernah mengerti kenapa Dia ini ingin sekali belajar bersamaku. Oi, Aku tidak mengerti apa yang Kau maksud. Kau ini murid yang lebih pintar dariku, bahkan Kau salah satu murid terbaik di kelasmu. Untuk apa Kau belajar bersama dengan murid biasa sepertiku, Bukankan akan Aku hanya akan merepotkanmu saja jika Aku terlalu banyak bertanya padamu?" Ujar Kiriya tajam dengan nada yang sedikit sinis.
"T-t-tapi justru itu yang Aku inginkan" dengan penuh harapan Akizawa menjawabnya.
"Tch, Aku tidak pernah mengerti perempuan satu ini. Baik, baik. Aku akan mengerjakannya di rumah kalau, itupun kalau tidak terlalu sibuk dengan tugas-tugasmu sebagai anggota OSIS" sambil menggaruk kepalanya Kiriya pun akhirnya menyerah dan menyetujui permintaan Akizawa.
Wajah Akizawa perlahan berubah menjadi wajah bahagia bak telah mendapatkan kembali permen yang telah direnggut darinya. Lalu Dia memegang tangan Kiriya dan menarik nya keluar dari ruang kelasnya.
Setelah menuruni tangga kecil menuju ke lantai dasar mereka menyusuri di lorong kelas 1 yang sudah sepi dari murid-murid, keadaan lorong tersebut cukup gelap karena lampu malam hanya akan dinyalakan pada akhir minggu dimana beberapa murid terkadang memilih untuk menginap di sekolah untuk kegiatan ekstrakurikuler atau klub. Dengan keadaan pergelangan tangan Kiriya yang digenggam oleh Akizawa dengan erat dan ditarik-tarik serta keadaan lorong yang cukup gelap bukan tidak mungkin Kiriya dapat terjatuh karena tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya dari seretan Akizawa.
Ujung Lorong kelas 1 tersebut menuju ke lapangan yang tidak terlalu luas dengan beberapa tempat duduk dan pohon rindang di pinggirannya. Dengan tetap memegangi tangan Kiriya, Akizawa terus menyeretnya tanpa melihat ke arah Kiriya sampai menuju gerbang depan sekolah.
"H-hey Akizawa paling tidak bisakah Kau lepaskan tanganku?, Aku bukan keledai yang harus diseret-seret seperti ini."
Akizawa pun melepaskan genggamannya dan memalingkan wajahnya ke arah Kiriya "Kalau tidak mau diseret seperti ini seharusnya Kau kembali ke penginapan dari tadi siang dan menungguku kembali sembari mengerjakan tugas kan."
"hhh... sejak Kau pindah ke penginapanku hidupku yang tenang tanpa gangguan perlahan menghilang."
saran kritik *cacian *makian *cercaan *hinaan sangat diharapkan
*Tidak akan direspon
Spoiler for Prolog : Don't bother to drag me home:
16 Juli 201X
"Fiiiiuuuhhhh selesai juga pada akhirnya" ucap seseorang sembari menghela nafasnya dalam-dalam di sebuah ruang kelas kosong. Helaan nafasnya terdengar seperti dia telah menyelesaikan sesuatu yang membebaninya. Dia baru saja menyelesaikan pekerjaan rumah yang baru diberikan gurunya tadi pagi. bukan, dia bukan tipe orang yang rajin, dia hanya tipe orang yang tidak suka ada yang mengganggu jam istirahatnya.
Dia telah selesai mengerjakan tugasnya bergegas membereskan bukunya dan memasukkan ke dalam tasnya dan segera keluar dari kelasnya. namun beberapa saat sebelum dia mencapai pintu kelas terdengar langkah kaki kecil yang melangkah dengan cukup cepat menuju ke ruang kelas dimana Dia berada. Clatter... Brak..!!, pintu kelas yang tidak pernah berbuat apapun tiba-tiba dibuka dengan kasar oleh seseorang.
Terlihat seorang perempuan berambut merah sepunggung di depan pintu kelas dengan nafas tersengal-sengal berdiri di depan pintu kelas sambil membawa sebuat tas di bahunya. Setelah beberapa saat perempuan itu menarik nafas untuk menenangkan jantungnya yang berdegup dengan kencang karena baru saja berlari perempuan itu memandangnya dengan wajah sebal.
"humph.....Kiiiiriiiiyaaa-kuuunn...!!"
Kiriya yang melihat wajah marah perempuan di depannya hanya bisa mundur beberapa langkah dari arah pintu kelas dan tersenyum garing "Um...ee...A-Akizawa-san." Kiriya tidak mampu menjawab dengan panjang saat melihat wajah perempuan itu.
"Kenapa...hhh...Kau...hhh...mengerjakan tugasmu...hhh...di sekolah lagi?" sambil menenangkan dirinya Akizawa bertanya dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Eee... T-tidak ada alasan khusus sebenarnya, H-hanya saja..."
"hhh...hanya saja Kau ingin...hhh...tidur lebih cepat...hhh...untuk menonton anime tengah malammu kan?"
"Memangnya tidak boleh?" tanya Kiriya dengan nada sedikit protes.
"Hmmmmmppphh...." Akizawa menarik nafas dalam-dalam "Kenapa kau selalu jahat sekali padaku...!!??"
"He?, jahat?" Kiriya yang sama sekali tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Akizawa hanya bisa memberikan tatapan bingung.
Mendengar jawaban Kiriya wajah Akizawa seketika berubah menjadi wajah anak kecil yang ingin menangis karena permennya telah diambil dengan paksa sembari menurunkan kepalanya ke bawah. "Kau selalu memilih untuk tidur lebih awal agar dapat menonton animetengah malammu dari pada menemaniku belajar di malam hari. A-aku sangat kesepian belajar sendiri, tidakkah Kau mengerti?"
"Aku tidak pernah mengerti kenapa Dia ini ingin sekali belajar bersamaku. Oi, Aku tidak mengerti apa yang Kau maksud. Kau ini murid yang lebih pintar dariku, bahkan Kau salah satu murid terbaik di kelasmu. Untuk apa Kau belajar bersama dengan murid biasa sepertiku, Bukankan akan Aku hanya akan merepotkanmu saja jika Aku terlalu banyak bertanya padamu?" Ujar Kiriya tajam dengan nada yang sedikit sinis.
"T-t-tapi justru itu yang Aku inginkan" dengan penuh harapan Akizawa menjawabnya.
"Tch, Aku tidak pernah mengerti perempuan satu ini. Baik, baik. Aku akan mengerjakannya di rumah kalau, itupun kalau tidak terlalu sibuk dengan tugas-tugasmu sebagai anggota OSIS" sambil menggaruk kepalanya Kiriya pun akhirnya menyerah dan menyetujui permintaan Akizawa.
Wajah Akizawa perlahan berubah menjadi wajah bahagia bak telah mendapatkan kembali permen yang telah direnggut darinya. Lalu Dia memegang tangan Kiriya dan menarik nya keluar dari ruang kelasnya.
Setelah menuruni tangga kecil menuju ke lantai dasar mereka menyusuri di lorong kelas 1 yang sudah sepi dari murid-murid, keadaan lorong tersebut cukup gelap karena lampu malam hanya akan dinyalakan pada akhir minggu dimana beberapa murid terkadang memilih untuk menginap di sekolah untuk kegiatan ekstrakurikuler atau klub. Dengan keadaan pergelangan tangan Kiriya yang digenggam oleh Akizawa dengan erat dan ditarik-tarik serta keadaan lorong yang cukup gelap bukan tidak mungkin Kiriya dapat terjatuh karena tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya dari seretan Akizawa.
Ujung Lorong kelas 1 tersebut menuju ke lapangan yang tidak terlalu luas dengan beberapa tempat duduk dan pohon rindang di pinggirannya. Dengan tetap memegangi tangan Kiriya, Akizawa terus menyeretnya tanpa melihat ke arah Kiriya sampai menuju gerbang depan sekolah.
"H-hey Akizawa paling tidak bisakah Kau lepaskan tanganku?, Aku bukan keledai yang harus diseret-seret seperti ini."
Akizawa pun melepaskan genggamannya dan memalingkan wajahnya ke arah Kiriya "Kalau tidak mau diseret seperti ini seharusnya Kau kembali ke penginapan dari tadi siang dan menungguku kembali sembari mengerjakan tugas kan."
"hhh... sejak Kau pindah ke penginapanku hidupku yang tenang tanpa gangguan perlahan menghilang."
Diubah oleh DoomReaper 05-12-2012 19:00
0
1.3K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan