

TS
ceroberoz
[ORIFIC] T(I'AM)RAVEL
![[ORIFIC] T(I'AM)RAVEL](https://dl.kaskus.id/www.indojpg.com/images/739logo.png)
Quote:
Information
Rating: Semua Umur
Genre : Action, Adventure, Drama, Fantasy, Seinen
Status : Ongoing kalau ngga tarsok
Spoiler for ilust chara:
![[ORIFIC] T(I'AM)RAVEL](https://dl.kaskus.id/www.indojpg.com/images/463chara.jpg)
- - -
Spoiler for prolog v1:
Matahari.. merah, semerah buah tomat.
Sawah.. hijau, sehijau rumput.
Langit.. biru, sebiru laut.
Dan pantai.. krem, seperti Yui
Dan jika kalian berpikir kalau aku sedang membuat puisi kalian salah besar karena saat ini aku sedang menghabiskan waktu memandang pemandangan di luar jendela kereta yang sedang aku naiki bersama teman - teman sekampus.
Ah iya, perkenalkan namaku Kuronyan. Ya, itu bukan nama asli melainkan nama panggilan yang di berikan oleh Kairi dan entah mengapa nama panggilan itu ikut di gunakan oleh teman - temanku di kampus dengan alasan mudah di ingat. Berkat kepada Kairi jugalah kami bisa mengadakan refreshingdengan alasan "mencari inspirasi" untuk tugas akhir. Biasanya kami pergi ke tempat yang bisa di capai dengan sepeda motor tapi karena Kairi mendapatkan tiket kereta promo ke Osaka maka ya sudah kenapa tidak di manfaatkan?
Kereta yang kami naiki berangkat dari Tokyo, sepanjang perjalanan tidak ada hal yang menarik selain sawah - hutan - sawah - dan sesekali daerah perdesaan atau kota kecil yang memang di lalui oleh kereta yang kami naiki ini.
"Aah aku ingin me-RAEP Yui.." gumanku kepada diri sendiri, tapi sepertinya isi pikiranku "bocor" sehingga orang yang bersangkutan dapat mendengar isi kepalaku.
"Ha? A-Apaan sih?!" balas Yui yang duduk si sebelahku dengan kaget dan tergugup.
Yui adalah teman.. ah tidak. Statusnya saat ini sudah berubah menjadi sahabat sedarah dan seperjuangan karena kami itu terlalu sifat kami itu saling melengkapi biarpun masih ada satu kesamaan di antara kami. Sama - sama selalu kena ujian susulan sehingga kami sering di juluki sebagai "Raja & Ratu Remedial".
"Ah, tidak. Tidak apa - apa. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu saja." jawabku datar.
"Tidak ada kalimat lain apa, Humph!"
"Andai ada, hahaha.."
"Kamu ini bukannya menyesal atau minta maaf karena sudah menggunakan namaku sebagai salah satu delusi anehmu malah ketawa!"
"Ahaha.. Iya - iya, maaf ya Yui. Ngga lagi deh aku bayangin kamu kek gitu."
"E-Eh?! Emang kamu bayangin aku lagi kaya gimana?!"
Muka Yui memerah ketika dia mendengar balasanku yang tak terduga dan dia pun kesal lalu memukul diriku yang masih tertawa. Tidak, aku bukanlah seorang masochist yang senang kalau di pukul. Aku tertawa karena melihat reaksi kesal Yui yang terlalu manis akupun tidak dapat menahan tawa sampai seseorang yang familiar duduk dan menyapa kami.
"Wah wah, Raja dan Ratu akrab sekali ya!" sapa Kairi dengan senyumnya yang khas.
"Ah, selamat datang kembali Kairi. Sudah puas mendengar 'orkestra' sambungan keretanya?" balasku
Kairi, gadis berambut ikal sebahu ini adalah temanku semenjak kelas satu SMA. Karena fetishnya terhadap kereta maka dia dapat mendapatkan berbagai macam info mengenai kereta api lebih cepat dari siapapun. Karena fetish kepada kereta itulah gadis semanis ini bisa terdampar di jurusan teknik mesin.
"Lalu, sudah sampai di mana kita?" tanya Yui, sepertinya ia sudah tidak sabar untuk bersenang - senang di Osaka.
"Sebentar.. kita sudah pergi selama dua jam dengan Hikari. Seharusnya sekitar 30 menit lagi kita akan sampai Osaka." jawab Kairi dengan bahasa 'alam lain'.
"E-Eh? Hikari?" balas Yui kebingungan, wajar saja karena bagi kami yang manusia biasa ini semua kereta itu sama saja.
"Ah, maaf aku lupa mengganti switch ke bahasa manusia. Intinya sebentar lagi kita akan sampai Osaka, yay!" jawab Kairi dengan senyum khasnya.
Hikari, atau yang lebih di kenal dengan kereta peluru Shinkansen adalah kereta peluru yang menerima eTicket sehingga kita dapat menaikinya dengan tiket kereta langganan kami. Harga tiketnya tergolong mahal, tapi karena koneksi Kairi kami berhasil mendapatkan harga yang cukup murah untuk standar anak kuliahan.
"Kalau begitu biar aku ambilkan tas kalian ya?!" Kataku kepada kedua gadis yang saling bercakap - cakap tersebut.
"Tolong ya!" balas Kairi
"Tas kamu yang berwarna merah kan.. Eh?!"
Aku terdiam, bukan karena ada kecoa di kompartemen tas tapi kepada sekilas bayangan yang aku lihat dari luar jendela. Bayangan sesosok orang berjaket hitam dan berkacamata hitam yang berdiri di atas tiang listrik, entah mengapa sepertinya orang itu memandang ke arah jendela kami.
"'Eh?' apa nyan?" tanya Kairi kebingungan melihat ekspresiku yang kaget bercampur heran.
"Ah, tidak. Tidak apa - apa" balasku sambil menurunkan tas bawaan kami.
Sawah.. hijau, sehijau rumput.
Langit.. biru, sebiru laut.
Dan pantai.. krem, seperti Yui
Dan jika kalian berpikir kalau aku sedang membuat puisi kalian salah besar karena saat ini aku sedang menghabiskan waktu memandang pemandangan di luar jendela kereta yang sedang aku naiki bersama teman - teman sekampus.
Ah iya, perkenalkan namaku Kuronyan. Ya, itu bukan nama asli melainkan nama panggilan yang di berikan oleh Kairi dan entah mengapa nama panggilan itu ikut di gunakan oleh teman - temanku di kampus dengan alasan mudah di ingat. Berkat kepada Kairi jugalah kami bisa mengadakan refreshingdengan alasan "mencari inspirasi" untuk tugas akhir. Biasanya kami pergi ke tempat yang bisa di capai dengan sepeda motor tapi karena Kairi mendapatkan tiket kereta promo ke Osaka maka ya sudah kenapa tidak di manfaatkan?
Kereta yang kami naiki berangkat dari Tokyo, sepanjang perjalanan tidak ada hal yang menarik selain sawah - hutan - sawah - dan sesekali daerah perdesaan atau kota kecil yang memang di lalui oleh kereta yang kami naiki ini.
"Aah aku ingin me-RAEP Yui.." gumanku kepada diri sendiri, tapi sepertinya isi pikiranku "bocor" sehingga orang yang bersangkutan dapat mendengar isi kepalaku.
"Ha? A-Apaan sih?!" balas Yui yang duduk si sebelahku dengan kaget dan tergugup.
Yui adalah teman.. ah tidak. Statusnya saat ini sudah berubah menjadi sahabat sedarah dan seperjuangan karena kami itu terlalu sifat kami itu saling melengkapi biarpun masih ada satu kesamaan di antara kami. Sama - sama selalu kena ujian susulan sehingga kami sering di juluki sebagai "Raja & Ratu Remedial".
"Ah, tidak. Tidak apa - apa. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu saja." jawabku datar.
"Tidak ada kalimat lain apa, Humph!"
"Andai ada, hahaha.."
"Kamu ini bukannya menyesal atau minta maaf karena sudah menggunakan namaku sebagai salah satu delusi anehmu malah ketawa!"
"Ahaha.. Iya - iya, maaf ya Yui. Ngga lagi deh aku bayangin kamu kek gitu."
"E-Eh?! Emang kamu bayangin aku lagi kaya gimana?!"
Muka Yui memerah ketika dia mendengar balasanku yang tak terduga dan dia pun kesal lalu memukul diriku yang masih tertawa. Tidak, aku bukanlah seorang masochist yang senang kalau di pukul. Aku tertawa karena melihat reaksi kesal Yui yang terlalu manis akupun tidak dapat menahan tawa sampai seseorang yang familiar duduk dan menyapa kami.
"Wah wah, Raja dan Ratu akrab sekali ya!" sapa Kairi dengan senyumnya yang khas.
"Ah, selamat datang kembali Kairi. Sudah puas mendengar 'orkestra' sambungan keretanya?" balasku
Kairi, gadis berambut ikal sebahu ini adalah temanku semenjak kelas satu SMA. Karena fetishnya terhadap kereta maka dia dapat mendapatkan berbagai macam info mengenai kereta api lebih cepat dari siapapun. Karena fetish kepada kereta itulah gadis semanis ini bisa terdampar di jurusan teknik mesin.
"Lalu, sudah sampai di mana kita?" tanya Yui, sepertinya ia sudah tidak sabar untuk bersenang - senang di Osaka.
"Sebentar.. kita sudah pergi selama dua jam dengan Hikari. Seharusnya sekitar 30 menit lagi kita akan sampai Osaka." jawab Kairi dengan bahasa 'alam lain'.
"E-Eh? Hikari?" balas Yui kebingungan, wajar saja karena bagi kami yang manusia biasa ini semua kereta itu sama saja.
"Ah, maaf aku lupa mengganti switch ke bahasa manusia. Intinya sebentar lagi kita akan sampai Osaka, yay!" jawab Kairi dengan senyum khasnya.
Hikari, atau yang lebih di kenal dengan kereta peluru Shinkansen adalah kereta peluru yang menerima eTicket sehingga kita dapat menaikinya dengan tiket kereta langganan kami. Harga tiketnya tergolong mahal, tapi karena koneksi Kairi kami berhasil mendapatkan harga yang cukup murah untuk standar anak kuliahan.
"Kalau begitu biar aku ambilkan tas kalian ya?!" Kataku kepada kedua gadis yang saling bercakap - cakap tersebut.
"Tolong ya!" balas Kairi
"Tas kamu yang berwarna merah kan.. Eh?!"
Aku terdiam, bukan karena ada kecoa di kompartemen tas tapi kepada sekilas bayangan yang aku lihat dari luar jendela. Bayangan sesosok orang berjaket hitam dan berkacamata hitam yang berdiri di atas tiang listrik, entah mengapa sepertinya orang itu memandang ke arah jendela kami.
"'Eh?' apa nyan?" tanya Kairi kebingungan melihat ekspresiku yang kaget bercampur heran.
"Ah, tidak. Tidak apa - apa" balasku sambil menurunkan tas bawaan kami.
-- END OF PROLOGUE --
Diubah oleh ceroberoz 01-12-2012 22:54
0
1.1K
Kutip
3
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan