- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Dendam Cinta Dari Masa Silam
TS
beqichot
Dendam Cinta Dari Masa Silam
WARNING!!!!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Prolog
Hai...namaku Aji, lengkapnya Bayu Satriaji.
Aku baru saja pulang dari PETUALANG MASA LALU
Terakhir yang kuingat, aku beserta Zulaikha dan Menik, dua jin cantik.yang selalu mendampingiku selain dari Sang Pamomong, baru saja keluar dari portal yang membawa kami pulang dari masa lalu ratusan tahun silam.
Aku memgerjapkan mataku yang silau oleh cahaya yang menyorot di atas mataku.
Ah...rupanya cahaya lampu.
Perlahan, pandangan mataku menjadi semakin jelas. Kulihat langit-langit kamar yang putih dengan lampu yang menyilaukan mataku tadi.
Di mana aku gerangan? Bukankah aku baru saja keluar dari portal yang menghubungkan masa kini dan masa lalu?
"Mas Aji.... Kau sudah sadar?" sebuah suara menyapaku.
Aku menoleh ke arah suara yang menyapaku itu. Seraut wajah cantik dengan mata yang berair, menatapku.
"Desi...?"
"Iya mas... Ini aku!" jawabnya.
"Mas Aji...!" sebuah suara lain menyapaku.
Aku menoleh ke asal suara itu..
"Anin...? Kamu kok di sini? Aku di mana?" tanyaku.
"Sebentar mas, biar aku kasih tahu bapak dan dokter.kalau kamu sudah sadar!" katanya sambil beranjak pergi.
Bapak? Dokter?
Kok bapak juga ada di sini? Dokter? Berarti aku di rumah sakit...
Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa aku ada di rumah sakit?
"Des...ini di rumah sakit?"
"Iya Mas...!"
"Kok aku bisa disini?"
"Ssttt...mas istirahat saja dulu. Kita tunggu dokter dulu!" sahutnya sambil mengelus-elus tanganku.
Saat itulah pintu terbuka, dan dua wanita dengan pakaian serba putih menghampiriku. Seorang diantaranya memeriksa nadiku, menyenteri mataku, dan menempelkan stetoskop di dadaku.
"Bagaimana dokter?" sebuah suara yang berat terdengar beetanya.
"Keadaannya normal pak! Mungkin butuh pemulihan sebentar, dan 2 atau 3 hari kemudian sudah bisa pulang!" kata bu dokter.
'Syukurlah...!" kata Bapak.
"Bapak.....!" panggilku.
"Hai..cah bagus... Bikin panik orang tua saja kamu!" kata bapak sambil mengacak-acak rambutku.
"Maaf pak... Sudah bikin khawatir bapak..!" ucapku.
"Sudahlah. Yang penting kamu sudah ga papa sekarang!" ujar bapak.
"Apa yang sebenarnya terjadi pak?" tanyaku.
"Kamu ditemukan orang terbaring di jalanan setelah hujan. Lalu dibawa ke rumah sakit ini. Lalu orang itu membuka kontak hpmu dan menghubungi bapak. Bapak dsn Anin segera kemari. Dan kamu baru sadar setelah 3 hari pingsan!" kata bapak.
Hah.3 hari? Padahal aku ada di masa lalu selama 35 hari.
Jadi apakah kejadian di masa lalu itu hanyalah mimpi di saat aku tak sadar?
Kalau memang hanya mimpi, syukurlah...
Dan aku berharap itu semua memang hanya mimpi.
Aku menoleh pada Zulaikha dan Menik yang sedari tadi berdiri di samping ranjangku.
Mereka cuma mengangkat bahu dan menggeleng. .
Yah...semoga saja semua itu hanya mimpi belaka. Kembang tidur di saat aku pingsan. .
Semoga....
Aku masih dirawat selama 2 hari, dan Desi setia memungguku jika sudah pulang kuliah.
Sementara, bapak dan Anin jika malam istirahat di kostku.
Setelah dirasa sehat, aku diperbolehkan pulang.
Bersama bapak dan Anin, kami nakk taksi menuju kostan.
Zulaikha dan Menik melayang di samping mobil.
Di kostan sudah ada pacar tersayang dan adiknya yang menunggu kedatangan kami....
Yah...aku kembali berada di jamanku. Pengalaman di masa lalu itu, entah nyata ataukah sekedar mimpi belaka?
Only time will tell.....
INDEX:
Prolog
The Begining
Naning
The Truth
Lanjutan
Naning Lagi....
Melati's Pov
Godaan Nenek Bohai
Menik's Pov
Tukang Ojek
Masalah Cewe Dino
Di Rumah Firda
Menolong Naning....
One By One
Pulang....
Di Madrasah 1
Di Madrasah 2
It's Begin...
Bingung
Masih Di Rumah Naning
Menik's Pov
Pengakuan Firda
Desi Cemburu
Pertempuran
Bendera Perang Sudah Dikibarkan
Masalah mulai bertambah
Firda's Pov
Liburan Semester
Kejadian Di Kamar Kost.....
Di Gazebo..
Tekad Naning
Pov nya Kunyil
Balada Lontong Opor
Kunyil Ember
Ditinggal.....
Pengusiran
Pulang....
Nenek Tua
Mimpi
RSJ
Pertempuran Seru
Serangan Susulan
Menuju Sumber....
Lanjutannya..
Kurnia
Sebuah Pengakuan
Interogasi
Menepati Janji
Malam Minggu
Piknik....
Di Curug
Ki Sarpa
Berlatih
Ketiduran
Kejadian Aneh
Kyai Punggel
Pagi Absurd
Pov: Naning
Latihan Di Gunung
Wejangan
Aku Dipelet?
Lebih Hebat Dari Pelet
Terusan Kemarin
Tante Fitri Yang....
She's Back
Bros
Makhluk Paling Absurd
Makhluk Absurd 2
Part Kesekian
Cowo Tajir
Jangan Buat Naning Menangis
Surprise
Kejadian Aneh
Quote:
Menghentikan Perang
Ahaha ..
Jatuh Bangun
Selaras
Mulai Dari Awal
Kembali
Rencana Bapak
Gadis Galak
Pengobatan
Sang Dukun
Sandra
A Little Bonus: Sandra's Pov
Pulang Ke Kost
Nenek Tukang Pijat
Upgrade
Si Galak Sakit
Fight....
Proyek Besar
Kesurupan Massal
Kalahkan Biangnya
Kosong
Dreamin'
About Renita
Kenapa Dengan Sandra?
Teluh
Serangan kedua
Gelud Lagi...
Hadiah Nyi Rambat
Kembalinya Trio Ghaib
Kepergian Zulaikha
Kurnia's Pov
Lanjutan Indeks
Diubah oleh beqichot 18-09-2021 12:54
xue.shan dan 199 lainnya memberi reputasi
190
387.6K
12.1K
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
beqichot
#2401
Babak Baru
Abaikan dulu cewe-cewe yang mendekatiku dan membuatku pusing tujuh keliling.
Fokusku sekarang adalah mencari kerja.. Malu dong, sarjana nganggur. Kuliah sudah habisin duit banyak kok berakhir jadi pengangguran...rasanya agak gimanaaa...gitu...!!!
Berhari-hari aku sibuk mencari lowongan, membuat lamaran, juga harus pulang ke kotaku untuk mengurus SKCK. Pokoknya, selama ada lowongan, segera kuajukan surat lamaran.
Tapi nampaknya dewi fortuna masih enggan berpihak padaku. Sampai dua bulan, aku masih dalam status baru yang kumiliki....pengangguran.
Aku mulai beefikir ulang.. apakah akan terus mencari kerja di kota ini, atau hengkang ke kota lain?
Di satu sisi, aku ingin mejaga Anin di kota ini semampuku. Tapi di sisi lain, di kota ini juga aku dibuat pusing oleh urusan asrama.....eh...asmara.
Aku ga tega membiarkan Anin di kota ini tanpa pengawasan. Kalau aku ada di sini, semua tenang. Bapak tenang, aku tenang dan Anin juga tenang karena ada kakaknya.
Makanya aku berusaha bertahan di kota ini.
Huft...aku menghela nafas sambil menatap laptop yang masih menyala. Baru saja aku mengedit surat lamaran lagi. Lalu aku print bersama cv sekalian.
Ada sebuah perusahaan kontraktor yang baru berdiri dan membutuhkan karyawan. Maka aku mencoba melamar di sana.
Sebetulnya, sudah agak malas juga, mengingat kegagalan-kegagalan sebelumnya.
Tapi Renita dan Anin terus mendorongku, menyemangatiku, hingga aku jadi agak bersemangat lagi.
Yah...tak ada salahnya mencoba. Daripada ga usaha sama sekali.
Masalah hasil, biar kupasrahkan pada Yang Di Atas.
Selesai menyiapkan surat lamaran, aku berbaring di kasur.
Mendadak ada aura yang sangat kukenal, namun sudah sekian lama tak bertemu.
Nyi Among.... iya, ini aura Nyi Among...!
"Assalamu'alaikum nak...!" sebuah suara merdu menyapaku.
Aku bangun dan menghampiri Nyi Among.
"Wa'alaikum salam Ibu... !" sahutku sambil menyalami dan mencium tangannya
"Wah...anakku sudah menjadi Sarjana sekarang. Mengapa wajahmu nampak murung Nak?"
"Aku sedang bingung Ibu... Aku ingin mencari kerja di kota ini, agar bisa menjaga Anin. Tapi sampai sekarang belum juga mendapat pekerjaan...!"
"Sabar nak... Semua ada waktunya. Jangan pernah berputus asa. Tetaplah berharap pada pertolongan Allah SWT. Hanya DIA yang bisa menolongmu!"
"Iya Ibu... Ah...aku kangen dengan nasehat-nasehat ibu yang selalu bisa menentramkan hatiku. Kenapa lama sekali ibu tak menengokku?"tanyaku setengah protes.
"Ibu selalu mengawasimu nak... Hanya saja ibu memang tak menemuimu. Kamu sudah dewasa, sudah bisa menentukan apa yang terbaik untukmu. Jangan bergantung pada ibu."
"Tapi sesekali aku juga ingin mendapat wejangan dari ibu. Aku takut kalau aku sampai salah dalam bertindak Bu...!"
"Duh...manjanya anak lanang...!" kata Nyi Among sambil mengelus rambutku.
"Sudah saatnya kamu mandiri Nak. Memutuskan apa yang terbaik untuk hidupmu. Ibu hanya akan mengawasimu... Jika kau sudah melenceng jauh, baru ibu akan menegurmu."
Aku termenung mendengar perkataan Nyi Among. Aku merasa malu, karena masih juga belum bisa mandiri seutuhnya.
Malam itu aku memuaskan rasa rinduku pada Nyi Among, yang sudah kuanggap sebagai pengganti ibuku.
Waktu berbincang, beberapa kali Nyi Among memegang dan membolak-balik berkas lamaran yang baru kususun tadi.
Entah apa maksudnya.
Lewat tengah malam, Nyi Among pamit padaku.
Setelahnya, aku langsung tidur..besok harus datang ke perusahaan itu untuk memasukkan lamaran. Ga boleh telat..!!!
Esoknya, aku berangkat menuju kantor perusahaan kontraktor itu.
Sesampai di sana, sidah banyak juga yang antri untuk memasukkan lamaran.
Setelah memasukkan lamaran, kami disuruh pulang, menunggu panggilan interview yang akan dikirim selambatnya seminggu lagi ke nomor hp kami.
Ugh ..lagi-lagi seperti ini... menunggu dan menunggu lagi
Sudah berkali-kali aku mengalami ini, yang ujung-ujingnya, ga ada panggilan interview.
Mungkin memang harus punya koneksi kali yak?
Tapi penantianku kali ini tampaknya tidak sia-sia. Pagi itu ada sms masuk ke hpku, dan memintaku interview jam 10 pagi itu.
Maka aku segera bersiap-siap untuk interview. Penampilan harus rapi nih....
Jangan sampai terlihat lusuh, ntar malah dikira mau minta sumbangan...ahahaha.
Sesampai di kantor itu, aku disambut resepsionis cantik. Setelah menunjukkan sms itu, aku diminta untuk langsung ke ruang HRD.
Setelah bertanya jalan menuju ruangan itu, aku bergegas menuju ruangan itu.
Di pintu ruangan tertulis dengan jelas bahwa itu ruangan yang aku tuju.
Aku mengetuk pintu, dan ada suara wanita yang menyuruhku masuk.
Aku membuka pintu, membersihkan sepatuku dengan keset yang ada di situ, lalu mengucapkan salam.
HRD perusahaan itu adalah seorang wanita yang kutaksir berusia 30-an tahun. Cantik, tapi nampak judes... atau memang pasang tampang judes untuk membuat gentar para pelamar? Entahlah. ..
"Bapak Bayu Satriaji..?"
"Saya Bu...!"
"Silahkan duduk..!"
"Terima kasih Bu...!'
Aku duduk di kursi depan meja kerjanya.
Berbagai pertanyaan diajukan olehnya, dan kucoba jawab sebaik-baiknya.
Baru sekali ini aku interview pekerjaan...dan untunglah aku ga merasa grogi.
"Dari Curriculum Vitae, anda belum punya pengalaman kerja di bidang ini ya?"
"Benar bu, dalam artian saya belum pernah bekerja di perusahaan kontraktor."
"Pernah menangani proyek sebelumnya?"
"Pernah Bu... dalam skala kecil..!"jawabku sejujurnya.
"Sudah punya istri?"
Hmm...pertanyaan macam apa ini?
"Belum Bu..!"
"Tunangan?"
"Masih pacaran Bu...!"
Pertanyaan kok merembet ga jelas arahnya...
"Jika anda diterima, berapa gaji yang anda minta?"
Oh...kembali ke jalur...
"Gaji standart sesuai dengan pendidikan dan kinerja saya nantinya Bu..!"
"Nominalnya...?"
"Maaf Bu... Saya tidak bisa menyebut nominal, karena saya tidak tahu berapa standart gaji untuk lulusan S1!"
"Hmm...baiklah. Anda satu-satunya pelamar dengan jurusan yang sesuai dengan kriteria kami. Maka, anda akan mulai bekerja esok hari... Anda sanggup?"
"Sanggup bu...!"jawabku cepat.
"Tapi anda harus menjalani training selama 3 bulan. Dalam 3 bulan itu anda hanya mendapat 60% dari gaji pokok... Sanggup?"
"Memang gaji pokoknya berapa Bu?"
"Sekian...!" ujarnya menyebutkan sebuah nominal.
Wah lumayan tinggi juga gajinya. Di atas standart lah...
Otak jeniusku segera berhitung, dengan gaji 60% dari sekian, aku masih bisa hidup lah selam 3 bulan masa training.
"Baik Bu...saya sanggup!" jawabku.
Toh, aku juga masih punya simpanan yang lumayan.
"Baik, persiapkan diri anda untuk besok. Dan tolong jangan panggil Bu pada saya. Panggil saja mbak. Kurasa usia kita tak terpaut jauh...!" ujarnya sambil tersenyum manis.
"Baik Bu...eh...Mbak...?"
"Erna...!".
"Baik mbak Erna...!"
"Nah begitu lebih baik. Kita akan jadi rekan sejawat nantinya. Sekarang kau boleh keluar ruangan..!"
"Baik mbak... Saya permisi dulu...!"
Dengan perasaan penuh sukacita, aku keluar dari ruangan mbak Erna, HRD cantik namun judes itu.
Sesampainya di kost, aku kabarkan berita bahagia ini pada Anin dan Renita.
Mereka senang bukan kepalang...
"Ah...akhirnya ya mas? Aku bersyukur, kita ga akan LDR...!" ujar Renita
"Asyik...mas Aji dah kerja. Ingat lho mas, gaji pertama buat traktir kita. Awas saja kalau enggak...!"
"Hahaha...iya iya dek...! Nanti kalau mas gajian, bakal mas traktir kamu...!"
"Aku enggak mas...?" tanya Renita.
"Ya iya lah... masa enggak..!"jawabku.
Kami tertawa bersama...tawa bahagia...
Aku menatap langit cerah siang itu...
Semoga masa depanku akan secerah langit siang ini.
Aku menghela nafas lega....
Namun juga was-was....
Aku akan menapaki babak baru dalam hidupku.
Babak yang belum pernah aku jalani sebelumnya.
Sebuah babak yang akan memberi warna baru dalam hidupku.
Yang akan membawaku ke dunia baru yang masih asing bagiku.
Semoga tidak membuatku babak belur...!!!
Ane sudahi trit Dendam Cinta Dari Masa Silam sampai di sini.
Mohon maaf jika banyak kesalahan yang ane buat selama membuat trit ini. Harapan ane, swmoga trit ini bisa menghibur reader semua...!!! Terima Kasih.....
Fokusku sekarang adalah mencari kerja.. Malu dong, sarjana nganggur. Kuliah sudah habisin duit banyak kok berakhir jadi pengangguran...rasanya agak gimanaaa...gitu...!!!
Berhari-hari aku sibuk mencari lowongan, membuat lamaran, juga harus pulang ke kotaku untuk mengurus SKCK. Pokoknya, selama ada lowongan, segera kuajukan surat lamaran.
Tapi nampaknya dewi fortuna masih enggan berpihak padaku. Sampai dua bulan, aku masih dalam status baru yang kumiliki....pengangguran.
Aku mulai beefikir ulang.. apakah akan terus mencari kerja di kota ini, atau hengkang ke kota lain?
Di satu sisi, aku ingin mejaga Anin di kota ini semampuku. Tapi di sisi lain, di kota ini juga aku dibuat pusing oleh urusan asrama.....eh...asmara.
Aku ga tega membiarkan Anin di kota ini tanpa pengawasan. Kalau aku ada di sini, semua tenang. Bapak tenang, aku tenang dan Anin juga tenang karena ada kakaknya.
Makanya aku berusaha bertahan di kota ini.
Huft...aku menghela nafas sambil menatap laptop yang masih menyala. Baru saja aku mengedit surat lamaran lagi. Lalu aku print bersama cv sekalian.
Ada sebuah perusahaan kontraktor yang baru berdiri dan membutuhkan karyawan. Maka aku mencoba melamar di sana.
Sebetulnya, sudah agak malas juga, mengingat kegagalan-kegagalan sebelumnya.
Tapi Renita dan Anin terus mendorongku, menyemangatiku, hingga aku jadi agak bersemangat lagi.
Yah...tak ada salahnya mencoba. Daripada ga usaha sama sekali.
Masalah hasil, biar kupasrahkan pada Yang Di Atas.
Selesai menyiapkan surat lamaran, aku berbaring di kasur.
Mendadak ada aura yang sangat kukenal, namun sudah sekian lama tak bertemu.
Nyi Among.... iya, ini aura Nyi Among...!
"Assalamu'alaikum nak...!" sebuah suara merdu menyapaku.
Aku bangun dan menghampiri Nyi Among.
"Wa'alaikum salam Ibu... !" sahutku sambil menyalami dan mencium tangannya
"Wah...anakku sudah menjadi Sarjana sekarang. Mengapa wajahmu nampak murung Nak?"
"Aku sedang bingung Ibu... Aku ingin mencari kerja di kota ini, agar bisa menjaga Anin. Tapi sampai sekarang belum juga mendapat pekerjaan...!"
"Sabar nak... Semua ada waktunya. Jangan pernah berputus asa. Tetaplah berharap pada pertolongan Allah SWT. Hanya DIA yang bisa menolongmu!"
"Iya Ibu... Ah...aku kangen dengan nasehat-nasehat ibu yang selalu bisa menentramkan hatiku. Kenapa lama sekali ibu tak menengokku?"tanyaku setengah protes.
"Ibu selalu mengawasimu nak... Hanya saja ibu memang tak menemuimu. Kamu sudah dewasa, sudah bisa menentukan apa yang terbaik untukmu. Jangan bergantung pada ibu."
"Tapi sesekali aku juga ingin mendapat wejangan dari ibu. Aku takut kalau aku sampai salah dalam bertindak Bu...!"
"Duh...manjanya anak lanang...!" kata Nyi Among sambil mengelus rambutku.
"Sudah saatnya kamu mandiri Nak. Memutuskan apa yang terbaik untuk hidupmu. Ibu hanya akan mengawasimu... Jika kau sudah melenceng jauh, baru ibu akan menegurmu."
Aku termenung mendengar perkataan Nyi Among. Aku merasa malu, karena masih juga belum bisa mandiri seutuhnya.
Malam itu aku memuaskan rasa rinduku pada Nyi Among, yang sudah kuanggap sebagai pengganti ibuku.
Waktu berbincang, beberapa kali Nyi Among memegang dan membolak-balik berkas lamaran yang baru kususun tadi.
Entah apa maksudnya.
Lewat tengah malam, Nyi Among pamit padaku.
Setelahnya, aku langsung tidur..besok harus datang ke perusahaan itu untuk memasukkan lamaran. Ga boleh telat..!!!
Esoknya, aku berangkat menuju kantor perusahaan kontraktor itu.
Sesampai di sana, sidah banyak juga yang antri untuk memasukkan lamaran.
Setelah memasukkan lamaran, kami disuruh pulang, menunggu panggilan interview yang akan dikirim selambatnya seminggu lagi ke nomor hp kami.
Ugh ..lagi-lagi seperti ini... menunggu dan menunggu lagi
Sudah berkali-kali aku mengalami ini, yang ujung-ujingnya, ga ada panggilan interview.
Mungkin memang harus punya koneksi kali yak?
Tapi penantianku kali ini tampaknya tidak sia-sia. Pagi itu ada sms masuk ke hpku, dan memintaku interview jam 10 pagi itu.
Maka aku segera bersiap-siap untuk interview. Penampilan harus rapi nih....
Jangan sampai terlihat lusuh, ntar malah dikira mau minta sumbangan...ahahaha.
Sesampai di kantor itu, aku disambut resepsionis cantik. Setelah menunjukkan sms itu, aku diminta untuk langsung ke ruang HRD.
Setelah bertanya jalan menuju ruangan itu, aku bergegas menuju ruangan itu.
Di pintu ruangan tertulis dengan jelas bahwa itu ruangan yang aku tuju.
Aku mengetuk pintu, dan ada suara wanita yang menyuruhku masuk.
Aku membuka pintu, membersihkan sepatuku dengan keset yang ada di situ, lalu mengucapkan salam.
HRD perusahaan itu adalah seorang wanita yang kutaksir berusia 30-an tahun. Cantik, tapi nampak judes... atau memang pasang tampang judes untuk membuat gentar para pelamar? Entahlah. ..
"Bapak Bayu Satriaji..?"
"Saya Bu...!"
"Silahkan duduk..!"
"Terima kasih Bu...!'
Aku duduk di kursi depan meja kerjanya.
Berbagai pertanyaan diajukan olehnya, dan kucoba jawab sebaik-baiknya.
Baru sekali ini aku interview pekerjaan...dan untunglah aku ga merasa grogi.
"Dari Curriculum Vitae, anda belum punya pengalaman kerja di bidang ini ya?"
"Benar bu, dalam artian saya belum pernah bekerja di perusahaan kontraktor."
"Pernah menangani proyek sebelumnya?"
"Pernah Bu... dalam skala kecil..!"jawabku sejujurnya.
"Sudah punya istri?"
Hmm...pertanyaan macam apa ini?
"Belum Bu..!"
"Tunangan?"
"Masih pacaran Bu...!"
Pertanyaan kok merembet ga jelas arahnya...
"Jika anda diterima, berapa gaji yang anda minta?"
Oh...kembali ke jalur...
"Gaji standart sesuai dengan pendidikan dan kinerja saya nantinya Bu..!"
"Nominalnya...?"
"Maaf Bu... Saya tidak bisa menyebut nominal, karena saya tidak tahu berapa standart gaji untuk lulusan S1!"
"Hmm...baiklah. Anda satu-satunya pelamar dengan jurusan yang sesuai dengan kriteria kami. Maka, anda akan mulai bekerja esok hari... Anda sanggup?"
"Sanggup bu...!"jawabku cepat.
"Tapi anda harus menjalani training selama 3 bulan. Dalam 3 bulan itu anda hanya mendapat 60% dari gaji pokok... Sanggup?"
"Memang gaji pokoknya berapa Bu?"
"Sekian...!" ujarnya menyebutkan sebuah nominal.
Wah lumayan tinggi juga gajinya. Di atas standart lah...
Otak jeniusku segera berhitung, dengan gaji 60% dari sekian, aku masih bisa hidup lah selam 3 bulan masa training.
"Baik Bu...saya sanggup!" jawabku.
Toh, aku juga masih punya simpanan yang lumayan.
"Baik, persiapkan diri anda untuk besok. Dan tolong jangan panggil Bu pada saya. Panggil saja mbak. Kurasa usia kita tak terpaut jauh...!" ujarnya sambil tersenyum manis.
"Baik Bu...eh...Mbak...?"
"Erna...!".
"Baik mbak Erna...!"
"Nah begitu lebih baik. Kita akan jadi rekan sejawat nantinya. Sekarang kau boleh keluar ruangan..!"
"Baik mbak... Saya permisi dulu...!"
Dengan perasaan penuh sukacita, aku keluar dari ruangan mbak Erna, HRD cantik namun judes itu.
Sesampainya di kost, aku kabarkan berita bahagia ini pada Anin dan Renita.
Mereka senang bukan kepalang...
"Ah...akhirnya ya mas? Aku bersyukur, kita ga akan LDR...!" ujar Renita
"Asyik...mas Aji dah kerja. Ingat lho mas, gaji pertama buat traktir kita. Awas saja kalau enggak...!"
"Hahaha...iya iya dek...! Nanti kalau mas gajian, bakal mas traktir kamu...!"
"Aku enggak mas...?" tanya Renita.
"Ya iya lah... masa enggak..!"jawabku.
Kami tertawa bersama...tawa bahagia...
Aku menatap langit cerah siang itu...
Semoga masa depanku akan secerah langit siang ini.
Aku menghela nafas lega....
Namun juga was-was....
Aku akan menapaki babak baru dalam hidupku.
Babak yang belum pernah aku jalani sebelumnya.
Sebuah babak yang akan memberi warna baru dalam hidupku.
Yang akan membawaku ke dunia baru yang masih asing bagiku.
Semoga tidak membuatku babak belur...!!!
TAMAT
Ane sudahi trit Dendam Cinta Dari Masa Silam sampai di sini.
Mohon maaf jika banyak kesalahan yang ane buat selama membuat trit ini. Harapan ane, swmoga trit ini bisa menghibur reader semua...!!! Terima Kasih.....
xue.shan dan 80 lainnya memberi reputasi
79
Tutup