- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Dendam Cinta Dari Masa Silam
TS
beqichot
Dendam Cinta Dari Masa Silam
WARNING!!!!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Prolog
Hai...namaku Aji, lengkapnya Bayu Satriaji.
Aku baru saja pulang dari PETUALANG MASA LALU
Terakhir yang kuingat, aku beserta Zulaikha dan Menik, dua jin cantik.yang selalu mendampingiku selain dari Sang Pamomong, baru saja keluar dari portal yang membawa kami pulang dari masa lalu ratusan tahun silam.
Aku memgerjapkan mataku yang silau oleh cahaya yang menyorot di atas mataku.
Ah...rupanya cahaya lampu.
Perlahan, pandangan mataku menjadi semakin jelas. Kulihat langit-langit kamar yang putih dengan lampu yang menyilaukan mataku tadi.
Di mana aku gerangan? Bukankah aku baru saja keluar dari portal yang menghubungkan masa kini dan masa lalu?
"Mas Aji.... Kau sudah sadar?" sebuah suara menyapaku.
Aku menoleh ke arah suara yang menyapaku itu. Seraut wajah cantik dengan mata yang berair, menatapku.
"Desi...?"
"Iya mas... Ini aku!" jawabnya.
"Mas Aji...!" sebuah suara lain menyapaku.
Aku menoleh ke asal suara itu..
"Anin...? Kamu kok di sini? Aku di mana?" tanyaku.
"Sebentar mas, biar aku kasih tahu bapak dan dokter.kalau kamu sudah sadar!" katanya sambil beranjak pergi.
Bapak? Dokter?
Kok bapak juga ada di sini? Dokter? Berarti aku di rumah sakit...
Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa aku ada di rumah sakit?
"Des...ini di rumah sakit?"
"Iya Mas...!"
"Kok aku bisa disini?"
"Ssttt...mas istirahat saja dulu. Kita tunggu dokter dulu!" sahutnya sambil mengelus-elus tanganku.
Saat itulah pintu terbuka, dan dua wanita dengan pakaian serba putih menghampiriku. Seorang diantaranya memeriksa nadiku, menyenteri mataku, dan menempelkan stetoskop di dadaku.
"Bagaimana dokter?" sebuah suara yang berat terdengar beetanya.
"Keadaannya normal pak! Mungkin butuh pemulihan sebentar, dan 2 atau 3 hari kemudian sudah bisa pulang!" kata bu dokter.
'Syukurlah...!" kata Bapak.
"Bapak.....!" panggilku.
"Hai..cah bagus... Bikin panik orang tua saja kamu!" kata bapak sambil mengacak-acak rambutku.
"Maaf pak... Sudah bikin khawatir bapak..!" ucapku.
"Sudahlah. Yang penting kamu sudah ga papa sekarang!" ujar bapak.
"Apa yang sebenarnya terjadi pak?" tanyaku.
"Kamu ditemukan orang terbaring di jalanan setelah hujan. Lalu dibawa ke rumah sakit ini. Lalu orang itu membuka kontak hpmu dan menghubungi bapak. Bapak dsn Anin segera kemari. Dan kamu baru sadar setelah 3 hari pingsan!" kata bapak.
Hah.3 hari? Padahal aku ada di masa lalu selama 35 hari.
Jadi apakah kejadian di masa lalu itu hanyalah mimpi di saat aku tak sadar?
Kalau memang hanya mimpi, syukurlah...
Dan aku berharap itu semua memang hanya mimpi.
Aku menoleh pada Zulaikha dan Menik yang sedari tadi berdiri di samping ranjangku.
Mereka cuma mengangkat bahu dan menggeleng. .
Yah...semoga saja semua itu hanya mimpi belaka. Kembang tidur di saat aku pingsan. .
Semoga....
Aku masih dirawat selama 2 hari, dan Desi setia memungguku jika sudah pulang kuliah.
Sementara, bapak dan Anin jika malam istirahat di kostku.
Setelah dirasa sehat, aku diperbolehkan pulang.
Bersama bapak dan Anin, kami nakk taksi menuju kostan.
Zulaikha dan Menik melayang di samping mobil.
Di kostan sudah ada pacar tersayang dan adiknya yang menunggu kedatangan kami....
Yah...aku kembali berada di jamanku. Pengalaman di masa lalu itu, entah nyata ataukah sekedar mimpi belaka?
Only time will tell.....
INDEX:
Prolog
The Begining
Naning
The Truth
Lanjutan
Naning Lagi....
Melati's Pov
Godaan Nenek Bohai
Menik's Pov
Tukang Ojek
Masalah Cewe Dino
Di Rumah Firda
Menolong Naning....
One By One
Pulang....
Di Madrasah 1
Di Madrasah 2
It's Begin...
Bingung
Masih Di Rumah Naning
Menik's Pov
Pengakuan Firda
Desi Cemburu
Pertempuran
Bendera Perang Sudah Dikibarkan
Masalah mulai bertambah
Firda's Pov
Liburan Semester
Kejadian Di Kamar Kost.....
Di Gazebo..
Tekad Naning
Pov nya Kunyil
Balada Lontong Opor
Kunyil Ember
Ditinggal.....
Pengusiran
Pulang....
Nenek Tua
Mimpi
RSJ
Pertempuran Seru
Serangan Susulan
Menuju Sumber....
Lanjutannya..
Kurnia
Sebuah Pengakuan
Interogasi
Menepati Janji
Malam Minggu
Piknik....
Di Curug
Ki Sarpa
Berlatih
Ketiduran
Kejadian Aneh
Kyai Punggel
Pagi Absurd
Pov: Naning
Latihan Di Gunung
Wejangan
Aku Dipelet?
Lebih Hebat Dari Pelet
Terusan Kemarin
Tante Fitri Yang....
She's Back
Bros
Makhluk Paling Absurd
Makhluk Absurd 2
Part Kesekian
Cowo Tajir
Jangan Buat Naning Menangis
Surprise
Kejadian Aneh
Quote:
Menghentikan Perang
Ahaha ..
Jatuh Bangun
Selaras
Mulai Dari Awal
Kembali
Rencana Bapak
Gadis Galak
Pengobatan
Sang Dukun
Sandra
A Little Bonus: Sandra's Pov
Pulang Ke Kost
Nenek Tukang Pijat
Upgrade
Si Galak Sakit
Fight....
Proyek Besar
Kesurupan Massal
Kalahkan Biangnya
Kosong
Dreamin'
About Renita
Kenapa Dengan Sandra?
Teluh
Serangan kedua
Gelud Lagi...
Hadiah Nyi Rambat
Kembalinya Trio Ghaib
Kepergian Zulaikha
Kurnia's Pov
Lanjutan Indeks
Diubah oleh beqichot 18-09-2021 12:54
xue.shan dan 199 lainnya memberi reputasi
190
387.7K
12.1K
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
beqichot
#2275
Praktisi Kembar
Benturan 4 energi menimbulkan ledakan dahsyat...
Rasanya tanah ikut tergetar oleh suara ledakan itu. Aku yang dilempar oleh duo kunyil mendarat dengan empuk dalam pelukan Saloka...
Sering-sering aja deh dilempar kek gini...ngoahaha
Aku melepaskan diri dari pelukan Saloka, lalu memandang sekeliling ruangan itu. Ada dua orang yang sedang melakukan ritual di sudut sana. Mereka nampak kaget dengan kehadiran kami.
Aku juga kaget melihat tampang kedua praktisi supranatural itu...kalau ga mau disebut dukun.
Mereka memiliki wajah dan bangun tubuh yang serupa. Ternyata, mereka itu kembar....
Apakah mereka upin ipin yang menyamar.....
Ngelantur amat deh....
Mereka berdiri berdampingan, sementara aku menghampiri mereka.
"Siapa kau? Beraninya datang kemari dan mengganggu pekerjaan kami. .!!!" kata salah seorang dari mereka
Aku menatap tajam mereka...
"Aku adalah orang yang kalian serang itu."jawabku singkat.
"Mau apa kau kemari? Kau sudah menggagalkan ritualku kemarin malam...! Kenapa kau mengganggu pekerjaanku semalam?"kata yang satunya lagi.
"Hmmm...pertama, aku datang kemari karena aku ditantang oleh serangan kalian. Kedua, memang aku yang menggagalkan usahamu semalam, karena sasaran kalian adalah temanku...!"
"Hmm...anak muda.. mungkin kau punya sedikit ilmu hingga bisa menggagalkan usahaku semalam. Tap jangan jumawa.. Saat ini kau seperti masuk ke sarang harimau. Kau kalah jumlah... Kusarankan kau pulang saja daripada kau celaka di sini..!"
"Hmm..kalian baik sekali rupanya. Biarlah kalau memang aku harus celaka di sini. Mau di sini atau di rumah, kalian tetap akan menyerangku kan? JANGAN SOK BAIK KALIANNNN....!!!!" ujarku sengit.
"Hoho...dikasih hati minta jantung. Baiklah, rasakan sendiri akibatnya...!" kata seorang dari mereka.
Lalu mereka menyebar, rupanya mau melawanku dari dua arah yang berbeda. Dari kuda-kuda mereka, aku tahu kalau mereka punya dasar ilmu beladiri.
Tak ayal, aku segera memasang kuda-kuda. Bersiap menghadapi keroyokan mereka. Tenaga dalam kuhimpun, dan kusiapkan untuk membentengi tubuhku.
Orang yang di depanku melakukan serangan dengan sebuah tendangan. Aku hindari ke samping, namun, dari belakang ada tendangan yang menyambut pergerakanku. Aku seperti menghampiri tendangan itu. Beruntung, rem-ku cakram.. Aku berhasil mengerem pergerakanku. Namun tendangan yang mengarah pinggang itu masih saja mengarah kepadaku. Sedikit kerepotan, aku menghindar ke belakang. Namun praktisi yang satunya, sudah menungguku dengan serangannya.
Busyet...mereka mampu bekerja sama dengan sangat baik. Mungkin karena mereka kembar, jadi punya pemikiran yang sama.
Belum sempat aku berkelit....
DHUAGH....
Sebuah pukulan mendarat telak di punggungku. Aku terjajar ke depan, dan di depan sudah menunggu seorang yang lain siap dengan serangan susulan.
Untung aku masih bisa menghindar dengan membungkukkan tubuhku.
Reflek, kaki kananku menendang ke belakang...
BUGH... EGHK...
Hehe..kena juga sasaran di belakang. Mungkin dia ga mengira bahwa aku yang dalam keadaan terdesak, masih bisa mengirim sebuah serangan.
Selagi yang di belakang kesakitan, dan yang di depan kaget melihat keadaan saudara kembarnya, sebuah tinju kususulkan ke arah praktisi yang di depanku. Walaupun kaget setengah hidup, namun dia masih sempat mengelak, namun pukulanku masih sempat menyerempet dagunya.
Kususuli saja dengan sapuan kaki, mengarah kedua kakinya.
DHUAGH...
Kaki depan praktisi itu terkena jurus sapuanku. Mengakibatkan kuda-kudanya tergempur dan tubuhnya terguling.
Sementara aku masih berada di bawah setelah melakukan sapuan, terdengar kesiur angin serangan dari arah belakang.
Aku menghindar dengan menggelinding ke samping, lalu meloncat berdiri. Memasang lagi kuda-kuda, bersiap menghadapi serangan susulan.
Mereka berdua sudah berdiri lagi...siap menhajarku lagi.
"Hmm...ternyata lumayan juga ilmu beladirimu. Tapi jangan senang dulu...!"
Aku tak menjawab... mataku melirik tajam bergantian. Menunggu serangan yang entah darimana datangnya
Sulit menghadapi keroyokan dua orang yang ahli beladiri.
Apalagi mereka bisa bekerja sama dengan baik sebagai tim.
Hmm...tapi tak sia-sia aku pernah belajar ilmu tenaga dalam dan ilmu ringan tubuh pada Ki Santiko (lihat: Petualang Masa Lalu).
Sekaranglah saatnya kugunakan ilmu itu. Harus mengandalkan kelincahan untuk menghadapi keroyokan mereka.
Maka, aku segera menyalurkan tenaga dalamku sebagian ke arah kakiku, untuk mendukung pergerakanku supaya menjadi lebih ringan dan lincah.
WUSHH....
Serangan pertama datang dari samping kananku. Aku menghindar ke samping kiri, namun dari samping kiri muncul serangan baru. Aku sudah menduganya, maka untuk menghindarinya, aku melejit ke atas setinggi 2 meter. Kedua praktisi itu nampak bingung, heran mungjkin melihatku yang bisa melompat setinggi itu.
Melihat kesempatan emas di saat mereka ternganga, aku melayang turun sambil membagikan satu tendangan ke masing-masing orang .
DUAGH... PLAK...DESH...
Berhasil... kepala mereka terkena tendanganku, sampai tubuh mereka berputar akibat daya dorong tendanganku.
Mereka tidak terjatuh, namun malah mirip seperti orang mabok.
Mumpung ada kesempatan, kuhadiahi masing-masing satu pukulan di ulu hati mereka. Mereka masih mencoba menangkis, namun terlambat. Dengan sukses mereka terbungkuk menahan sakit akibat pukulanku.
Aku berhenti menghajar mereka, menunggu bagaimana reaksi mereka.
Mereka jatuh berlutut sambil memegang ulu hati mereka...tampak seringai kesakitan di wajah mereka
"Mau lanjut, atau berhenti sampai di sini saja?" tanyaku pada mereka.
Mereka memandangku dengan penuh kebencian. Mereka lalu saling berpandangan...lalu saling mengangguk. ..
Mulut mereka nampak bergerak-gerak, seolah sedang saling bicara. Dan aku tersadar saat sudah terlambat... Mereka rupanya membaca mantera.
Mendadak tubuh mereka diselimuti halimun yang pekat, lalu setelah halimun itu buyar, nampaklah mereka sudah berdiri tegak. Mulut mereka bertaring, mata melotot berwarna merah. Aura mereka menguat... tapi ini bukan aura manusia, ini aura jin.
Rupanya mereka memanggil jin peliharaannya untuk membantu dengan cara bersatu dengan mereka.
Tak sempat lagi untuk mencegah, aku hanya menunggu serangan dari mereka
Kulirik sekilas, Menik dan Kurnia masih sibuk menghadapi dua jin penjaga yang kelihatannya sangat kuat. Tapi aku tak khawatir, karena masih ada Saloka yang bisa membantu mereka
Aku kembali fokus pada musuhku...
Mereka mulai mendekatiku...
Lalu, serentak mereka menyerang. Kali ini tanpa jurus...dan menyerang bersamaan.
Tapi ini malah memudahkanku menghindari serangan mereka. Bahkan dengan mudah aku berkali-kali bisa memukul mereka. Anehnya, pukulanku yang aku lambari dengan tenaga dalam tujuh bagian, tak mampu melukai mereka berdua. Paling mereka hanya terdorong mundur, namun segera maju menyerang kembali
Aku menambah tenaga dalamku hingga sepuluh bagian... tapi masih juga sama saja. Tak ada perubahan berarti.
Sambil terus menghindar dan membalas serangan mereka, aku mulai berpikir, bagaimana cara untuk mengalahkan mereka .
Ah...iya, mereka adalah manusia yang sudah dirasuki oleh jin. Jadi percuma aku menghadapinya dengan tenaga dalam.
Segera kukontak energi batinku, sekaligus dengan energi Naga Wiru...
Tapi lumayan susah juga untuk berkonsentrasi, karena harus menghadapi serangan mereka berdua. Namun, akhirnya aku bisa juga mengontak energi batinku, dan energi itu mengalir dengan deras di sekujur tubuhku.
Pergantian energi membuat gerakanku menjadi agak lamban, akibatnya....
BUGH...DHUAK...
Dua serangan sekaligus mengenai tubuhku. Aku terlempar ke belakang... Untunglah, Saloka dengan sigap meraih tubuhku hingga tak sampai membentur tembok ruangan itu
"Perlu bantuan mas...,?" tanya Saloka.
"Terima kasih... tak perlu. Kau berjaga saja untuk menolong Menik dan Kurnia jika mereka kewalahan..!" sahutku sambil mendorong tubuh Saloka menjauh dariku.
Ups .. tanganku yang mendorong, menyentuh sesuatu yang kenyal.
Saat itu dua serangan datang melandaku, makanya aku mendorong Saloka menjauh, sementara aku berguling menghindar
"Maaf. ..!"seruku pada Saloka
Dengan energi batin yang sudah kuhimpun, aku mulai mengirim serangan-serangan dengan energi yang kukumpulkan di tanganku.
Kini tanganku berpendar cahaya kuning kebiruan...
Saat dua praktisi itu mendekat, segera kuhantamkan dua telapak tanganku mengarah dada mereka.
BLUGH...DESH...
ARGHHH....
Mereka berdua terpental ke belakang, dan jatuh terkapar di lantai.
Mereka berusaha untuk bangkit lagi... Tak mau membuang kesempatan, aku melesat ke arah mereka, dan menambah 1 pukulan ke perut mereka.
ARGHHHH......
Mereka berteriak keras dan muntah darah. Ada dua gumpalan asap yang keluar dari tubuh mereka...
Segera kusapu dua gumpalan itu dengan pukulan jarak jauh...
DHUARRRR...DHUARR...
Dua gumpalan asap itu hancur berantakan, meninggalkan bau busuk yang sangat menyengat....
Kedua praktisi itu duduk bersila dan mengatur hawa murni dan energi mereka yang berantakan.
Aku menghampiri mereka...
'Awas....massss.....!!!!!!"
Rasanya tanah ikut tergetar oleh suara ledakan itu. Aku yang dilempar oleh duo kunyil mendarat dengan empuk dalam pelukan Saloka...
Sering-sering aja deh dilempar kek gini...ngoahaha
Aku melepaskan diri dari pelukan Saloka, lalu memandang sekeliling ruangan itu. Ada dua orang yang sedang melakukan ritual di sudut sana. Mereka nampak kaget dengan kehadiran kami.
Aku juga kaget melihat tampang kedua praktisi supranatural itu...kalau ga mau disebut dukun.
Mereka memiliki wajah dan bangun tubuh yang serupa. Ternyata, mereka itu kembar....
Apakah mereka upin ipin yang menyamar.....
Ngelantur amat deh....
Mereka berdiri berdampingan, sementara aku menghampiri mereka.
"Siapa kau? Beraninya datang kemari dan mengganggu pekerjaan kami. .!!!" kata salah seorang dari mereka
Aku menatap tajam mereka...
"Aku adalah orang yang kalian serang itu."jawabku singkat.
"Mau apa kau kemari? Kau sudah menggagalkan ritualku kemarin malam...! Kenapa kau mengganggu pekerjaanku semalam?"kata yang satunya lagi.
"Hmmm...pertama, aku datang kemari karena aku ditantang oleh serangan kalian. Kedua, memang aku yang menggagalkan usahamu semalam, karena sasaran kalian adalah temanku...!"
"Hmm...anak muda.. mungkin kau punya sedikit ilmu hingga bisa menggagalkan usahaku semalam. Tap jangan jumawa.. Saat ini kau seperti masuk ke sarang harimau. Kau kalah jumlah... Kusarankan kau pulang saja daripada kau celaka di sini..!"
"Hmm..kalian baik sekali rupanya. Biarlah kalau memang aku harus celaka di sini. Mau di sini atau di rumah, kalian tetap akan menyerangku kan? JANGAN SOK BAIK KALIANNNN....!!!!" ujarku sengit.
"Hoho...dikasih hati minta jantung. Baiklah, rasakan sendiri akibatnya...!" kata seorang dari mereka.
Lalu mereka menyebar, rupanya mau melawanku dari dua arah yang berbeda. Dari kuda-kuda mereka, aku tahu kalau mereka punya dasar ilmu beladiri.
Tak ayal, aku segera memasang kuda-kuda. Bersiap menghadapi keroyokan mereka. Tenaga dalam kuhimpun, dan kusiapkan untuk membentengi tubuhku.
Orang yang di depanku melakukan serangan dengan sebuah tendangan. Aku hindari ke samping, namun, dari belakang ada tendangan yang menyambut pergerakanku. Aku seperti menghampiri tendangan itu. Beruntung, rem-ku cakram.. Aku berhasil mengerem pergerakanku. Namun tendangan yang mengarah pinggang itu masih saja mengarah kepadaku. Sedikit kerepotan, aku menghindar ke belakang. Namun praktisi yang satunya, sudah menungguku dengan serangannya.
Busyet...mereka mampu bekerja sama dengan sangat baik. Mungkin karena mereka kembar, jadi punya pemikiran yang sama.
Belum sempat aku berkelit....
DHUAGH....
Sebuah pukulan mendarat telak di punggungku. Aku terjajar ke depan, dan di depan sudah menunggu seorang yang lain siap dengan serangan susulan.
Untung aku masih bisa menghindar dengan membungkukkan tubuhku.
Reflek, kaki kananku menendang ke belakang...
BUGH... EGHK...
Hehe..kena juga sasaran di belakang. Mungkin dia ga mengira bahwa aku yang dalam keadaan terdesak, masih bisa mengirim sebuah serangan.
Selagi yang di belakang kesakitan, dan yang di depan kaget melihat keadaan saudara kembarnya, sebuah tinju kususulkan ke arah praktisi yang di depanku. Walaupun kaget setengah hidup, namun dia masih sempat mengelak, namun pukulanku masih sempat menyerempet dagunya.
Kususuli saja dengan sapuan kaki, mengarah kedua kakinya.
DHUAGH...
Kaki depan praktisi itu terkena jurus sapuanku. Mengakibatkan kuda-kudanya tergempur dan tubuhnya terguling.
Sementara aku masih berada di bawah setelah melakukan sapuan, terdengar kesiur angin serangan dari arah belakang.
Aku menghindar dengan menggelinding ke samping, lalu meloncat berdiri. Memasang lagi kuda-kuda, bersiap menghadapi serangan susulan.
Mereka berdua sudah berdiri lagi...siap menhajarku lagi.
"Hmm...ternyata lumayan juga ilmu beladirimu. Tapi jangan senang dulu...!"
Aku tak menjawab... mataku melirik tajam bergantian. Menunggu serangan yang entah darimana datangnya
Sulit menghadapi keroyokan dua orang yang ahli beladiri.
Apalagi mereka bisa bekerja sama dengan baik sebagai tim.
Hmm...tapi tak sia-sia aku pernah belajar ilmu tenaga dalam dan ilmu ringan tubuh pada Ki Santiko (lihat: Petualang Masa Lalu).
Sekaranglah saatnya kugunakan ilmu itu. Harus mengandalkan kelincahan untuk menghadapi keroyokan mereka.
Maka, aku segera menyalurkan tenaga dalamku sebagian ke arah kakiku, untuk mendukung pergerakanku supaya menjadi lebih ringan dan lincah.
WUSHH....
Serangan pertama datang dari samping kananku. Aku menghindar ke samping kiri, namun dari samping kiri muncul serangan baru. Aku sudah menduganya, maka untuk menghindarinya, aku melejit ke atas setinggi 2 meter. Kedua praktisi itu nampak bingung, heran mungjkin melihatku yang bisa melompat setinggi itu.
Melihat kesempatan emas di saat mereka ternganga, aku melayang turun sambil membagikan satu tendangan ke masing-masing orang .
DUAGH... PLAK...DESH...
Berhasil... kepala mereka terkena tendanganku, sampai tubuh mereka berputar akibat daya dorong tendanganku.
Mereka tidak terjatuh, namun malah mirip seperti orang mabok.
Mumpung ada kesempatan, kuhadiahi masing-masing satu pukulan di ulu hati mereka. Mereka masih mencoba menangkis, namun terlambat. Dengan sukses mereka terbungkuk menahan sakit akibat pukulanku.
Aku berhenti menghajar mereka, menunggu bagaimana reaksi mereka.
Mereka jatuh berlutut sambil memegang ulu hati mereka...tampak seringai kesakitan di wajah mereka
"Mau lanjut, atau berhenti sampai di sini saja?" tanyaku pada mereka.
Mereka memandangku dengan penuh kebencian. Mereka lalu saling berpandangan...lalu saling mengangguk. ..
Mulut mereka nampak bergerak-gerak, seolah sedang saling bicara. Dan aku tersadar saat sudah terlambat... Mereka rupanya membaca mantera.
Mendadak tubuh mereka diselimuti halimun yang pekat, lalu setelah halimun itu buyar, nampaklah mereka sudah berdiri tegak. Mulut mereka bertaring, mata melotot berwarna merah. Aura mereka menguat... tapi ini bukan aura manusia, ini aura jin.
Rupanya mereka memanggil jin peliharaannya untuk membantu dengan cara bersatu dengan mereka.
Tak sempat lagi untuk mencegah, aku hanya menunggu serangan dari mereka
Kulirik sekilas, Menik dan Kurnia masih sibuk menghadapi dua jin penjaga yang kelihatannya sangat kuat. Tapi aku tak khawatir, karena masih ada Saloka yang bisa membantu mereka
Aku kembali fokus pada musuhku...
Mereka mulai mendekatiku...
Lalu, serentak mereka menyerang. Kali ini tanpa jurus...dan menyerang bersamaan.
Tapi ini malah memudahkanku menghindari serangan mereka. Bahkan dengan mudah aku berkali-kali bisa memukul mereka. Anehnya, pukulanku yang aku lambari dengan tenaga dalam tujuh bagian, tak mampu melukai mereka berdua. Paling mereka hanya terdorong mundur, namun segera maju menyerang kembali
Aku menambah tenaga dalamku hingga sepuluh bagian... tapi masih juga sama saja. Tak ada perubahan berarti.
Sambil terus menghindar dan membalas serangan mereka, aku mulai berpikir, bagaimana cara untuk mengalahkan mereka .
Ah...iya, mereka adalah manusia yang sudah dirasuki oleh jin. Jadi percuma aku menghadapinya dengan tenaga dalam.
Segera kukontak energi batinku, sekaligus dengan energi Naga Wiru...
Tapi lumayan susah juga untuk berkonsentrasi, karena harus menghadapi serangan mereka berdua. Namun, akhirnya aku bisa juga mengontak energi batinku, dan energi itu mengalir dengan deras di sekujur tubuhku.
Pergantian energi membuat gerakanku menjadi agak lamban, akibatnya....
BUGH...DHUAK...
Dua serangan sekaligus mengenai tubuhku. Aku terlempar ke belakang... Untunglah, Saloka dengan sigap meraih tubuhku hingga tak sampai membentur tembok ruangan itu
"Perlu bantuan mas...,?" tanya Saloka.
"Terima kasih... tak perlu. Kau berjaga saja untuk menolong Menik dan Kurnia jika mereka kewalahan..!" sahutku sambil mendorong tubuh Saloka menjauh dariku.
Ups .. tanganku yang mendorong, menyentuh sesuatu yang kenyal.
Saat itu dua serangan datang melandaku, makanya aku mendorong Saloka menjauh, sementara aku berguling menghindar
"Maaf. ..!"seruku pada Saloka
Dengan energi batin yang sudah kuhimpun, aku mulai mengirim serangan-serangan dengan energi yang kukumpulkan di tanganku.
Kini tanganku berpendar cahaya kuning kebiruan...
Saat dua praktisi itu mendekat, segera kuhantamkan dua telapak tanganku mengarah dada mereka.
BLUGH...DESH...
ARGHHH....
Mereka berdua terpental ke belakang, dan jatuh terkapar di lantai.
Mereka berusaha untuk bangkit lagi... Tak mau membuang kesempatan, aku melesat ke arah mereka, dan menambah 1 pukulan ke perut mereka.
ARGHHHH......
Mereka berteriak keras dan muntah darah. Ada dua gumpalan asap yang keluar dari tubuh mereka...
Segera kusapu dua gumpalan itu dengan pukulan jarak jauh...
DHUARRRR...DHUARR...
Dua gumpalan asap itu hancur berantakan, meninggalkan bau busuk yang sangat menyengat....
Kedua praktisi itu duduk bersila dan mengatur hawa murni dan energi mereka yang berantakan.
Aku menghampiri mereka...
'Awas....massss.....!!!!!!"
Diubah oleh beqichot 05-11-2021 14:00
arinu dan 68 lainnya memberi reputasi
69
Tutup