- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Dendam Cinta Dari Masa Silam
![beqichot](https://s.kaskus.id/user/avatar/2020/03/27/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
beqichot
Dendam Cinta Dari Masa Silam
WARNING!!!!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
![Dendam Cinta Dari Masa Silam](https://s.kaskus.id/images/2021/05/18/10831740_202105180846180027.jpg)
Prolog
Hai...namaku Aji, lengkapnya Bayu Satriaji.
Aku baru saja pulang dari PETUALANG MASA LALU
Terakhir yang kuingat, aku beserta Zulaikha dan Menik, dua jin cantik.yang selalu mendampingiku selain dari Sang Pamomong, baru saja keluar dari portal yang membawa kami pulang dari masa lalu ratusan tahun silam.
Aku memgerjapkan mataku yang silau oleh cahaya yang menyorot di atas mataku.
Ah...rupanya cahaya lampu.
Perlahan, pandangan mataku menjadi semakin jelas. Kulihat langit-langit kamar yang putih dengan lampu yang menyilaukan mataku tadi.
Di mana aku gerangan? Bukankah aku baru saja keluar dari portal yang menghubungkan masa kini dan masa lalu?
"Mas Aji.... Kau sudah sadar?" sebuah suara menyapaku.
Aku menoleh ke arah suara yang menyapaku itu. Seraut wajah cantik dengan mata yang berair, menatapku.
"Desi...?"
"Iya mas... Ini aku!" jawabnya.
"Mas Aji...!" sebuah suara lain menyapaku.
Aku menoleh ke asal suara itu..
"Anin...? Kamu kok di sini? Aku di mana?" tanyaku.
"Sebentar mas, biar aku kasih tahu bapak dan dokter.kalau kamu sudah sadar!" katanya sambil beranjak pergi.
Bapak? Dokter?
Kok bapak juga ada di sini? Dokter? Berarti aku di rumah sakit...
Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa aku ada di rumah sakit?
"Des...ini di rumah sakit?"
"Iya Mas...!"
"Kok aku bisa disini?"
"Ssttt...mas istirahat saja dulu. Kita tunggu dokter dulu!" sahutnya sambil mengelus-elus tanganku.
Saat itulah pintu terbuka, dan dua wanita dengan pakaian serba putih menghampiriku. Seorang diantaranya memeriksa nadiku, menyenteri mataku, dan menempelkan stetoskop di dadaku.
"Bagaimana dokter?" sebuah suara yang berat terdengar beetanya.
"Keadaannya normal pak! Mungkin butuh pemulihan sebentar, dan 2 atau 3 hari kemudian sudah bisa pulang!" kata bu dokter.
'Syukurlah...!" kata Bapak.
"Bapak.....!" panggilku.
"Hai..cah bagus... Bikin panik orang tua saja kamu!" kata bapak sambil mengacak-acak rambutku.
"Maaf pak... Sudah bikin khawatir bapak..!" ucapku.
"Sudahlah. Yang penting kamu sudah ga papa sekarang!" ujar bapak.
"Apa yang sebenarnya terjadi pak?" tanyaku.
"Kamu ditemukan orang terbaring di jalanan setelah hujan. Lalu dibawa ke rumah sakit ini. Lalu orang itu membuka kontak hpmu dan menghubungi bapak. Bapak dsn Anin segera kemari. Dan kamu baru sadar setelah 3 hari pingsan!" kata bapak.
Hah.3 hari? Padahal aku ada di masa lalu selama 35 hari.
Jadi apakah kejadian di masa lalu itu hanyalah mimpi di saat aku tak sadar?
Kalau memang hanya mimpi, syukurlah...
Dan aku berharap itu semua memang hanya mimpi.
Aku menoleh pada Zulaikha dan Menik yang sedari tadi berdiri di samping ranjangku.
Mereka cuma mengangkat bahu dan menggeleng. .
Yah...semoga saja semua itu hanya mimpi belaka. Kembang tidur di saat aku pingsan. .
Semoga....
Aku masih dirawat selama 2 hari, dan Desi setia memungguku jika sudah pulang kuliah.
Sementara, bapak dan Anin jika malam istirahat di kostku.
Setelah dirasa sehat, aku diperbolehkan pulang.
Bersama bapak dan Anin, kami nakk taksi menuju kostan.
Zulaikha dan Menik melayang di samping mobil.
Di kostan sudah ada pacar tersayang dan adiknya yang menunggu kedatangan kami....
Yah...aku kembali berada di jamanku. Pengalaman di masa lalu itu, entah nyata ataukah sekedar mimpi belaka?
Only time will tell.....
INDEX:
Prolog
The Begining
Naning
The Truth
Lanjutan
Naning Lagi....
Melati's Pov
Godaan Nenek Bohai
Menik's Pov
Tukang Ojek
Masalah Cewe Dino
Di Rumah Firda
Menolong Naning....
One By One
Pulang....
Di Madrasah 1
Di Madrasah 2
It's Begin...
Bingung
Masih Di Rumah Naning
Menik's Pov
Pengakuan Firda
Desi Cemburu
Pertempuran
Bendera Perang Sudah Dikibarkan
Masalah mulai bertambah
Firda's Pov
Liburan Semester
Kejadian Di Kamar Kost.....
Di Gazebo..
Tekad Naning
Pov nya Kunyil
Balada Lontong Opor
Kunyil Ember
Ditinggal.....
Pengusiran
Pulang....
Nenek Tua
Mimpi
RSJ
Pertempuran Seru
Serangan Susulan
Menuju Sumber....
Lanjutannya..
Kurnia
Sebuah Pengakuan
Interogasi
Menepati Janji
Malam Minggu
Piknik....
Di Curug
Ki Sarpa
Berlatih
Ketiduran
Kejadian Aneh
Kyai Punggel
Pagi Absurd
Pov: Naning
Latihan Di Gunung
Wejangan
Aku Dipelet?
Lebih Hebat Dari Pelet
Terusan Kemarin
Tante Fitri Yang....
She's Back
Bros
Makhluk Paling Absurd
Makhluk Absurd 2
Part Kesekian
Cowo Tajir
Jangan Buat Naning Menangis
Surprise
Kejadian Aneh
Quote:
Menghentikan Perang
Ahaha ..
Jatuh Bangun
Selaras
Mulai Dari Awal
Kembali
Rencana Bapak
Gadis Galak
Pengobatan
Sang Dukun
Sandra
A Little Bonus: Sandra's Pov
Pulang Ke Kost
Nenek Tukang Pijat
Upgrade
Si Galak Sakit
Fight....
Proyek Besar
Kesurupan Massal
Kalahkan Biangnya
Kosong
Dreamin'
About Renita
Kenapa Dengan Sandra?
Teluh
Serangan kedua
Gelud Lagi...
Hadiah Nyi Rambat
Kembalinya Trio Ghaib
Kepergian Zulaikha
Kurnia's Pov
Lanjutan Indeks
Diubah oleh beqichot 18-09-2021 12:54
![arieaduh](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![junti27](https://s.kaskus.id/user/avatar/2023/08/28/avatar11452757_1.gif)
![xue.shan](https://s.kaskus.id/user/avatar/2023/06/30/avatar11423014_4.gif)
xue.shan dan 199 lainnya memberi reputasi
190
387.7K
12.1K
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
![beqichot](https://s.kaskus.id/user/avatar/2020/03/27/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
beqichot
#1612
Di Lokasi
KKN sudah dkmulal... Dengan dibekali oleh sederet wejangan dari para dosen, kami berangkat ke lokasi. Para cowo menaiki motor maslng-nasing, kecuali Nanang yang motornya dah layak masuk museum...![Leh Uga emoticon-Leh Uga](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fber17aocqul.gif)
Nanang, dosen pembimbing dan para gadis..(ehem..), menggunakan dua mobil untuk mengangkut perbekalan kami.
Masih ditambah 1 mobil pick up untuk membawa barang-barang yang agak berat.
Nanang menumpang di mobil Dosen pembimbing, sementara para gadls, satu mobil di belakangnya. Mobil milik Nissa...(ehem....). Wuih...kelihatan kalem dan sederhana, ternyata tajir juga tuh cewe...!!
Mobil pick up, di belakang mereka, sedang kami para motorist...(ngakak), dengan setia mengawal di belakang sendiri. Perjalanan yang senestinya ditempuh selama 3 jam lebih sedikit, harus kamk tempuh selama 4 jam lebih.
Biasalah...baru setengah perjalanan, para cewe minta istirahat... Dan lama pula...![Cape d... emoticon-Cape d...](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbeg2zaps8px.gif)
Setelah istirahat, kami lanjutkan perjalanan menuju lokasi, melewati jalan menanjak dan berliku. Membuat perjalanan harus dilakukan dengan sabar dan hati-hati.
Kami mendekati lokasi saat hampir waktu dzuhur tiba. Begitu dekat dengan desa itu, aku sudah merasakan aura yang tidak sedap.
Duo abg cantik sudah berslaga dl samping kanan dan kiriku.
"Tahan energi kalian. Bersikaplah biasa. Kita ke sini bukan buat cari musuh...!" kataku pada mereka.
Tampaknya mereka mengerti, karena kurasakan mereka mulai menekan aura mereka hingga level terendah. Seolah mereka adalah jin tingkat rendahan saja.
"Nah...gitu lebih baik ..!" ujarku.
Selama perjalanan mendekati lokasi, banyak sekali makhluk halus berseliweran...
Mulai kunti...ini yang paling banyak, poci, wegom (wewe gombel) dengan TTnya yang super duper ekstrem, serta makhluk lain. Seakan mereka menunjukkan eksistensinya, padahal saat itu tengah hari bolong. Gimana kalau malam?
Semakin mendekati lokasi, semakin kuat aroma mistis yang tercium.
Hmmm...desa yang menarik. Apakah akan terjadi sesuatu yang berhubungan dengan alam ghaib di sini? Semoga tidak.
Tapi aku sendiri kurang yakin. Dengan aura mistis yang begitu kuat ini, akan sangat memungkinkan terjadi gesekan-gesekan antara manusia dan mereka yang berasal dari alam sebelah.
Saat kami masuk gerbang desa, kurasakan semakin banyak aura mistis yang memenuhi desa itu. Aura yang campur aduk antara positif dan negatif.
Di balai desa kami disambut oleh Kepala Desa beserta perangkatnya.
Setelah berbagai ceremony yang membosankan, akhirnya kami diantar ke sebuah rumah milik Kepala Desa, untuk menjadi base camp kami. Rumah ini berdekatan dengan rumah yang ditinggali Pak Kades.
Katanya, ini adalah rumah orang tua beliau yang mantan kepala desa, namun sudah lama meninggal, dan tidak ada yang menempati. Hanya saja selalu dirawat, sehingga kondisinya tetap baik. Rumah besar berbentuk joglo, yang dulu pasti sangat mewah.
Saat kami masuk ke dalam rumah itu, ada sosok nenek-nenek yang berdiri tenang bersandar pada sebuah tiang soko gururumah itu. Aku mengangguk dan tersenyum pada nenek itu sebagai salam dan juga sopan santun pada yang lebih tua. Nenek itu tersenyum ramah dan mengangguk.
Dalam rumah itu ada 4 buah kamar yang cukup luas. Namun hanya ada 2 kamar yang mempunyai ranjang.
Jadilah 2 kamar itu sebagai kamar para cewe. Sedangkan dua kamar lain hanya beralaskan tikar, namun sudah disediakan beberapa kasur lipat.
Cocok buat para cowo yang suka tidur di lantai...ahaha.
Sebelum pulang ke rumah beliau, bapak Kades memberikan beberapa pantangan yang sudah dipatuhi penduduk desa itu sejak jaman dulu.
"Mas-mas dan mbak-mbak sekalian, mohon maaf harus membeeitahukan hal ini. Saya merasa harus menyampaikan hal ini, karena ini berhubungan dengan kepercayaan dan adat istiadat di desa kami. Ada beberapa hal yang tidak boleh kalian lakukan di desa ini. Yang pertama, tidak boleh mengotori sumber air di barat desa. Sumber air itu boleh digunakan untuk mandi, namun sampah harus dibawa pulang dan jangan dibuang di sana.
Dan bagi mbak-mbak yang sedang halangan, jangan sekali-kali mandi di sumber itu. Mandi saja di rumah.
Hal yang kedua, kalian semua juga harus menjaga norma kesopanan dan juga kesusilaan di desa ini. Jangan mengucapkan kata-kata kotor, karena akan berakibat tidak baik. Juga jangan melanggar susila, supaya kalian semua selamat.
Yang ketiga, hutan di Timur desa adalah hutan larangan. Jangan pernah ada yang pergi ke sana. Karena masih banyak binatang buas di sana.
Kiranya itu saja yang bisa saya sampaikan. Silahkan beristirahat, dan anggap seperti di rumah sendiri!" kata pak Kades dengan panjang lebar.
Aku menyadari peribahasa jawa yang berbunyi "Deso mowo coro, Negoro mowo toto"
Setiap tempat punya aturannya sendiri-sendiri. Jadi sebagai tamu, kita harus menghormati aturan yang ada di tempat tersebut.
"Huh...kepercayaan kuno...!" dengus Dodi saat pak Kades sudah pergi.
"Namun, kita harus menghormati kepercayaan mereka. Jangan ada yang melanggar semua pantangan yang tadi dikatakan pak Kades. Dan jangan menimbulkan masalah di sini!" kata pak Dosen pembimbing.
"Baik pak...!" jawab kami serempak.
"Sekarang kalian beristirahatlah. Bapak akan ke sini dua kali seminggu, minimal sekali seminggu. Laksanakan program kalian dengan sebaik-baiknya!"
"Siap pak..!"
"Sekarang bapak akan pergi dulu, menengok kelompok lain di tempat lain!"
Setelah dosen pembimbing pergi, kami segera berberes. Memilih kamar masing-masing. Aku memilih sekamar dengan Dino dan Nanang.
Sementara, Dodi, Awang, dan Rusdi di kamar yang lain.
Kulihat, Nina sekamar dengan Linda, dan Nissa sekamar dengan Diah.
Pemilihan kamar selesai, dan kami bisa beristirahat.
Aku bergegas menuju ke belakang rumah. Di sana ada bak air sebesar 2X3 meter, dengan ketinggian 160 cm. Beriai air bening yang berasal dari pralon kecil. Dan di sisi bak, ada 3 pralon dengan kran. Inilah kamar mandi kami.
Aku segera mengambil wudhu karena waktu dzuhur sudah mepet. Dan segera melaksanakan sholat dzuhur di ruang tamu yang luas itu. Ukursn ruang tamu itu mungkin 6X6 meter. Aku jadi teringat ruang tamu di rumah Ki Gede dulu...![Cape d... emoticon-Cape d...](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbeg2zaps8px.gif)
Selesai sholat, aku berdzikir. Dalam keheninganku, terdebgar suara...
"Selamat datang anak muda... Kenalkan, aku Nini Lasmi. Aku juga sudah berkenalan dengan kedua pengikutmu Menik dan Kurnia...!"
Aku membuka mata, dan melihat nenek yang tadi bersandar di tiang sedang duduk bersimpuh di hadapanku.
"Nini, kenalkan, namaku Aji. Mohon maaf jika kedatanganku mengganggu ketenangan Nini...!"
"Ah...anak muda yang sangat sopan. Aku senang padamu anak muda, kau tahu adat dan sopan santun kepada yang lebih tua. Aku tidak merasa terganggu dengan kedatanganmu, malahan aku senang, ada yang bisa kuajak berbincang."
"Maaf nini, apakah nini yang menjaga rumah ini?" tanyaku.
"Benar nak... Aku adalah pendherek(pengikut) kades sepuh. Setelah beliau wafat, aku tetap .menjaga rumah beliau ini!" katanya menerangkan.
"Oh iya Ni... Maaf kiranya jika nanti dua sahabatku yang nakal ini membikin kenakalan di sini. Maklum Ni, usia mereka masih sangat muda!" kataku sambil melirik pada Menik dan Kurnia.
Keduanya memandangku dengan melotot...![Cape d... emoticon-Cape d...](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbeg2zaps8px.gif)
"Hihihi...tidak apa-apa nak. Biarkan mereka berbuat sesukanya. Selama masih di dalam desa ini, tak ada yang akan mengganggu mereka. Aku jamin itu!"
"Terima kasih Ni...!"
"Nah, aku pamit dulu...!" kata Nini Lasmi yang perlahan menghilang dari pandangan.
Aku berdiri, dan melipat sajadah, lalu menyimpannya di kamar.
Aku lalu berbaring di samping Dino dan Nanang yang sudah mendengkur.
Kecapekan mungkin...
Rumah jadi sangat sepi, semua ada dalam kamar dan beristirahat.
Otakku melayang ke kegiatan besok. Apa yang akan kami lakukan di hari pertama KKN ya? Dan bagaimana respon masyarakat terhadap kehadiran kami?
Apakah semua akan berjalan lancar?
Dan ..tak terasa aku terlelap...
![Leh Uga emoticon-Leh Uga](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fber17aocqul.gif)
Nanang, dosen pembimbing dan para gadis..(ehem..), menggunakan dua mobil untuk mengangkut perbekalan kami.
Masih ditambah 1 mobil pick up untuk membawa barang-barang yang agak berat.
Nanang menumpang di mobil Dosen pembimbing, sementara para gadls, satu mobil di belakangnya. Mobil milik Nissa...(ehem....). Wuih...kelihatan kalem dan sederhana, ternyata tajir juga tuh cewe...!!
Mobil pick up, di belakang mereka, sedang kami para motorist...(ngakak), dengan setia mengawal di belakang sendiri. Perjalanan yang senestinya ditempuh selama 3 jam lebih sedikit, harus kamk tempuh selama 4 jam lebih.
Biasalah...baru setengah perjalanan, para cewe minta istirahat... Dan lama pula...
![Cape d... emoticon-Cape d...](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbeg2zaps8px.gif)
Setelah istirahat, kami lanjutkan perjalanan menuju lokasi, melewati jalan menanjak dan berliku. Membuat perjalanan harus dilakukan dengan sabar dan hati-hati.
Kami mendekati lokasi saat hampir waktu dzuhur tiba. Begitu dekat dengan desa itu, aku sudah merasakan aura yang tidak sedap.
Duo abg cantik sudah berslaga dl samping kanan dan kiriku.
"Tahan energi kalian. Bersikaplah biasa. Kita ke sini bukan buat cari musuh...!" kataku pada mereka.
Tampaknya mereka mengerti, karena kurasakan mereka mulai menekan aura mereka hingga level terendah. Seolah mereka adalah jin tingkat rendahan saja.
"Nah...gitu lebih baik ..!" ujarku.
Selama perjalanan mendekati lokasi, banyak sekali makhluk halus berseliweran...
Mulai kunti...ini yang paling banyak, poci, wegom (wewe gombel) dengan TTnya yang super duper ekstrem, serta makhluk lain. Seakan mereka menunjukkan eksistensinya, padahal saat itu tengah hari bolong. Gimana kalau malam?
Semakin mendekati lokasi, semakin kuat aroma mistis yang tercium.
Hmmm...desa yang menarik. Apakah akan terjadi sesuatu yang berhubungan dengan alam ghaib di sini? Semoga tidak.
Tapi aku sendiri kurang yakin. Dengan aura mistis yang begitu kuat ini, akan sangat memungkinkan terjadi gesekan-gesekan antara manusia dan mereka yang berasal dari alam sebelah.
Saat kami masuk gerbang desa, kurasakan semakin banyak aura mistis yang memenuhi desa itu. Aura yang campur aduk antara positif dan negatif.
Di balai desa kami disambut oleh Kepala Desa beserta perangkatnya.
Setelah berbagai ceremony yang membosankan, akhirnya kami diantar ke sebuah rumah milik Kepala Desa, untuk menjadi base camp kami. Rumah ini berdekatan dengan rumah yang ditinggali Pak Kades.
Katanya, ini adalah rumah orang tua beliau yang mantan kepala desa, namun sudah lama meninggal, dan tidak ada yang menempati. Hanya saja selalu dirawat, sehingga kondisinya tetap baik. Rumah besar berbentuk joglo, yang dulu pasti sangat mewah.
Saat kami masuk ke dalam rumah itu, ada sosok nenek-nenek yang berdiri tenang bersandar pada sebuah tiang soko gururumah itu. Aku mengangguk dan tersenyum pada nenek itu sebagai salam dan juga sopan santun pada yang lebih tua. Nenek itu tersenyum ramah dan mengangguk.
Dalam rumah itu ada 4 buah kamar yang cukup luas. Namun hanya ada 2 kamar yang mempunyai ranjang.
Jadilah 2 kamar itu sebagai kamar para cewe. Sedangkan dua kamar lain hanya beralaskan tikar, namun sudah disediakan beberapa kasur lipat.
Cocok buat para cowo yang suka tidur di lantai...ahaha.
Sebelum pulang ke rumah beliau, bapak Kades memberikan beberapa pantangan yang sudah dipatuhi penduduk desa itu sejak jaman dulu.
"Mas-mas dan mbak-mbak sekalian, mohon maaf harus membeeitahukan hal ini. Saya merasa harus menyampaikan hal ini, karena ini berhubungan dengan kepercayaan dan adat istiadat di desa kami. Ada beberapa hal yang tidak boleh kalian lakukan di desa ini. Yang pertama, tidak boleh mengotori sumber air di barat desa. Sumber air itu boleh digunakan untuk mandi, namun sampah harus dibawa pulang dan jangan dibuang di sana.
Dan bagi mbak-mbak yang sedang halangan, jangan sekali-kali mandi di sumber itu. Mandi saja di rumah.
Hal yang kedua, kalian semua juga harus menjaga norma kesopanan dan juga kesusilaan di desa ini. Jangan mengucapkan kata-kata kotor, karena akan berakibat tidak baik. Juga jangan melanggar susila, supaya kalian semua selamat.
Yang ketiga, hutan di Timur desa adalah hutan larangan. Jangan pernah ada yang pergi ke sana. Karena masih banyak binatang buas di sana.
Kiranya itu saja yang bisa saya sampaikan. Silahkan beristirahat, dan anggap seperti di rumah sendiri!" kata pak Kades dengan panjang lebar.
Aku menyadari peribahasa jawa yang berbunyi "Deso mowo coro, Negoro mowo toto"
Setiap tempat punya aturannya sendiri-sendiri. Jadi sebagai tamu, kita harus menghormati aturan yang ada di tempat tersebut.
"Huh...kepercayaan kuno...!" dengus Dodi saat pak Kades sudah pergi.
"Namun, kita harus menghormati kepercayaan mereka. Jangan ada yang melanggar semua pantangan yang tadi dikatakan pak Kades. Dan jangan menimbulkan masalah di sini!" kata pak Dosen pembimbing.
"Baik pak...!" jawab kami serempak.
"Sekarang kalian beristirahatlah. Bapak akan ke sini dua kali seminggu, minimal sekali seminggu. Laksanakan program kalian dengan sebaik-baiknya!"
"Siap pak..!"
"Sekarang bapak akan pergi dulu, menengok kelompok lain di tempat lain!"
Setelah dosen pembimbing pergi, kami segera berberes. Memilih kamar masing-masing. Aku memilih sekamar dengan Dino dan Nanang.
Sementara, Dodi, Awang, dan Rusdi di kamar yang lain.
Kulihat, Nina sekamar dengan Linda, dan Nissa sekamar dengan Diah.
Pemilihan kamar selesai, dan kami bisa beristirahat.
Aku bergegas menuju ke belakang rumah. Di sana ada bak air sebesar 2X3 meter, dengan ketinggian 160 cm. Beriai air bening yang berasal dari pralon kecil. Dan di sisi bak, ada 3 pralon dengan kran. Inilah kamar mandi kami.
Aku segera mengambil wudhu karena waktu dzuhur sudah mepet. Dan segera melaksanakan sholat dzuhur di ruang tamu yang luas itu. Ukursn ruang tamu itu mungkin 6X6 meter. Aku jadi teringat ruang tamu di rumah Ki Gede dulu...
![Cape d... emoticon-Cape d...](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbeg2zaps8px.gif)
Selesai sholat, aku berdzikir. Dalam keheninganku, terdebgar suara...
"Selamat datang anak muda... Kenalkan, aku Nini Lasmi. Aku juga sudah berkenalan dengan kedua pengikutmu Menik dan Kurnia...!"
Aku membuka mata, dan melihat nenek yang tadi bersandar di tiang sedang duduk bersimpuh di hadapanku.
"Nini, kenalkan, namaku Aji. Mohon maaf jika kedatanganku mengganggu ketenangan Nini...!"
"Ah...anak muda yang sangat sopan. Aku senang padamu anak muda, kau tahu adat dan sopan santun kepada yang lebih tua. Aku tidak merasa terganggu dengan kedatanganmu, malahan aku senang, ada yang bisa kuajak berbincang."
"Maaf nini, apakah nini yang menjaga rumah ini?" tanyaku.
"Benar nak... Aku adalah pendherek(pengikut) kades sepuh. Setelah beliau wafat, aku tetap .menjaga rumah beliau ini!" katanya menerangkan.
"Oh iya Ni... Maaf kiranya jika nanti dua sahabatku yang nakal ini membikin kenakalan di sini. Maklum Ni, usia mereka masih sangat muda!" kataku sambil melirik pada Menik dan Kurnia.
Keduanya memandangku dengan melotot...
![Cape d... emoticon-Cape d...](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbeg2zaps8px.gif)
"Hihihi...tidak apa-apa nak. Biarkan mereka berbuat sesukanya. Selama masih di dalam desa ini, tak ada yang akan mengganggu mereka. Aku jamin itu!"
"Terima kasih Ni...!"
"Nah, aku pamit dulu...!" kata Nini Lasmi yang perlahan menghilang dari pandangan.
Aku berdiri, dan melipat sajadah, lalu menyimpannya di kamar.
Aku lalu berbaring di samping Dino dan Nanang yang sudah mendengkur.
Kecapekan mungkin...
Rumah jadi sangat sepi, semua ada dalam kamar dan beristirahat.
Otakku melayang ke kegiatan besok. Apa yang akan kami lakukan di hari pertama KKN ya? Dan bagaimana respon masyarakat terhadap kehadiran kami?
Apakah semua akan berjalan lancar?
Dan ..tak terasa aku terlelap...
![sirluciuzenze](https://s.kaskus.id/user/avatar/2016/10/31/avatar9279120_18.gif)
![MFriza85](https://s.kaskus.id/user/avatar/2020/08/14/default.png)
![arinu](https://s.kaskus.id/user/avatar/2009/11/11/avatar1198405_4.gif)
arinu dan 78 lainnya memberi reputasi
79
Tutup