- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Dendam Cinta Dari Masa Silam
TS
beqichot
Dendam Cinta Dari Masa Silam
WARNING!!!!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Prolog
Hai...namaku Aji, lengkapnya Bayu Satriaji.
Aku baru saja pulang dari PETUALANG MASA LALU
Terakhir yang kuingat, aku beserta Zulaikha dan Menik, dua jin cantik.yang selalu mendampingiku selain dari Sang Pamomong, baru saja keluar dari portal yang membawa kami pulang dari masa lalu ratusan tahun silam.
Aku memgerjapkan mataku yang silau oleh cahaya yang menyorot di atas mataku.
Ah...rupanya cahaya lampu.
Perlahan, pandangan mataku menjadi semakin jelas. Kulihat langit-langit kamar yang putih dengan lampu yang menyilaukan mataku tadi.
Di mana aku gerangan? Bukankah aku baru saja keluar dari portal yang menghubungkan masa kini dan masa lalu?
"Mas Aji.... Kau sudah sadar?" sebuah suara menyapaku.
Aku menoleh ke arah suara yang menyapaku itu. Seraut wajah cantik dengan mata yang berair, menatapku.
"Desi...?"
"Iya mas... Ini aku!" jawabnya.
"Mas Aji...!" sebuah suara lain menyapaku.
Aku menoleh ke asal suara itu..
"Anin...? Kamu kok di sini? Aku di mana?" tanyaku.
"Sebentar mas, biar aku kasih tahu bapak dan dokter.kalau kamu sudah sadar!" katanya sambil beranjak pergi.
Bapak? Dokter?
Kok bapak juga ada di sini? Dokter? Berarti aku di rumah sakit...
Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa aku ada di rumah sakit?
"Des...ini di rumah sakit?"
"Iya Mas...!"
"Kok aku bisa disini?"
"Ssttt...mas istirahat saja dulu. Kita tunggu dokter dulu!" sahutnya sambil mengelus-elus tanganku.
Saat itulah pintu terbuka, dan dua wanita dengan pakaian serba putih menghampiriku. Seorang diantaranya memeriksa nadiku, menyenteri mataku, dan menempelkan stetoskop di dadaku.
"Bagaimana dokter?" sebuah suara yang berat terdengar beetanya.
"Keadaannya normal pak! Mungkin butuh pemulihan sebentar, dan 2 atau 3 hari kemudian sudah bisa pulang!" kata bu dokter.
'Syukurlah...!" kata Bapak.
"Bapak.....!" panggilku.
"Hai..cah bagus... Bikin panik orang tua saja kamu!" kata bapak sambil mengacak-acak rambutku.
"Maaf pak... Sudah bikin khawatir bapak..!" ucapku.
"Sudahlah. Yang penting kamu sudah ga papa sekarang!" ujar bapak.
"Apa yang sebenarnya terjadi pak?" tanyaku.
"Kamu ditemukan orang terbaring di jalanan setelah hujan. Lalu dibawa ke rumah sakit ini. Lalu orang itu membuka kontak hpmu dan menghubungi bapak. Bapak dsn Anin segera kemari. Dan kamu baru sadar setelah 3 hari pingsan!" kata bapak.
Hah.3 hari? Padahal aku ada di masa lalu selama 35 hari.
Jadi apakah kejadian di masa lalu itu hanyalah mimpi di saat aku tak sadar?
Kalau memang hanya mimpi, syukurlah...
Dan aku berharap itu semua memang hanya mimpi.
Aku menoleh pada Zulaikha dan Menik yang sedari tadi berdiri di samping ranjangku.
Mereka cuma mengangkat bahu dan menggeleng. .
Yah...semoga saja semua itu hanya mimpi belaka. Kembang tidur di saat aku pingsan. .
Semoga....
Aku masih dirawat selama 2 hari, dan Desi setia memungguku jika sudah pulang kuliah.
Sementara, bapak dan Anin jika malam istirahat di kostku.
Setelah dirasa sehat, aku diperbolehkan pulang.
Bersama bapak dan Anin, kami nakk taksi menuju kostan.
Zulaikha dan Menik melayang di samping mobil.
Di kostan sudah ada pacar tersayang dan adiknya yang menunggu kedatangan kami....
Yah...aku kembali berada di jamanku. Pengalaman di masa lalu itu, entah nyata ataukah sekedar mimpi belaka?
Only time will tell.....
INDEX:
Prolog
The Begining
Naning
The Truth
Lanjutan
Naning Lagi....
Melati's Pov
Godaan Nenek Bohai
Menik's Pov
Tukang Ojek
Masalah Cewe Dino
Di Rumah Firda
Menolong Naning....
One By One
Pulang....
Di Madrasah 1
Di Madrasah 2
It's Begin...
Bingung
Masih Di Rumah Naning
Menik's Pov
Pengakuan Firda
Desi Cemburu
Pertempuran
Bendera Perang Sudah Dikibarkan
Masalah mulai bertambah
Firda's Pov
Liburan Semester
Kejadian Di Kamar Kost.....
Di Gazebo..
Tekad Naning
Pov nya Kunyil
Balada Lontong Opor
Kunyil Ember
Ditinggal.....
Pengusiran
Pulang....
Nenek Tua
Mimpi
RSJ
Pertempuran Seru
Serangan Susulan
Menuju Sumber....
Lanjutannya..
Kurnia
Sebuah Pengakuan
Interogasi
Menepati Janji
Malam Minggu
Piknik....
Di Curug
Ki Sarpa
Berlatih
Ketiduran
Kejadian Aneh
Kyai Punggel
Pagi Absurd
Pov: Naning
Latihan Di Gunung
Wejangan
Aku Dipelet?
Lebih Hebat Dari Pelet
Terusan Kemarin
Tante Fitri Yang....
She's Back
Bros
Makhluk Paling Absurd
Makhluk Absurd 2
Part Kesekian
Cowo Tajir
Jangan Buat Naning Menangis
Surprise
Kejadian Aneh
Quote:
Menghentikan Perang
Ahaha ..
Jatuh Bangun
Selaras
Mulai Dari Awal
Kembali
Rencana Bapak
Gadis Galak
Pengobatan
Sang Dukun
Sandra
A Little Bonus: Sandra's Pov
Pulang Ke Kost
Nenek Tukang Pijat
Upgrade
Si Galak Sakit
Fight....
Proyek Besar
Kesurupan Massal
Kalahkan Biangnya
Kosong
Dreamin'
About Renita
Kenapa Dengan Sandra?
Teluh
Serangan kedua
Gelud Lagi...
Hadiah Nyi Rambat
Kembalinya Trio Ghaib
Kepergian Zulaikha
Kurnia's Pov
Lanjutan Indeks
Diubah oleh beqichot 18-09-2021 12:54
xue.shan dan 199 lainnya memberi reputasi
190
387.7K
12.1K
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
beqichot
#1160
Pulang Ke Kost
Setelah berhasil sembuh, hubungan bapak dan Bu Indri kembali seperti semula.
Aku sempat membisiki Bu Indri untuk hati-hati dengan seorang wanita yang namanya disebutkan oleh sang dukun.
Bu Indri tampak terkejut saat aku menyebutkan nama itu.
"Kamu tahu darimana nama itu Ji?" tanyanya
"Ada deh Bu. Pokoknya jangan terima apapun yang diberikan olehnya... Buat jaga-jaga aja sih Bu!" jawabku.
"Baiklah, ibu akan turuti saran kamu...! Tapi ibu boleh minta sesuatu sama kamu ga?"
"Kalau aku bisa, boleh saja Bu..!"
"Gini Ji... Sandra itu sebenarnya anak yang baik. Dulu dia sangat ramah pada semua orang. Tapi, setelah dua kali dikhianati cowo, dia jadi berubah keras dan ketus pada cowo. Nah, ibu minta, coba kamu bantu dia supaya kembali seperti dulu."
"Hehe..sepertinya.sulit Bu. Aku baru deket aja, dia udah pasang tampang galak gitu. Tapl akan saya usahakan Bu... Berhasil atau tidak, saya ga tahu!"
"Terima kasih Ji... Masalah hasil, urusan belakang, yang penting dicoba dulu.' kata Bu Indri.
Permintaan yang sangat sulit, mengingat Sandra galaknya melebihi Kuntilanak.
Tapi, nau nolak permintaan Bu Indri, aku juga ga enak hati.
Dan sejak permintaan itu diucapkan, mulai saat itu juga, Bu Indri selalu mengajak Sandra saat bertandang ke rumahku.
Dan dia maslh galak banget kalau ketemu aku.
Beda kalau dengan Anin... Dia bisa bercanda dan ngobrol panjang lebar.
Jadilah aku tersingkirkan... Susah buat bisa ngobrol dengan Sandra.
Huh...serba susah jadinya. Berkali mencoba, tapi gagal dan gagal maning...
Akhirnya, tiap Bu Indri datang bersama Sandra...aku tinggal pergi ke kali. Memancing....dan mellhat gadis-gadls yang lewat dekat sungai...hehe.
Lumayan, sebagai penghibur hati yang terluka.
Juga bisa menjadi alasan untuk ga usah ketemu si galak...ngoahaha.
Dapet ikan? Jelas enggak... Orang mancingnya ga pake umpan...
Namanya juga iseng doang...
Nah, kalo bekal buat mancing yang komplit. Ada termos, kopi sachet, rokok, dan makanan ringan.
Bawa tiker juga..ahaha.
Pulang ke rumah kira-kira Bu Indri dan Sandra dah pulang. Biasanya sebelum dzuhur.
Ga terasa, liburan yang 2 minggu berlalu dengan cepat. Dengan berat hati, aku dan Anin berpamitan pada bapak. Pagi itu kami siap berangkat, saat ada 2 motor yang berhenti di depan rumah.
Salah satunya adalah Bu Indri. Sedang yang satu lagi, aku ga ngeh. Pakai helm dan masker, dengan jaket kulit.
Anin segera menuju motor satunya dan dengan menggendong ranselnya, langsung naik ke boncengan motor itu.
Aku bengong donk.... Apa-apaan sih Anin, malah ngebonceng sama orang yang ga jelas gitu?
"Ji, nitip Sandra ya? Kamu sama Anin sering-sering main ke kostnya ya?" kata bu Indri.
"Sandra? Emang dia kuliah di mana Bu?"
"Dia juga kuliah di kota tempat kamu kuliah. Cuman beda kampus... !" lanjut Bu Indri.
Matik aku.....!!! Masa sih aku juga mesti ngurusin tuh cewek galak? Padahal udah seneng ga bakal ketemu dia lagi, eh.....ternyata.
"Insya Allah Bu... Kami pamit dulu ya? Assalamu'alaikum...!"
Baru aku ngeh kalau motor yang satunya adalah motor si galak. Bakalan repot nih....
Lagian kenapa juga dia ga naik bis atau kereta api aja sih, biar ga ribet?
Arghhh.....!!!!!!!
Si galak terlihat membuka kaca helmnya....
"Woi...mau berangkat kapan sih? Lelet.....!"
Tuh kan.. Belum apa-apa udah mau cari masalah aja dia.
Akupun segera menggeber gas motorku...melaju menuju kota tempat kuliahku.
Rasa geram di hati kusimpan.
Huh....cewe galak... Biar aku coba berapa kuat kamu naik motor!
Awas aja kalau tepar di tengah jalan....grrr....
Aku memacu motorku dengan kecepatan sedang. Jalan sudah mulai ramai, ga bisa ngebut-ngebut. Apalagi, ini jalur antar kota yang selalu ramai oleh kendaraan besar.
Karena khawatir dengan keselamatan mereka berdua kalau lewat jalan besar terus, setelah lewat batas kota dan maju beberapa kilometer, aku membelokkan motor ke jalan alternatif. Lewat jalan kampung yang tidak terlalu ramai. Sedikit lebih jauh, tapi tak apalah, daripada aku was-was dengan keselamatan mereka berdua.
Dengan agak santai, aku mengendarai motor. Sedikit terkejut saat sebuah motor menyalipku dan berhenti di depanku.
Baru saja mau kumaki pengendara motor itu, aku kaget, ternyata yang ada di boncengan adalah Anin.
Berarti motor Sandra tuh.
"Kenapa lewat sini sih? Ga asik tahu...!" sergahnya sambil membuka helm.
"Lah...emang siapa yang suruh ngikutin aku?" tanyaku...
Ahaha...mampus kau...
"Siapa juga yang ngikutin kamu? Adikmu tuh yang ngajak supaya ngikutin kamu...!" balasnya ga kalah garang.
"Terserah aku dong, mau lewat mana... Yang penting sampai...!" jawabku.
"Tapi....!"
"Sudah...sudah, jangan bertengkar. Yuk kita lanjutkan perjalanan...keburu panas lho...!" Anin menyela perdebatan kami.
Huh....aku melengos dan melanjutkan perjalananku.
Ga perduli si gallak mau ngikutin atau enggak...emang gue pikirin..???
Aku memacu motorku dengan kecepatan lumayan tinggi, mumpung lagi ada di area yang agak sepi. Kulihat dari spion, Sandra masih membuntutiku dengan jarak yang sama. Wah, jago juga dia naik motornya.
Jalan semakin sepi, dan kurasakan ada aura makhluk astral bersliweran. Busyet dah ni makhluk....malam begadang, siang kok ga tidur sih?
Aku pernah dengar cerita bahwa di daerah sini, sering kejadian pengendara disasarkan oleh makhluk tak kasat mata.
Aku mulai cemas, dan memperlambat laju motorku. Kubiarkan Sandra menyusul dan berjalan di depanku.
Sekedar berjaga dan mengawal mereka dari belakang.
Aku menempel ketat motor Sandra, agar jika terjadi sesuatu, aku bisa segera memberi pertolongan.
Benar saja, aku merasakan sebuah aura gelap yang semakin kuat.
Sebelum terjadi apa-apa, aku segera menyalip motor Sandra dan menyuruhnya berhenti.
Begitu berhenti...
"Ngapain sih pake berhenti segala? Oh...aku tahu, kamu dah kecapekan ya?" sergahnya.
Aku hanya diam dan mempertajam mata batin. Ternyata, kami sudah ada di pinggir kali.
Huft, telat sedikit saja aku menghentikan Sandra, entah apa yang akan terjadi?
"Kamu lihat apa Mas?" tanya Anin yang sudah paham kebiasaanku.
"Hmm..ada yang mau nyasarin kita dek...! Kamu lihat yang di depan kamu itu apa?"tanyaku.
"Apa sih mas? Jalan halus gitu kok, dan ga ada yang lainnya...!" katanya.
Aku mendekati Anin dan membaca ayat suci, lalu kuusap wajah Anin.
"Astaghfirullah.... Itu sungai mas?" katanya dengan sangat terkejut.
"Iya dek... Yang kelihatan sebagai jalan itu, adalah sungai dek..!"
"Hei, kalian ngomong apaan sih?" tanya Sandra.
"Eh..San... Kamu lihat apa di depanmu?"tanya Anin.
"Ya jalan lah. . apa lagi?"
"Mas...gimana nih? Sandra masih melihat itu adalah jalan...!"
"Biar mas urus dulu...!" jawabku pendek.
Aku menoleh pada Zulaikha, ternyata dia sudah siaga satu.
Terlihat dari auranya yang sudah terpancar kuat.
"Kalian di sini dulu, aku akan kembali sebentar lagi...!" kataku pada Anin.
"Mas... Jangan pergi dong. Aku kan takut...!" kata Anin.
Huft, terpaksa minta bantuan Zulaikha nih...
Zulaikha seakan memgerti, dan segera melesat ke depan....
Sebuah pukulan terlontar dari tangannya, dan...
BLEGARRRR.....
PRANKKKK....
Terdengar suara seperti sebuah kaca yang pecah berantakan....
Aku sempat membisiki Bu Indri untuk hati-hati dengan seorang wanita yang namanya disebutkan oleh sang dukun.
Bu Indri tampak terkejut saat aku menyebutkan nama itu.
"Kamu tahu darimana nama itu Ji?" tanyanya
"Ada deh Bu. Pokoknya jangan terima apapun yang diberikan olehnya... Buat jaga-jaga aja sih Bu!" jawabku.
"Baiklah, ibu akan turuti saran kamu...! Tapi ibu boleh minta sesuatu sama kamu ga?"
"Kalau aku bisa, boleh saja Bu..!"
"Gini Ji... Sandra itu sebenarnya anak yang baik. Dulu dia sangat ramah pada semua orang. Tapi, setelah dua kali dikhianati cowo, dia jadi berubah keras dan ketus pada cowo. Nah, ibu minta, coba kamu bantu dia supaya kembali seperti dulu."
"Hehe..sepertinya.sulit Bu. Aku baru deket aja, dia udah pasang tampang galak gitu. Tapl akan saya usahakan Bu... Berhasil atau tidak, saya ga tahu!"
"Terima kasih Ji... Masalah hasil, urusan belakang, yang penting dicoba dulu.' kata Bu Indri.
Permintaan yang sangat sulit, mengingat Sandra galaknya melebihi Kuntilanak.
Tapi, nau nolak permintaan Bu Indri, aku juga ga enak hati.
Dan sejak permintaan itu diucapkan, mulai saat itu juga, Bu Indri selalu mengajak Sandra saat bertandang ke rumahku.
Dan dia maslh galak banget kalau ketemu aku.
Beda kalau dengan Anin... Dia bisa bercanda dan ngobrol panjang lebar.
Jadilah aku tersingkirkan... Susah buat bisa ngobrol dengan Sandra.
Huh...serba susah jadinya. Berkali mencoba, tapi gagal dan gagal maning...
Akhirnya, tiap Bu Indri datang bersama Sandra...aku tinggal pergi ke kali. Memancing....dan mellhat gadis-gadls yang lewat dekat sungai...hehe.
Lumayan, sebagai penghibur hati yang terluka.
Juga bisa menjadi alasan untuk ga usah ketemu si galak...ngoahaha.
Dapet ikan? Jelas enggak... Orang mancingnya ga pake umpan...
Namanya juga iseng doang...
Nah, kalo bekal buat mancing yang komplit. Ada termos, kopi sachet, rokok, dan makanan ringan.
Bawa tiker juga..ahaha.
Pulang ke rumah kira-kira Bu Indri dan Sandra dah pulang. Biasanya sebelum dzuhur.
Ga terasa, liburan yang 2 minggu berlalu dengan cepat. Dengan berat hati, aku dan Anin berpamitan pada bapak. Pagi itu kami siap berangkat, saat ada 2 motor yang berhenti di depan rumah.
Salah satunya adalah Bu Indri. Sedang yang satu lagi, aku ga ngeh. Pakai helm dan masker, dengan jaket kulit.
Anin segera menuju motor satunya dan dengan menggendong ranselnya, langsung naik ke boncengan motor itu.
Aku bengong donk.... Apa-apaan sih Anin, malah ngebonceng sama orang yang ga jelas gitu?
"Ji, nitip Sandra ya? Kamu sama Anin sering-sering main ke kostnya ya?" kata bu Indri.
"Sandra? Emang dia kuliah di mana Bu?"
"Dia juga kuliah di kota tempat kamu kuliah. Cuman beda kampus... !" lanjut Bu Indri.
Matik aku.....!!! Masa sih aku juga mesti ngurusin tuh cewek galak? Padahal udah seneng ga bakal ketemu dia lagi, eh.....ternyata.
"Insya Allah Bu... Kami pamit dulu ya? Assalamu'alaikum...!"
Baru aku ngeh kalau motor yang satunya adalah motor si galak. Bakalan repot nih....
Lagian kenapa juga dia ga naik bis atau kereta api aja sih, biar ga ribet?
Arghhh.....!!!!!!!
Si galak terlihat membuka kaca helmnya....
"Woi...mau berangkat kapan sih? Lelet.....!"
Tuh kan.. Belum apa-apa udah mau cari masalah aja dia.
Akupun segera menggeber gas motorku...melaju menuju kota tempat kuliahku.
Rasa geram di hati kusimpan.
Huh....cewe galak... Biar aku coba berapa kuat kamu naik motor!
Awas aja kalau tepar di tengah jalan....grrr....
Aku memacu motorku dengan kecepatan sedang. Jalan sudah mulai ramai, ga bisa ngebut-ngebut. Apalagi, ini jalur antar kota yang selalu ramai oleh kendaraan besar.
Karena khawatir dengan keselamatan mereka berdua kalau lewat jalan besar terus, setelah lewat batas kota dan maju beberapa kilometer, aku membelokkan motor ke jalan alternatif. Lewat jalan kampung yang tidak terlalu ramai. Sedikit lebih jauh, tapi tak apalah, daripada aku was-was dengan keselamatan mereka berdua.
Dengan agak santai, aku mengendarai motor. Sedikit terkejut saat sebuah motor menyalipku dan berhenti di depanku.
Baru saja mau kumaki pengendara motor itu, aku kaget, ternyata yang ada di boncengan adalah Anin.
Berarti motor Sandra tuh.
"Kenapa lewat sini sih? Ga asik tahu...!" sergahnya sambil membuka helm.
"Lah...emang siapa yang suruh ngikutin aku?" tanyaku...
Ahaha...mampus kau...
"Siapa juga yang ngikutin kamu? Adikmu tuh yang ngajak supaya ngikutin kamu...!" balasnya ga kalah garang.
"Terserah aku dong, mau lewat mana... Yang penting sampai...!" jawabku.
"Tapi....!"
"Sudah...sudah, jangan bertengkar. Yuk kita lanjutkan perjalanan...keburu panas lho...!" Anin menyela perdebatan kami.
Huh....aku melengos dan melanjutkan perjalananku.
Ga perduli si gallak mau ngikutin atau enggak...emang gue pikirin..???
Aku memacu motorku dengan kecepatan lumayan tinggi, mumpung lagi ada di area yang agak sepi. Kulihat dari spion, Sandra masih membuntutiku dengan jarak yang sama. Wah, jago juga dia naik motornya.
Jalan semakin sepi, dan kurasakan ada aura makhluk astral bersliweran. Busyet dah ni makhluk....malam begadang, siang kok ga tidur sih?
Aku pernah dengar cerita bahwa di daerah sini, sering kejadian pengendara disasarkan oleh makhluk tak kasat mata.
Aku mulai cemas, dan memperlambat laju motorku. Kubiarkan Sandra menyusul dan berjalan di depanku.
Sekedar berjaga dan mengawal mereka dari belakang.
Aku menempel ketat motor Sandra, agar jika terjadi sesuatu, aku bisa segera memberi pertolongan.
Benar saja, aku merasakan sebuah aura gelap yang semakin kuat.
Sebelum terjadi apa-apa, aku segera menyalip motor Sandra dan menyuruhnya berhenti.
Begitu berhenti...
"Ngapain sih pake berhenti segala? Oh...aku tahu, kamu dah kecapekan ya?" sergahnya.
Aku hanya diam dan mempertajam mata batin. Ternyata, kami sudah ada di pinggir kali.
Huft, telat sedikit saja aku menghentikan Sandra, entah apa yang akan terjadi?
"Kamu lihat apa Mas?" tanya Anin yang sudah paham kebiasaanku.
"Hmm..ada yang mau nyasarin kita dek...! Kamu lihat yang di depan kamu itu apa?"tanyaku.
"Apa sih mas? Jalan halus gitu kok, dan ga ada yang lainnya...!" katanya.
Aku mendekati Anin dan membaca ayat suci, lalu kuusap wajah Anin.
"Astaghfirullah.... Itu sungai mas?" katanya dengan sangat terkejut.
"Iya dek... Yang kelihatan sebagai jalan itu, adalah sungai dek..!"
"Hei, kalian ngomong apaan sih?" tanya Sandra.
"Eh..San... Kamu lihat apa di depanmu?"tanya Anin.
"Ya jalan lah. . apa lagi?"
"Mas...gimana nih? Sandra masih melihat itu adalah jalan...!"
"Biar mas urus dulu...!" jawabku pendek.
Aku menoleh pada Zulaikha, ternyata dia sudah siaga satu.
Terlihat dari auranya yang sudah terpancar kuat.
"Kalian di sini dulu, aku akan kembali sebentar lagi...!" kataku pada Anin.
"Mas... Jangan pergi dong. Aku kan takut...!" kata Anin.
Huft, terpaksa minta bantuan Zulaikha nih...
Zulaikha seakan memgerti, dan segera melesat ke depan....
Sebuah pukulan terlontar dari tangannya, dan...
BLEGARRRR.....
PRANKKKK....
Terdengar suara seperti sebuah kaca yang pecah berantakan....
Diubah oleh beqichot 24-08-2021 13:00
arinu dan 66 lainnya memberi reputasi
67
Tutup