- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Dendam Cinta Dari Masa Silam
TS
beqichot
Dendam Cinta Dari Masa Silam
WARNING!!!!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Prolog
Hai...namaku Aji, lengkapnya Bayu Satriaji.
Aku baru saja pulang dari PETUALANG MASA LALU
Terakhir yang kuingat, aku beserta Zulaikha dan Menik, dua jin cantik.yang selalu mendampingiku selain dari Sang Pamomong, baru saja keluar dari portal yang membawa kami pulang dari masa lalu ratusan tahun silam.
Aku memgerjapkan mataku yang silau oleh cahaya yang menyorot di atas mataku.
Ah...rupanya cahaya lampu.
Perlahan, pandangan mataku menjadi semakin jelas. Kulihat langit-langit kamar yang putih dengan lampu yang menyilaukan mataku tadi.
Di mana aku gerangan? Bukankah aku baru saja keluar dari portal yang menghubungkan masa kini dan masa lalu?
"Mas Aji.... Kau sudah sadar?" sebuah suara menyapaku.
Aku menoleh ke arah suara yang menyapaku itu. Seraut wajah cantik dengan mata yang berair, menatapku.
"Desi...?"
"Iya mas... Ini aku!" jawabnya.
"Mas Aji...!" sebuah suara lain menyapaku.
Aku menoleh ke asal suara itu..
"Anin...? Kamu kok di sini? Aku di mana?" tanyaku.
"Sebentar mas, biar aku kasih tahu bapak dan dokter.kalau kamu sudah sadar!" katanya sambil beranjak pergi.
Bapak? Dokter?
Kok bapak juga ada di sini? Dokter? Berarti aku di rumah sakit...
Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa aku ada di rumah sakit?
"Des...ini di rumah sakit?"
"Iya Mas...!"
"Kok aku bisa disini?"
"Ssttt...mas istirahat saja dulu. Kita tunggu dokter dulu!" sahutnya sambil mengelus-elus tanganku.
Saat itulah pintu terbuka, dan dua wanita dengan pakaian serba putih menghampiriku. Seorang diantaranya memeriksa nadiku, menyenteri mataku, dan menempelkan stetoskop di dadaku.
"Bagaimana dokter?" sebuah suara yang berat terdengar beetanya.
"Keadaannya normal pak! Mungkin butuh pemulihan sebentar, dan 2 atau 3 hari kemudian sudah bisa pulang!" kata bu dokter.
'Syukurlah...!" kata Bapak.
"Bapak.....!" panggilku.
"Hai..cah bagus... Bikin panik orang tua saja kamu!" kata bapak sambil mengacak-acak rambutku.
"Maaf pak... Sudah bikin khawatir bapak..!" ucapku.
"Sudahlah. Yang penting kamu sudah ga papa sekarang!" ujar bapak.
"Apa yang sebenarnya terjadi pak?" tanyaku.
"Kamu ditemukan orang terbaring di jalanan setelah hujan. Lalu dibawa ke rumah sakit ini. Lalu orang itu membuka kontak hpmu dan menghubungi bapak. Bapak dsn Anin segera kemari. Dan kamu baru sadar setelah 3 hari pingsan!" kata bapak.
Hah.3 hari? Padahal aku ada di masa lalu selama 35 hari.
Jadi apakah kejadian di masa lalu itu hanyalah mimpi di saat aku tak sadar?
Kalau memang hanya mimpi, syukurlah...
Dan aku berharap itu semua memang hanya mimpi.
Aku menoleh pada Zulaikha dan Menik yang sedari tadi berdiri di samping ranjangku.
Mereka cuma mengangkat bahu dan menggeleng. .
Yah...semoga saja semua itu hanya mimpi belaka. Kembang tidur di saat aku pingsan. .
Semoga....
Aku masih dirawat selama 2 hari, dan Desi setia memungguku jika sudah pulang kuliah.
Sementara, bapak dan Anin jika malam istirahat di kostku.
Setelah dirasa sehat, aku diperbolehkan pulang.
Bersama bapak dan Anin, kami nakk taksi menuju kostan.
Zulaikha dan Menik melayang di samping mobil.
Di kostan sudah ada pacar tersayang dan adiknya yang menunggu kedatangan kami....
Yah...aku kembali berada di jamanku. Pengalaman di masa lalu itu, entah nyata ataukah sekedar mimpi belaka?
Only time will tell.....
INDEX:
Prolog
The Begining
Naning
The Truth
Lanjutan
Naning Lagi....
Melati's Pov
Godaan Nenek Bohai
Menik's Pov
Tukang Ojek
Masalah Cewe Dino
Di Rumah Firda
Menolong Naning....
One By One
Pulang....
Di Madrasah 1
Di Madrasah 2
It's Begin...
Bingung
Masih Di Rumah Naning
Menik's Pov
Pengakuan Firda
Desi Cemburu
Pertempuran
Bendera Perang Sudah Dikibarkan
Masalah mulai bertambah
Firda's Pov
Liburan Semester
Kejadian Di Kamar Kost.....
Di Gazebo..
Tekad Naning
Pov nya Kunyil
Balada Lontong Opor
Kunyil Ember
Ditinggal.....
Pengusiran
Pulang....
Nenek Tua
Mimpi
RSJ
Pertempuran Seru
Serangan Susulan
Menuju Sumber....
Lanjutannya..
Kurnia
Sebuah Pengakuan
Interogasi
Menepati Janji
Malam Minggu
Piknik....
Di Curug
Ki Sarpa
Berlatih
Ketiduran
Kejadian Aneh
Kyai Punggel
Pagi Absurd
Pov: Naning
Latihan Di Gunung
Wejangan
Aku Dipelet?
Lebih Hebat Dari Pelet
Terusan Kemarin
Tante Fitri Yang....
She's Back
Bros
Makhluk Paling Absurd
Makhluk Absurd 2
Part Kesekian
Cowo Tajir
Jangan Buat Naning Menangis
Surprise
Kejadian Aneh
Quote:
Menghentikan Perang
Ahaha ..
Jatuh Bangun
Selaras
Mulai Dari Awal
Kembali
Rencana Bapak
Gadis Galak
Pengobatan
Sang Dukun
Sandra
A Little Bonus: Sandra's Pov
Pulang Ke Kost
Nenek Tukang Pijat
Upgrade
Si Galak Sakit
Fight....
Proyek Besar
Kesurupan Massal
Kalahkan Biangnya
Kosong
Dreamin'
About Renita
Kenapa Dengan Sandra?
Teluh
Serangan kedua
Gelud Lagi...
Hadiah Nyi Rambat
Kembalinya Trio Ghaib
Kepergian Zulaikha
Kurnia's Pov
Lanjutan Indeks
Diubah oleh beqichot 18-09-2021 12:54
xue.shan dan 199 lainnya memberi reputasi
190
387.7K
12.1K
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
beqichot
#849
Lebih Hebat Dari Pelet
Selama seminggu, belum ada laporan dari Kurnia tentang Naning.
Dan selama itu pula rasa sayangku pada Naning seakan semakin besar.
Herannya, saat aku berada di dekat Desi, rasa itu hilang entah kemana, dan aku ga teringat dengan Naning sama sekali.
Selain itu, saat aku sholat dan dzikir serta meditasi, aku ga merasakan rasa sayang itu.
Kan aneh ya?
Oleh sebab itu, jika malam-malam aku merindukan Naning, aku segera melakukan meditasi untuk berlatih menyalurkan energiku secepat mungkin. Kini aku sudah mencapai taraf dimana hanya dengan keinginan, energiku langsung bisa menuju tempat yang kuinginkan.
Aku juga mencoba menggunakan energi yang kupunyai untuk mengecek jika ada kelainan dalam diriku. Aku masih penasaran, apakah aku terkena pelet atau guna-guna yang lainnya? Hingga aku selalu teringat Naning Naning dan Naning lagi.
Tapi tak ada keanehan yang kutemukan pada diriku. Tak ada energi lain yang masuk ke dalam tubuhku.
Ataukah rasa sayang ini murni datang dari lubuk hatiku?
Tapi bagaimana mungkin?
Ah....pusing...
Malam semakin larut, kembali pikiranku terbayang sosok Naning yang cantik dan seksi. Rasanya rindu ini makin membuncah...
"Mas.....!!" sebuah suara mengagetkanku.
Aku berpaling ke arah pintu kamar kostku.
Aku melongo dan mengucek mataku...tak percaya, bahwa sosok Naning mendadak ada di depanku. Di dalam kamarku...
"Naning....?"
"Iya mas. Ini aku...!" katanya sambil tersenyum. Senyum genit dan menggoda...
"Kamu datang kemari...?" tanyaku seperti orang linglung.
Naning hanya mengangguk dan tersenyum manis. Lidahnya yang kemerahan menjilat bibirnya.
Gairahku tiba-tiba terbangkitkan...
Naning berjalan mendekat...semakin mendekat ke arah kasur tempatku tadi bermeditasi.
Otak-ku seperti blank... Ga mampu memikirkan apapun.
Yang ada hanya sosok Naning yang berjalan mendekatiku sambil melepas kaos yang dipakainya.
Aku melotot melihat isi di balik kaos itu...
Aku menelan ludahku, tenggorokan terasa kering.
Nafasku seakan terhenti saat hotpants itu turun ke bawah ...
Pemandangan yang indah dan menggiurkan...
Tubuhku kaku tak dapat bergerak, namun kurasakan ada yang bergerak-gerak di bawah sana.
Naning semakin dekat...dan dengan ujung jarinya menekan dadaku hingga aku terdorong dan telentang di atas kasurku.
Dengan perlahan, Naning duduk di bawah perutku.
Aku memahan nafas... Dadaku berdegup kencang...
Perlahan kepala Naning menunduk...bibir keriput itu mendekati bibirku...
Hei...tunggu!!! Bibir keriput? Masa Naning bibirnya keriput?
Aku tersentak dan sadar diri... Kesadaranku seolah kembali berkumpul dan mataku menjadi lebih jelas memandang.
KAMP**TTT....
Aku sontak mendorong sesuatu yang kukira sosok Naning itu hingga terjengkang. Tanpa sengaja, tanganku mendorong tepat di kedua bu*h d*d*nya.
Aku segera bangkit berdiri dengan menahan amarah yang menggelegak dalam dadaku.
"Nyi Rambat.... Ngapain kamu ke sini?"
"Ih ..mas Aji... Aku kan kangen sama mas Aji. Gimana t*t*kku? Masih bagus khan?"
"Cihh...keluar kamu.. Atau bakal aku tusuk kamu dengan tombak pendekku?"
"Ih .mau dong, ditusuk pake tombak pendek...!" sahutnya genit.
Salah ngomong nih..! Padahal yang kumaksud adalah tombak Kyai Cemeng...malah dikira tombak yang lain.
Terpaksa kukeluarkan seluruh energiku, hingga terpancar keluar dengan dahsyat.
"Pergi atau aku akan tega melukaimu...!" ancamku.
"Ih..mas Aji galak deh..!! Aku suka cowo galak lho."
"Pergi...!!!!"
"Iya...iya..aku pergi...!"
Nyi Rambat dengan badan polosnya berlenggak-lenggok sambil keluar menembus pintu kamar kostku.
Dengan kesal aku membanting diri ke kasur.
"Wah...gagal dapat tontonan gratis nih..!" sebuah suara cewe terdengar.
"Iya... Padahal udah berdebar-debar mau lihat film gratis!" sahut suara yang laln.
Aku memoleh ke pojok kamar...
Ada Menik dan Kurnia di sana, yang sedang ketawa cekikikan....
Duh...malu juga aku dibuatnya. Kok ya ketahuan duo abg itu sih kejadian.kek gini?
'Ngapain kalian di situ?" tanyaku.
'Mau nonton film gratis!" jawab Menik cekikikan.
"Hu'um...tapi gagal!" sahut Kurnia dengan wajah kecewa.
"Huh, kalian ini seneng amat kalau aku sengsara!" kataku.
Mereka berdua malah ketawa cekikikan ga jelas gitu...
"Kurnia, bagaimana hasil pengamatanmu?" tanyaku.
"Ehm...begini den... Gadis itu, Naning, ga pake ilmu pelet den. Tapi ini jauh lebih kuat dari ilmu pelet apapun...!"
"Hah...maksudnya...?"
"Jadi begini den... Saking inginnya dia memiliki aden, maka dia melakukan sesuatu untuk mendapatkan aden... Nah, sesuatu itu jauh lebih hebat dari ilmu pelet apapun den...!"
"Kamu ngomong kok muter-muter ga jelas gitu sih? Sesuatu yang lebih hebat dari pelet itu apa?" tanyaku ga sabar.
"Jadi, dia itu tiap malam sholat tahajud den, mohon pada Allah supaya hati den Aji dilunakkan dan tertarik padanya. Lalu, dia juga melakukan puasa Senin Kamis, dengan tujuan yang sama. Kemudian, pada hari lahir aden, dia juga berpuasa. Makanya, aden jadi terkintil-kintil sama dia!" jelas kurnia.
"Waduh...berat ini... Dia melakukan puasa dan qiyamul.lail hanya supaya aku suka sama dia? Hmmm...kira-kira ada penangkalnya nggak ya?" tanyaku.
"Susah itu Mas... Itu susah buat ditangkal. Kecuali mas Aji juga melakukan hal yang sama, mungkin masih bisa mas...!"sahut Menik.
"Tapi belum tentu berhasil kan?" tanyaku.
'Ya iya mas... Tergantung apakah doa mas diijabah atau enggak...!"
Wah, sudah bukan main-main ini. Naning sampai melakukan hal seperti itu hanya supaya bisa memiliki aku. Sebuah usaha yang sesuai syari'at, hanya saja tujuannya yang kuramg pas, menurutku.
Dan yang juga membuatku bingung, adalah bagaimana aku bisa mencari penawar untuk itu.
Kalau ilmu pelet sih masih bisa dihilangkan. Tapi kalau yang seperti ini...bagaimana?
Dan jika aku tidak bisa menemukan penawarnya, mungkin rasa sayangku pada Naning, nantinya akan mengalahkan rasa sayangku pada Desi.
Dan itu tentu akan menyakiti Desi
....
Huft...aku sampai dibuat bingung karenanya.
Tapi, hei.... Tiba-tiba aku teringat. Bukankah saat aku sholat dan berdzikir, aku jadi melupakan Naning? Ga ingat dia sama sekali?
Dan ga merasakan rasa rindu yang menyiksa?
Yah, untuk sementara hanya itu yang bisa aku lakukan untuk meredam rasa sayang yang timbul ini.
Aku harus lebih sering sholat dan melanggengkan dzikir, agar pikiranku tidak melulu tertuju pada Naning.
Betul...sementara, hanya itu yang bisa kulakukan.
Esok harinya, saat subuh, ada yang mengetuk pintu kamarku.
Kubuka pintu dengan mata yang masih mengantuk..
Desi berdiri di depan pintu kamarku, wajahnya tampak pucat, matanya sembab seolah baru menangis.
Begitu melihatku, dia menghambur memelukku dan memangis sesengukan.
'Neng.shhh..shhh...! Kamu kenapa?"
"Mas..aku takut... !"
"Takut apa? Ada yang ganggu kamu?"
"Bukan mas... Aku takut banget... Takut kehilangan mas Aji...!"
"Ssttt...jangan ngomong gitu. Ini aku masih di sini kok...!" jawabku mencoba menenangkannya.
"Tapi...tapi..!"
"Tapi apa neng... Coba cerita sama aku!"
"Semalam.aku bermimpi buruk mas... Aku takut mas....!"
"Psstt...cup cup... Jangan nangis... Coba ceritakan, mimpi apa kamu semalam...?"
"Jadi begini mas...hlks... Aku bermlmpi...............
Dan selama itu pula rasa sayangku pada Naning seakan semakin besar.
Herannya, saat aku berada di dekat Desi, rasa itu hilang entah kemana, dan aku ga teringat dengan Naning sama sekali.
Selain itu, saat aku sholat dan dzikir serta meditasi, aku ga merasakan rasa sayang itu.
Kan aneh ya?
Oleh sebab itu, jika malam-malam aku merindukan Naning, aku segera melakukan meditasi untuk berlatih menyalurkan energiku secepat mungkin. Kini aku sudah mencapai taraf dimana hanya dengan keinginan, energiku langsung bisa menuju tempat yang kuinginkan.
Aku juga mencoba menggunakan energi yang kupunyai untuk mengecek jika ada kelainan dalam diriku. Aku masih penasaran, apakah aku terkena pelet atau guna-guna yang lainnya? Hingga aku selalu teringat Naning Naning dan Naning lagi.
Tapi tak ada keanehan yang kutemukan pada diriku. Tak ada energi lain yang masuk ke dalam tubuhku.
Ataukah rasa sayang ini murni datang dari lubuk hatiku?
Tapi bagaimana mungkin?
Ah....pusing...
Malam semakin larut, kembali pikiranku terbayang sosok Naning yang cantik dan seksi. Rasanya rindu ini makin membuncah...
"Mas.....!!" sebuah suara mengagetkanku.
Aku berpaling ke arah pintu kamar kostku.
Aku melongo dan mengucek mataku...tak percaya, bahwa sosok Naning mendadak ada di depanku. Di dalam kamarku...
"Naning....?"
"Iya mas. Ini aku...!" katanya sambil tersenyum. Senyum genit dan menggoda...
"Kamu datang kemari...?" tanyaku seperti orang linglung.
Naning hanya mengangguk dan tersenyum manis. Lidahnya yang kemerahan menjilat bibirnya.
Gairahku tiba-tiba terbangkitkan...
Naning berjalan mendekat...semakin mendekat ke arah kasur tempatku tadi bermeditasi.
Otak-ku seperti blank... Ga mampu memikirkan apapun.
Yang ada hanya sosok Naning yang berjalan mendekatiku sambil melepas kaos yang dipakainya.
Aku melotot melihat isi di balik kaos itu...
Aku menelan ludahku, tenggorokan terasa kering.
Nafasku seakan terhenti saat hotpants itu turun ke bawah ...
Pemandangan yang indah dan menggiurkan...
Tubuhku kaku tak dapat bergerak, namun kurasakan ada yang bergerak-gerak di bawah sana.
Naning semakin dekat...dan dengan ujung jarinya menekan dadaku hingga aku terdorong dan telentang di atas kasurku.
Dengan perlahan, Naning duduk di bawah perutku.
Aku memahan nafas... Dadaku berdegup kencang...
Perlahan kepala Naning menunduk...bibir keriput itu mendekati bibirku...
Hei...tunggu!!! Bibir keriput? Masa Naning bibirnya keriput?
Aku tersentak dan sadar diri... Kesadaranku seolah kembali berkumpul dan mataku menjadi lebih jelas memandang.
KAMP**TTT....
Aku sontak mendorong sesuatu yang kukira sosok Naning itu hingga terjengkang. Tanpa sengaja, tanganku mendorong tepat di kedua bu*h d*d*nya.
Aku segera bangkit berdiri dengan menahan amarah yang menggelegak dalam dadaku.
"Nyi Rambat.... Ngapain kamu ke sini?"
"Ih ..mas Aji... Aku kan kangen sama mas Aji. Gimana t*t*kku? Masih bagus khan?"
"Cihh...keluar kamu.. Atau bakal aku tusuk kamu dengan tombak pendekku?"
"Ih .mau dong, ditusuk pake tombak pendek...!" sahutnya genit.
Salah ngomong nih..! Padahal yang kumaksud adalah tombak Kyai Cemeng...malah dikira tombak yang lain.
Terpaksa kukeluarkan seluruh energiku, hingga terpancar keluar dengan dahsyat.
"Pergi atau aku akan tega melukaimu...!" ancamku.
"Ih..mas Aji galak deh..!! Aku suka cowo galak lho."
"Pergi...!!!!"
"Iya...iya..aku pergi...!"
Nyi Rambat dengan badan polosnya berlenggak-lenggok sambil keluar menembus pintu kamar kostku.
Dengan kesal aku membanting diri ke kasur.
"Wah...gagal dapat tontonan gratis nih..!" sebuah suara cewe terdengar.
"Iya... Padahal udah berdebar-debar mau lihat film gratis!" sahut suara yang laln.
Aku memoleh ke pojok kamar...
Ada Menik dan Kurnia di sana, yang sedang ketawa cekikikan....
Duh...malu juga aku dibuatnya. Kok ya ketahuan duo abg itu sih kejadian.kek gini?
'Ngapain kalian di situ?" tanyaku.
'Mau nonton film gratis!" jawab Menik cekikikan.
"Hu'um...tapi gagal!" sahut Kurnia dengan wajah kecewa.
"Huh, kalian ini seneng amat kalau aku sengsara!" kataku.
Mereka berdua malah ketawa cekikikan ga jelas gitu...
"Kurnia, bagaimana hasil pengamatanmu?" tanyaku.
"Ehm...begini den... Gadis itu, Naning, ga pake ilmu pelet den. Tapi ini jauh lebih kuat dari ilmu pelet apapun...!"
"Hah...maksudnya...?"
"Jadi begini den... Saking inginnya dia memiliki aden, maka dia melakukan sesuatu untuk mendapatkan aden... Nah, sesuatu itu jauh lebih hebat dari ilmu pelet apapun den...!"
"Kamu ngomong kok muter-muter ga jelas gitu sih? Sesuatu yang lebih hebat dari pelet itu apa?" tanyaku ga sabar.
"Jadi, dia itu tiap malam sholat tahajud den, mohon pada Allah supaya hati den Aji dilunakkan dan tertarik padanya. Lalu, dia juga melakukan puasa Senin Kamis, dengan tujuan yang sama. Kemudian, pada hari lahir aden, dia juga berpuasa. Makanya, aden jadi terkintil-kintil sama dia!" jelas kurnia.
"Waduh...berat ini... Dia melakukan puasa dan qiyamul.lail hanya supaya aku suka sama dia? Hmmm...kira-kira ada penangkalnya nggak ya?" tanyaku.
"Susah itu Mas... Itu susah buat ditangkal. Kecuali mas Aji juga melakukan hal yang sama, mungkin masih bisa mas...!"sahut Menik.
"Tapi belum tentu berhasil kan?" tanyaku.
'Ya iya mas... Tergantung apakah doa mas diijabah atau enggak...!"
Wah, sudah bukan main-main ini. Naning sampai melakukan hal seperti itu hanya supaya bisa memiliki aku. Sebuah usaha yang sesuai syari'at, hanya saja tujuannya yang kuramg pas, menurutku.
Dan yang juga membuatku bingung, adalah bagaimana aku bisa mencari penawar untuk itu.
Kalau ilmu pelet sih masih bisa dihilangkan. Tapi kalau yang seperti ini...bagaimana?
Dan jika aku tidak bisa menemukan penawarnya, mungkin rasa sayangku pada Naning, nantinya akan mengalahkan rasa sayangku pada Desi.
Dan itu tentu akan menyakiti Desi
....
Huft...aku sampai dibuat bingung karenanya.
Tapi, hei.... Tiba-tiba aku teringat. Bukankah saat aku sholat dan berdzikir, aku jadi melupakan Naning? Ga ingat dia sama sekali?
Dan ga merasakan rasa rindu yang menyiksa?
Yah, untuk sementara hanya itu yang bisa aku lakukan untuk meredam rasa sayang yang timbul ini.
Aku harus lebih sering sholat dan melanggengkan dzikir, agar pikiranku tidak melulu tertuju pada Naning.
Betul...sementara, hanya itu yang bisa kulakukan.
Esok harinya, saat subuh, ada yang mengetuk pintu kamarku.
Kubuka pintu dengan mata yang masih mengantuk..
Desi berdiri di depan pintu kamarku, wajahnya tampak pucat, matanya sembab seolah baru menangis.
Begitu melihatku, dia menghambur memelukku dan memangis sesengukan.
'Neng.shhh..shhh...! Kamu kenapa?"
"Mas..aku takut... !"
"Takut apa? Ada yang ganggu kamu?"
"Bukan mas... Aku takut banget... Takut kehilangan mas Aji...!"
"Ssttt...jangan ngomong gitu. Ini aku masih di sini kok...!" jawabku mencoba menenangkannya.
"Tapi...tapi..!"
"Tapi apa neng... Coba cerita sama aku!"
"Semalam.aku bermimpi buruk mas... Aku takut mas....!"
"Psstt...cup cup... Jangan nangis... Coba ceritakan, mimpi apa kamu semalam...?"
"Jadi begini mas...hlks... Aku bermlmpi...............
arinu dan 73 lainnya memberi reputasi
72
Tutup