- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Dendam Cinta Dari Masa Silam
TS
beqichot
Dendam Cinta Dari Masa Silam
WARNING!!!!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Prolog
Hai...namaku Aji, lengkapnya Bayu Satriaji.
Aku baru saja pulang dari PETUALANG MASA LALU
Terakhir yang kuingat, aku beserta Zulaikha dan Menik, dua jin cantik.yang selalu mendampingiku selain dari Sang Pamomong, baru saja keluar dari portal yang membawa kami pulang dari masa lalu ratusan tahun silam.
Aku memgerjapkan mataku yang silau oleh cahaya yang menyorot di atas mataku.
Ah...rupanya cahaya lampu.
Perlahan, pandangan mataku menjadi semakin jelas. Kulihat langit-langit kamar yang putih dengan lampu yang menyilaukan mataku tadi.
Di mana aku gerangan? Bukankah aku baru saja keluar dari portal yang menghubungkan masa kini dan masa lalu?
"Mas Aji.... Kau sudah sadar?" sebuah suara menyapaku.
Aku menoleh ke arah suara yang menyapaku itu. Seraut wajah cantik dengan mata yang berair, menatapku.
"Desi...?"
"Iya mas... Ini aku!" jawabnya.
"Mas Aji...!" sebuah suara lain menyapaku.
Aku menoleh ke asal suara itu..
"Anin...? Kamu kok di sini? Aku di mana?" tanyaku.
"Sebentar mas, biar aku kasih tahu bapak dan dokter.kalau kamu sudah sadar!" katanya sambil beranjak pergi.
Bapak? Dokter?
Kok bapak juga ada di sini? Dokter? Berarti aku di rumah sakit...
Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa aku ada di rumah sakit?
"Des...ini di rumah sakit?"
"Iya Mas...!"
"Kok aku bisa disini?"
"Ssttt...mas istirahat saja dulu. Kita tunggu dokter dulu!" sahutnya sambil mengelus-elus tanganku.
Saat itulah pintu terbuka, dan dua wanita dengan pakaian serba putih menghampiriku. Seorang diantaranya memeriksa nadiku, menyenteri mataku, dan menempelkan stetoskop di dadaku.
"Bagaimana dokter?" sebuah suara yang berat terdengar beetanya.
"Keadaannya normal pak! Mungkin butuh pemulihan sebentar, dan 2 atau 3 hari kemudian sudah bisa pulang!" kata bu dokter.
'Syukurlah...!" kata Bapak.
"Bapak.....!" panggilku.
"Hai..cah bagus... Bikin panik orang tua saja kamu!" kata bapak sambil mengacak-acak rambutku.
"Maaf pak... Sudah bikin khawatir bapak..!" ucapku.
"Sudahlah. Yang penting kamu sudah ga papa sekarang!" ujar bapak.
"Apa yang sebenarnya terjadi pak?" tanyaku.
"Kamu ditemukan orang terbaring di jalanan setelah hujan. Lalu dibawa ke rumah sakit ini. Lalu orang itu membuka kontak hpmu dan menghubungi bapak. Bapak dsn Anin segera kemari. Dan kamu baru sadar setelah 3 hari pingsan!" kata bapak.
Hah.3 hari? Padahal aku ada di masa lalu selama 35 hari.
Jadi apakah kejadian di masa lalu itu hanyalah mimpi di saat aku tak sadar?
Kalau memang hanya mimpi, syukurlah...
Dan aku berharap itu semua memang hanya mimpi.
Aku menoleh pada Zulaikha dan Menik yang sedari tadi berdiri di samping ranjangku.
Mereka cuma mengangkat bahu dan menggeleng. .
Yah...semoga saja semua itu hanya mimpi belaka. Kembang tidur di saat aku pingsan. .
Semoga....
Aku masih dirawat selama 2 hari, dan Desi setia memungguku jika sudah pulang kuliah.
Sementara, bapak dan Anin jika malam istirahat di kostku.
Setelah dirasa sehat, aku diperbolehkan pulang.
Bersama bapak dan Anin, kami nakk taksi menuju kostan.
Zulaikha dan Menik melayang di samping mobil.
Di kostan sudah ada pacar tersayang dan adiknya yang menunggu kedatangan kami....
Yah...aku kembali berada di jamanku. Pengalaman di masa lalu itu, entah nyata ataukah sekedar mimpi belaka?
Only time will tell.....
INDEX:
Prolog
The Begining
Naning
The Truth
Lanjutan
Naning Lagi....
Melati's Pov
Godaan Nenek Bohai
Menik's Pov
Tukang Ojek
Masalah Cewe Dino
Di Rumah Firda
Menolong Naning....
One By One
Pulang....
Di Madrasah 1
Di Madrasah 2
It's Begin...
Bingung
Masih Di Rumah Naning
Menik's Pov
Pengakuan Firda
Desi Cemburu
Pertempuran
Bendera Perang Sudah Dikibarkan
Masalah mulai bertambah
Firda's Pov
Liburan Semester
Kejadian Di Kamar Kost.....
Di Gazebo..
Tekad Naning
Pov nya Kunyil
Balada Lontong Opor
Kunyil Ember
Ditinggal.....
Pengusiran
Pulang....
Nenek Tua
Mimpi
RSJ
Pertempuran Seru
Serangan Susulan
Menuju Sumber....
Lanjutannya..
Kurnia
Sebuah Pengakuan
Interogasi
Menepati Janji
Malam Minggu
Piknik....
Di Curug
Ki Sarpa
Berlatih
Ketiduran
Kejadian Aneh
Kyai Punggel
Pagi Absurd
Pov: Naning
Latihan Di Gunung
Wejangan
Aku Dipelet?
Lebih Hebat Dari Pelet
Terusan Kemarin
Tante Fitri Yang....
She's Back
Bros
Makhluk Paling Absurd
Makhluk Absurd 2
Part Kesekian
Cowo Tajir
Jangan Buat Naning Menangis
Surprise
Kejadian Aneh
Quote:
Menghentikan Perang
Ahaha ..
Jatuh Bangun
Selaras
Mulai Dari Awal
Kembali
Rencana Bapak
Gadis Galak
Pengobatan
Sang Dukun
Sandra
A Little Bonus: Sandra's Pov
Pulang Ke Kost
Nenek Tukang Pijat
Upgrade
Si Galak Sakit
Fight....
Proyek Besar
Kesurupan Massal
Kalahkan Biangnya
Kosong
Dreamin'
About Renita
Kenapa Dengan Sandra?
Teluh
Serangan kedua
Gelud Lagi...
Hadiah Nyi Rambat
Kembalinya Trio Ghaib
Kepergian Zulaikha
Kurnia's Pov
Lanjutan Indeks
Diubah oleh beqichot 18-09-2021 12:54
xue.shan dan 199 lainnya memberi reputasi
190
387.7K
12.1K
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
beqichot
#719
Di Curug
"Ehm..ehm...!" terdengar deheman di belakangku.
Baru inget kalo aku lagi gendong Rania...
Aku segera jongkok dan membiarkan Rania turun dari punggungku.
Zizah dan Laras sudah mainan air aja tuh...
"Maaf udah ngerepotin ya Ji? Pasti berat ya gendong aku tadi?"kata Rania setelah turun dari gendonganku.
"Ga berat kok... Kamu kecil gitu badannya... Curug ini indah banget ya?" kataku.
"Iya Ji... Aku dan laras sering ke sini sama ayah dan ibu. Suasananya tenang banget dan membuat pikiran fresh...!"
"Aku juga merasakan hal yang sama... Sampai bengong tadi ngelihat keindahan tempat ini.. Sampai lupa kalau masih gendong kamu."
"Hihi...emang mempesona banget pemandangan di sini Ji.. Aku ke tempat Zizah dan Laras dulu ya?" katanya.
"Iya, hati hati...!" sahutku.
Setelah Rania pergi beegabung dengan Zizah dan Laras, aku kembali menikmati pemandangan indah di situ. View yang sangat indah, alam yang masih segar belum berbau polusi.
Debur air terjun yang jatuh, ditingkah suara kicau burung yang terdengar samar. Sedikit tertutup oleh suara air terjun.
Teriakan dan canda pengunjung menambah cerianya suasana. Aku tersenyum sendiri melihat tingkah laku pengunjung yang beraneka macam.
Saat itulah aku merasakan sebuah aura yang sangat kuat berasal dari tengah telaga di bawah air terjun.
Di tengah telaga itu mendadak ada pusaran air yang sangat kuat.
Aku tersentak... Pusaran itu bisa menyeret pengunjung yang sedang bermain air.
Tapi aneh...pengunjung tampak tenang-tenang saja.
Rupanya pusaran itu adalah pusaran ghaib, dan aku saja yang melihatnya.
Menik dan Kurnia bersiaga di sampingku.
"Ada apa ini Nik?"
"Belum tahu mas... Tapi aura ini sangat kuat, tapi tak terasa mengancam, melah cenderung menenangkan!" sahut Menik.
Tiba-tiba, di tempat pusaran air tadi, air menggelegak, naik ke atas berputar, dan memilin membentuk sebuah tlang air sebesar pelukan setinggi 4 meter.
Aku mentap ke atas, karena kullhat ada sosok dl atas tiang air itu. Sosok kakek tua dengan jenggot panjang yang sudah memutih. Berpakaian serba putih dan blangkon (penutup kepala khas keraton jogja) yang juga berwarna putih.
Seluruh tubuhnya memancarkan aura putih terang yang menyilaukan.
Sorot mata yang tajam memandangku seolah menembus dadaku.
Lalu makhluk itu mengangguk padaku dan kubalas dengan anggukan yang sama.
Perlahan sosoknya menghilang, bersamaan dengan hancurnya tiang air itu yang jatuh ke dalam telaga bagai alr hujan.
Pengunjung yang lain tampak tenang-tenang saja. Seolah tak terjadi apapun di tempat itu.
"Tadi itu siapa Nik?" tanyaku pada Menik.
"Entah mas... Mungkin penunggu di sini!"
"Benar den... Beliau penunggu di sini. Beliau menampakkan diri pada aden, untuk sekedar menyapa dan menunjukkan keberadaannya!" kata Kurnia.
"Kok kamu tahu Kur?" tanyaku.
"Den..jangan panggil Kur dong. Kayak panggil ayam aja deh...!"
"Oke... Aku panggip Nia aja ya?"
"Nah gitu den... Aku tahu karena dulu pernah ke sini juga dan meihat beliau. Kata ayah, beliau adalah jin sepuh yang sudah berumur ribuan tahun... Dan sejak dulu kala sudah menjadi penunggu di sini!" jelas Kurnia.
"Aku heran deh... Kenapa sih, kaum kalian itu suka nungguin tempat-tempat yang tadinya dianggap angker...?"
"Sebenarnya, tempat-tempat itu adalah tempat tinggal kaum kami. Dan karena kami tak ingin diganggu oleh manusia, maka kami membuat tempat itu terasa angker bagi manusia!" kali ini Menik yang menjawab.
"Kalau tak ingin diganggu manusia, kenapa juga ada yang ikut dengan manusia, seperti kalian misalnya?"
"Ada beberapa alasan untuk itu Mas. Yang pertama...karena kami tertarik dengan aura manusia itu dan ingin berbakti pada manusia dengan aura tertentu.
Yang kedua, karena manusia membuat perjanjian dengan raja atau junjungan kaum kami, lalu diperintahlah beberapa dari jin bawahannya untuk mengawal manusia itu. Seolah mereka mengawal, namun jin-jin itu terus menggoda untuk menjerumuskan manusia tersebut ke jalan syirik.
Yang ketiga, karena manusianya hebat dan mampu mengalahkan jin, lalu memaksa jin tersebut untuk menuruti perintahnya ..!" jelas Menik.
"Oh...ternyata banyak juga alasan jin mengikuti manusia ya? Baru tahu!"
"Iya.... Dan manusia perlu berhati-hati. Seolah memang manusia memanfaatkan jin untuk meraih apa yang diinginkan, tapi pada kenyataannya, jin itu menggiring manusia ke dalam kesesatan. Manusia menjadi mengandalkan jin dan lupa bahwa seharusnya kita memohon pertolongan pada Allah!" kata Menik panjang lebar.
Tumben ni anak ngomongnya lempeng... Ada yang aneh nih...
"Berarti aku juga harus berhati-hati pada kalian ya?" tanyaku.
"Harus... Kalau ga hati-hati bakal.kena prank dan bullying...hahaha!" sahut Menik.
Dah mulai kumat kayaknya usilnya nih bocah....
"Kalian bakal menyesatkan aku apa enggak?"
"Semua tergantung iman mas Aji. Bagaimanapun, kami ini jin... Ada beberapa sifat dasar jin yang sudah kami singkirkan lewat ajaran Islam, namun, kadang sifat buruk itu masih juga muncul. Maka, jika mendapat petunjuk dari Jin, manusia harus berpikir dan mencari kebenarannya. Jangan asal iya iya saja... Takutnya petunjuk itu membawa manusia dalam kesesatan."
"Tapi kenapa kalian mengatakan hal ini padaku? Bukankah itu merugikan kalian?"
"Kami bukan bagian dari jin yang suka menyesatkan manusia, Mas. Kami beragama juga... Dan kami berusaha menjalankan.apa yang diperintahkan Allah dalam kitabNYA. Jadi kami berusaha bertindak sesuai rambu agama. Namun, sama seperti manusia, kadang atau sering juga kami khilaf dan berbuat dosa atau kesalahan. Tapi sebisa mungkin kami mencoba untuk tidak menyesatkan manusia." sahut Menik lagi.
Malah pusing aku dengernya. Entah benar atau tidak apa yang Menik katakan tadi, entahlah. Yang pasti, benar yang dikatakan Menik, kita tak boleh bersandar pada sesama makhluk, dan kita harus selalu berlindung dan memohon pertolongan Allah. Jangan minta tolong pada jin...
Ah...kok jadi pusing sih mikirin hal itu?
Jadi ingat sebuah ayat dalam surah Al Fatihah..
Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in
Yang artinya: Hanya kepadaMU lah kami menyembah, dan hanya kepadaMU lah kami memohon pertongan.
"mohon maaf jika penulisan ayat dan artinya kurang tepat..."🙏🙏
Yah, kIta harus hanya menyembah Allah dan meminta pertolongan hanya padaNYA.
Aku tersentak kaget waktu ada percikan air mengenai tubuhku.
Aku melihat ke arah datangnya percikan air...
Tampak Zizah, Rania dan Laras mencipratiku dengan air sambil ketawa cekiikan.
Aku malah bengong, melihat pakaian mereka yang lengket di tubuh mereka dan mencetak bentuk tubuh mereka yang segera membuatku berdiri... Eh..bukan aku yang berdiri...tapi.... Tebak sendiri ya......
"Woi...malah ngelamun... Ngelamunin Desi ya?" seru Azizah.
"Eh..ah...enggak kok.. Gue cuma lagi menikmati pemandangan yang indah ini!"
"Indah banget emang air terjunnya...!" kata Zizah.
"Lebih indah tubuh kalian yang tercetak jelas..". Ups aku keceplosan...
"Wah...dasar otak mesum lo...!" seru Zizah.
Dia menghampiriku dan menyeretku masuk ke dalam telaga.
Habis sudah aku dikeroyok tiga gadis itu... Tapi ga papa, karena mereka berebutan untuk mencubit, memukul atau menyiramiku dengan air, aku malah beruntung, beberapa kali malah menyenggol perabotan mereka...
Salah sendiri....
Puas main air, kami segera naik ke atas batu-batu besar yang ada di pinggir telaga. Berjemur, mengeringkan pakaian kami.
Karena ga tahu kalau mau diajak main air, kami ga bawa baju ganti...
Terpaksa kami berjemur agar pakaian kami kering.
Sandal jepitku entah sudah hanyut kemana...gara-gara diceburin ke air...
Sekali lagi, pemandangan indah 3 cewe yang tubuhnya tercetak jelas, membuatku harus menelan ludah.
Untung ga ada Zulaikha... Kalau ada, bakal kena jitak kepalaku....
BLETAAKK....
Aku kaget dan mengaduh, lalu memegang kepalaku.
"Kamu kenapa Ji?" tanya Rania.
"Lo kenapa?" zizah ikut bertanya.
"Ga papa... Kepalaku kayak ada yang menggetok...!" kataku sambil menoleh ke belakang.
Dan aku melihat sebuah wajah yang cengar-cengir di sana...
Baru inget kalo aku lagi gendong Rania...
Aku segera jongkok dan membiarkan Rania turun dari punggungku.
Zizah dan Laras sudah mainan air aja tuh...
"Maaf udah ngerepotin ya Ji? Pasti berat ya gendong aku tadi?"kata Rania setelah turun dari gendonganku.
"Ga berat kok... Kamu kecil gitu badannya... Curug ini indah banget ya?" kataku.
"Iya Ji... Aku dan laras sering ke sini sama ayah dan ibu. Suasananya tenang banget dan membuat pikiran fresh...!"
"Aku juga merasakan hal yang sama... Sampai bengong tadi ngelihat keindahan tempat ini.. Sampai lupa kalau masih gendong kamu."
"Hihi...emang mempesona banget pemandangan di sini Ji.. Aku ke tempat Zizah dan Laras dulu ya?" katanya.
"Iya, hati hati...!" sahutku.
Setelah Rania pergi beegabung dengan Zizah dan Laras, aku kembali menikmati pemandangan indah di situ. View yang sangat indah, alam yang masih segar belum berbau polusi.
Debur air terjun yang jatuh, ditingkah suara kicau burung yang terdengar samar. Sedikit tertutup oleh suara air terjun.
Teriakan dan canda pengunjung menambah cerianya suasana. Aku tersenyum sendiri melihat tingkah laku pengunjung yang beraneka macam.
Saat itulah aku merasakan sebuah aura yang sangat kuat berasal dari tengah telaga di bawah air terjun.
Di tengah telaga itu mendadak ada pusaran air yang sangat kuat.
Aku tersentak... Pusaran itu bisa menyeret pengunjung yang sedang bermain air.
Tapi aneh...pengunjung tampak tenang-tenang saja.
Rupanya pusaran itu adalah pusaran ghaib, dan aku saja yang melihatnya.
Menik dan Kurnia bersiaga di sampingku.
"Ada apa ini Nik?"
"Belum tahu mas... Tapi aura ini sangat kuat, tapi tak terasa mengancam, melah cenderung menenangkan!" sahut Menik.
Tiba-tiba, di tempat pusaran air tadi, air menggelegak, naik ke atas berputar, dan memilin membentuk sebuah tlang air sebesar pelukan setinggi 4 meter.
Aku mentap ke atas, karena kullhat ada sosok dl atas tiang air itu. Sosok kakek tua dengan jenggot panjang yang sudah memutih. Berpakaian serba putih dan blangkon (penutup kepala khas keraton jogja) yang juga berwarna putih.
Seluruh tubuhnya memancarkan aura putih terang yang menyilaukan.
Sorot mata yang tajam memandangku seolah menembus dadaku.
Lalu makhluk itu mengangguk padaku dan kubalas dengan anggukan yang sama.
Perlahan sosoknya menghilang, bersamaan dengan hancurnya tiang air itu yang jatuh ke dalam telaga bagai alr hujan.
Pengunjung yang lain tampak tenang-tenang saja. Seolah tak terjadi apapun di tempat itu.
"Tadi itu siapa Nik?" tanyaku pada Menik.
"Entah mas... Mungkin penunggu di sini!"
"Benar den... Beliau penunggu di sini. Beliau menampakkan diri pada aden, untuk sekedar menyapa dan menunjukkan keberadaannya!" kata Kurnia.
"Kok kamu tahu Kur?" tanyaku.
"Den..jangan panggil Kur dong. Kayak panggil ayam aja deh...!"
"Oke... Aku panggip Nia aja ya?"
"Nah gitu den... Aku tahu karena dulu pernah ke sini juga dan meihat beliau. Kata ayah, beliau adalah jin sepuh yang sudah berumur ribuan tahun... Dan sejak dulu kala sudah menjadi penunggu di sini!" jelas Kurnia.
"Aku heran deh... Kenapa sih, kaum kalian itu suka nungguin tempat-tempat yang tadinya dianggap angker...?"
"Sebenarnya, tempat-tempat itu adalah tempat tinggal kaum kami. Dan karena kami tak ingin diganggu oleh manusia, maka kami membuat tempat itu terasa angker bagi manusia!" kali ini Menik yang menjawab.
"Kalau tak ingin diganggu manusia, kenapa juga ada yang ikut dengan manusia, seperti kalian misalnya?"
"Ada beberapa alasan untuk itu Mas. Yang pertama...karena kami tertarik dengan aura manusia itu dan ingin berbakti pada manusia dengan aura tertentu.
Yang kedua, karena manusia membuat perjanjian dengan raja atau junjungan kaum kami, lalu diperintahlah beberapa dari jin bawahannya untuk mengawal manusia itu. Seolah mereka mengawal, namun jin-jin itu terus menggoda untuk menjerumuskan manusia tersebut ke jalan syirik.
Yang ketiga, karena manusianya hebat dan mampu mengalahkan jin, lalu memaksa jin tersebut untuk menuruti perintahnya ..!" jelas Menik.
"Oh...ternyata banyak juga alasan jin mengikuti manusia ya? Baru tahu!"
"Iya.... Dan manusia perlu berhati-hati. Seolah memang manusia memanfaatkan jin untuk meraih apa yang diinginkan, tapi pada kenyataannya, jin itu menggiring manusia ke dalam kesesatan. Manusia menjadi mengandalkan jin dan lupa bahwa seharusnya kita memohon pertolongan pada Allah!" kata Menik panjang lebar.
Tumben ni anak ngomongnya lempeng... Ada yang aneh nih...
"Berarti aku juga harus berhati-hati pada kalian ya?" tanyaku.
"Harus... Kalau ga hati-hati bakal.kena prank dan bullying...hahaha!" sahut Menik.
Dah mulai kumat kayaknya usilnya nih bocah....
"Kalian bakal menyesatkan aku apa enggak?"
"Semua tergantung iman mas Aji. Bagaimanapun, kami ini jin... Ada beberapa sifat dasar jin yang sudah kami singkirkan lewat ajaran Islam, namun, kadang sifat buruk itu masih juga muncul. Maka, jika mendapat petunjuk dari Jin, manusia harus berpikir dan mencari kebenarannya. Jangan asal iya iya saja... Takutnya petunjuk itu membawa manusia dalam kesesatan."
"Tapi kenapa kalian mengatakan hal ini padaku? Bukankah itu merugikan kalian?"
"Kami bukan bagian dari jin yang suka menyesatkan manusia, Mas. Kami beragama juga... Dan kami berusaha menjalankan.apa yang diperintahkan Allah dalam kitabNYA. Jadi kami berusaha bertindak sesuai rambu agama. Namun, sama seperti manusia, kadang atau sering juga kami khilaf dan berbuat dosa atau kesalahan. Tapi sebisa mungkin kami mencoba untuk tidak menyesatkan manusia." sahut Menik lagi.
Malah pusing aku dengernya. Entah benar atau tidak apa yang Menik katakan tadi, entahlah. Yang pasti, benar yang dikatakan Menik, kita tak boleh bersandar pada sesama makhluk, dan kita harus selalu berlindung dan memohon pertolongan Allah. Jangan minta tolong pada jin...
Ah...kok jadi pusing sih mikirin hal itu?
Jadi ingat sebuah ayat dalam surah Al Fatihah..
Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in
Yang artinya: Hanya kepadaMU lah kami menyembah, dan hanya kepadaMU lah kami memohon pertongan.
"mohon maaf jika penulisan ayat dan artinya kurang tepat..."🙏🙏
Yah, kIta harus hanya menyembah Allah dan meminta pertolongan hanya padaNYA.
Aku tersentak kaget waktu ada percikan air mengenai tubuhku.
Aku melihat ke arah datangnya percikan air...
Tampak Zizah, Rania dan Laras mencipratiku dengan air sambil ketawa cekiikan.
Aku malah bengong, melihat pakaian mereka yang lengket di tubuh mereka dan mencetak bentuk tubuh mereka yang segera membuatku berdiri... Eh..bukan aku yang berdiri...tapi.... Tebak sendiri ya......
"Woi...malah ngelamun... Ngelamunin Desi ya?" seru Azizah.
"Eh..ah...enggak kok.. Gue cuma lagi menikmati pemandangan yang indah ini!"
"Indah banget emang air terjunnya...!" kata Zizah.
"Lebih indah tubuh kalian yang tercetak jelas..". Ups aku keceplosan...
"Wah...dasar otak mesum lo...!" seru Zizah.
Dia menghampiriku dan menyeretku masuk ke dalam telaga.
Habis sudah aku dikeroyok tiga gadis itu... Tapi ga papa, karena mereka berebutan untuk mencubit, memukul atau menyiramiku dengan air, aku malah beruntung, beberapa kali malah menyenggol perabotan mereka...
Salah sendiri....
Puas main air, kami segera naik ke atas batu-batu besar yang ada di pinggir telaga. Berjemur, mengeringkan pakaian kami.
Karena ga tahu kalau mau diajak main air, kami ga bawa baju ganti...
Terpaksa kami berjemur agar pakaian kami kering.
Sandal jepitku entah sudah hanyut kemana...gara-gara diceburin ke air...
Sekali lagi, pemandangan indah 3 cewe yang tubuhnya tercetak jelas, membuatku harus menelan ludah.
Untung ga ada Zulaikha... Kalau ada, bakal kena jitak kepalaku....
BLETAAKK....
Aku kaget dan mengaduh, lalu memegang kepalaku.
"Kamu kenapa Ji?" tanya Rania.
"Lo kenapa?" zizah ikut bertanya.
"Ga papa... Kepalaku kayak ada yang menggetok...!" kataku sambil menoleh ke belakang.
Dan aku melihat sebuah wajah yang cengar-cengir di sana...
arinu dan 65 lainnya memberi reputasi
66
Tutup