- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Dendam Cinta Dari Masa Silam
TS
beqichot
Dendam Cinta Dari Masa Silam
WARNING!!!!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Prolog
Hai...namaku Aji, lengkapnya Bayu Satriaji.
Aku baru saja pulang dari PETUALANG MASA LALU
Terakhir yang kuingat, aku beserta Zulaikha dan Menik, dua jin cantik.yang selalu mendampingiku selain dari Sang Pamomong, baru saja keluar dari portal yang membawa kami pulang dari masa lalu ratusan tahun silam.
Aku memgerjapkan mataku yang silau oleh cahaya yang menyorot di atas mataku.
Ah...rupanya cahaya lampu.
Perlahan, pandangan mataku menjadi semakin jelas. Kulihat langit-langit kamar yang putih dengan lampu yang menyilaukan mataku tadi.
Di mana aku gerangan? Bukankah aku baru saja keluar dari portal yang menghubungkan masa kini dan masa lalu?
"Mas Aji.... Kau sudah sadar?" sebuah suara menyapaku.
Aku menoleh ke arah suara yang menyapaku itu. Seraut wajah cantik dengan mata yang berair, menatapku.
"Desi...?"
"Iya mas... Ini aku!" jawabnya.
"Mas Aji...!" sebuah suara lain menyapaku.
Aku menoleh ke asal suara itu..
"Anin...? Kamu kok di sini? Aku di mana?" tanyaku.
"Sebentar mas, biar aku kasih tahu bapak dan dokter.kalau kamu sudah sadar!" katanya sambil beranjak pergi.
Bapak? Dokter?
Kok bapak juga ada di sini? Dokter? Berarti aku di rumah sakit...
Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa aku ada di rumah sakit?
"Des...ini di rumah sakit?"
"Iya Mas...!"
"Kok aku bisa disini?"
"Ssttt...mas istirahat saja dulu. Kita tunggu dokter dulu!" sahutnya sambil mengelus-elus tanganku.
Saat itulah pintu terbuka, dan dua wanita dengan pakaian serba putih menghampiriku. Seorang diantaranya memeriksa nadiku, menyenteri mataku, dan menempelkan stetoskop di dadaku.
"Bagaimana dokter?" sebuah suara yang berat terdengar beetanya.
"Keadaannya normal pak! Mungkin butuh pemulihan sebentar, dan 2 atau 3 hari kemudian sudah bisa pulang!" kata bu dokter.
'Syukurlah...!" kata Bapak.
"Bapak.....!" panggilku.
"Hai..cah bagus... Bikin panik orang tua saja kamu!" kata bapak sambil mengacak-acak rambutku.
"Maaf pak... Sudah bikin khawatir bapak..!" ucapku.
"Sudahlah. Yang penting kamu sudah ga papa sekarang!" ujar bapak.
"Apa yang sebenarnya terjadi pak?" tanyaku.
"Kamu ditemukan orang terbaring di jalanan setelah hujan. Lalu dibawa ke rumah sakit ini. Lalu orang itu membuka kontak hpmu dan menghubungi bapak. Bapak dsn Anin segera kemari. Dan kamu baru sadar setelah 3 hari pingsan!" kata bapak.
Hah.3 hari? Padahal aku ada di masa lalu selama 35 hari.
Jadi apakah kejadian di masa lalu itu hanyalah mimpi di saat aku tak sadar?
Kalau memang hanya mimpi, syukurlah...
Dan aku berharap itu semua memang hanya mimpi.
Aku menoleh pada Zulaikha dan Menik yang sedari tadi berdiri di samping ranjangku.
Mereka cuma mengangkat bahu dan menggeleng. .
Yah...semoga saja semua itu hanya mimpi belaka. Kembang tidur di saat aku pingsan. .
Semoga....
Aku masih dirawat selama 2 hari, dan Desi setia memungguku jika sudah pulang kuliah.
Sementara, bapak dan Anin jika malam istirahat di kostku.
Setelah dirasa sehat, aku diperbolehkan pulang.
Bersama bapak dan Anin, kami nakk taksi menuju kostan.
Zulaikha dan Menik melayang di samping mobil.
Di kostan sudah ada pacar tersayang dan adiknya yang menunggu kedatangan kami....
Yah...aku kembali berada di jamanku. Pengalaman di masa lalu itu, entah nyata ataukah sekedar mimpi belaka?
Only time will tell.....
INDEX:
Prolog
The Begining
Naning
The Truth
Lanjutan
Naning Lagi....
Melati's Pov
Godaan Nenek Bohai
Menik's Pov
Tukang Ojek
Masalah Cewe Dino
Di Rumah Firda
Menolong Naning....
One By One
Pulang....
Di Madrasah 1
Di Madrasah 2
It's Begin...
Bingung
Masih Di Rumah Naning
Menik's Pov
Pengakuan Firda
Desi Cemburu
Pertempuran
Bendera Perang Sudah Dikibarkan
Masalah mulai bertambah
Firda's Pov
Liburan Semester
Kejadian Di Kamar Kost.....
Di Gazebo..
Tekad Naning
Pov nya Kunyil
Balada Lontong Opor
Kunyil Ember
Ditinggal.....
Pengusiran
Pulang....
Nenek Tua
Mimpi
RSJ
Pertempuran Seru
Serangan Susulan
Menuju Sumber....
Lanjutannya..
Kurnia
Sebuah Pengakuan
Interogasi
Menepati Janji
Malam Minggu
Piknik....
Di Curug
Ki Sarpa
Berlatih
Ketiduran
Kejadian Aneh
Kyai Punggel
Pagi Absurd
Pov: Naning
Latihan Di Gunung
Wejangan
Aku Dipelet?
Lebih Hebat Dari Pelet
Terusan Kemarin
Tante Fitri Yang....
She's Back
Bros
Makhluk Paling Absurd
Makhluk Absurd 2
Part Kesekian
Cowo Tajir
Jangan Buat Naning Menangis
Surprise
Kejadian Aneh
Quote:
Menghentikan Perang
Ahaha ..
Jatuh Bangun
Selaras
Mulai Dari Awal
Kembali
Rencana Bapak
Gadis Galak
Pengobatan
Sang Dukun
Sandra
A Little Bonus: Sandra's Pov
Pulang Ke Kost
Nenek Tukang Pijat
Upgrade
Si Galak Sakit
Fight....
Proyek Besar
Kesurupan Massal
Kalahkan Biangnya
Kosong
Dreamin'
About Renita
Kenapa Dengan Sandra?
Teluh
Serangan kedua
Gelud Lagi...
Hadiah Nyi Rambat
Kembalinya Trio Ghaib
Kepergian Zulaikha
Kurnia's Pov
Lanjutan Indeks
Diubah oleh beqichot 18-09-2021 12:54
xue.shan dan 199 lainnya memberi reputasi
190
389.6K
12.1K
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
beqichot
#551
Pulang..
Esok siangnya, kami dijemput oleh ortu Firda.
Akupun mengatakan bahwa tugas yang diberikan sudah kuselesaikan.
Om Bram nyaris tak percaya, karena menurut Firda, aku dan dia selalu bersama-sama dan nyaris tak pernah berpisah.
Maka akupun mencoba membuktikan pada om Bram.
"Om, tante, dan Firda, gimana perasaan kalian saat pertama menginjak tanah yang dibeli itu?" tanyaku.
"Aku merasakan sedikit tekanan di sana!" jawab Om Bram.
"Kalau aku, seluruh bulu kudukku berdiri!" kata Tante Fitri.
"Aku juga sama seperti mama... Tempatnya rasanya lembab dan ga nyaman!" sahut firda.
"Nah, sekarang mari kita kesana dan kita buktikan, apakah rasa itu masih ada atau tidak...!" ajakku pada mereka.
Mereka menurut saja, dan kami berempat berjalan menuju ke tanah yang dibeli oleh Om Bram itu.
Letaknya yang tidak terlalu jauh dari villa, maka kami memutuskan untuk berjalan kaki saja.
Sepuluh menit berjalan kaki, sampailah kami di tanah itu. Tak kurasakan lagi aura gelap yang menyelimuti tempat itu.
"Hei...rasanya memang lain ya? Aku ga merasa tertekan lagi di sini!"
"Bener pa... Rasanya malah teduh, nyaman banget. Ga ada serem-seremnya deh. Bulu kuduk mama ga berdiri sama sekali!"
"Nah itu Om, tante, bukti bahwa tenpat ini sudah dibersihkan." kataku menimpali kata-kata mereka.
"Wah...makasih banyak nak Aji. Yang jadi pertanyaan, kapan kamu membersihkan temoat ini?" tanya om Bram.
"Ah...itu sih rahasia saya Om...hehe. Ga boleh dikatakan pada orang lain..!"
"Haha..main rahasia segala ya. Btw, terima kasih banyak sudah membantuku membersihkan tempat ini. Bakal aku bangun villa di sini. Biar kalau kita sekeluarga mau bersantai dan berlibur, ga perlu pusing mikirin sewa villa lagi.'
"Sama-sama Om...!"
"Yuk, kita pulang... Sudah makin siang ini...!" ajak Om Bram.
Kamipun beranjak untuk bersiap pulang ke kota kami. Firda dan mamanya berjalan di depan, sementara Om Bram mengajakku mengobrol selama dalam perjalanan. Kami berdua berjalan lambat, hingga tertinggal agak jauh dari Firda dan mamanya.
Tiba-tiba Om Bram merangkul pundakku dan berbisik padaku.
"Kamu apain Firda selama di sini? Awas kalau macam-macam...!" ancamnya. Tapi ga ada galak-galaknya...hehe.
"Tenang Om.. Anak Om masih utuh seperti sedia kala. Ga kurang juga ga nambah...!"
"Masa sih... Dua hari kalian berduaan terus, kamu ga ngapa-ngapain dia?"
"Ga Om... Saya kan anak baik Om...!" kataku sambil nyengir.
"Syukurlah kalau begitu. Om was was juga ninggalin.kalian berdua, tapi karena ada urusan mendadak, terpaksa Om tinggal.kalian di sini. Hmmm...atau kamu ga tertarik sama Firda?"
"Wah ..sebagai cowo normal sih tertarik juga Om. Tapi saya kan udah punya pacar Om. Saya kasihan sama Firda kalau sampai saya rusak Om. Lagipula, saya punya adik cewe Om. Jadi ga berani macam-macam deh...!"jelasku panjang lebar.
"Trus tanggapan Firda ginana?"
"Tentang apa Om?"
"Tentang kamu yang udah punya pacar. Om tahu, Firda punya rasa sama kamu!"
"Itu yang bikin saya bingung Om. Saya sudah memyarankan pada Firda untuk memcari cowo lain, tapi dia menolak Om. Katanya, sebelum ada janur kuning, dia masih berharap...!" jawabku.
"Hhh...memang susah memahami wanita Ji. Om juga ga ingin anak Om terluka hatinya. Makanya Om minta, tolong kamu jaga hatinya Firda ya? Walaupun kamu ga bisa membalas cintanya, tapi Om minta, jangan pernah menyakiti hatinya. Apalagi secara Verbal...!'
"Akan saya usahakan Om...!" jawabku.
Tak terasa kami sudah sampai di villa. Kami segera berkemas untuk pulang. Jam 3 sore kami berangkat. Aku dan Om Bram di depan, sementara Firda dan mamanya di belakang. Sesuai.dengan bayanganku. Dengan begini, aku bebas merokok di samping sopir...hahaha.
Pukul 5 sore, kami tiba di kostku. Setelah menurunkan aku di depan kost dan memberi amplop yang entah isinya apa, Om Bram langsung tancap gas untuk pulang.
Desi menyambutku dengan senyum manisnya. Diraihnya tanganku dan diciumnya. Lalu dibawanya tasku menuju kamar kostku.
"Mas capek khan? Mandi dulu aja, biar seger dan ilang capeknya."
"Iya Neng... Aku mandi dulu ya?"
Aku menyambar handuk dan alat mandi, lalu segera berlalu menuju kamar mandi
Selesai mandi, Desi sudah membuka tasku dan mengambil baju kotor, hendak direndamnya.
"Udah neng, biarin aja. Entar biar aku yang cuci!"
"Iya mas... Eh, itu kopinya diminum dulu mas. Keburu dingin." katanya.
Di atas meja sudah tersedia segelas kopi. Wah, serasa dah punya istri aja kalau begini.
"Makasih ya neng. Aku bawa ke teras ya?"
"Sini mas, aku bawain...!"
"Ga usah neng... Yuk duduk di teras!" ajakku.
Kami duduk di teras dan ngobrol berbagai hal. Desi juga menanyakan bagaimana proses pembersihannya, apakah lancar atau tidak.
Aku ceritakan saja tentang pengusiran itu, walaupun yang 50% isinya kebohongan.
Wah...kok aku makin pinter bohong ya? Udah ga bener ini!
Gara-gara urusan cewe, kemampuanku ngeles dan bohong semakin meningkat.
Bikin nambah dosa aja deh...
Tapi mau gimana lagi, daripada bicara jujur namun menyakiti orang lain.
(Itulah manusia... Suka memcari pembenaran untuk kesalahan yang dilakukan)
Ahaha...pokoknya dianggap.aja benar lah.....
Esok harinya, saatnya kuliah. Walaupun sebenarnya males, tapi kuliah kudu dijalankan.
Dengan agak malas, aku berangkat ke kampus.
Dan ternyata, dosen ga hadir...asisten ga ada, jadilah pulang lagi ke kost. Tahu gitu, tadi ga usah berangkat aja.
Sampai kost aku membaringkan badan di kasur. Ga tahu kenapa, hari ini rasanya males banget ngapa-ngapain.
Badan rasanya aneh. Lemes dan ga bertenaga.
Ada apa ini? Apakah pendekar juga bisa kurang darah?
Ga terasa aku terlelap. Bangun-bangun sudah jam 12 siang.
Ini juga aneh... Aku ga pernah tidur pagi hari gini.
Setelah sholat, aku membuat segelas kopi. Siapa tahu bisa mengembalikan semangatku yang down.
Dengan duduk berselonjor di dalam kamar, aku menyeruput kopi panas itu. Ahh ...segar. Kunyalakan sebatang rokok, kuhisap dalam-dalam dan...uhuk...uhuk....aku terbatuk.
Tapi ga kapok kuhisap lagi...kelepaskan asap ke udara.
Nikmatnya....
Habis segelas kopi, semangatku pulih lagi. Badan terasa segar...
Tapi perasaan kok ada yang kurang ya?
Oh iya...belum makan siang. Makanya kok seperti ada yang kurang
Saat aku bersiap mencari makan siang, hpku berbunyi.
Sebuah chat dari Naning masuk...
Makan gratis jangan ditolak. Segera aku meluncur ke rumah Naning. Menyongsong makan siang gratis...perbaikan gizi....
Akupun mengatakan bahwa tugas yang diberikan sudah kuselesaikan.
Om Bram nyaris tak percaya, karena menurut Firda, aku dan dia selalu bersama-sama dan nyaris tak pernah berpisah.
Maka akupun mencoba membuktikan pada om Bram.
"Om, tante, dan Firda, gimana perasaan kalian saat pertama menginjak tanah yang dibeli itu?" tanyaku.
"Aku merasakan sedikit tekanan di sana!" jawab Om Bram.
"Kalau aku, seluruh bulu kudukku berdiri!" kata Tante Fitri.
"Aku juga sama seperti mama... Tempatnya rasanya lembab dan ga nyaman!" sahut firda.
"Nah, sekarang mari kita kesana dan kita buktikan, apakah rasa itu masih ada atau tidak...!" ajakku pada mereka.
Mereka menurut saja, dan kami berempat berjalan menuju ke tanah yang dibeli oleh Om Bram itu.
Letaknya yang tidak terlalu jauh dari villa, maka kami memutuskan untuk berjalan kaki saja.
Sepuluh menit berjalan kaki, sampailah kami di tanah itu. Tak kurasakan lagi aura gelap yang menyelimuti tempat itu.
"Hei...rasanya memang lain ya? Aku ga merasa tertekan lagi di sini!"
"Bener pa... Rasanya malah teduh, nyaman banget. Ga ada serem-seremnya deh. Bulu kuduk mama ga berdiri sama sekali!"
"Nah itu Om, tante, bukti bahwa tenpat ini sudah dibersihkan." kataku menimpali kata-kata mereka.
"Wah...makasih banyak nak Aji. Yang jadi pertanyaan, kapan kamu membersihkan temoat ini?" tanya om Bram.
"Ah...itu sih rahasia saya Om...hehe. Ga boleh dikatakan pada orang lain..!"
"Haha..main rahasia segala ya. Btw, terima kasih banyak sudah membantuku membersihkan tempat ini. Bakal aku bangun villa di sini. Biar kalau kita sekeluarga mau bersantai dan berlibur, ga perlu pusing mikirin sewa villa lagi.'
"Sama-sama Om...!"
"Yuk, kita pulang... Sudah makin siang ini...!" ajak Om Bram.
Kamipun beranjak untuk bersiap pulang ke kota kami. Firda dan mamanya berjalan di depan, sementara Om Bram mengajakku mengobrol selama dalam perjalanan. Kami berdua berjalan lambat, hingga tertinggal agak jauh dari Firda dan mamanya.
Tiba-tiba Om Bram merangkul pundakku dan berbisik padaku.
"Kamu apain Firda selama di sini? Awas kalau macam-macam...!" ancamnya. Tapi ga ada galak-galaknya...hehe.
"Tenang Om.. Anak Om masih utuh seperti sedia kala. Ga kurang juga ga nambah...!"
"Masa sih... Dua hari kalian berduaan terus, kamu ga ngapa-ngapain dia?"
"Ga Om... Saya kan anak baik Om...!" kataku sambil nyengir.
"Syukurlah kalau begitu. Om was was juga ninggalin.kalian berdua, tapi karena ada urusan mendadak, terpaksa Om tinggal.kalian di sini. Hmmm...atau kamu ga tertarik sama Firda?"
"Wah ..sebagai cowo normal sih tertarik juga Om. Tapi saya kan udah punya pacar Om. Saya kasihan sama Firda kalau sampai saya rusak Om. Lagipula, saya punya adik cewe Om. Jadi ga berani macam-macam deh...!"jelasku panjang lebar.
"Trus tanggapan Firda ginana?"
"Tentang apa Om?"
"Tentang kamu yang udah punya pacar. Om tahu, Firda punya rasa sama kamu!"
"Itu yang bikin saya bingung Om. Saya sudah memyarankan pada Firda untuk memcari cowo lain, tapi dia menolak Om. Katanya, sebelum ada janur kuning, dia masih berharap...!" jawabku.
"Hhh...memang susah memahami wanita Ji. Om juga ga ingin anak Om terluka hatinya. Makanya Om minta, tolong kamu jaga hatinya Firda ya? Walaupun kamu ga bisa membalas cintanya, tapi Om minta, jangan pernah menyakiti hatinya. Apalagi secara Verbal...!'
"Akan saya usahakan Om...!" jawabku.
Tak terasa kami sudah sampai di villa. Kami segera berkemas untuk pulang. Jam 3 sore kami berangkat. Aku dan Om Bram di depan, sementara Firda dan mamanya di belakang. Sesuai.dengan bayanganku. Dengan begini, aku bebas merokok di samping sopir...hahaha.
Pukul 5 sore, kami tiba di kostku. Setelah menurunkan aku di depan kost dan memberi amplop yang entah isinya apa, Om Bram langsung tancap gas untuk pulang.
Desi menyambutku dengan senyum manisnya. Diraihnya tanganku dan diciumnya. Lalu dibawanya tasku menuju kamar kostku.
"Mas capek khan? Mandi dulu aja, biar seger dan ilang capeknya."
"Iya Neng... Aku mandi dulu ya?"
Aku menyambar handuk dan alat mandi, lalu segera berlalu menuju kamar mandi
Selesai mandi, Desi sudah membuka tasku dan mengambil baju kotor, hendak direndamnya.
"Udah neng, biarin aja. Entar biar aku yang cuci!"
"Iya mas... Eh, itu kopinya diminum dulu mas. Keburu dingin." katanya.
Di atas meja sudah tersedia segelas kopi. Wah, serasa dah punya istri aja kalau begini.
"Makasih ya neng. Aku bawa ke teras ya?"
"Sini mas, aku bawain...!"
"Ga usah neng... Yuk duduk di teras!" ajakku.
Kami duduk di teras dan ngobrol berbagai hal. Desi juga menanyakan bagaimana proses pembersihannya, apakah lancar atau tidak.
Aku ceritakan saja tentang pengusiran itu, walaupun yang 50% isinya kebohongan.
Wah...kok aku makin pinter bohong ya? Udah ga bener ini!
Gara-gara urusan cewe, kemampuanku ngeles dan bohong semakin meningkat.
Bikin nambah dosa aja deh...
Tapi mau gimana lagi, daripada bicara jujur namun menyakiti orang lain.
(Itulah manusia... Suka memcari pembenaran untuk kesalahan yang dilakukan)
Ahaha...pokoknya dianggap.aja benar lah.....
Esok harinya, saatnya kuliah. Walaupun sebenarnya males, tapi kuliah kudu dijalankan.
Dengan agak malas, aku berangkat ke kampus.
Dan ternyata, dosen ga hadir...asisten ga ada, jadilah pulang lagi ke kost. Tahu gitu, tadi ga usah berangkat aja.
Sampai kost aku membaringkan badan di kasur. Ga tahu kenapa, hari ini rasanya males banget ngapa-ngapain.
Badan rasanya aneh. Lemes dan ga bertenaga.
Ada apa ini? Apakah pendekar juga bisa kurang darah?
Ga terasa aku terlelap. Bangun-bangun sudah jam 12 siang.
Ini juga aneh... Aku ga pernah tidur pagi hari gini.
Setelah sholat, aku membuat segelas kopi. Siapa tahu bisa mengembalikan semangatku yang down.
Dengan duduk berselonjor di dalam kamar, aku menyeruput kopi panas itu. Ahh ...segar. Kunyalakan sebatang rokok, kuhisap dalam-dalam dan...uhuk...uhuk....aku terbatuk.
Tapi ga kapok kuhisap lagi...kelepaskan asap ke udara.
Nikmatnya....
Habis segelas kopi, semangatku pulih lagi. Badan terasa segar...
Tapi perasaan kok ada yang kurang ya?
Oh iya...belum makan siang. Makanya kok seperti ada yang kurang
Saat aku bersiap mencari makan siang, hpku berbunyi.
Sebuah chat dari Naning masuk...
Quote:
Makan gratis jangan ditolak. Segera aku meluncur ke rumah Naning. Menyongsong makan siang gratis...perbaikan gizi....
arinu dan 62 lainnya memberi reputasi
63
Tutup