- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Dendam Cinta Dari Masa Silam
TS
beqichot
Dendam Cinta Dari Masa Silam
WARNING!!!!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Prolog
Hai...namaku Aji, lengkapnya Bayu Satriaji.
Aku baru saja pulang dari PETUALANG MASA LALU
Terakhir yang kuingat, aku beserta Zulaikha dan Menik, dua jin cantik.yang selalu mendampingiku selain dari Sang Pamomong, baru saja keluar dari portal yang membawa kami pulang dari masa lalu ratusan tahun silam.
Aku memgerjapkan mataku yang silau oleh cahaya yang menyorot di atas mataku.
Ah...rupanya cahaya lampu.
Perlahan, pandangan mataku menjadi semakin jelas. Kulihat langit-langit kamar yang putih dengan lampu yang menyilaukan mataku tadi.
Di mana aku gerangan? Bukankah aku baru saja keluar dari portal yang menghubungkan masa kini dan masa lalu?
"Mas Aji.... Kau sudah sadar?" sebuah suara menyapaku.
Aku menoleh ke arah suara yang menyapaku itu. Seraut wajah cantik dengan mata yang berair, menatapku.
"Desi...?"
"Iya mas... Ini aku!" jawabnya.
"Mas Aji...!" sebuah suara lain menyapaku.
Aku menoleh ke asal suara itu..
"Anin...? Kamu kok di sini? Aku di mana?" tanyaku.
"Sebentar mas, biar aku kasih tahu bapak dan dokter.kalau kamu sudah sadar!" katanya sambil beranjak pergi.
Bapak? Dokter?
Kok bapak juga ada di sini? Dokter? Berarti aku di rumah sakit...
Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa aku ada di rumah sakit?
"Des...ini di rumah sakit?"
"Iya Mas...!"
"Kok aku bisa disini?"
"Ssttt...mas istirahat saja dulu. Kita tunggu dokter dulu!" sahutnya sambil mengelus-elus tanganku.
Saat itulah pintu terbuka, dan dua wanita dengan pakaian serba putih menghampiriku. Seorang diantaranya memeriksa nadiku, menyenteri mataku, dan menempelkan stetoskop di dadaku.
"Bagaimana dokter?" sebuah suara yang berat terdengar beetanya.
"Keadaannya normal pak! Mungkin butuh pemulihan sebentar, dan 2 atau 3 hari kemudian sudah bisa pulang!" kata bu dokter.
'Syukurlah...!" kata Bapak.
"Bapak.....!" panggilku.
"Hai..cah bagus... Bikin panik orang tua saja kamu!" kata bapak sambil mengacak-acak rambutku.
"Maaf pak... Sudah bikin khawatir bapak..!" ucapku.
"Sudahlah. Yang penting kamu sudah ga papa sekarang!" ujar bapak.
"Apa yang sebenarnya terjadi pak?" tanyaku.
"Kamu ditemukan orang terbaring di jalanan setelah hujan. Lalu dibawa ke rumah sakit ini. Lalu orang itu membuka kontak hpmu dan menghubungi bapak. Bapak dsn Anin segera kemari. Dan kamu baru sadar setelah 3 hari pingsan!" kata bapak.
Hah.3 hari? Padahal aku ada di masa lalu selama 35 hari.
Jadi apakah kejadian di masa lalu itu hanyalah mimpi di saat aku tak sadar?
Kalau memang hanya mimpi, syukurlah...
Dan aku berharap itu semua memang hanya mimpi.
Aku menoleh pada Zulaikha dan Menik yang sedari tadi berdiri di samping ranjangku.
Mereka cuma mengangkat bahu dan menggeleng. .
Yah...semoga saja semua itu hanya mimpi belaka. Kembang tidur di saat aku pingsan. .
Semoga....
Aku masih dirawat selama 2 hari, dan Desi setia memungguku jika sudah pulang kuliah.
Sementara, bapak dan Anin jika malam istirahat di kostku.
Setelah dirasa sehat, aku diperbolehkan pulang.
Bersama bapak dan Anin, kami nakk taksi menuju kostan.
Zulaikha dan Menik melayang di samping mobil.
Di kostan sudah ada pacar tersayang dan adiknya yang menunggu kedatangan kami....
Yah...aku kembali berada di jamanku. Pengalaman di masa lalu itu, entah nyata ataukah sekedar mimpi belaka?
Only time will tell.....
INDEX:
Prolog
The Begining
Naning
The Truth
Lanjutan
Naning Lagi....
Melati's Pov
Godaan Nenek Bohai
Menik's Pov
Tukang Ojek
Masalah Cewe Dino
Di Rumah Firda
Menolong Naning....
One By One
Pulang....
Di Madrasah 1
Di Madrasah 2
It's Begin...
Bingung
Masih Di Rumah Naning
Menik's Pov
Pengakuan Firda
Desi Cemburu
Pertempuran
Bendera Perang Sudah Dikibarkan
Masalah mulai bertambah
Firda's Pov
Liburan Semester
Kejadian Di Kamar Kost.....
Di Gazebo..
Tekad Naning
Pov nya Kunyil
Balada Lontong Opor
Kunyil Ember
Ditinggal.....
Pengusiran
Pulang....
Nenek Tua
Mimpi
RSJ
Pertempuran Seru
Serangan Susulan
Menuju Sumber....
Lanjutannya..
Kurnia
Sebuah Pengakuan
Interogasi
Menepati Janji
Malam Minggu
Piknik....
Di Curug
Ki Sarpa
Berlatih
Ketiduran
Kejadian Aneh
Kyai Punggel
Pagi Absurd
Pov: Naning
Latihan Di Gunung
Wejangan
Aku Dipelet?
Lebih Hebat Dari Pelet
Terusan Kemarin
Tante Fitri Yang....
She's Back
Bros
Makhluk Paling Absurd
Makhluk Absurd 2
Part Kesekian
Cowo Tajir
Jangan Buat Naning Menangis
Surprise
Kejadian Aneh
Quote:
Menghentikan Perang
Ahaha ..
Jatuh Bangun
Selaras
Mulai Dari Awal
Kembali
Rencana Bapak
Gadis Galak
Pengobatan
Sang Dukun
Sandra
A Little Bonus: Sandra's Pov
Pulang Ke Kost
Nenek Tukang Pijat
Upgrade
Si Galak Sakit
Fight....
Proyek Besar
Kesurupan Massal
Kalahkan Biangnya
Kosong
Dreamin'
About Renita
Kenapa Dengan Sandra?
Teluh
Serangan kedua
Gelud Lagi...
Hadiah Nyi Rambat
Kembalinya Trio Ghaib
Kepergian Zulaikha
Kurnia's Pov
Lanjutan Indeks
Diubah oleh beqichot 18-09-2021 12:54
xue.shan dan 199 lainnya memberi reputasi
190
387.7K
12.1K
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
beqichot
#174
Masalah Cewe Dino
Oke...lupakan kejadian di rumah Naning. Ga penting beut wat diinget inget...
Siang itu aku kuliah seperti biasa.. Ketemu Firda dan dapat oleh-oleh juga.
Baik bener tuh bocah... Yeah..temen yang baik banget ya cuman Firda dan Dino. Dari awal kuliah sampai sekarang, ga nambah2.
Sebuah bukti kalo aku orang yang ga pandai bergaul...
Firda menyuruhku datang ke rumahnya malam nanti. Aku iyain aja.. Lagian kayaknya ga ada rencana kemana-mana entar malam.
Mungkin ada yang nanya, aku sering ke tempat Firda, apakah Desi ga curiga atau cemburu?
Ya jelas lah gan... Cunan saking cintanya sama aku, setiap diberi pengertian, Desi langsung percaya.
Nah..asik khan...?
Punya pacar tapi ga kehilangan kebebasan dan masih punya privasi.
Desi mah ga over protektif kayak cewe lain. Dan aku salut sama dia, jadi aku ga ada niat buat mengkhianatinya, atau menduakannya... Yah..kecuali ada kesempatan dan khilaf..hehe.
Ga perlu munafik, sebagai seorang cowo, aku jelas tertarik melihat cewe yang cantik dan bohai...makanya sampai kejebak oleh Nyi Rambat..
Tinggal kita bisa jaga mata dan hati atau tidak. Itu saja sih...
Nah .kalo sampai khilaf mah, ya mau gimana lagi.. Namanya juga khilaf.. Nikmati aja...
Yang cowo...siapa yang setuju??? Ahahaha...
Malah OOT...
Back to story...
Malam itu aku berencana pergi ke rumah Firda. Alasan sama Desi jelas...ngerjain tugas...hehe.
Tapi saat akan berangkat, aku ditelpon sama Dino. Dia bikang ada hal urgent yang berhubungan dengan alam ghaib.
Dan itu menyangkut diri pacarnya...
Aku dimintanya untuk datang ke kostan dia.
Sebagai teman yang baik, aku memutuskan untuk membantu Dino aja. Ke rumah Firdanya lain kali aja deh...
Aku chat Firda, dan membatalkan kunjunganku ke rumahnya dan mengatakan pula alasannya.
Yeah...Firda bilang, bantuin Dino dulu aja. Ntar kalo sudah selesai, baru ke rumahnya.
Duh..pengertian nih, teman satu ini..
Aku juga pamit ke Desi bahwa aku bakal ke kostan Dino. Wajahnya yang semula agak butek, mendadak menjadi cerah, dan aku dapat bonus ciuman..sweet..sweet...huhuy..yeah...
Aku segera tancap gas motorku, dengan kecepatan 40km/jam.
Ga perlu cepet-cepet... Yang penting sampai dan selamat...
15 menit kemudian, sampailah aku di kostan si Dino. Dia udah nunggu aku di bangku depan kamarnya...
Aku segera ke kamarnya, dan parkir motor di depan kamar itu.
"Wah..udah nungguin aja lo...!" kataku.
"Jiah...GR amat... Gue lagi gerah nih di dalem...!" katanya.
DHUENK....tebakanku salah...
Cuek aja, dah biasa kita saling bully..hehe. Namanya juga sahabat untuk selamanya, berbagi dan saling menjaga. Kau dan aku sahabat .. Untuk selamanya.... Selama lamanya... Selingkuh...
...malah nyanyi..
"Oke..to the point ajah. Mana kopinya?" tanyaku.
"Duh..baru datang, belum ngapa-ngapain, dah minta kopi aja lo?"
"Lah..itu syarat utama bro... Kudu..!!" jawabku.
"Iya..iya, bentar gue buatin..!"
"Dari tadi kek.. Sekalian ududnya, ketinggalan nih!" kataku.
"Halah modus, bilang aja abis trus mau beli ga ada duit lo...!" sahutnya dari dalam kamar.
U see? Kita emang sehati guys. Tahu aja dia kalo duit bulananku dah menipis...ahahaha..
Tak lama, Dino keluar dengan memakai tanktop..ups..sorry, membawa segelas kopi. Kok cuman segelas?
Jangan salah guys, segelas jumbo ukuran 1 liter. Khan mantap tuh...
Segelas berdua...wihhh..mesra deh...-abaikan-.
Alasan sesungguhnya adalah, cuman itu gelas yang dia punya...
"Jadi ada masalah apa nih?" tanyaku.
"Masalah biasa sebenarnya. Cewe gue tuh bingung. Sekarang kalau do rumah, doi merasa ga betah gltu bro. Akhir-akhlr ini ortunya sering banget bertengkar. Padahal dulu-dulu mereka selalu romantis. Cewe gue pun ikut-ikutan perang mulut sama ortunya.
Dan ada yang aneh bro.. Ortu cewe gue itu sering gantian sakitnya. Seminggu mamanya, seminggu kemudian papanya. Tapi saat diperiksakan ke dokter mereka baik-baik aja. Dan kalo di luar lingkungan rumah, mereka romantis lagi dan juga sehat.
Tapi kalo kembali ke rumah, selalu aja sakit lagi dan tengkar lagi. Nah, gue pikir, tuh rumah pasti ada apa-apanya bro. Dan karena lo yang tahu masalah begituan, ya gue minta tolong lo!"
Hmm..cerita yang aneh. Berarti masalahnya ada di rumah itu. Tapi aku belum bisa menyimpulkan apapun jika belum melihat rumah itu.
"Jelas bro, masalahnya ada di rumah cewe lo. Cuman masalahnya apa, gue belum bisa pastiin. Gue harus lihat rumahnya dulu, baru bisa gue lihat masalahnya di mana!" kataku pada Dino.
"Oke..gue telpon dulu cewe gue. Tapi ada syaratnya kalo.lo pengin lihat rumahnya."
"Kok pake syarat sih? Yang butuh bantuan kan elo... Kok gue yang dikasih syarat?"
"Harus ini... Pokoknya, lo nanti.di rumah cewe gue ga boleh tepe2 ma cewe gue. Ga boleh ngomong macem-macem...!"
"Lah..emang napa ?"
"Gue cuman jaga-jaga supaya cewe gue ga naksir sama lo!" katanya.
"Gila lo... Lo pikir gue doyan ama cewe sohib gue sendiri? Ga bakal lah...!!"
"Oke sip... Gue bakal telpon cewe gue dulu."
"Buruan... Gue ada janji nih...!"
"Halah...sok penting lo...!" sahut Dino. Lalu dia nelpon cewenya.
Singkat cerita, gue dan Dino cabut ke rumah cewenya.
Kami tiba di sebuah rumah berbentuk joglo, yang masih asli dan terawat apik. Jadi inget rumah Ki Gede...haha.
Kami disambut seorang cewe berkulit putih dan berwajah manis.
Busyet..kenal di mana si Dino sama makhluk manis kayak.gini?
Aku dikenalkan demgan cewe itu yang bernama Sandra. Lalu kami ngobrol tentang permasalahan yang terjadi. Aku memang merasakan aura negatif di rumah itu. Tapi ini bukan aura jin atau ghaib.
Ini aura yang aneh... Belum ku kenal.
Aku melirik pada Zul dan Menik.
Zul mengarahkan telumjukmya pada deretan sangkar burung yang digantung di pendopo rumah itu.
Alu memperhatikan deretan sangkar itu dan kulihat, banyak sekali burung perkutut peliharaan yang ada dalam.sangkar-sangkar yang indah itu.
Saat aku memperhatikan ssngkar-sangkar itu, aku mendengar suara burung perkutut yang berbunyi.
Disusul.oleh seekor burung perkutut yang lain.
Aneh...burung perkutut kok malem2 bunyi atau manggung. Emang mereka ga ngantuk.ya?
"San...boleh ga gue ketemu ortu lo?" tanyaku.
"Boleh..kebetulan mereka ada di dalam. Ada apa emangnya?"
"Ya mau ngelamar kamu lah...hahaha!"
"Aji...!!" teriak Dino.
Sementara Sandra tersipu malu, lalu beranjak masuk ke bagian dalam rumah.
"Bercanda Din... Lo baperan amat sih!" kataku.
"Bercanda lo jelek...!" sergah Dino.
Aku hanya tertawa saja.
"Apa yang lo llhat Jl?" tanya Dino.
"Entar lo juga tahu lah...!"
"Ah..jelek lo, main rahasia sama gue!"
Tak lama, Sandra keluar bersama kedua ortunya.
Setelah duduk, papanya Sandra bertanya kepadaku.
"Adik ini yang ingin bicara dengan kami?" tanyanya padaku.
"Benar pak.. Saya teman dari Dino ini pak. Dan saya tertarik dengan burung bapak...eh.. Maksud saya perkutut peliharaan bapak!"
Mereka sempat ketawa mendengar ucapanku.
"Jadi apa yang membuat adik tertarik?"
"Saya tertarik pada dua perkutut yang masih manggung walaupun sudah malam! Itu perkutut lokal ya pak?"
"Benar dik, itu perkutut lokal. Pemberian kolega saya!"
"Apakah bapak paham tentang katuranggan perkutut lokal dan pengaruhnya pada sang pemelihara pak?"
"Hahaha...sama sekali ga tahu. Walaupun senang dengan perkutut, tapi aku sama sekali ga mikirin masalah katuranggan perkutut itu!" kata papanya Sandra.
"Nah..di situ sumber masalhnya pak. Menurut kakek saya dulu, perkutut lokal itu punya katuranggan yang berpengaruh pada pemiliknya."
"Aku pernah dengar juga, tapi aku malas mempelajarinya. Lalu apa hubungannya dengan dua perkutut yang kau bicarakan tadi?"
"Beglni pak, menurut yang saya ingat, perkutut yang berbunyi di malam hari itu ada 2.
Yang pertama adalah yang berkaturanggan Durgana Gerikatau sebagian orang menyebutnya Durga Ngerik. Biasanya berbunyi siang dan malam hari.
Perkutut ini mempumyai pengaruh membuat pemiliknya suka bertengkar.
Sedang jenis yang kedua adalah Durgana Gawuh kadang disebut juga Durga Nguwuh, ink membuat pemiliknya sakit bergantian.
Ada sekltar 11 jenis perkutut yang tidsk baik dipellhara, tapi sebagian besar saya lupa pak..hehe?"
"Oh..begitu. Jadi sebaikmya gimana dik?"
"Ssbaiknya perkutut itu dilepas saja pak. Mungkin dua perkutut itu sumber yang membuat rumah ini bermasalah!" kataku.
"Wah...aku ga enak sama.kolegaku yg memberikan padaku!"
"Ya itu terserah bapak. Saya hanya menyampaikan apa yang saya tahu pada bapak. Semua keputusan ada di tangan bapak. Saya juga menyarankan, jika bapak menggemari perkutut, lebih.baik memelihara perkutut bangkok." kataku.
"Terima kasih atas peringatannya Dik. Biar nanti aku cari alasan untuk kolegaku ltu."
"Sama-sama pak. Mohon maaf, saya harus pamit sekarang, karena saya masih ada janji dengan seseorang!" kataku.
"Oh..silahkan kalau begitu. Sekali lagi terima kasih."
Akupun.cabut dari rumah Sandra, msninggalkan Dino di sana.
Segera aku meluncur ke rumah Firda, mumpung baru jam stengah sembilan malam.
Siang itu aku kuliah seperti biasa.. Ketemu Firda dan dapat oleh-oleh juga.
Baik bener tuh bocah... Yeah..temen yang baik banget ya cuman Firda dan Dino. Dari awal kuliah sampai sekarang, ga nambah2.
Sebuah bukti kalo aku orang yang ga pandai bergaul...
Firda menyuruhku datang ke rumahnya malam nanti. Aku iyain aja.. Lagian kayaknya ga ada rencana kemana-mana entar malam.
Mungkin ada yang nanya, aku sering ke tempat Firda, apakah Desi ga curiga atau cemburu?
Ya jelas lah gan... Cunan saking cintanya sama aku, setiap diberi pengertian, Desi langsung percaya.
Nah..asik khan...?
Punya pacar tapi ga kehilangan kebebasan dan masih punya privasi.
Desi mah ga over protektif kayak cewe lain. Dan aku salut sama dia, jadi aku ga ada niat buat mengkhianatinya, atau menduakannya... Yah..kecuali ada kesempatan dan khilaf..hehe.
Ga perlu munafik, sebagai seorang cowo, aku jelas tertarik melihat cewe yang cantik dan bohai...makanya sampai kejebak oleh Nyi Rambat..
Tinggal kita bisa jaga mata dan hati atau tidak. Itu saja sih...
Nah .kalo sampai khilaf mah, ya mau gimana lagi.. Namanya juga khilaf.. Nikmati aja...
Yang cowo...siapa yang setuju??? Ahahaha...
Malah OOT...
Back to story...
Malam itu aku berencana pergi ke rumah Firda. Alasan sama Desi jelas...ngerjain tugas...hehe.
Tapi saat akan berangkat, aku ditelpon sama Dino. Dia bikang ada hal urgent yang berhubungan dengan alam ghaib.
Dan itu menyangkut diri pacarnya...
Aku dimintanya untuk datang ke kostan dia.
Sebagai teman yang baik, aku memutuskan untuk membantu Dino aja. Ke rumah Firdanya lain kali aja deh...
Aku chat Firda, dan membatalkan kunjunganku ke rumahnya dan mengatakan pula alasannya.
Yeah...Firda bilang, bantuin Dino dulu aja. Ntar kalo sudah selesai, baru ke rumahnya.
Duh..pengertian nih, teman satu ini..
Aku juga pamit ke Desi bahwa aku bakal ke kostan Dino. Wajahnya yang semula agak butek, mendadak menjadi cerah, dan aku dapat bonus ciuman..sweet..sweet...huhuy..yeah...
Aku segera tancap gas motorku, dengan kecepatan 40km/jam.
Ga perlu cepet-cepet... Yang penting sampai dan selamat...
15 menit kemudian, sampailah aku di kostan si Dino. Dia udah nunggu aku di bangku depan kamarnya...
Aku segera ke kamarnya, dan parkir motor di depan kamar itu.
"Wah..udah nungguin aja lo...!" kataku.
"Jiah...GR amat... Gue lagi gerah nih di dalem...!" katanya.
DHUENK....tebakanku salah...
Cuek aja, dah biasa kita saling bully..hehe. Namanya juga sahabat untuk selamanya, berbagi dan saling menjaga. Kau dan aku sahabat .. Untuk selamanya.... Selama lamanya... Selingkuh...
...malah nyanyi..
"Oke..to the point ajah. Mana kopinya?" tanyaku.
"Duh..baru datang, belum ngapa-ngapain, dah minta kopi aja lo?"
"Lah..itu syarat utama bro... Kudu..!!" jawabku.
"Iya..iya, bentar gue buatin..!"
"Dari tadi kek.. Sekalian ududnya, ketinggalan nih!" kataku.
"Halah modus, bilang aja abis trus mau beli ga ada duit lo...!" sahutnya dari dalam kamar.
U see? Kita emang sehati guys. Tahu aja dia kalo duit bulananku dah menipis...ahahaha..
Tak lama, Dino keluar dengan memakai tanktop..ups..sorry, membawa segelas kopi. Kok cuman segelas?
Jangan salah guys, segelas jumbo ukuran 1 liter. Khan mantap tuh...
Segelas berdua...wihhh..mesra deh...-abaikan-.
Alasan sesungguhnya adalah, cuman itu gelas yang dia punya...
"Jadi ada masalah apa nih?" tanyaku.
"Masalah biasa sebenarnya. Cewe gue tuh bingung. Sekarang kalau do rumah, doi merasa ga betah gltu bro. Akhir-akhlr ini ortunya sering banget bertengkar. Padahal dulu-dulu mereka selalu romantis. Cewe gue pun ikut-ikutan perang mulut sama ortunya.
Dan ada yang aneh bro.. Ortu cewe gue itu sering gantian sakitnya. Seminggu mamanya, seminggu kemudian papanya. Tapi saat diperiksakan ke dokter mereka baik-baik aja. Dan kalo di luar lingkungan rumah, mereka romantis lagi dan juga sehat.
Tapi kalo kembali ke rumah, selalu aja sakit lagi dan tengkar lagi. Nah, gue pikir, tuh rumah pasti ada apa-apanya bro. Dan karena lo yang tahu masalah begituan, ya gue minta tolong lo!"
Hmm..cerita yang aneh. Berarti masalahnya ada di rumah itu. Tapi aku belum bisa menyimpulkan apapun jika belum melihat rumah itu.
"Jelas bro, masalahnya ada di rumah cewe lo. Cuman masalahnya apa, gue belum bisa pastiin. Gue harus lihat rumahnya dulu, baru bisa gue lihat masalahnya di mana!" kataku pada Dino.
"Oke..gue telpon dulu cewe gue. Tapi ada syaratnya kalo.lo pengin lihat rumahnya."
"Kok pake syarat sih? Yang butuh bantuan kan elo... Kok gue yang dikasih syarat?"
"Harus ini... Pokoknya, lo nanti.di rumah cewe gue ga boleh tepe2 ma cewe gue. Ga boleh ngomong macem-macem...!"
"Lah..emang napa ?"
"Gue cuman jaga-jaga supaya cewe gue ga naksir sama lo!" katanya.
"Gila lo... Lo pikir gue doyan ama cewe sohib gue sendiri? Ga bakal lah...!!"
"Oke sip... Gue bakal telpon cewe gue dulu."
"Buruan... Gue ada janji nih...!"
"Halah...sok penting lo...!" sahut Dino. Lalu dia nelpon cewenya.
Singkat cerita, gue dan Dino cabut ke rumah cewenya.
Kami tiba di sebuah rumah berbentuk joglo, yang masih asli dan terawat apik. Jadi inget rumah Ki Gede...haha.
Kami disambut seorang cewe berkulit putih dan berwajah manis.
Busyet..kenal di mana si Dino sama makhluk manis kayak.gini?
Aku dikenalkan demgan cewe itu yang bernama Sandra. Lalu kami ngobrol tentang permasalahan yang terjadi. Aku memang merasakan aura negatif di rumah itu. Tapi ini bukan aura jin atau ghaib.
Ini aura yang aneh... Belum ku kenal.
Aku melirik pada Zul dan Menik.
Zul mengarahkan telumjukmya pada deretan sangkar burung yang digantung di pendopo rumah itu.
Alu memperhatikan deretan sangkar itu dan kulihat, banyak sekali burung perkutut peliharaan yang ada dalam.sangkar-sangkar yang indah itu.
Saat aku memperhatikan ssngkar-sangkar itu, aku mendengar suara burung perkutut yang berbunyi.
Disusul.oleh seekor burung perkutut yang lain.
Aneh...burung perkutut kok malem2 bunyi atau manggung. Emang mereka ga ngantuk.ya?
"San...boleh ga gue ketemu ortu lo?" tanyaku.
"Boleh..kebetulan mereka ada di dalam. Ada apa emangnya?"
"Ya mau ngelamar kamu lah...hahaha!"
"Aji...!!" teriak Dino.
Sementara Sandra tersipu malu, lalu beranjak masuk ke bagian dalam rumah.
"Bercanda Din... Lo baperan amat sih!" kataku.
"Bercanda lo jelek...!" sergah Dino.
Aku hanya tertawa saja.
"Apa yang lo llhat Jl?" tanya Dino.
"Entar lo juga tahu lah...!"
"Ah..jelek lo, main rahasia sama gue!"
Tak lama, Sandra keluar bersama kedua ortunya.
Setelah duduk, papanya Sandra bertanya kepadaku.
"Adik ini yang ingin bicara dengan kami?" tanyanya padaku.
"Benar pak.. Saya teman dari Dino ini pak. Dan saya tertarik dengan burung bapak...eh.. Maksud saya perkutut peliharaan bapak!"
Mereka sempat ketawa mendengar ucapanku.
"Jadi apa yang membuat adik tertarik?"
"Saya tertarik pada dua perkutut yang masih manggung walaupun sudah malam! Itu perkutut lokal ya pak?"
"Benar dik, itu perkutut lokal. Pemberian kolega saya!"
"Apakah bapak paham tentang katuranggan perkutut lokal dan pengaruhnya pada sang pemelihara pak?"
"Hahaha...sama sekali ga tahu. Walaupun senang dengan perkutut, tapi aku sama sekali ga mikirin masalah katuranggan perkutut itu!" kata papanya Sandra.
"Nah..di situ sumber masalhnya pak. Menurut kakek saya dulu, perkutut lokal itu punya katuranggan yang berpengaruh pada pemiliknya."
"Aku pernah dengar juga, tapi aku malas mempelajarinya. Lalu apa hubungannya dengan dua perkutut yang kau bicarakan tadi?"
"Beglni pak, menurut yang saya ingat, perkutut yang berbunyi di malam hari itu ada 2.
Yang pertama adalah yang berkaturanggan Durgana Gerikatau sebagian orang menyebutnya Durga Ngerik. Biasanya berbunyi siang dan malam hari.
Perkutut ini mempumyai pengaruh membuat pemiliknya suka bertengkar.
Sedang jenis yang kedua adalah Durgana Gawuh kadang disebut juga Durga Nguwuh, ink membuat pemiliknya sakit bergantian.
Ada sekltar 11 jenis perkutut yang tidsk baik dipellhara, tapi sebagian besar saya lupa pak..hehe?"
"Oh..begitu. Jadi sebaikmya gimana dik?"
"Ssbaiknya perkutut itu dilepas saja pak. Mungkin dua perkutut itu sumber yang membuat rumah ini bermasalah!" kataku.
"Wah...aku ga enak sama.kolegaku yg memberikan padaku!"
"Ya itu terserah bapak. Saya hanya menyampaikan apa yang saya tahu pada bapak. Semua keputusan ada di tangan bapak. Saya juga menyarankan, jika bapak menggemari perkutut, lebih.baik memelihara perkutut bangkok." kataku.
"Terima kasih atas peringatannya Dik. Biar nanti aku cari alasan untuk kolegaku ltu."
"Sama-sama pak. Mohon maaf, saya harus pamit sekarang, karena saya masih ada janji dengan seseorang!" kataku.
"Oh..silahkan kalau begitu. Sekali lagi terima kasih."
Akupun.cabut dari rumah Sandra, msninggalkan Dino di sana.
Segera aku meluncur ke rumah Firda, mumpung baru jam stengah sembilan malam.
arinu dan 66 lainnya memberi reputasi
67
Tutup