- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Dendam Cinta Dari Masa Silam
TS
beqichot
Dendam Cinta Dari Masa Silam
WARNING!!!!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Prolog
Hai...namaku Aji, lengkapnya Bayu Satriaji.
Aku baru saja pulang dari PETUALANG MASA LALU
Terakhir yang kuingat, aku beserta Zulaikha dan Menik, dua jin cantik.yang selalu mendampingiku selain dari Sang Pamomong, baru saja keluar dari portal yang membawa kami pulang dari masa lalu ratusan tahun silam.
Aku memgerjapkan mataku yang silau oleh cahaya yang menyorot di atas mataku.
Ah...rupanya cahaya lampu.
Perlahan, pandangan mataku menjadi semakin jelas. Kulihat langit-langit kamar yang putih dengan lampu yang menyilaukan mataku tadi.
Di mana aku gerangan? Bukankah aku baru saja keluar dari portal yang menghubungkan masa kini dan masa lalu?
"Mas Aji.... Kau sudah sadar?" sebuah suara menyapaku.
Aku menoleh ke arah suara yang menyapaku itu. Seraut wajah cantik dengan mata yang berair, menatapku.
"Desi...?"
"Iya mas... Ini aku!" jawabnya.
"Mas Aji...!" sebuah suara lain menyapaku.
Aku menoleh ke asal suara itu..
"Anin...? Kamu kok di sini? Aku di mana?" tanyaku.
"Sebentar mas, biar aku kasih tahu bapak dan dokter.kalau kamu sudah sadar!" katanya sambil beranjak pergi.
Bapak? Dokter?
Kok bapak juga ada di sini? Dokter? Berarti aku di rumah sakit...
Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa aku ada di rumah sakit?
"Des...ini di rumah sakit?"
"Iya Mas...!"
"Kok aku bisa disini?"
"Ssttt...mas istirahat saja dulu. Kita tunggu dokter dulu!" sahutnya sambil mengelus-elus tanganku.
Saat itulah pintu terbuka, dan dua wanita dengan pakaian serba putih menghampiriku. Seorang diantaranya memeriksa nadiku, menyenteri mataku, dan menempelkan stetoskop di dadaku.
"Bagaimana dokter?" sebuah suara yang berat terdengar beetanya.
"Keadaannya normal pak! Mungkin butuh pemulihan sebentar, dan 2 atau 3 hari kemudian sudah bisa pulang!" kata bu dokter.
'Syukurlah...!" kata Bapak.
"Bapak.....!" panggilku.
"Hai..cah bagus... Bikin panik orang tua saja kamu!" kata bapak sambil mengacak-acak rambutku.
"Maaf pak... Sudah bikin khawatir bapak..!" ucapku.
"Sudahlah. Yang penting kamu sudah ga papa sekarang!" ujar bapak.
"Apa yang sebenarnya terjadi pak?" tanyaku.
"Kamu ditemukan orang terbaring di jalanan setelah hujan. Lalu dibawa ke rumah sakit ini. Lalu orang itu membuka kontak hpmu dan menghubungi bapak. Bapak dsn Anin segera kemari. Dan kamu baru sadar setelah 3 hari pingsan!" kata bapak.
Hah.3 hari? Padahal aku ada di masa lalu selama 35 hari.
Jadi apakah kejadian di masa lalu itu hanyalah mimpi di saat aku tak sadar?
Kalau memang hanya mimpi, syukurlah...
Dan aku berharap itu semua memang hanya mimpi.
Aku menoleh pada Zulaikha dan Menik yang sedari tadi berdiri di samping ranjangku.
Mereka cuma mengangkat bahu dan menggeleng. .
Yah...semoga saja semua itu hanya mimpi belaka. Kembang tidur di saat aku pingsan. .
Semoga....
Aku masih dirawat selama 2 hari, dan Desi setia memungguku jika sudah pulang kuliah.
Sementara, bapak dan Anin jika malam istirahat di kostku.
Setelah dirasa sehat, aku diperbolehkan pulang.
Bersama bapak dan Anin, kami nakk taksi menuju kostan.
Zulaikha dan Menik melayang di samping mobil.
Di kostan sudah ada pacar tersayang dan adiknya yang menunggu kedatangan kami....
Yah...aku kembali berada di jamanku. Pengalaman di masa lalu itu, entah nyata ataukah sekedar mimpi belaka?
Only time will tell.....
INDEX:
Prolog
The Begining
Naning
The Truth
Lanjutan
Naning Lagi....
Melati's Pov
Godaan Nenek Bohai
Menik's Pov
Tukang Ojek
Masalah Cewe Dino
Di Rumah Firda
Menolong Naning....
One By One
Pulang....
Di Madrasah 1
Di Madrasah 2
It's Begin...
Bingung
Masih Di Rumah Naning
Menik's Pov
Pengakuan Firda
Desi Cemburu
Pertempuran
Bendera Perang Sudah Dikibarkan
Masalah mulai bertambah
Firda's Pov
Liburan Semester
Kejadian Di Kamar Kost.....
Di Gazebo..
Tekad Naning
Pov nya Kunyil
Balada Lontong Opor
Kunyil Ember
Ditinggal.....
Pengusiran
Pulang....
Nenek Tua
Mimpi
RSJ
Pertempuran Seru
Serangan Susulan
Menuju Sumber....
Lanjutannya..
Kurnia
Sebuah Pengakuan
Interogasi
Menepati Janji
Malam Minggu
Piknik....
Di Curug
Ki Sarpa
Berlatih
Ketiduran
Kejadian Aneh
Kyai Punggel
Pagi Absurd
Pov: Naning
Latihan Di Gunung
Wejangan
Aku Dipelet?
Lebih Hebat Dari Pelet
Terusan Kemarin
Tante Fitri Yang....
She's Back
Bros
Makhluk Paling Absurd
Makhluk Absurd 2
Part Kesekian
Cowo Tajir
Jangan Buat Naning Menangis
Surprise
Kejadian Aneh
Quote:
Menghentikan Perang
Ahaha ..
Jatuh Bangun
Selaras
Mulai Dari Awal
Kembali
Rencana Bapak
Gadis Galak
Pengobatan
Sang Dukun
Sandra
A Little Bonus: Sandra's Pov
Pulang Ke Kost
Nenek Tukang Pijat
Upgrade
Si Galak Sakit
Fight....
Proyek Besar
Kesurupan Massal
Kalahkan Biangnya
Kosong
Dreamin'
About Renita
Kenapa Dengan Sandra?
Teluh
Serangan kedua
Gelud Lagi...
Hadiah Nyi Rambat
Kembalinya Trio Ghaib
Kepergian Zulaikha
Kurnia's Pov
Lanjutan Indeks
Diubah oleh beqichot 18-09-2021 12:54
xue.shan dan 199 lainnya memberi reputasi
190
389.7K
12.1K
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
beqichot
#27
The Begining
Setelah sehat kembali, aku kembali ke bangku kuliah setelah membolos selama 8 hari. 3 hari tak sadsr, 2 hari perawatan, dan 3 hari pemulihan.
Desi dengan sabar dan telaten menjaga dan merawatku selama pemulihan. Renita juga banyak membantu.
Bapak dan Anin sudah pulang ke kota asalku, segera setelah aku kembali ke kostan.
Tentunya dengan segudang nasehat agar aku bisa menjaga diri dengan baik.
Kasihan bapak yanh harus pontang panting mengurusku yang sakit. Mesti ijin dari kantor, dan juga pemgeluaran tak terduga karena sakitku ini. Pasti biayanya banyak sekali.
Aku kasihan juga dengan Anin yang mesti meninggalkan sekolahnya selama beberapa hari. Padahal.sudah mendekati ujian kelulusan.
Aku merasa bersalah karena sudah membuat mereka bersusah hati.
Terutama bapak yang mesti beejuang sendirian untuk mendidikku dan Anin, serta memenuhi segala kebutuhan kami.
Bapak adalah idolaku dan juga pahlawanku.
Semoga akan tiba waktunya aku membalas semua jerlh beliau.
Tanpa terasa sebulan lewat sejak aku dirawat di rumah saklt. Ga ada kejadian apapun yang istimewa dan berhubungan dengan masa lalu yang pernah aku singgahi.
Maka aku semakin yakin bahwa semua itu hanya mimpi atau halusinasi alam bawah sadarku saat aku tak sadarkan diri.
Mungkin sukmaku yang mengembara ke masa lalu.
Aku juga permah bertanya pada Zulaikha dan Menik tentang perjalanan kami ke masa lalu. Tapi, sama sepertlku, mereka merasa tak yakin.
Ternyata mereka juga merasa ragu tentang perjalanan kami ke masa lalu.
Tapi aneh juga menurutku. Jika itu hanya mimpi, masa sih Zulaikha dan Menik juga mimpi yang sama. Apa mungkin mimpi 3 orang saling berhubungan? Sepertinya itu hal yang sangat aneh.
Kalau 2 orang mimpinya sama, bisa terjadi.
Tapi kalo 3 orang, bahkan ads Nyi Among juga. Mungkinkah itu?
Saat sku bertanya pada Nyi Among saking penasarannya, beliau juga mengambang jawabannya. Kata beliau, tidak usah dipikirkan. Serahkan semuanya pada Allah SWT.
Makin membingungkan saja. Dan karena tidak ada keterangan yang muaskan, akhirnya aku beranggapan bahwa semuanya itu hanya mimpi saja, atau ilusi alam bawah sadarku.
Dan aku tak memikirkan lagi tentang petualanganku di masa lalu itu.
Hari-hari kujalani seperri biasa. Kuliah seperti biasa. Pacaran seperti biasa. Belajar dengan Firda seperti biasa.
Ga ada yang luar biasa.
Sesekali berkelahi dengan sosok ghaib, seperti yang sudah-sudah.
Yah...kuanggap kehidupanku berjalan normal dan biasa saja.
Aku sudah lupa dengan sosok gadis masa lalu yang kuanggap hanya ilusi belaka.
Tapi ternyata, yang kuanggap hanya mimpi atau ilusi itu, akan membawa perubaham dalam kehidupanku selanjutnya.
Semua berawal ketika aku mengantarkan Renita ke kampus.
Oh iya, rutinitasku antar jemput Renita masih berjalan.
Seperti pagi ini, aku mengantar Renita ke kampus, sementara kuliahku baru nanti siang. Saat aku mengantar Renita, dan sampai di dekat gedung fakultas teknik industri, aku melihat 2 orang cewe sedang bertengkar dengan 3 orang cowo. Dari kata-kata yang kudengar, tampaknya cewe2 itu sedang dipalak oleh preman kampung deket kampus.
Sementara seorang dari 2 cewe itu ngotot ga mau menyerahkan uang yang diminta 3 orang preman kampung itu.
Mereka terlibat pertengkaran yang seru.
"Mas...kasihan cewenya. Bantuin gih...!" ujar Renita padaku.
"Iya... Kamu tunggu di sini saja ya?" kataku sambil menyetandarkan motorku.
"Iya mas... Hati-hati...!" katanya.
"Oke....!"
Aku berjalan mendekat ke arah mereka yang sedang bersitegang.
Tampak salah satu preman kampung itu mencoba meraba dada salah seorang gadis itu. Tapi dengan gesit gadis itu mengelak, dan tangannya dengan cepat menampar pipi preman kampung itu.
Tampaknya keras sekali tamparan itu hingga si preman kampung kepalanya sampai tersentak ke samplng.
"Cari penyakit nih bocah...!" pikirku.
Aku yakin, preman kampung itu bakal membalas tamparan gadis itu.
Dan benar saja, si preman yang tertampar mengajak temannya untuk menangkap kedua gadis itu.
Mereka beetiga mengepung kedua gadis yang tampak tak berdaya itu.
Salah seorang dari gadis itu tampak gemetaran. Sementara gadis yang menampar tadi, tampak tenang. Dia melepas tasnya, dan menitipkan pada tenannya.
Aku segera berlari mendekat karena memang jarakku agak jauh juga.
Ketiga preman kampung itu segera mencoba menangkap dua gadis itu.
"Hei.....henti.....!" teriakanku terputus dan langkahku terhenti.
Aku berdiri mematung dan bengong sendiri...
Tampak si gadia yang tadi menampar si preman, bergerak gesit menghindari sergapan ketiga orang itu. Lalu dengan cepat membagi pukulan dan tendangan pada ketiga preman itu.
Para preman itu terjajar mundur...
Tapi tampaknya mereka belum kapok juga.
Maka mereka kembali mengerubut gadis itu. Sementara temannya berteriak-teriak ketakutan.
Sekarang ketlga preman itu bukan menyergap lagi, tapi mereka memukul dan menendang.
Gadis itu dengan indah berhasil mengindari serangan demi serangan yang ditujukan padanya.
Merasa jengkel karena serangan mereka tak ada yang kena, para preman itu sekarang menyerang dengan membabi buta.
Tapi gadis itu dengan tenang menghadapi mereka.
Sesekali dia membagi bogem dan tendangan kepada para preman itu, hingga mereka bergelimpangan.
Sadar bahwa mereka sudah kalah, maka segera saja mereka kabur meninggalkan tempat itu diiringi sorakan dari orang-orang yang menonton.
Aku masih bengong memandang gadis itu. Seorang gadis yang cantik, dengan celana jeans dan kaos lengan panjang disertai sebuah rompi anti peluru...ups...rompi biasa berwarna biru laut. Rambutnya yang panjang nampak dikuncir biasa saja.
"Hei... Kau juga teman mereka ya?" ketus gadis itu padaku.
"Eh...bukan..bukan!" jawabku.
"Kalau bukan ngapain bengong di situ?"
"Tadi sih niatnya mau bantuin lo. Tapi ternyata lo ga butuh bantuan... Ya sudah...!" jawabku.
"Ciss ..siapa yang butuh bantuanmu?" katanya.
Bener-bener nih cewe.... Kalo bukan cewe udah aku hajar mulutnya itu...
Dengan dongkol aku beebalik dan menuju motorku. Renita malah menghampiri cewe itu dan mendampratnya.
"Heh...lo ga punya hati ya? Orang udah niat baik mau nolongin lo, malah lo kata-katain!" teriak Renita.
"So...apa urusan lo? Atau jangan-jangan itu pacar lo ya? Sok jagoan..!" kata cewe itu.
"Dasar cewe ga punya perasaan... !" teriak Renita dengan muka memerah karena marah.
"Udah Ren... Jangan diurusin...!" kataku sambil menggamit lengan Renita dan mengajaknya berlalu dari situ.
"Emang siapa yang kesudian diurusin sama cewe lo?" kata gadis itu dengan kasar.
Busyet...kok ada sih cewe sekasar itu?
Aku hanya beristighfar untuk meredakan emosiku, lalu menyeret Renita yang mencak-mencak.
Aku terusin nganter Renita ke kampusnya. Aku dah lupain cewek galak itu.
Lagian ga kenal ini... Dan juga ga bakalan ketemu lagi...
Buat apa dipikirin....
Dan ternyata, prediksiku tadi salah... Secara ga sengaja, aku ketemu lagi sama cewe itu.
Tapi dalam situasi yang berbeda..
Kejadiannya, saat aku pulang kuliah, aku berniat buat ke kostan Dino. Udah lama ga ketemu sama makhluk satu ini..
Aku pengin tahu gimana kabarnya, masih hidup atau sudah mau 40 harinya ..
Di perjalanan, aku melihat seorang wanita menuntun motornya. Peluh tampak membanjiri wajahnya.
Eh...itu khan si gadis galak kemarin?
Kenapa motornya ya?
Sebagai seorang pria yang baik hati dan rajin menabung.., aku hampiri si cewe itu.
"Kenapa motornya mbak?" tanyaku.
Dia beehenti mendorong motornya dan mengangkat wajahnya memandangku.
"Kamu...??" katanya terkejut.
"Iya... Kenapa motormu?"
"Ga tahu nih, tiba-tiba aja mogok!" katanya sambil menunduk.
"Bensin masih?" tanyaku.
"Baru tadi pagi gue penuhin!" sahutnya sambil mengelap keringatnya.
Aku turun dari motor dan menghampiri motor maticnya.
"Coba mbak, siapa tahu bisa hidup!" kataku.
Dia menyerahkan motornya, dan aku standarin dobel dan aku slah.
Sampai berkali-kali ga hidup.juga.
"Wah...ada yang rusak ini mbak. Mungkin businya!"
"Lo ga bisa perbaikin?" tanyanya.
"Bisa kalo ada alat dan businya... Eh..kita bawa ke bemgkel.di depan sana. Sepertinya ada bengkel sekitar 300 meter dari sini!"
"300 meter? Jauh amat...!"
"Gini aja mbak. Mbak duduk di motor, nanti aku stut sampai ke bengkel.dah..!"
"Stut? Apaan tuh?"
"Mbak naik dulu aja, trus kita lakukan saja. Susah ngejelasinnya!" kataku.
Dia menurut, naik ke motornya.
Foot step kanan motor itu.aku buka, dan aku naik ke motorku.
Segera aku stut dia sampal ke bengkel terdekat.
Setelah sampai di bemgkel, aku berniat meneruskan perjalananku.
"Sudah ya mbak, gue mau terus nih..!"
"Eh...tunggu. Makasih ya udah mau nolongin aku, padahal aku dah jahat sama kamu kemarin. Aku minta maaf ya?" katanya.
Jiah..mulai pake aku kamu dia...
"Udah lupain aja mbak. Aku permisi dulu ya..!"
"Iya.. Terima kasih banyak...!"
"Sama-sama...!" jawabku sambil
Itu pertemuan keduaku dengan cewe galak itu.
Dan ternyata ga berakhir di situ... Aku masih bertemu lagi dengannya...di lain waktu.
Kayak sebuah kebetulan, berkali-kali aku bertemu dengannya...
Walaupun kadang cuma melihat, atau berpapasan dan say hi...
Bahkan aku ga tahu apapun tentang dia. Namanya pun tak tahu...
Sampai pada suatu saat....kejadian tak terduga terjadi pada kami.
Desi dengan sabar dan telaten menjaga dan merawatku selama pemulihan. Renita juga banyak membantu.
Bapak dan Anin sudah pulang ke kota asalku, segera setelah aku kembali ke kostan.
Tentunya dengan segudang nasehat agar aku bisa menjaga diri dengan baik.
Kasihan bapak yanh harus pontang panting mengurusku yang sakit. Mesti ijin dari kantor, dan juga pemgeluaran tak terduga karena sakitku ini. Pasti biayanya banyak sekali.
Aku kasihan juga dengan Anin yang mesti meninggalkan sekolahnya selama beberapa hari. Padahal.sudah mendekati ujian kelulusan.
Aku merasa bersalah karena sudah membuat mereka bersusah hati.
Terutama bapak yang mesti beejuang sendirian untuk mendidikku dan Anin, serta memenuhi segala kebutuhan kami.
Bapak adalah idolaku dan juga pahlawanku.
Semoga akan tiba waktunya aku membalas semua jerlh beliau.
Tanpa terasa sebulan lewat sejak aku dirawat di rumah saklt. Ga ada kejadian apapun yang istimewa dan berhubungan dengan masa lalu yang pernah aku singgahi.
Maka aku semakin yakin bahwa semua itu hanya mimpi atau halusinasi alam bawah sadarku saat aku tak sadarkan diri.
Mungkin sukmaku yang mengembara ke masa lalu.
Aku juga permah bertanya pada Zulaikha dan Menik tentang perjalanan kami ke masa lalu. Tapi, sama sepertlku, mereka merasa tak yakin.
Ternyata mereka juga merasa ragu tentang perjalanan kami ke masa lalu.
Tapi aneh juga menurutku. Jika itu hanya mimpi, masa sih Zulaikha dan Menik juga mimpi yang sama. Apa mungkin mimpi 3 orang saling berhubungan? Sepertinya itu hal yang sangat aneh.
Kalau 2 orang mimpinya sama, bisa terjadi.
Tapi kalo 3 orang, bahkan ads Nyi Among juga. Mungkinkah itu?
Saat sku bertanya pada Nyi Among saking penasarannya, beliau juga mengambang jawabannya. Kata beliau, tidak usah dipikirkan. Serahkan semuanya pada Allah SWT.
Makin membingungkan saja. Dan karena tidak ada keterangan yang muaskan, akhirnya aku beranggapan bahwa semuanya itu hanya mimpi saja, atau ilusi alam bawah sadarku.
Dan aku tak memikirkan lagi tentang petualanganku di masa lalu itu.
Hari-hari kujalani seperri biasa. Kuliah seperti biasa. Pacaran seperti biasa. Belajar dengan Firda seperti biasa.
Ga ada yang luar biasa.
Sesekali berkelahi dengan sosok ghaib, seperti yang sudah-sudah.
Yah...kuanggap kehidupanku berjalan normal dan biasa saja.
Aku sudah lupa dengan sosok gadis masa lalu yang kuanggap hanya ilusi belaka.
Tapi ternyata, yang kuanggap hanya mimpi atau ilusi itu, akan membawa perubaham dalam kehidupanku selanjutnya.
Semua berawal ketika aku mengantarkan Renita ke kampus.
Oh iya, rutinitasku antar jemput Renita masih berjalan.
Seperti pagi ini, aku mengantar Renita ke kampus, sementara kuliahku baru nanti siang. Saat aku mengantar Renita, dan sampai di dekat gedung fakultas teknik industri, aku melihat 2 orang cewe sedang bertengkar dengan 3 orang cowo. Dari kata-kata yang kudengar, tampaknya cewe2 itu sedang dipalak oleh preman kampung deket kampus.
Sementara seorang dari 2 cewe itu ngotot ga mau menyerahkan uang yang diminta 3 orang preman kampung itu.
Mereka terlibat pertengkaran yang seru.
"Mas...kasihan cewenya. Bantuin gih...!" ujar Renita padaku.
"Iya... Kamu tunggu di sini saja ya?" kataku sambil menyetandarkan motorku.
"Iya mas... Hati-hati...!" katanya.
"Oke....!"
Aku berjalan mendekat ke arah mereka yang sedang bersitegang.
Tampak salah satu preman kampung itu mencoba meraba dada salah seorang gadis itu. Tapi dengan gesit gadis itu mengelak, dan tangannya dengan cepat menampar pipi preman kampung itu.
Tampaknya keras sekali tamparan itu hingga si preman kampung kepalanya sampai tersentak ke samplng.
"Cari penyakit nih bocah...!" pikirku.
Aku yakin, preman kampung itu bakal membalas tamparan gadis itu.
Dan benar saja, si preman yang tertampar mengajak temannya untuk menangkap kedua gadis itu.
Mereka beetiga mengepung kedua gadis yang tampak tak berdaya itu.
Salah seorang dari gadis itu tampak gemetaran. Sementara gadis yang menampar tadi, tampak tenang. Dia melepas tasnya, dan menitipkan pada tenannya.
Aku segera berlari mendekat karena memang jarakku agak jauh juga.
Ketiga preman kampung itu segera mencoba menangkap dua gadis itu.
"Hei.....henti.....!" teriakanku terputus dan langkahku terhenti.
Aku berdiri mematung dan bengong sendiri...
Tampak si gadia yang tadi menampar si preman, bergerak gesit menghindari sergapan ketiga orang itu. Lalu dengan cepat membagi pukulan dan tendangan pada ketiga preman itu.
Para preman itu terjajar mundur...
Tapi tampaknya mereka belum kapok juga.
Maka mereka kembali mengerubut gadis itu. Sementara temannya berteriak-teriak ketakutan.
Sekarang ketlga preman itu bukan menyergap lagi, tapi mereka memukul dan menendang.
Gadis itu dengan indah berhasil mengindari serangan demi serangan yang ditujukan padanya.
Merasa jengkel karena serangan mereka tak ada yang kena, para preman itu sekarang menyerang dengan membabi buta.
Tapi gadis itu dengan tenang menghadapi mereka.
Sesekali dia membagi bogem dan tendangan kepada para preman itu, hingga mereka bergelimpangan.
Sadar bahwa mereka sudah kalah, maka segera saja mereka kabur meninggalkan tempat itu diiringi sorakan dari orang-orang yang menonton.
Aku masih bengong memandang gadis itu. Seorang gadis yang cantik, dengan celana jeans dan kaos lengan panjang disertai sebuah rompi anti peluru...ups...rompi biasa berwarna biru laut. Rambutnya yang panjang nampak dikuncir biasa saja.
"Hei... Kau juga teman mereka ya?" ketus gadis itu padaku.
"Eh...bukan..bukan!" jawabku.
"Kalau bukan ngapain bengong di situ?"
"Tadi sih niatnya mau bantuin lo. Tapi ternyata lo ga butuh bantuan... Ya sudah...!" jawabku.
"Ciss ..siapa yang butuh bantuanmu?" katanya.
Bener-bener nih cewe.... Kalo bukan cewe udah aku hajar mulutnya itu...
Dengan dongkol aku beebalik dan menuju motorku. Renita malah menghampiri cewe itu dan mendampratnya.
"Heh...lo ga punya hati ya? Orang udah niat baik mau nolongin lo, malah lo kata-katain!" teriak Renita.
"So...apa urusan lo? Atau jangan-jangan itu pacar lo ya? Sok jagoan..!" kata cewe itu.
"Dasar cewe ga punya perasaan... !" teriak Renita dengan muka memerah karena marah.
"Udah Ren... Jangan diurusin...!" kataku sambil menggamit lengan Renita dan mengajaknya berlalu dari situ.
"Emang siapa yang kesudian diurusin sama cewe lo?" kata gadis itu dengan kasar.
Busyet...kok ada sih cewe sekasar itu?
Aku hanya beristighfar untuk meredakan emosiku, lalu menyeret Renita yang mencak-mencak.
Aku terusin nganter Renita ke kampusnya. Aku dah lupain cewek galak itu.
Lagian ga kenal ini... Dan juga ga bakalan ketemu lagi...
Buat apa dipikirin....
Dan ternyata, prediksiku tadi salah... Secara ga sengaja, aku ketemu lagi sama cewe itu.
Tapi dalam situasi yang berbeda..
Kejadiannya, saat aku pulang kuliah, aku berniat buat ke kostan Dino. Udah lama ga ketemu sama makhluk satu ini..
Aku pengin tahu gimana kabarnya, masih hidup atau sudah mau 40 harinya ..
Di perjalanan, aku melihat seorang wanita menuntun motornya. Peluh tampak membanjiri wajahnya.
Eh...itu khan si gadis galak kemarin?
Kenapa motornya ya?
Sebagai seorang pria yang baik hati dan rajin menabung.., aku hampiri si cewe itu.
"Kenapa motornya mbak?" tanyaku.
Dia beehenti mendorong motornya dan mengangkat wajahnya memandangku.
"Kamu...??" katanya terkejut.
"Iya... Kenapa motormu?"
"Ga tahu nih, tiba-tiba aja mogok!" katanya sambil menunduk.
"Bensin masih?" tanyaku.
"Baru tadi pagi gue penuhin!" sahutnya sambil mengelap keringatnya.
Aku turun dari motor dan menghampiri motor maticnya.
"Coba mbak, siapa tahu bisa hidup!" kataku.
Dia menyerahkan motornya, dan aku standarin dobel dan aku slah.
Sampai berkali-kali ga hidup.juga.
"Wah...ada yang rusak ini mbak. Mungkin businya!"
"Lo ga bisa perbaikin?" tanyanya.
"Bisa kalo ada alat dan businya... Eh..kita bawa ke bemgkel.di depan sana. Sepertinya ada bengkel sekitar 300 meter dari sini!"
"300 meter? Jauh amat...!"
"Gini aja mbak. Mbak duduk di motor, nanti aku stut sampai ke bengkel.dah..!"
"Stut? Apaan tuh?"
"Mbak naik dulu aja, trus kita lakukan saja. Susah ngejelasinnya!" kataku.
Dia menurut, naik ke motornya.
Foot step kanan motor itu.aku buka, dan aku naik ke motorku.
Segera aku stut dia sampal ke bengkel terdekat.
Setelah sampai di bemgkel, aku berniat meneruskan perjalananku.
"Sudah ya mbak, gue mau terus nih..!"
"Eh...tunggu. Makasih ya udah mau nolongin aku, padahal aku dah jahat sama kamu kemarin. Aku minta maaf ya?" katanya.
Jiah..mulai pake aku kamu dia...
"Udah lupain aja mbak. Aku permisi dulu ya..!"
"Iya.. Terima kasih banyak...!"
"Sama-sama...!" jawabku sambil
Itu pertemuan keduaku dengan cewe galak itu.
Dan ternyata ga berakhir di situ... Aku masih bertemu lagi dengannya...di lain waktu.
Kayak sebuah kebetulan, berkali-kali aku bertemu dengannya...
Walaupun kadang cuma melihat, atau berpapasan dan say hi...
Bahkan aku ga tahu apapun tentang dia. Namanya pun tak tahu...
Sampai pada suatu saat....kejadian tak terduga terjadi pada kami.
Diubah oleh beqichot 24-04-2021 13:16
arinu dan 79 lainnya memberi reputasi
80
Tutup