- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Life onboard : Kehidupan crew kapal pesiar
TS
bigtimebabalu
Life onboard : Kehidupan crew kapal pesiar
People don't understand how stressful it is to explain what's going on in your head when you don't even understand it yourself.
Boomboclat!
Boomboclat!
Quote:
Spoiler for Here we go, Paisa!:
BEBERAPA WAKTU YANG LALU
Jumat, 21 maret 2020,
09:30 AM,
Port of call : southampton, UK.
Spoiler for port of southampton:
Quote:
Setelah menunggu dari jam 7 pagi, dan semalaman ga tidur, akhirnya gue bisa juga keluar dari kapal. Semua pegawai -yang di tread ini akan gue sebut crew member- akhirnya dipulangkan bertahap. Dan gue adalah rombongan 300 orang pertama yang akan dipulangkan. Kenapa dipulangkan? Yah karena wabah covid 19 ini bikin industri kapal pesiar mati. Siapa juga yang mau berwisata naik kapal pesiar -cruising- ketika kondisi lagi seperti ini.
Baru tepat 1 bulan gue join dikapal ini, gue masuk kapal 23 maret 2020, setelah hampir 4 bulan dirumah karena visa gue belom beres. Gue join di fort lauderdale, florida. 2 minggu cruise biasa dengan durasi masing-masing 7 hari dan 5 hari. Setelah itu crosing dari florida ke barcelona, spanyol, selama 2 minggu. Dan ketika crosing inilah corona meledak, ketika sampai dibarcelona kondisi sudah sebegitu parahnya, ketika itu italy sudah menerapkan lockdown.
Tanda rokok didinding yang beberapa menit ini gue cari akhirnya ketemu, cuaca disini cerah tapi masih belum musim panas jadi suhu sekitar 18 celcius. Dan gue butuh rokok.
"Mau kerja apa Dit lo dirumah? Udah pasti lama ini kita baru bisa kerja lagi. Mungkin tahun depan baru bisa pulih industri ini" Thomas, temen gue yang orang timur langsung buka obrolan pahit ketika liat gue mendekat. Ternyata disana sudah ada beberapa crew yang mayoritas orang indonesia sedang merokok.
"Gue ada bisnis warung makan kecil-kecilan di rumah Thom, pakai duit dari situ dulu buat survive lah, lo gimana? Balik kampung apa stay dijakarta?" Tanya gue sambil nyalain rokok merah putih, fiuh bufff, sedotan pertama sukses hangatkan tenggorokan gue.👍
"P el er, mana gue mau nikah lagi tahun depan, butuh modal malah begini keadaan" jawabnya sambil nyalain batang rokok baru. "Kejakarta gue juga bingung mau ngapain Dit, ga ada kerjaan pasti disana, pulang kerumah aja lah urusin ladang bapak dulu".
Pagi itu sekitar 15 menit kami melanjutkan obrolan pahit tentang nasib kami kedepannya. Yah paling tidak kami lebih beruntung daripada rekan kami sesama crew member dari china, india, mauritius, ecuador, dan beberapa negara eropa yang menyatakan negaranya sudah lockdown, jadi mereka ga bisa pulang dan stay dikapal entah sampai kapan karena tidak ada penerbangan kekotanya.
Tadi pagi gue juga denger kapten kapal bicara lewat PA sistem - publik addres sistem, speaker dimasing-masing kamar crew-, kalau kami cuma diijinkan docking -merapat- di southampton selama 3 hari untuk memulangkan crew, karena UK adalah satu-satunya negara yang saat itu masih membuka penerbangan internasional. Dan kepulangan akan dibagi secara bertahap setiap hari karena hrd tidak bisa menyiapakan akomodasi dan tiket jika kami pulang serempak dihari yang sama. Bayangkan antri scan koper aja tadi gue habisinin waktu hampir 2 jam. Nge he emang😀
Tepat jam 11 gue udah duduk dibus yang bakal bawa gue ke bandara. Ada dua rute bus, 1 ke london heathrow airport, yang satunya ke london gatwick airport. Setahuku crew yang naik etihad dan emirates ke heathrow, dan sisanya yang naik qatar menuju gatwick.
Kernet bus yang brewok bilang perjalanan memakan waktu 2 jam. Dan menjelaskan ketika sudah masuk airport kita tidak diijinkan untuk keluar wilayah airport lagi dengan alasan apapun. Kayanya ni kernet bukan orang india karena cengkok nya ga india banget, terdengar seperti aksen mandarin malah😀
Dua jam dibus memberikan waktu yang lebih dari cukup untuk gue mikir macem-macem. Yang ada mau pulang liburan malah banyak pikiran, terutama kepikiran duit😀
Tidur lah. Nanti juga dibangunin kalau sudah sampai. Lagian bus ini semua turun diterminal 5.
Baru tepat 1 bulan gue join dikapal ini, gue masuk kapal 23 maret 2020, setelah hampir 4 bulan dirumah karena visa gue belom beres. Gue join di fort lauderdale, florida. 2 minggu cruise biasa dengan durasi masing-masing 7 hari dan 5 hari. Setelah itu crosing dari florida ke barcelona, spanyol, selama 2 minggu. Dan ketika crosing inilah corona meledak, ketika sampai dibarcelona kondisi sudah sebegitu parahnya, ketika itu italy sudah menerapkan lockdown.
Spoiler for antri di HRD office:
Tanda rokok didinding yang beberapa menit ini gue cari akhirnya ketemu, cuaca disini cerah tapi masih belum musim panas jadi suhu sekitar 18 celcius. Dan gue butuh rokok.
"Mau kerja apa Dit lo dirumah? Udah pasti lama ini kita baru bisa kerja lagi. Mungkin tahun depan baru bisa pulih industri ini" Thomas, temen gue yang orang timur langsung buka obrolan pahit ketika liat gue mendekat. Ternyata disana sudah ada beberapa crew yang mayoritas orang indonesia sedang merokok.
"Gue ada bisnis warung makan kecil-kecilan di rumah Thom, pakai duit dari situ dulu buat survive lah, lo gimana? Balik kampung apa stay dijakarta?" Tanya gue sambil nyalain rokok merah putih, fiuh bufff, sedotan pertama sukses hangatkan tenggorokan gue.👍
"P el er, mana gue mau nikah lagi tahun depan, butuh modal malah begini keadaan" jawabnya sambil nyalain batang rokok baru. "Kejakarta gue juga bingung mau ngapain Dit, ga ada kerjaan pasti disana, pulang kerumah aja lah urusin ladang bapak dulu".
Pagi itu sekitar 15 menit kami melanjutkan obrolan pahit tentang nasib kami kedepannya. Yah paling tidak kami lebih beruntung daripada rekan kami sesama crew member dari china, india, mauritius, ecuador, dan beberapa negara eropa yang menyatakan negaranya sudah lockdown, jadi mereka ga bisa pulang dan stay dikapal entah sampai kapan karena tidak ada penerbangan kekotanya.
Tadi pagi gue juga denger kapten kapal bicara lewat PA sistem - publik addres sistem, speaker dimasing-masing kamar crew-, kalau kami cuma diijinkan docking -merapat- di southampton selama 3 hari untuk memulangkan crew, karena UK adalah satu-satunya negara yang saat itu masih membuka penerbangan internasional. Dan kepulangan akan dibagi secara bertahap setiap hari karena hrd tidak bisa menyiapakan akomodasi dan tiket jika kami pulang serempak dihari yang sama. Bayangkan antri scan koper aja tadi gue habisinin waktu hampir 2 jam. Nge he emang😀
Tepat jam 11 gue udah duduk dibus yang bakal bawa gue ke bandara. Ada dua rute bus, 1 ke london heathrow airport, yang satunya ke london gatwick airport. Setahuku crew yang naik etihad dan emirates ke heathrow, dan sisanya yang naik qatar menuju gatwick.
Kernet bus yang brewok bilang perjalanan memakan waktu 2 jam. Dan menjelaskan ketika sudah masuk airport kita tidak diijinkan untuk keluar wilayah airport lagi dengan alasan apapun. Kayanya ni kernet bukan orang india karena cengkok nya ga india banget, terdengar seperti aksen mandarin malah😀
Dua jam dibus memberikan waktu yang lebih dari cukup untuk gue mikir macem-macem. Yang ada mau pulang liburan malah banyak pikiran, terutama kepikiran duit😀
Tidur lah. Nanti juga dibangunin kalau sudah sampai. Lagian bus ini semua turun diterminal 5.
02:05 PM
London Heathrow Airport
Spoiler for antri koper:
Quote:
Setelah antri lagi nunggu bus keluarin koper akhirnya gue bisa tenang merenung di pinggir taxi run, smoking area.
Pasukan merokok masih tetap sama dengan yang tadi diport setelah dipikir. Kami berusaha ngobrol dan tertawa padahal dari wajah kami sih kusut banyak beban😅
Selama ini gue paling males urusan di airport adalah imigrasi dan check in konter. Astaga antrinya itu lho. Belom lagi karena corona ini mesti jauhan berdirinya. Pengen pipis tapi ga mungkin ninggalin antrian. Mau ngobrol sama temen di depan atau belakang, tapi kami sama-sama dalam mood ga pengen ngobrol😀
Beres checkin gue masih punya hampir 3 jam sebelum boarding gate buka. Dan apa yang gue lakuin? Bener, ngerokok lagi. Entah udah berapa batang hari ini. Sebelom keluar merokok coba nyari2 starbuck atau kopi lainnya, ternyata semua kompakan tutup. Akhirnya cuma beli air mineral yang ga karuan mahalnya.
"Bang, dijakarta nanti dijemput? Bareng aja udah sama saya, ada adik nanti jemput". Dedi, anak betawi asli yang kerja di bar departemen buka obrolan. Aduh, bukannya apa tapi gue lagi males banget ngobrol ded😑
"Gue home gatenya jogja Ded, dijakarta cuma transit sambil cari2 sate ayam nanti sebelom terbang lagi. Ahaha".
"Oh gitu, jam berapa ke jogjanya bang? Dia bertanya lagi, duh bagus sih maksudlo perhatian, tapi kan gue jadi harus cek tiket lagi di email buat jawab pertanyaan lo.😑
"Jam 7 malam sampai jogja Ded, ga hafal tiketnya gue. Ahaha" akhirnya 2 batang kemudian kami memutuskan masuk karena udara makin dingin dan pengen cepet masuk biat cari makan didalam terminal.
Imigrasi dan security paling habisin waktu 30 menit aja. Habis itu nyariin gate, sedikit cuci mata, cari makan yang akhirnya cuma dapat sandwith. Kira2 gue masih ad waktu 1 jam sebelom gate buka. Diruang tunggu gate, gue liat kiri kanan orang pada sibuk gunain wifi bandara buat telpon keluarga. Jadi inget ibu, belom kasih tau orang rumah kalau gue mau pulang. Apa surprize aja yak😅
"Assllkm, sehat bu?" Dilayar hp ibu terlihat ngantuk matanya, baru sadar dirumah udah malam mungkin dengan selisih waktu 7 jam kalau ga salah.
"Allhdllh sehat, mas pie? Urung mulai kerja?" Dan pertanyaan ini gue jawab habisin waktu 10 menitan buat jelasin ke ibu kalau gue bakal pulang karena bisnis sepi, ga ada tamu, dll dst😴
Akhirnya counter gate dibuka, tapi apes pegawainya cowo semua ahaha. Mana ni pegawai etihad yang cantik berhidung mancung🥰
Pasukan merokok masih tetap sama dengan yang tadi diport setelah dipikir. Kami berusaha ngobrol dan tertawa padahal dari wajah kami sih kusut banyak beban😅
Selama ini gue paling males urusan di airport adalah imigrasi dan check in konter. Astaga antrinya itu lho. Belom lagi karena corona ini mesti jauhan berdirinya. Pengen pipis tapi ga mungkin ninggalin antrian. Mau ngobrol sama temen di depan atau belakang, tapi kami sama-sama dalam mood ga pengen ngobrol😀
Beres checkin gue masih punya hampir 3 jam sebelum boarding gate buka. Dan apa yang gue lakuin? Bener, ngerokok lagi. Entah udah berapa batang hari ini. Sebelom keluar merokok coba nyari2 starbuck atau kopi lainnya, ternyata semua kompakan tutup. Akhirnya cuma beli air mineral yang ga karuan mahalnya.
"Bang, dijakarta nanti dijemput? Bareng aja udah sama saya, ada adik nanti jemput". Dedi, anak betawi asli yang kerja di bar departemen buka obrolan. Aduh, bukannya apa tapi gue lagi males banget ngobrol ded😑
"Gue home gatenya jogja Ded, dijakarta cuma transit sambil cari2 sate ayam nanti sebelom terbang lagi. Ahaha".
"Oh gitu, jam berapa ke jogjanya bang? Dia bertanya lagi, duh bagus sih maksudlo perhatian, tapi kan gue jadi harus cek tiket lagi di email buat jawab pertanyaan lo.😑
"Jam 7 malam sampai jogja Ded, ga hafal tiketnya gue. Ahaha" akhirnya 2 batang kemudian kami memutuskan masuk karena udara makin dingin dan pengen cepet masuk biat cari makan didalam terminal.
Imigrasi dan security paling habisin waktu 30 menit aja. Habis itu nyariin gate, sedikit cuci mata, cari makan yang akhirnya cuma dapat sandwith. Kira2 gue masih ad waktu 1 jam sebelom gate buka. Diruang tunggu gate, gue liat kiri kanan orang pada sibuk gunain wifi bandara buat telpon keluarga. Jadi inget ibu, belom kasih tau orang rumah kalau gue mau pulang. Apa surprize aja yak😅
"Assllkm, sehat bu?" Dilayar hp ibu terlihat ngantuk matanya, baru sadar dirumah udah malam mungkin dengan selisih waktu 7 jam kalau ga salah.
"Allhdllh sehat, mas pie? Urung mulai kerja?" Dan pertanyaan ini gue jawab habisin waktu 10 menitan buat jelasin ke ibu kalau gue bakal pulang karena bisnis sepi, ga ada tamu, dll dst😴
Akhirnya counter gate dibuka, tapi apes pegawainya cowo semua ahaha. Mana ni pegawai etihad yang cantik berhidung mancung🥰
20:00 PM
Ethihad Airways EY 0020
Spoiler for EY 0020:
Quote:
Pesawat besar ini isinya paling cuma sepertiga kapasitasnya, yang kebanyakan adalah crew member kapal gue. Ini yang keduakalinya gue naik etihad. Sorry to say, paling bagus secara service adalah emirates, qatar, baru maskapai ini😝
6 jam perjalan dari london ke abu dhabi, trus lanjut lagi setelah transit, dari abu dhabi ke jakarta 8 jam 40 menit.
Setelah pesawat take off pramugari mulai keliling pakai gerobak kasih snack sama minuman. Mayan ini mix peanut sama roti isi daging ga jelas buat ganjel perut😅
Rencana awal gue pengen mabok gratisan aja dipesawat biar tidur sambil nonton film di monitor. Samping kiri gue kosong sampai ujung lagi dekat jendela. Ga ada yang bisa diajak ngobrol. Depan gue orang indonesia, crew housekeeping departemen yang gue ga kenal namanya, walaupun sering pada diceritain kalau dia sombong karena udah punya jabatan jadi pool leader, ada satu strip dibahunya. Walaupun secara gaji kalah dibanding gue😜
Habis makan cemilan dan segelas whiskey cola gue mulai buka2 menu film di monitor dan seinget gue udah gue tonton semua selain frozen🤣🤣
Kursi belakang gue anteng banget, ternyata pas gue intip Thomas udah tidur pakai headset, kebanyakan anggur merah pasti dia. Ni orang sohib alkohol gue dan akan punya porsi banyak di akhir cerita gue besok.
Gue buka bagasi atas, ambil laptop asus berumur 4 tahun yang selalu menemani waktu bosan gue dikapal dengan segala genre film di harddisknya, terutama anime boruto😀
Gue mau ketik aja kisah perjalan hidup gue nguli dikapal pesiar. Buat killing time perjalanan panjang. Buat pengingat aja siapa tahu habis corona ini udah ga ada lagi bisnis kapal pesiar🤪
So.. Mari kita mulai ceritanya...
Nama gue Didi. Gue anak kedua dari 3 bersaudara yang semuanya cowo. Kakak gue udah jadi aparatur negara dan tinggal bareng istrinya di sumatera. Adik gue masih kuliah ga jelas walaupun udah 7 tahun, punya sambilan jualan online part motor yang gue ga tau apa aja itu. Karena gue orangnya ga otomotif banget😅
Gue asli jogja, lahir disini, besar disini, dipojok provinsi jogja yang jarang dikenal orang. Orang tua gue petani, petani yang kini sudah mulai meninggalkan budaya menanam padi karena lebih menguntungkan menanam sayur katanya😅
Kok ngomongnya gue-lo? Lha iyo lah ndes, moso nulis disini pakai aku kamu koe njenengan😅
Udah hampir 5 tahun gue kerja dikapal pesiar. Dan tread ini akan menceritakan semua yang mungkin kalian tidak pernah tau, bahkan tidak pernah bayangkan tentang bagaimana kami, crew member, hidup diatas besi mengapung🙂
Akan ada banyak foto, video, dan keterangan pendukung agar kalian paham dan bisa bayangkan seting tempat dalam cerita ini, dikapal pesiar.
Gue kerja perusahaan internasional bernama RCI, atau dulu nama panjangnya RCCL😋
Perusahaan gokil yang belasan tahun menangin penghargaan cruise line terbaik. Pemilik 4 kapal penumpang terbesar didunia : oasis of the seas, allure of the seas, harmony of the seas, dan sympony of the seas. Perusahaan yang tiap tahun bikin kapal baru, tercanggih, terbesar. Tapi entah apa nasibnya setelah corona menyerang.
Baru selesai nulis segini, pramugari lewat bawain makan malam. Ayam ga jelas dengan mashpotato dan bumbu india jadi pilihan gue. Sekaligus nambah whiskey lagi. Kali ini ga pakai coke, tapi pakai es😉
Gue kerja sebagai waiter, di restauran ber sistem fine dining. Jadi tamu cuma dateng duduk dilayani dari awal sampai akhir. Enak? Iya menurutmu enak, kalau tamunya orang purbolinggo atau tegal pasti enak. Lha ini tamunya bule yang maunya ini itu, punya alergy sama makanan yang harus diperhatian, belom lagi orang UK yang ngomongnya aksen lucu. Mereka british yang dari play group mungkin udah biasa full table service😅
6 jam perjalan dari london ke abu dhabi, trus lanjut lagi setelah transit, dari abu dhabi ke jakarta 8 jam 40 menit.
Setelah pesawat take off pramugari mulai keliling pakai gerobak kasih snack sama minuman. Mayan ini mix peanut sama roti isi daging ga jelas buat ganjel perut😅
Rencana awal gue pengen mabok gratisan aja dipesawat biar tidur sambil nonton film di monitor. Samping kiri gue kosong sampai ujung lagi dekat jendela. Ga ada yang bisa diajak ngobrol. Depan gue orang indonesia, crew housekeeping departemen yang gue ga kenal namanya, walaupun sering pada diceritain kalau dia sombong karena udah punya jabatan jadi pool leader, ada satu strip dibahunya. Walaupun secara gaji kalah dibanding gue😜
Habis makan cemilan dan segelas whiskey cola gue mulai buka2 menu film di monitor dan seinget gue udah gue tonton semua selain frozen🤣🤣
Kursi belakang gue anteng banget, ternyata pas gue intip Thomas udah tidur pakai headset, kebanyakan anggur merah pasti dia. Ni orang sohib alkohol gue dan akan punya porsi banyak di akhir cerita gue besok.
Gue buka bagasi atas, ambil laptop asus berumur 4 tahun yang selalu menemani waktu bosan gue dikapal dengan segala genre film di harddisknya, terutama anime boruto😀
Gue mau ketik aja kisah perjalan hidup gue nguli dikapal pesiar. Buat killing time perjalanan panjang. Buat pengingat aja siapa tahu habis corona ini udah ga ada lagi bisnis kapal pesiar🤪
So.. Mari kita mulai ceritanya...
Nama gue Didi. Gue anak kedua dari 3 bersaudara yang semuanya cowo. Kakak gue udah jadi aparatur negara dan tinggal bareng istrinya di sumatera. Adik gue masih kuliah ga jelas walaupun udah 7 tahun, punya sambilan jualan online part motor yang gue ga tau apa aja itu. Karena gue orangnya ga otomotif banget😅
Gue asli jogja, lahir disini, besar disini, dipojok provinsi jogja yang jarang dikenal orang. Orang tua gue petani, petani yang kini sudah mulai meninggalkan budaya menanam padi karena lebih menguntungkan menanam sayur katanya😅
Kok ngomongnya gue-lo? Lha iyo lah ndes, moso nulis disini pakai aku kamu koe njenengan😅
Udah hampir 5 tahun gue kerja dikapal pesiar. Dan tread ini akan menceritakan semua yang mungkin kalian tidak pernah tau, bahkan tidak pernah bayangkan tentang bagaimana kami, crew member, hidup diatas besi mengapung🙂
Akan ada banyak foto, video, dan keterangan pendukung agar kalian paham dan bisa bayangkan seting tempat dalam cerita ini, dikapal pesiar.
Gue kerja perusahaan internasional bernama RCI, atau dulu nama panjangnya RCCL😋
Perusahaan gokil yang belasan tahun menangin penghargaan cruise line terbaik. Pemilik 4 kapal penumpang terbesar didunia : oasis of the seas, allure of the seas, harmony of the seas, dan sympony of the seas. Perusahaan yang tiap tahun bikin kapal baru, tercanggih, terbesar. Tapi entah apa nasibnya setelah corona menyerang.
Baru selesai nulis segini, pramugari lewat bawain makan malam. Ayam ga jelas dengan mashpotato dan bumbu india jadi pilihan gue. Sekaligus nambah whiskey lagi. Kali ini ga pakai coke, tapi pakai es😉
Gue kerja sebagai waiter, di restauran ber sistem fine dining. Jadi tamu cuma dateng duduk dilayani dari awal sampai akhir. Enak? Iya menurutmu enak, kalau tamunya orang purbolinggo atau tegal pasti enak. Lha ini tamunya bule yang maunya ini itu, punya alergy sama makanan yang harus diperhatian, belom lagi orang UK yang ngomongnya aksen lucu. Mereka british yang dari play group mungkin udah biasa full table service😅
Sabtu, 22 maret 2020
6 jam setelah take off,
Abu Dhabi international airport
Spoiler for yang terkenal di abu dhabi airport:
Quote:
Ga tau jam berapa, gue dibangunin pramugari bilang kalau gue harus lipet stow yang gue pakai buat tatakan laptop karena pesawat mau landing.
Sarapan beberapa jam yang lalu juga sangat mengecewakan karena gue ga dapet telur yang ada dimenu. Cuma ada semacam makanan ga jelas yang bercitarasa kambing. Sarapan kok kambing😪
Setelah pesawat diem, gue bergegas buru2 masuk buat antri imigrasi dan cari gate buat pesawat kejakarta. Sebelum ramai berdesak dan corona nyelip. Dan bener, udah rame banget manusia antri imigrasi, untungnya security udah pakai thermal cam buat ngecek suhu penumpang, coba pakai infrared, bisa sejam lebih antrinya. Gue beneran aware sama ini virus. Pakai masker dari mulai masuk airport, bawa hand sanitizer, pencet tombol lift aja pakai dialasin ujung lengan jaket.
Baru setengah perjalanan aja masker gue udah bau, apakabar nanti pas sampai jogja ya. Ahaha
Disini mungkin 2x lebih rame dari london. Semua masih buka. Gue sempet beli coklat beberapa bungkus, glenlivet sama henesy black buat oleh2 atau persediaan karena gue denger gosip kita bakal dikarantina karena datang dari daerah pandemik, shit lah. Yang paling penting gue udah dapet es kopi yang bisa maching sama rokok merah putih di smoking area. Yeah😅
Kayanya kebanyakan part ngerokoknya ini cerita, ya karena gue ngerokok, nanti pas cerita dikapal malah lebih banyakan part mantab mantab nya😝
Dismoking area udah mulai banyak paisano-teman senegara- yang juga pulang dari kapal pesiar, lebih tepatnya dipulangkan🤣
Dan apesnya konon mereka udah ga terima gaji setelah udah ga ada tamu. Sekitar seminggu yang lalu. Beruntunglah gue😅
Gue banyak ngobrol tapi gue lupa ngobrolin apa aja. Makanya ga gue tulis disini. Karena gue beneran udah ga mood. Menerima kenyataan gue harus pulang dan bakal dirumah tanpa pekerjaan. Itulah karma crew kapal pesiar. Kebiasaan dapet gaji gedhe pas dirumah kepikirannya duit mulu🤣
Kayanya bakal gue selesaiin part ini sampai gue mendarat dijogja. Baru mulai cerita flash back kehidupan gue. Udah beberapa momen spesial dalam hidup dikapal gue selesein ketiknya. Tinggal sesuaikan alur cerita yang susah, juga lengkapin foto sama video yang bakal gue upload buat pelengkap. Harus dipilihin yang ga kelihatan muka gue atau temen gue dalam cerita ini. Terutama wanita😅
Pesawat EY 0474 mulai take off. Saatnya ngetik lagi, ditemani whiskey gratisan. Oh ya, pramugarinya kok tua2 ya. Mendingan tadi pas dari london.
Pesawat ini lumayan penuh, dan bau balsem. Mungkin saudara kita TKI yang ikut pulang dipesawat ini memakai balsem terlalu banyak🤪
Sarapan beberapa jam yang lalu juga sangat mengecewakan karena gue ga dapet telur yang ada dimenu. Cuma ada semacam makanan ga jelas yang bercitarasa kambing. Sarapan kok kambing😪
Setelah pesawat diem, gue bergegas buru2 masuk buat antri imigrasi dan cari gate buat pesawat kejakarta. Sebelum ramai berdesak dan corona nyelip. Dan bener, udah rame banget manusia antri imigrasi, untungnya security udah pakai thermal cam buat ngecek suhu penumpang, coba pakai infrared, bisa sejam lebih antrinya. Gue beneran aware sama ini virus. Pakai masker dari mulai masuk airport, bawa hand sanitizer, pencet tombol lift aja pakai dialasin ujung lengan jaket.
Baru setengah perjalanan aja masker gue udah bau, apakabar nanti pas sampai jogja ya. Ahaha
Disini mungkin 2x lebih rame dari london. Semua masih buka. Gue sempet beli coklat beberapa bungkus, glenlivet sama henesy black buat oleh2 atau persediaan karena gue denger gosip kita bakal dikarantina karena datang dari daerah pandemik, shit lah. Yang paling penting gue udah dapet es kopi yang bisa maching sama rokok merah putih di smoking area. Yeah😅
Kayanya kebanyakan part ngerokoknya ini cerita, ya karena gue ngerokok, nanti pas cerita dikapal malah lebih banyakan part mantab mantab nya😝
Dismoking area udah mulai banyak paisano-teman senegara- yang juga pulang dari kapal pesiar, lebih tepatnya dipulangkan🤣
Dan apesnya konon mereka udah ga terima gaji setelah udah ga ada tamu. Sekitar seminggu yang lalu. Beruntunglah gue😅
Gue banyak ngobrol tapi gue lupa ngobrolin apa aja. Makanya ga gue tulis disini. Karena gue beneran udah ga mood. Menerima kenyataan gue harus pulang dan bakal dirumah tanpa pekerjaan. Itulah karma crew kapal pesiar. Kebiasaan dapet gaji gedhe pas dirumah kepikirannya duit mulu🤣
Kayanya bakal gue selesaiin part ini sampai gue mendarat dijogja. Baru mulai cerita flash back kehidupan gue. Udah beberapa momen spesial dalam hidup dikapal gue selesein ketiknya. Tinggal sesuaikan alur cerita yang susah, juga lengkapin foto sama video yang bakal gue upload buat pelengkap. Harus dipilihin yang ga kelihatan muka gue atau temen gue dalam cerita ini. Terutama wanita😅
Pesawat EY 0474 mulai take off. Saatnya ngetik lagi, ditemani whiskey gratisan. Oh ya, pramugarinya kok tua2 ya. Mendingan tadi pas dari london.
Pesawat ini lumayan penuh, dan bau balsem. Mungkin saudara kita TKI yang ikut pulang dipesawat ini memakai balsem terlalu banyak🤪
Siang menjelang sore
CGK, Soekarno Hatta Airport
Terminal 3 kedatangan
Quote:
EY 0474 landing dengan agak keras ga tau kenapa, mungkin karena gue bangun belum terlalu sadar aja jadi kaget pas roda nyentuh aspal runway. Tidur nyenyak karena gue sampai lupa habis berapa gelas whiskey, ahaha. Sampai sebel pramugarinya gue minta tambah terus setiap mereka lewat.
Setelah antri imigrasi, pengecekan dokumen, cek kesehatan, isi dokumen kesehatan dan scan koper, akhirnya gue bisa hirup udara jakarta beserta polusinya🤣
Dan berita baiknya kami ga harus dikarantina, cukup karantina mandiri aja dirumah selama 14 hari. Big Yes!
Yang pertama gue cari setelah 1 bulan ga makan makanan indonesia adalah.....Sate! Dan ketemu sate yang buka, nama warungnya sate khas sena###. Urusan merokok nanti dulu lah setelah makan ni sate.
Gue makan bersama 2 temen gue, satu cewe sebut saja ayu, gadis belia asal bali yang juga nunggu pesawat, dan mas ga inget namanya dari magelang. Dia kejogja juga satu pesawat sama gue nanti.
50 menit perjalanan kejogja pasti ga berasa nih😁
Spoiler for apapun makannya, minumnya tetap whiskey😅:
Setelah antri imigrasi, pengecekan dokumen, cek kesehatan, isi dokumen kesehatan dan scan koper, akhirnya gue bisa hirup udara jakarta beserta polusinya🤣
Dan berita baiknya kami ga harus dikarantina, cukup karantina mandiri aja dirumah selama 14 hari. Big Yes!
Yang pertama gue cari setelah 1 bulan ga makan makanan indonesia adalah.....Sate! Dan ketemu sate yang buka, nama warungnya sate khas sena###. Urusan merokok nanti dulu lah setelah makan ni sate.
Gue makan bersama 2 temen gue, satu cewe sebut saja ayu, gadis belia asal bali yang juga nunggu pesawat, dan mas ga inget namanya dari magelang. Dia kejogja juga satu pesawat sama gue nanti.
50 menit perjalanan kejogja pasti ga berasa nih😁
Malam banget, mungkin penerbangan terakhir
Adisucipto Airport
Quote:
Kayanya belom lama berangkat dari sini, udah disini lagi aja. Belom ada yang berubah kecuali beberapa foodcourt yang udah tutup. Entah karena udah malam atau karena efek corona nge he, atau malah persiapan bandaranya mau pindah.
Setelah ambil koper, sebatang dulu seperti biasa sambil minum teh kot##, seger banget broow. Ambil hape dan nyalain wifi. Lumayan dapet sinyal karena gue ga pernah bawa simcard indonesia keluar negeri. Males. Wifi aja dimana-mana.
Ngabarin ibu kalau udah sampai bandara, sambil mau pesen grab. Udah ada pria seumuran bapak gue nawarin taksi plat hitam. Tarifnya disamain aja sama grab katanya😅
"Satus ewu wae mas podo rego grab. Ra nganti 15 menit tekan wes tinggal lurus(100rb saja mas, sama kaya harga di aplikasi grab, ga sampai 15 udah sampai tinggal lurus soalnya)" katanya sok ngerayu. Emang rumah gue tinggal lurus arah solo paling 10an kilometer. Bandara tinggal belok kanan selese.
"Sik pak, ngentek ke udud. Karo ngelih aku golek mangan sik yo ngko mangan sisan gek tak punjuli(sebentar pak, ngehabisin rokok. Lapar nanti cari makan dulu ya sekalian, nanti saya tambahi ongkosnya)" reflek ngomong kaya gitu karena pengen makan di angkringan. Susu jahe sama telur puyuh nikmat dibayangan gue.
Disini terjadi obrolan yang agak ga penting diceritain disini. Tentang sepinya penumpang karena corona, angsuran mobil dia, bandara yang mau pindah ke kulonprogo dan lainnya.
Luweh pak, uripku yo lagi ngenes☹
Spoiler for dan akhirnya...:
Seger ndes!!!😅
Follow my account
Dan disinilah cerita gue bakal dimulai, waktunya mundur kebelakang, hampir 5 tahun yang lalu..
Diubah oleh bigtimebabalu 15-12-2020 04:58
phntm.7 dan 516 lainnya memberi reputasi
511
490K
Kutip
5.9K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
bigtimebabalu
#1986
New Year
Malam Tahun Baru 2018
Titik klimaks dalam kerja didunia kapal pesiar menurut gue adalah akhir tahun, pas tamu ramai2nya. Kami crew indonesia menyebutnya musim panen. Harga tiket ketika musim libur akhir tahun yang mahal menjadi semacam filter, bahwa cuma tamu yang kantongnya benar2 tebal yang bisa menebus tiketnya. Saat itulah harapan dapat tip besar, jackpot, tapi namanya hidup ya ga ada yang pasti.
"This is our last time seating with you and your partner, Di. We are not a dining room style family, we like the food but more than 1 hour for dinner is unacceptable. We prefer buffet restaurant." Ini adalah saat terakhir kami makan disini, kami tidak cocok makan di restoran formal, kami tidak bisa menghabiskan waktu lebih dari 1 jam untuk makan malam. Kami lebih cocok makan di restoran prasmanan. Kata kakek kepala keluarga yang gue service pas makan. Seating kedua gue cuma berisi 18 tamu yang semuanya sekeluarga, 3 meja. Dan sepertinya kakek inilah yang paling banyak mengeluarkan uang untuk cruise mereka, karena selalu kakek ini yang menentukan keputusan untuk apapun; siapa duduk dimeja mana, wine apa yang mereka minum, show apa yang mereka hadiri setelah makan. Semua kakek ini yang mengambil keputusan.
"Anything i can assist from ky side, Sir?" Ada yang bisa saya bantu? Kata gue mencoba menawarkan sebuah solusi. "Maybe you want only main course, and desert" mungkin lewati aja makanan pembuka, biar lebih cepat waktu makannya.
"No thanks, its just like not our family style" ga ada, makasih, ini cuma sesederhana bukan kebiasaan kami saja makan secara formal.
"So hows your family style? We'll bring it here!" Terus gimana gaya makan keluarga kalian, kami akan menyesuaikan. Kata gue masih ga mau menyerah. 18 orang adalah duit yang serius kalau sampai mereka ga kasih tip. Haha
Ga ada kejelasan dan gue juga ga mau terlalu mendesak atau membujuk, karena itu tidak masuk dalam etika bisnisnya. Soliciting.
Gue cuma kasih info ke station headwaiter gue, biar dia yang urus masalah ini. Dia dibayar mahal buat urusin hal serius seperti ini. Gue sih cuma mau kerjakan hal yang sesuai bayaran gue aja.
Ada hal baik ketika seating kedua gue kosong, yaitu gue bisa selesai lebih cepet. Biasanya jam 10 bahkan jam 11 baru selesai beres semua kerjaan, karena ga ada tamu gue bisa selesai jam 9an lebih sedikit, tinggal setup meja, bersih2 sedikit biar besuk bisa langsung gas lagi kerja ga kebanyakan prepare. Gue bisa tenang menikmati makan malam gue karena creemess masih sepi, dan menghisap rokok gue dalam2 karena smoking area juga masih tenang, ga banyak orang.
Malam tahun baru, setelah gue selesai dengan beres2 station gue, buru2 gue menggunakan jurus menghilang untuk check out. Karena was2 siapa tau nanti manajer atau juragan lainnya ngelihat gue nganggur dan malah disuruh bantu2 waiter lain. Karena asisten gue udah dari awal seating kedua ditugaskan bantu waiter sebelah sama headwaiter gue.
Setelah makan malam, ngerokok, gue mandi dan pengen tidur. Bukan karena capeknya, tapi karena memang tidur adalah bentuk kemewahan di kehidupan crew kapal pesiar.
Ada mungkin 1 jam gue tidur, sampai akhirnya badan gue digoyang2 Mino. Dibangunin.
"Wake up, lets celebrate our first new year together" Bangun, ayo merayakan tahun baru pertama kita.
Dia sudah selesai mandi, mungkin, berganti dengan dres super pendek berwarna putih, sangat sesuai dengan warna kulitnya, ah, dikamar aja lah ga usah party2an, pikir gue. Dress ini mungkin lebih tepatnya dipakai dengan celana panjang sebagai bawahannya. Tapi ya memang Mino ini aneh2 aja dan pantes2 aja mau pakai model pakaian seperti apa juga.
"This is dress, or what?" Masa dress seperti ini, kata gue sambil menyibakan rok bawahan dressnya. Mino masih berdiri dihadapan gue yang masih rebahan. Dia cuma bergeser sedikit lalu mengambil posisi mau siap2 memukul. Dia mengambil nafas panjang, lalu tersenyum.
"Thats why, come with me. Or somebody will dance with me upstairs" Makanya ayo pergi bareng gue, daripada nanti ada cowo lain yang godain gue diatas. Jawab Mino sambil cabut hpnya dari charger.
Tanpa menunggu lama gue langsung bangun, cuci muka. Pakai kaos seadanya, celana panjang. Sepatu.
Rok ini, misalnya dia lagi dipinggir jalan, terus ada motor aja lewat, anginnya pasti bikin rok ini kebuka sampai perut🤣
Dalam setiap hubungan, bahkan secara umum dalam setiap cerita tentang kehidupan, pasti ada tokoh antagonis. Begitu pula ketika gue menjalin hubungan dengan Mino. Pasti ada temen cewe gue yang, mungkin tidak suka atau cuma sekedar tidak cocok dengan Mino, lalu dalam setiap komentarnya seakan menunjukan ketidak sukaan, tidak setuju, pada apapun yang Mino perbuat atau keputusan yang Mino ambil, walaupun itu cuma ceritanya dan katanya. Gue sebut aja teman seperti ini adalah antagonis. Begitu juga sebaliknya, ada teman cowo Mino yang juga tidak suka sama gue, bahkan banyak, yang mungkin sudah sampai pada titik mencoba membuat Mino menjauh, bahkan mengakhiri hubungan dengan gue. Gampang sih cari alasannya. Nanti akan ada ceritanya sendiri tentang tokoh antagonis dalam hidup Mino di tread life on board POVnya Mino, entah kapan dipostnya, masih belum gue terjemahin, mungkin setelah gue rasa tread ini ada disatu titik cerita yang gue tepat untuk ditutup ceritanya. Masih jauh, mungkin ketika cerita ada pada tahun 2020.
Qi..
Kenal ketika kami sama2 dikontrak pertama, beberapa tahun yang lalu. Dia sahabat dan teman sekabin dari dari cinta pertama gue, Yi. Dia dulu tempat gue bercerita, berbagi beban, dan meminta saran. Itu dulu. Time flies, feelings change..
Yang sampai sekarang masih menjadi misteri adalah berapa umur dia, karena gue bener2 ga tau dan dia merahasiakannya. Yang gue tahu cuma dia lahir tanggal 23 september. Tahunnya ga tau. Gue cuma bisa kira2 mungkin umur dia 2 atau 3 tahun dibawah gue, perkiraan berdasar fakta bahwa setelah lulus dari sekolah perhotelan dia langsung masuk kapal.
Tepat sebelum kota wuhan terkenal karena corona, gue pernah kesana. Bareng Qi, karena dia berasal dari sana, dan waktu itu tinggal di wuhan, bareng ibunya yang single parent, mirip Mino. Tahun 2019, lupa bulannya, nanti gue lihat dipasport gue dulu, haha. Ketika jalan ceritanya sampai ditahun ini, gue bikin lengkap part ceritanya tentang kota inidan romantismenya. Kota yang nyaman dibanding kota2 lain di tiongkok yang pernah gue kunjungi. Gue ga tau sih yang dimaksud pasar wuhan tempat corona turun kebumi itu dimana, kalau distrik atau kawasan kulinernya gue pernah kesana, ga tau deh yang dimaksud pasar wuhan itu disini apa bukan. Gue ga pernah perhatiin berita, dan gue kesana juga cuma sekali, malam2.
Banyak macam makanan dan bener2 banyak. Dipinggir sungai yang besar, gue ga tau apa nama sungainya. Wuhan ini emang ada dipinggir sungai, setahu gue ya. Kalau jalan2 kesini malam2, keren. Masalah makanannya ga usah kawatir, ga seperti diberita yang aneh2, segala tikus dimasak. Ya mungkin ada, disini juga ada banyak, apalagi diluar pulau jawa. Setahu gue ya, sekali lagi setahu gue, waktu itu. Banyak juga masakan halal, bahkan restoran khusus yang jual masakan halal. Yang jual orang2 china yang beragama muslim, suku uighur. Kulitnya kuning chinese tapi muka2nya agak ke arab2an, mancung, ga terlalu sipit. Model wajahnya mirip2 pemain volley kazakhstan yang pernah viral. Dan yang terpenting, mereka berhijab. Pas banget sebenernya dijadikan calon istri, dibawa kekampung dikenalkan ke orang tua. Udah pasti direstui. Tapi sayang, crew yang kekapal belum pernah ada yang gue kenal dari suku ini. Kalau ada, udah bisa dipastikan jatuh ketangan gue🤣
Kita balik lagi kekapal, karena setelah 2 tahun, ketika kapal gue dan kapalnya berlabuh diport yang sama, gue bakal ketemu dia lagi, sang pemeran antagonis yang nanti akan datang lagi disaat yang tepat..
Quote:
Titik klimaks dalam kerja didunia kapal pesiar menurut gue adalah akhir tahun, pas tamu ramai2nya. Kami crew indonesia menyebutnya musim panen. Harga tiket ketika musim libur akhir tahun yang mahal menjadi semacam filter, bahwa cuma tamu yang kantongnya benar2 tebal yang bisa menebus tiketnya. Saat itulah harapan dapat tip besar, jackpot, tapi namanya hidup ya ga ada yang pasti.
"This is our last time seating with you and your partner, Di. We are not a dining room style family, we like the food but more than 1 hour for dinner is unacceptable. We prefer buffet restaurant." Ini adalah saat terakhir kami makan disini, kami tidak cocok makan di restoran formal, kami tidak bisa menghabiskan waktu lebih dari 1 jam untuk makan malam. Kami lebih cocok makan di restoran prasmanan. Kata kakek kepala keluarga yang gue service pas makan. Seating kedua gue cuma berisi 18 tamu yang semuanya sekeluarga, 3 meja. Dan sepertinya kakek inilah yang paling banyak mengeluarkan uang untuk cruise mereka, karena selalu kakek ini yang menentukan keputusan untuk apapun; siapa duduk dimeja mana, wine apa yang mereka minum, show apa yang mereka hadiri setelah makan. Semua kakek ini yang mengambil keputusan.
"Anything i can assist from ky side, Sir?" Ada yang bisa saya bantu? Kata gue mencoba menawarkan sebuah solusi. "Maybe you want only main course, and desert" mungkin lewati aja makanan pembuka, biar lebih cepat waktu makannya.
"No thanks, its just like not our family style" ga ada, makasih, ini cuma sesederhana bukan kebiasaan kami saja makan secara formal.
"So hows your family style? We'll bring it here!" Terus gimana gaya makan keluarga kalian, kami akan menyesuaikan. Kata gue masih ga mau menyerah. 18 orang adalah duit yang serius kalau sampai mereka ga kasih tip. Haha
Ga ada kejelasan dan gue juga ga mau terlalu mendesak atau membujuk, karena itu tidak masuk dalam etika bisnisnya. Soliciting.
Gue cuma kasih info ke station headwaiter gue, biar dia yang urus masalah ini. Dia dibayar mahal buat urusin hal serius seperti ini. Gue sih cuma mau kerjakan hal yang sesuai bayaran gue aja.
Ada hal baik ketika seating kedua gue kosong, yaitu gue bisa selesai lebih cepet. Biasanya jam 10 bahkan jam 11 baru selesai beres semua kerjaan, karena ga ada tamu gue bisa selesai jam 9an lebih sedikit, tinggal setup meja, bersih2 sedikit biar besuk bisa langsung gas lagi kerja ga kebanyakan prepare. Gue bisa tenang menikmati makan malam gue karena creemess masih sepi, dan menghisap rokok gue dalam2 karena smoking area juga masih tenang, ga banyak orang.
Malam tahun baru, setelah gue selesai dengan beres2 station gue, buru2 gue menggunakan jurus menghilang untuk check out. Karena was2 siapa tau nanti manajer atau juragan lainnya ngelihat gue nganggur dan malah disuruh bantu2 waiter lain. Karena asisten gue udah dari awal seating kedua ditugaskan bantu waiter sebelah sama headwaiter gue.
Setelah makan malam, ngerokok, gue mandi dan pengen tidur. Bukan karena capeknya, tapi karena memang tidur adalah bentuk kemewahan di kehidupan crew kapal pesiar.
Ada mungkin 1 jam gue tidur, sampai akhirnya badan gue digoyang2 Mino. Dibangunin.
"Wake up, lets celebrate our first new year together" Bangun, ayo merayakan tahun baru pertama kita.
Dia sudah selesai mandi, mungkin, berganti dengan dres super pendek berwarna putih, sangat sesuai dengan warna kulitnya, ah, dikamar aja lah ga usah party2an, pikir gue. Dress ini mungkin lebih tepatnya dipakai dengan celana panjang sebagai bawahannya. Tapi ya memang Mino ini aneh2 aja dan pantes2 aja mau pakai model pakaian seperti apa juga.
"This is dress, or what?" Masa dress seperti ini, kata gue sambil menyibakan rok bawahan dressnya. Mino masih berdiri dihadapan gue yang masih rebahan. Dia cuma bergeser sedikit lalu mengambil posisi mau siap2 memukul. Dia mengambil nafas panjang, lalu tersenyum.
"Thats why, come with me. Or somebody will dance with me upstairs" Makanya ayo pergi bareng gue, daripada nanti ada cowo lain yang godain gue diatas. Jawab Mino sambil cabut hpnya dari charger.
Tanpa menunggu lama gue langsung bangun, cuci muka. Pakai kaos seadanya, celana panjang. Sepatu.
Rok ini, misalnya dia lagi dipinggir jalan, terus ada motor aja lewat, anginnya pasti bikin rok ini kebuka sampai perut🤣
Spoiler for tahun baru:
Quote:
Dalam setiap hubungan, bahkan secara umum dalam setiap cerita tentang kehidupan, pasti ada tokoh antagonis. Begitu pula ketika gue menjalin hubungan dengan Mino. Pasti ada temen cewe gue yang, mungkin tidak suka atau cuma sekedar tidak cocok dengan Mino, lalu dalam setiap komentarnya seakan menunjukan ketidak sukaan, tidak setuju, pada apapun yang Mino perbuat atau keputusan yang Mino ambil, walaupun itu cuma ceritanya dan katanya. Gue sebut aja teman seperti ini adalah antagonis. Begitu juga sebaliknya, ada teman cowo Mino yang juga tidak suka sama gue, bahkan banyak, yang mungkin sudah sampai pada titik mencoba membuat Mino menjauh, bahkan mengakhiri hubungan dengan gue. Gampang sih cari alasannya. Nanti akan ada ceritanya sendiri tentang tokoh antagonis dalam hidup Mino di tread life on board POVnya Mino, entah kapan dipostnya, masih belum gue terjemahin, mungkin setelah gue rasa tread ini ada disatu titik cerita yang gue tepat untuk ditutup ceritanya. Masih jauh, mungkin ketika cerita ada pada tahun 2020.
Qi..
Kenal ketika kami sama2 dikontrak pertama, beberapa tahun yang lalu. Dia sahabat dan teman sekabin dari dari cinta pertama gue, Yi. Dia dulu tempat gue bercerita, berbagi beban, dan meminta saran. Itu dulu. Time flies, feelings change..
Yang sampai sekarang masih menjadi misteri adalah berapa umur dia, karena gue bener2 ga tau dan dia merahasiakannya. Yang gue tahu cuma dia lahir tanggal 23 september. Tahunnya ga tau. Gue cuma bisa kira2 mungkin umur dia 2 atau 3 tahun dibawah gue, perkiraan berdasar fakta bahwa setelah lulus dari sekolah perhotelan dia langsung masuk kapal.
Tepat sebelum kota wuhan terkenal karena corona, gue pernah kesana. Bareng Qi, karena dia berasal dari sana, dan waktu itu tinggal di wuhan, bareng ibunya yang single parent, mirip Mino. Tahun 2019, lupa bulannya, nanti gue lihat dipasport gue dulu, haha. Ketika jalan ceritanya sampai ditahun ini, gue bikin lengkap part ceritanya tentang kota inidan romantismenya. Kota yang nyaman dibanding kota2 lain di tiongkok yang pernah gue kunjungi. Gue ga tau sih yang dimaksud pasar wuhan tempat corona turun kebumi itu dimana, kalau distrik atau kawasan kulinernya gue pernah kesana, ga tau deh yang dimaksud pasar wuhan itu disini apa bukan. Gue ga pernah perhatiin berita, dan gue kesana juga cuma sekali, malam2.
Banyak macam makanan dan bener2 banyak. Dipinggir sungai yang besar, gue ga tau apa nama sungainya. Wuhan ini emang ada dipinggir sungai, setahu gue ya. Kalau jalan2 kesini malam2, keren. Masalah makanannya ga usah kawatir, ga seperti diberita yang aneh2, segala tikus dimasak. Ya mungkin ada, disini juga ada banyak, apalagi diluar pulau jawa. Setahu gue ya, sekali lagi setahu gue, waktu itu. Banyak juga masakan halal, bahkan restoran khusus yang jual masakan halal. Yang jual orang2 china yang beragama muslim, suku uighur. Kulitnya kuning chinese tapi muka2nya agak ke arab2an, mancung, ga terlalu sipit. Model wajahnya mirip2 pemain volley kazakhstan yang pernah viral. Dan yang terpenting, mereka berhijab. Pas banget sebenernya dijadikan calon istri, dibawa kekampung dikenalkan ke orang tua. Udah pasti direstui. Tapi sayang, crew yang kekapal belum pernah ada yang gue kenal dari suku ini. Kalau ada, udah bisa dipastikan jatuh ketangan gue🤣
Spoiler for wuhan:
Kita balik lagi kekapal, karena setelah 2 tahun, ketika kapal gue dan kapalnya berlabuh diport yang sama, gue bakal ketemu dia lagi, sang pemeran antagonis yang nanti akan datang lagi disaat yang tepat..
Diubah oleh bigtimebabalu 04-03-2021 04:45
sormin180 dan 26 lainnya memberi reputasi
25
Kutip
Balas
Tutup