Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

papahmuda099Avatar border
TS
papahmuda099
REUNI
REUNI


Prolog




Quote:


Daftar isi :


Quote:




Tamat




*
Diubah oleh papahmuda099 17-10-2021 15:28
dewiyulli07
bebyzha
ferist123
ferist123 dan 74 lainnya memberi reputasi
69
49.9K
889
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
papahmuda099Avatar border
TS
papahmuda099
#17
Janji




27 Agustus 2020



"wok...wok...wok! Ayyaiyay bang Joni banyak jablay...ayyaiyay bang Joni banyak jablay...,"


Suara nada dering di HP ku berbunyi ditengah malam.


Istriku, Rara, menendang-nendang pahaku dengan pelan. Isyarat agar aku segera bangun dan mematikan HP dengan nada dering suara telepon anak-anak itu.


"Emm...,"Gumamku malas.


"Ayah...," Desis istriku.


"Emm...," Aku membalas dengan double malas.


Gimana enggak, soalnya nih ya...waktu itu, aku tengah mimpi bertemu dengan Aura Kasih, artis bertubuh curvy terbaik ciptaan Tuhan. Seingatku, kami tengah bermesraan dibalik sebuah pintu. Tinggal sedikit lagi eksekusi, aku tiba-tiba terbangun.


"Shit...," Gerutuku dalam hati seraya bangun dari tempat tidur.


"Siap sih malem-malem gini telpon..," ujarku pelan sambil melihat nomer telpon tidak dikenal dilayar HP ku.


Agak ragu, akupun menekan tombol warna hijau.


"Halo...," Kataku pelan.


Terdengar sebuah suara disana. Dan tak lama kemudian, kedua mataku yang tadinya malas untuk kubuka. Sekarang malah jadi terbuka lebar.


"Oke, nanti aku atur waktu ku agar bisa datang," kataku menjawab kata-kata si penelpon.


Aku mengangguk senang. 


"Iya..., He em..., Ya ya..., Dah..., Wa'alaikumsalam," kataku seraya meletakkan kembali HP ku setelah memastikan bahwa sambungan telepon itu telah usai.


Aku lalu berdiri berkacak pinggang sambil menatap HP ku. Seolah-olah disanalah aku bisa melihat kelanjutan mimpiku dengan Aura Kasih.


Tak lama aku kembali mengambil HP ku dan membuka riwayat panggilan. Di paling atas, ada nomer telpon yang tadi. Segera ku save dikontakku...


...Inas MTs.





*






Siang harinya, saat aku sedang bekerja. Tiba-tiba sebuah pesan dari WhatsApp muncul.


"Ping!"


Segera ku baca pesan di WhatsApp itu.


"Ndra, ini Inas. Maaf ya semalam udah ganggu. Soalnya baru tadi malam aku dapat nomor kamu,"bunyi pesan itu.


Segera ku balas pesan chat itu.


"Iya, nas. Nggak apa-apa kok,"


"Alhamdulillah," balasnya yang kemudian disusul pesan lanjutan.


"Oya, nomor kamu aku masukin ke grup sekolah kita ya,"


"Oke," jawabku.


Tak lama berselang masuk pemberitahuan kalau aku sudah dimasukkan ke dalam sebuah grup WhatsApp.


Kubaca notifikasi itu dan nama grupnya.


"Mts 05 angkatan 2005 kelas 3b,"


Aku sempat geleng-geleng kepala juga demi melihat nama grupnya yang agak kepanjangan itu.


Kemudian kubuka grup itu dan kubaca satu persatu nama anggotanya.


Aku tersenyum melihat nama-nama itu. Di sana banyak sekali tertera nomor-nomor orang yang yang dulu pernah aku kenal. Sesekali aku tertawa ketika melihat foto profil mereka.


"Eh buset... Mukanya udah tua-tua amat ya. Gak kaya aku yang awet muda, hehehe...," Kataku dalam hati.
emoticon-Betty

Kemudian setelah seharian aku sudah masuk ke dalam grup itu. Aku baru tahu, ternyata mereka semua sedang membicarakan tentang bagaimana kalau kami semua melakukan reuni kembali.


"Ayolah kita reuni lagi,"


"Iya nih kalau nggak salah udah 2 tahun yang lalu terakhir kita reuni,"


"Mumpung ada si Indra tuh. Diakan udah lenyap belasan tahun lebih. Pengen tahu mukanya udah berubah kayak gimana, wkwkwk,"



Dan akhirnya, setelah tarik-ulur menyesuaikan waktu dan semacamnya. Diputuskanlah kalau reuni kali ini akan dilangsungkan awal Januari tahun depan. 


Setelah itu kami pun membahas tentang bagaimana acaranya, dimana tempatnya dan kira-kira berapa biaya yang harus kami kumpulkan.


Aku kemudian tersenyum senang.


Di benakku sudah muncul berbagai macam bayangan akan wajah-wajah mereka. Terutama sekali dua wajah perempuan yang dahulu sempat mengisi hari-hariku di masa sekolah saat itu.


Entah kenapa jantung ini berdetak agak kencang saat membayangkan raut wajah mereka berdua.
emoticon-Malu

"Astaghfirullah... Sadar ndra, kamu itu udah punya anak istri. Begitupun dengan mereka yang sudah berkeluarga,"
emoticon-Kimpoi

Aku berusaha beristighfar mengenyahkan perasaan-perasaan aneh yang muncul barusan.


Setelah aku yakin kalau semua persiapan dan tempat sudah beres juga biaya-biayanya. Aku pun meminta izin kepada istriku tentang keinginanku untuk menghadiri acara reuni sekolah.


Malam harinya ketika kami tengah duduk di ruang tamu sembari menonton TV. Aku mulai membuka obrolan.


"Assalamualaikum, Bun," kataku membuka obrolan dengan bercanda sedikit.


"Ih... Ayah apaan sih," katanya sambil memukul pelan pahaku.


"Hehehe...," Aku nyengir kuda.


"Alah...pasti lagi ada maunya. Kalau enggak lagi pengen mantap-mantap," katanya sambil tersenyum kecil emoticon-Malu (S)


"Bisa aja anaknya Arm****," kataku sambil menyebut nama ibunya.


"Eleh...Tas****," balas istriku seraya menyebut nama bapakku.


"Hehehe," aku tertawa 😀.


Kemudian aku langsung ke pokok pembicaraan yang ingin aku sampaikan.


"Bun, boleh nggak Ayah ikut reuni sekolah?"


Istriku terdiam. 


"Ada mantan Ayah nggak di sana?"


Itulah pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Rara, istriku.


Aku hanya bisa tersenyum kecut. Tapi akhirnya aku jawab juga dengan jujur.


"Ya adalah, Bun. Masa muka seganteng Ayah nggak dapat pacar waktu sekolah, hehehe...,"


Istriku terdiam.


"Waduh...apa aku salah ngomong ya?" Tanyaku dalam hati.


Sesaat kemudian, istriku menatap tajam ke arahku.


Aku secara tidak sadar sampai meneguk ludah. Suasana ketika itu mungkin sama persis dengan adegan-adegan di film horor.


Istriku lalu berkata.


"Ya udah bunda izinin. Tapi bunda wanti-wanti, jangan sampai ngelakuin hal yang aneh-aneh disana. Bunda harap, ayah masih ingat dengan kejadian kita beberapa bulan yang lalu,"


Aku mengangguk senang.


Dalam hati, aku berjanji akan menjaga amanah yang diberikan oleh istriku. Karena, memang sakit ketika kita dikhianati oleh seseorang yang kita sayangi.


Skip...


Sabtu, 16 Januari 2021


Kehidupan sudah ada yang mengaturnya. Meskipun kita, sebagai manusia sudah berencana, tapi sekali lagi, didunia ini sudah ada yang mengaturnya. Kita hanyalah bidak yang digerakkan oleh sang maha pencipta. Kita bernafas, makan, berjalan, berpikir dan bergerak, semuanya karena Tuhan.


Maka dari itu, sudah seyogyanya kita jangan terlalu sering mengumbar janji-janji.


"Pasti...,"


"Aku berjanji...,"


"Tenang aja, aku pasti datang..."


Dan kalimat-kalimat penuh janji yang lainnya.


Mungkin, lebih bijak bagi kita (muslim), untuk lebih sering mengucapkan kata-kata Insya Allah, dari pada janji-janji pasti yang kita, sebagai manusia buat.


Dan...hal itu juga berlaku saat kami mengadakan acara reuni kali ini.


Dari 19 orang murid Mts 05 kelas 3b, yang berjanji akan ikut serta adalah 14 orang.


Namun, saat di hari H-nya. Yang jadi datang hanyalah 10 orang saja. Jujur, aku sedikit merasa kecewa dengan hal ini. Tapi, aku segera membuang pemikiran itu. Karena mau bagaimanapun juga, kebanyakan dari kami sudah berkeluarga semua. Terutama bagi teman-temanku yang perempuan. Apalagi acara kami ini termasuk lama untuk sebuah acara reuni. 3 hari 2 malam dari hari Sabtu tanggal 16 sampai dengan hari Senin tanggal 18. Disebuah villa yang sudah kami sewa di kaki gunung Slamet.


"Untungnya dana sudah terkumpul semua dari akhir November kemarin, jadi gak masalah kalau ada yang membatalkan keikutsertaan mereka. Yang penting, mereka udah bayar dan uang tak bisa ditarik kembali. Pokoknya kamu tenang aja, ndra. Untuk urusan tempat dan logistik, semuanya sudah aman dan nyaman,"


Terngiang perkataan Gatot, salah satu temanku yang bertugas mengumpulkan dana dan juga yang kami tunjuk sebagai leader acara, saat aku bertanya padanya tentang kelanjutan acara ini.


Aku menghirup udara segar pegunungan tempat dimana kami ber-10 ada sekarang.


Aku menyempatkan diri untuk melemaskan otot-otot ditubuhku setelah hampir 4 jam duduk dimobil jenis Elf, yang kami sewa untuk mengantar kami ke lokasi villa kami berada.

elf

REUNI
sumber google


Kulihat waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi lewat sedikit. Tapi, disini hawa masih terasa sejuk.


"Plok,"


Aku menoleh kebelakang.


Nova, laki-laki itu yang menepuk pundak ku.


Jujur, aku agak kurang sreg dengannya. 


Kenapa?


Itu karena Nova adalah salah satu preman saat kami masih bersekolah dulu. Dan aku, salah satu diantara banyaknya korban kenakalannya dulu. Saat aku masih Mts, badanku termasuk agak kecil dan sedikit kurus ( meskipun tak bisa menyembunyikan ketampananku yang bagaikan kutukan ini ), makanya aku suka ia bully dulu.


Tapi sekarang...


Aku menoleh kearahnya dengan kepala sedikit tertunduk. Karena tubuhku yang lebih tinggi darinya.


Saat pertama kali bertemu dengannya tadi pagi, aku sempat heran juga melihatnya. Apakah semenjak lulus Mts tubuhnya tidak bertambah lagi, atau gimana.


"Apa?"Tanyaku.


"Enakan suasananya? Gak kaya di Jakarta," tanya Nova sambil tersenyum.


"Iya nih," jawabku singkat.


Dalam hati aku berkata, "mungkin di otaknya ini, semua kota besar disebutnya sebagai Jakarta. Padahal udah dijelasin, kalau aku ini tinggal di Tangerang,"


Aku lalu segera membantu mengambil beberapa tas-tas besar milik rombongan kami dari mobil elf itu.


Sambil menenteng beberapa tas, aku berjalan mengikuti arah kaki Gatot menuju villa. Ia, kami percayakan sebagai leader acara reuni kami kali ini.


Villa yang kami sewa ini, hampir berbatasan dengan hutan lindung gunung Slamet. Disekitar villa kami, ada beberapa villa lagi, tapi mungkin karena efek pandemi kali ini, jadinya hanya villa kamilah yang berisi.

Villa

REUNI
sumber google


"Ngeri-ngeri sedap,"kataku dalam hati demi melihat kondisi agak sepi ini.


Jalanan yang agak naik membuat nafasku sedikit ngos-ngosan saat aku sampai didepan villa kami.


Kuletakan tas-tas yang aku bawa. Setelah mengusap peluh yang membasahi dahi, aku bermaksud untuk mendekati Gatot yang tengah bercakap-cakap dengan seorang bapak-bapak yang ternyata adalah penjaga villa ini.


Namun, saat aku hendak melangkah. Lenganku ada yang menarik. Sontak aku menoleh.


Muncul sebuah wajah sedikit pucat, karena kulitnya yang putih, tapi cantik. Si pemilik wajah ini tersenyum seraya berkata.


"Makasih, ndra. Udah bantuin bawain tas aku,"


Aku sedikit tergagap, karena aku hanya asal ambil saja. Gak taunya, salah satu tas yang aku bawa adalah milik perempuan itu. Bukannya apa-apa, tapi dia adalah mantanku saat di sekolah dulu.


"Oh iya, gak papa kok, Nas," jawabku dengan jantung yang sedikit terasa berlarian.

Inas tersenyum.

Manis sekali...



***
Diubah oleh papahmuda099 28-02-2021 08:47
jondolson
cos44rm
mas444
mas444 dan 30 lainnya memberi reputasi
31
Tutup