Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

exolurisAvatar border
TS
exoluris
Little things called "You" [18+] [Based on true Story]
Spoiler for sinopsis:


Little things called "You" [18+] [Based on true Story]

Sebenernya gw udah pernah posting tentang cerita ini, tapi gw mau tulis ulang dengan gaya baru, dan lupain cerita yang lama. Gw bakal posting disini aja semuanya mulai dari awal lagi. and please don't you ever call me with my other name, my name is LEO, okay?
Sekali lagi, gw ingatkan bagi yang dibawah umur segera close tab ini dan jangan pernah kembali. You've been warned!
Satu lagi, yg ngerasa kenal dengan setting lokasi tolong keep silent dan dm gw aja, siapa tau kita kenal emoticon-Big Grin


Quote:


Spoiler for index:


Bingung dengan alur cerita dari gw? Sedikit gw kasih pencerahan ya, Cerita beda timeline adalah cerita yg baru aja kejadian belakangan ini, dan gak mungkin flashback cerita tahun lalu disitu, pastinya apa yg baru kejadian langsung gw tulis. Dan main story adalah yg pake fase, karena gw pengen share lebih cepat tentang kejadian yg baru aja terjadi, makanya gw bikin cerita beda timeline. Padahal harusnya itu diceritakan jauh banget, masih teramat jauh untuk diceritain kalo ngikut di main story.
Udah paham? Oke thank you, love you all 😘
Wkwkwk
Gimana lanjutan cerita cinta antara gw, Melz dan Isna? Alright let's start over!

Spoiler for Ilustrasi Tokoh Dalam Cerita:


Spoiler for SOML (Soundtrack Of My Life):


Dengerin dulu nih lagu kaporit gw emoticon-Peace


Jadwal update jam kerja biar gak ketauan bini dan kalo lagi gak sibuk emoticon-Ngacir Tubrukan
Sedikit pesan dari gw, bantu lahh di rate atau isi poll atau kasih komen biar gw tau mana yg mesti gw benerin dari cara nulis gw yg aur-auran ini emoticon-Big Grin


FLASH NEWS!
Judul ini gw tulis lagi di wattpad dengan judul
Things Called Us, mungkin bakal ada chapter bonus disana nanti, so stay tune yaa emoticon-Peace
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 37 suara
Apa yang kalian suka dari trit ini?
Ceritanya
11%
Gaya Penulisannya
16%
Soundtracknya
5%
Adegan ++ nya
41%
Karena diangkat dari True Story
27%
Diubah oleh exoluris 24-04-2021 12:45
Nikita41
imamarbai
RevoLetch
RevoLetch dan 59 lainnya memberi reputasi
58
74.8K
1.1K
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
alealeyaAvatar border
alealeya
#240
Sorry babang aku bajak lg trit nya emoticon-Ngakak (S)
Nih sekalian buat bukti, kalo leo tuh pernah sayang ke aku, dan dia nya aja yg gak mau ngakuin hahahaha! (Tawa jahat)
Here we gooooo!

Hujan
Diambil dari trit: Namaku Aleya

Little things called "You" [18+] [Based on true Story]


Siang ini selepas bel pulang sekolah berbunyi, aku dan ketiga sahabatku berencana untuk nongkrong di sebuah kedai yg terletak di pinggiran kota, jaraknya lumayan jauh dari SMP kami, tapi kami udah terbiasa buat nongkrong disitu, menghabiskan waktu bersama sampai sore menjelang, baru pulang ke rumah masing-masing. Dengan penuh semangat ku bereskan semua buku dan alat tulis dari atas meja, ku masukan semua kedalam ransel biru muda ku. Padahal pak guru belum keluar dari ruang kelas, tapi aku sudah sangat bersemangat mau cepat-cepat keluar dan mengakhiri perjuangan di sekolah hari ini.

"Hei bapak belum keluar kamu udah berdiri aja, duduk lagi!" Kata pak guru sambil menunjuk kearahku. Seisi kelas tertawa melihat ku dipermalukan. Yahh elah pak, kan aku mau cepet-cepet nongkrong, perutku udah laper banget nihh.

Bla bla bla pak guru menutup materi pelajaran geografi di jam terakhir itu, ya ampun udah lewat lebih dari 10 menit ini bel nya, kelas-kelas lain udah berhamburan keluar menuju parkiran.
Akhirnya si bapak keluar juga, beberapa murid yg duduk paling depan langsung ngacir menuju pintu kebebasan yg terbuka lebar di depan sana.
Didepan pintu terlihat Miza sedang menunggu kami, kasian dia di kelas 2 ini malah harus terpisah dari kami karna masuk kelas 2C sedangkan kami di kelas B.

"Miz kamu bawa motor kan?" Tanya Rian sesaat setelah kami bertemu di depan pintu.

"Ya bawa lahh Yan, emang nya kamu gak boleh lagi bawa motor gara-gara insiden itu hahaha," kami tertawa bersama mengingat insiden berbulan lalu yg menimpa Rian. Fasilitas motor nya harus ditarik oleh bapak Rian karena tanpa sengaja dia menabrak seorang pedagang cilok dan menyebabkan seluruh barang dagangan sang abang cilok berhamburan, akhirnya Bapak Rian mengganti seluruh kerugian si abang cilok, mulai dari yg berceceran di jalan sampai gerobak nya yg rusak parah, ckckck Rian gak konsen tuh pasti bawa motornya.

"Yuk berangkat, tar keburu penuh lho, gak kebagian tempat duduk, mau pada duduk di jalan?" Ucap Leo sambil memasang helm nya. Yaa disekolah ini helm harus dibawa masuk sampe ke kelas kalo gak mau hilang begitu saja di parkiran, walau sudah di pagar keliling, tetap saja helm-helm di parkiran jadi sasaran empuk pelaku kejahatan.
Walaupun tiap pagi aku selalu diantar oleh Ayah ke sekolah, tapi helm ku gak pernah ketinggalan, aku selalu siapin helm siapa tau mereka ngajak jalan sepulang sekolah. Biar gak bolak balik ke rumah lagi maksudnya.

Perjalanan kurang lebih 12 menitan kami tempuh, akhirnya ban motor yg bergulir mengantarkan kami di sebuah kedai yg mulai ramai pembeli, kedai itu tempat yg cukup favorit buat nongkrong anak sekolah, soalnya murah banget sih makanan disini.
Setelah memesan makanan dan minuman, ku tunjuk sebuah meja yg kosong di dekat jendela. Mereka lalu menuju kesana, meninggalkan aku dan Rian yg sedang menunggu pesanan. Hari ini giliran kami yg membawakan pesanan, Miza dan Leo kemarin udah melayani kami soalnya hahaha.

"Ley, sumpah tadi waktu dikasih soal matematika aku bingung banget," ucap Leo saat kami sudah duduk dan menikmati makanan yg tak bosan-bosan nya kami makan setiap hari, batagor.

"Makanya kalo milih duduk jangan jauh-jauh dari Rian, tadi kan aku minta jawaban Rian," jawabku.

"Hahaha apaan, orang tadi aku juga nyontek si Firman kok," Rian mengelak.

"Lho masa? Berarti kita tadi jawaban nya bener semua dong?", aku kegirangan.

"Iya kali, semua jawaban dia tadi ku salin di kertas, abis itu kertas nya kan ku kasih kamu," kata Rian sambil melahap lagi batagor enak nya.

"Apalah daya hamba ya tuhan, cuman sendirian gak ada yg bisa dicontek," sahut Miza sambil mengangkat kedua tangan nya pura-pura berdoa. Lalu kami sambut dengan gelak tawa bersama.

Suasana kedai makin ramai, berbondong-bondong anak sekolah seperti kami mulai berdatangan, ada yg berpakaian SMA dan apa juga yg berpakaian SMP. Obrolan pun menyebar kesana kemari. Aku dan Leo yg duduk bersebelahan saling bercerita tentang MTV yg tadi malam kami tonton, Rian dan Miza terlihat sedang asyik debat masalah sepak bola.

"Ley tau gak?, within temptation ngeluarin album baru lho tahun ini," ucap Rian tiba-tiba. Mengganggu Aku dan Leo yg sedang asyik ngobrol.

"Iya udah tau, makanya kalo orang ngomong tu di dengerin," jawabku meledek Rian, karena daritadi aku dan Leo juga lagi bahas itu sementara dia sibuk ngobrolin sepak bola sama si Miza.

"Hahaha baru tau Yan?" Sambung Leo.

"Brisik lu," Rian agak kesal.

"Hahaha," kami bertiga tertawa, Miza ikut tertawa walaupun ia gak tau apa yg dia ketawain.

Awan yg daritadi sepulang sekolah emang udah mendung, kini makin menghitam. Kami masih ingin ngobrol lebih lama lagi disini, waktu baru menunjukkan sekitar pukul 15.

"Ley balik yuk, takutnya tar ujan," kata Leo sambil menunjuk ke luar jendela.

"Iya nih Miz, balik yuk," sahut Rian.

"Yahh baru juga jam segini, masa udah pulang," jawabku.

"Daripada tar keujanan dijalan terus basah-basahan?", ucap Leo sambil mengenakan jaketnya.

Yaa terpaksa deh aku ikut aja pulang, soalnya kan aku nebeng sama Leo pulang nya. Lagian kalo aku tinggal sendirian disitu juga takut. Takut digodain ama cowo-cowo yg sering nge lirik-lirik ke arahku, apalagi anak SMA. Ihh...
Aku menaiki motor yg di kendarai Leo, sedangkan Rian menumpang Miza untuk pulang, lalu kami berjalan beriringan sampai pada perempatan dengan lampu merah kami harus berpisah, arah rumah Rian dan Miza kesebelah kiri, dan arah rumah Leo ke kanan, searah dengan ku. Roda motor matik Leo bergulir diatas aspal yg agak sepi dari sepeda motor, kebanyakan yg lewat cuman mobil sore itu.

"Lho lhoo kan mulai gerimis Ley, ayo pegangan kita agak ngebut ya," ucapnya sambil menambah kecepatan, motor melaju kencang menuju rumahku.

Baru beberapa menit setelah menancap gas, hujan besar turun. Langit makin gelap, air turun makin deras dan angin berhembus tambah kencang. Leo membelokkan motornya ke sebuah halte bus di pinggir jalan. Halte itu kosong, tak ada seorang pun disana. Aku segera turun dan berlari menuju tempat duduk halte yg terbuat dari besi. Di ikuti oleh Leo yg kemudian duduk disebelahku.

"Tuh kan apa ku bilang tadi, ujan kan?" Kata Leo.

"Iya ya, kenapa gak ngelamar kerja jadi peramal cuaca aja pak?" Sahutku.

"Hahaha selesein sekolah dulu neng, baru tar jadi peramal togel," jawabnya sambil di jitaknya kepalaku.

"Aduuhhh! Emang ya Leo selalu kasar sama cewe, pantes gak punya pacar ihh," aku meledeknya.

"Emang kamu punya pacar? Jomblo teriak jomblo," lalu ia menjulurkan lidahnya kearahku.

Iya sih, dalam kumpulan kami ber 4 gak ada satupun yg punya pacar, kami rasa gak perlu punya pacar karena kami sudah punya sahabat yg lebih dari itu.

Angin yg berhembus terasa makin dingin. Cukup kencang tiupan angin membuat rok seragam sekolah ku yg hanya beberapa cm diatas lutut jadi agak berkibar. Aku sih cuek aja, kan aku pake celana pendek di dalam.

"Tutupin Ley, tar kalo aku khilaf gimana?" Kata leo sambil menunjuk rok ku.

"Halah cuman kamu doang, silahkan kalo mau khilaf aku gak ngelarang," jawabku sambil pasang muka meledek.

"Ni anak yaa kalo di kasih tau susah banget, malah becanda lagi,"

"Ngomong-ngomong kenapa ya tumben aku gak bawa jaket, mana dingin banget lagi hiiii..." ucapku sambil meletakkan tangan di depan dada.

"Settt.. ", seketika Leo melepaskan jaket parasut nya, lalu memakaikan nya di badanku.

"Nih biar gak kedinginan, tar kalo kamu kenapa-kenapa pasti aku yg di marah sama ayah mu," kata Leo.

"Makasih pangeran kodok, baik banget deh," ledek ku.

"Enak aja pangeran kodok, ganteng gini pangeran kodok,"

"Pfffttt ganteng? Gak punya kaca dirumah?"

Saling ledek berlangsung sengit, aku terus memojokkan Leo dengan ledekan-ledekan maut, membuat nya mikir dulu kalo mau balas. Hahaha.

Wuuuzzzz angin tiba-tiba berhembus kencang banget kearah kami yg sedang duduk.

"Hiiii dingin bangeeeettt," ucapku sambil menggigil.

"Yahh udah pake jaket masih aja bilang dingin, apa kabar yg gak pake jaket disebelahmu ini?"

"Gak ngurus, salah siapa gak bawa jaket," aku kembali meledeknya.

Sleeepppp, tiba-tiba Leo memelukku dari samping.

"Nih kalo masih dingin juga biar ku peluk sekalian," ucapnya ditelingaku.

Aku teridam sejenak menikmati hangat nya pelukan dari sahabat. Ahhh lumayan lah dapet pelukan dari si ganteng hahaha. Aku diam aja beberapa saat menikmatinya.

"Eh ehh ke enakan dia, udah ah tar kamu khilaf," kata Leo sambil melepaskan pelukan nya.

Yahh kok udahan sih, ucapku dalam hati.
Enak banget yaa jadi cewe satu-satunya dalam kumpulan sahabat ini. Selalu ada yg perhatiin aku, ada yg jagain aku, dan ada yg anter jemput kalo aku mau kemana-mana.

Benerkan ku bilang? Leo tu pernah sayang dan care ke aku, dan disini bakat fakboinya udah mulai keliatan wkwk
Sebenernya mau aku kasih bonus foto leo, tapi takut dimarahin emoticon-Stick Out Tongue
Dahh, bye
manutd1984
Nikita41
i4munited
i4munited dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Tutup