- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Ben, Malaikat Kecilku
![blackrosest](https://s.kaskus.id/user/avatar/2019/06/23/avatar10631952_2.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
blackrosest
Ben, Malaikat Kecilku
![Ben, Malaikat Kecilku](https://s.kaskus.id/images/2019/07/20/10631952_201907201147560828.png)
pict by Pinterest
Quote:
#Cerita_Mini
BEN, MALAIKAT KECILKU
Hari yang melelahkan bagiku, saat hampir setiap waktu Ben tak hentinya menangis. Meskipun begitu, aku mencoba bersikap sabar. Bagi seorang ibu, suara tangisan si buah hati bagai melodi indah dibandingkan ia harus menyaksikan anaknya terbaring sakit tak berdaya.
Seminggu yang lalu adalah masa-masa kritis Ben. Dokter mendiagnosis anakku terkena infeksi paru-paru. Aku frustrasi, anak usia tiga tahun harus menderita penyakit seberat itu. Ditambah melihat seluruh tubuh kecilnya dipenuhi alat medis. Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada itu. Tiap detik aku menyalahkan Arman–suamiku– yang seorang perokok berat.
Tiga hari setelah pulang dari rumah sakit, Ben tiba-tiba menghilang. Padahal aku hanya meninggalkannya ke toko seberang rumah. Seharian berkeliling di sekitar kompleks, akhirnya Ben berhasil kutemukan. Di taman kompleks dia tengah asyik bermain ayunan, seorang diri. Langsung saja kugendong dan segera membawanya pulang.
Entahlah, semenjak dari taman bermain itu Ben terlihat aneh. Seringkali menangis bahkan tidak mau diajak makan. Dari sorot matanya ia seperti ketakutan melihatku. Kupikir, itu pasti efek dari obat-obatan kemarin.
Ben tengah tertidur lelap dengan mata sembab karena terlalu banyak menangis. Perlahan wajah mungil itu kuhujani dengan kecupan, lalu membawanya dalam dekapan. Seharian ini ia selalu saja menghindar. Serta merta buliran bening mulai membanjir. Malaikat kecilku terlihat begitu lelah. Ya Tuhan, aku teramat menyayanginya.
Pintu kamar perlahan terbuka, disusul langkah Arman yang semakin mendekat. Lelaki itu tersenyum kemudian mendaratkan sebuah ciuman di keningku.
“Sayang, ayo keluar sebentar. Ada yang harus aku sampaikan,” ucapnya berbisik, tak ingin suaranya membangunkan si kecil Ben. Lalu kami melangkah keluar kamar.
“Alice ... Sayang, sadarlah! Ben kecil kita sudah tidak ada. Kamu harus bisa menerima kenyataan itu! Percayalah, ia sudah bahagia di surga. Ayo kembalikan anak itu pada orang tuanya, mereka sudah menunggu.”
-End-
Black Rose
29.06.19
----@@@----
Rekomendasi Thread Ane yang lain:
Kumpulan Cerita Misteri & Creepypasta
Kumpulan Kisah Urban Legend & Scary Game
---***---
Kumpulan Indeks
Pemilik Hati
Cermin Kuno
Wanita Malam
Danau Kenangan
Lelaki Tanpa Denyut Nadi
Sisi Lain Cinderella
Lukisan Berdarah
Saat Aku Tengah Sendirian
Sebuah Kisah Kelam
Diubah oleh blackrosest 23-09-2019 03:11
![indrag057](https://s.kaskus.id/user/avatar/2020/03/30/avatar10833629_2.gif)
![sunshii32](https://s.kaskus.id/user/avatar/2020/03/28/default.png)
![eyefirst2](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
eyefirst2 dan 22 lainnya memberi reputasi
23
8.6K
81
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
![blackrosest](https://s.kaskus.id/user/avatar/2019/06/23/avatar10631952_2.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
blackrosest
#4
CERMIN KUNO
![Ben, Malaikat Kecilku](https://s.kaskus.id/images/2019/06/29/10631952_201906290337270076.jpg)
Pict: by Google
#Creepypasta
CERMIN KUNO
Sayup terdengar suara geraman aneh. Kusibakkan selimut, memindai setiap inci ruangan mencari sumber suara. Dari balik cermin, nampak sosok makhluk menyeramkan. Perlahan ia keluar menembus kaca. Mata hitamnya menonjol tanpa kelopak, ia tak mempunyai hidung. Mulutnya lebar membelah pipi, juga deretan gigi seruncing gergaji menguarkan aroma busuk menusuk penciumanku.
Kuambil tongkat bisbol di samping ranjang. Makhluk itu keluar kamar dengan menembus dinding, menyusuri lorong gelap karena lampu memang selalu dimatikan.
Ternyata ia berhenti di kamar mandi. Tanpa buang-buang waktu aku langsung mengayunkan tongkat bisbolku penuh nafsu. Berkali-kali kuhantam area kepalanya.
“Ah, sial! Mimpi buruk lagi,” rutukku sambil mengelap keringat. Ini terasa begitu mengerikan. Waktu masih jam satu dini hari. Dengan langkah gontai kuputuskan menuju dapur. Segelas air putih mungkin mampu membuatku sedikit tenang.
Namun, saat melewati kamar mandi dadaku tertohok, paru-paruku seolah lupa bernapas. Di sana, kulihat seonggok tubuh dengan kepala hancur, otak berceceran memenuhi lantai. Piyama kakakku ternoda darah.
-End-
Black Rose
29.06.19
![cattleyaonly](https://s.kaskus.id/user/avatar/2019/07/12/avatar10647605_3.gif)
![iissuwandi](https://s.kaskus.id/user/avatar/2019/07/17/avatar10651725_5.gif)
![indrag057](https://s.kaskus.id/user/avatar/2020/03/30/avatar10833629_2.gif)
indrag057 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup