- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bohemian Rhapsody menurut para kritikus
TS
kangjati
Bohemian Rhapsody menurut para kritikus
Buat para pecinta film khususnya fans Queen pasti udah nungguin film ini dari awal tahun.
Sosok Freddie Mercury yang merupakan vokalis sekaligus pentolan grup ini adalah fokus cerita. Menurut beberapa spoiler di kantor (iya ane kena spoiler kampret bgt), ada bagian di mana proses menciptakan lagu Bohemian Rhapsody di mana Freddie menggunakan lirik kontroversial dalam lagunya, yak bener banget "Bismillah" nanti disebutkan di film itu dan film ini juga membahas tentang penyakit biseksual sang vokalis yang kontroversial dan bernama asli Farokh ini.
Nah trus gimana nih film ini menurut para kritikus?
Quote:
Bohemian Rhapsody telah tayang di bioskop se-Indonesia sejak Rabu (31/10/2018). Film ini merupakan biopik mengenai band rock legendaris Queen -- terutama vokalisnya yang tersohor, Freddie Mercury.
Judul film ini merupakan tajuk lagu "Bohemian Rhapsody" dari album kedua Queen, A Night at the Opera (1975). Lagu berdurasi enam menit ini merupakan sebuah mahakarya; performa vokal Freddie jadi nomor satu pilihan pembaca versi Rolling Stone.
Apakah film Bohemian Rhapsody juga mahakarya?
Bisa dibilang kritikus terbelah antara suka dan tidak pada film garapan Bryan Singer ini. Dalam situs pengepul ulasan Rotten Tomatoes, Bohemian Rhapsody menggapai skor 60 persen dengan nilai rata-rata enam dari 10 poin. Dari 180 ulasan, ada 72 yang menganggapnya jelek.
"Bohemian Rhapsody mampu menjangkau nada tinggi, tapi sebagai biopik mendalam mengenai sebuah band yang dicintai banyak orang, film ini lebih seperti sebuah medley, daripada koleksi lagu-lagu terbaik," tulis Rotten dalam konsensus kritiknya.
Film ini memang banyak menampilkan sederet lagu-lagu populer Queen seperti "Killer Queen", "Another One Bites the Dust", "We Will Rock You", "Love of My Life", dan tentu saja "Bohemian Rhapsody".
Kisah Bohemian Rhapsody berawal dari persiapan Freddie Mercury (Rami Malek) sebelum Queen tampil dalam ajang Live Aid 1985; salah satu konser terbesar yang pernah ada di muka bumi. Film kemudian berkilas balik ke 1970 ketika Freddie masih menggunakan nama aslinya, Farrokh Bulsara.
Farrokh adalah mahasiswa seni keturunan Persia yang menyukai musik. Suatu malam ia berkenalan dengan band lokal bernama Smile. Kebetulan, vokalis mereka memutuskan untuk berhenti.
Bersama gitaris Brian May (Gwilym Lee), drummer Roger Taylor (Ben Hardy), dan pemain bas John Deacon (Joseph Mazzello), Farrokh membentuk Queen.
Film kemudian memperlihatkan suka duka Queen sebagai band legendaris kelas dunia, dengan Farrokh yang kemudian mengubah nama pop menjadi Freddie sebagai motor.
Meski ulasan buruk menerpa Bohemian Rhapsody, penampilan Malek sebagai Freddie Mercury (1946-1991) relatif disukai para kritikus. Ia terbilang mampu menghidupkan almarhum yang dikenal sebagai vokalis flamboyan nan energetik di atas panggung dan penghibur yang sangat lihai dalam menghadapi penonton.
"Malek menampilkan performa luar biasa. Sejujurnya ia adalah alasan satu-satunya untuk menonton film ini," tulis Jason Guerrasio dari Business Insider.
Menurut Guerrasio, kehidupan rocker yang penuh seks dan obat-obatan terlarang, serta orientasi biseksual Freddie sebenarnya kurang cocok ditampilkan dalam Bohemian Rhapsody yang punya rating PG-13 (penonton berusia di bawah 13 harus ditemani orang dewasa).
Biasanya film biopik bintang rock punya rating R (Restricted, penonton bawah 17 harus ditemani orang dewasa). Contohnya The Doors (1991) yang menampilkan Val Kilmer sebagai Jim Morrison, vokalis band rock 1970-an The Doors.
"Performa Malek menutupi kekurangan-kekurangan itu. Penampilannya terasa sangat mengakar; keinginan Freddie untuk menjadi bintang, penderitaan yang dialami, dari kesepian, hubungan dengan istrinya; semua terasa begitu otentik," puji Guerrasio.
Bohemian Rhapsody juga dianggap kurang akurat dari segi penceritaan. Ada beberapa hal yang berbeda. Contohnya perbedaan waktu ketika Freddie Mercury didiagnosis terjangkit HIV.
"Lebih baik film ini tidak pernah dibuat," kritik Mike Ryan dari Uproxx. "Hasil akhirnya seperti menghukum Freddie Mercury, 27 tahun setelah ia wafat."
Dalam tulisannya, Ryan mencontohkan beberapa akurasi yang menurutnya bisa bikin Freddie marah andai sang legenda masih hidup. Beberapa contoh itu akan menjadi bocoran (spoiler) jika dijelaskan di sini.
"Yang kita dapat adalah Rami Malek memerankan Mercury dalam sebuah kisah propaganda dari Brian May dan Roger Taylor," tulis Ryan. May (71) dan Taylor (69) adalah dua anggota Queen yang masih aktif bermusik dan menjadi produser musik untuk film Bohemian Rhapsody.
Bagian-bagian buruk dari film ini bisa dibilang disebabkan masalah dalam proses produksi. Pada Desember 2017, Fox memecat sutradara Bryan Singer meski film ini masih dalam proses syuting. Singer (52) disebut kerap menghilang dari lokasi syuting.
Rumornya ia berseteru dengan Malek lantaran perbedaan pendapat dalam kreativitas. Alasan resmi dari Fox adalah gangguan kesehatan yang dialami Singer dan orangtuanya membuat sang sutradara tidak mampu melanjutkan tugas.
Singer akhirnya diganti oleh Dexter Fletcher, tapi namanya masih tertulis sebagai sutradara Bohemian Rhapsody karena peraturan DGA (asosiasi sutradara Amerika Serikat).
Itulah sekilas tentang beberapa kritik dari para kritikus film mengenai film Bohemian Rhapsody.
Gimana, ente tertarik nonton akhir pekan ini? Atau nunggu keluar di LK21 ?
God Bless You Legend !!
Spoiler for MAMAAAAA UWUUUU~~~:
Quote:
Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat di sini
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh
SUMUR :
Beritagar.id
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh
SUMUR :
Beritagar.id
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan
Quote:
Manfaat dibalik seramnya film horror
Gak cuman alkohol, ternyata Gula juga bisa bikin mabok loh gan
Timo siap garap film Si Buta dari Gua Hantu, siapa yang cocok meranin, Tora Sudiro?
Peyudara terasa nyeri tidak sepenuhnya adalah Kanker
Sekarang, Air Kencing Bisa Jadi Bahan Batu Bata Loh Gan!
Real Madrid pecat Lopetegui, siapa yang cocok gantiin doi, Conte atau Opa Wenger?
Mengenal diet gaps untuk penderita autisme
"Kerupuk" si makanan enak tapi gak menyehatkan
Mengenal Boeing 737 Max 8, pesawat yang jatuh di Karawang
Kapal kayu Yunani Kuno ditemukan Utuh di dasar Laut Hitam
Gak cuman alkohol, ternyata Gula juga bisa bikin mabok loh gan
Timo siap garap film Si Buta dari Gua Hantu, siapa yang cocok meranin, Tora Sudiro?
Peyudara terasa nyeri tidak sepenuhnya adalah Kanker
Sekarang, Air Kencing Bisa Jadi Bahan Batu Bata Loh Gan!
Real Madrid pecat Lopetegui, siapa yang cocok gantiin doi, Conte atau Opa Wenger?
Mengenal diet gaps untuk penderita autisme
"Kerupuk" si makanan enak tapi gak menyehatkan
Mengenal Boeing 737 Max 8, pesawat yang jatuh di Karawang
Kapal kayu Yunani Kuno ditemukan Utuh di dasar Laut Hitam
0
21.1K
Kutip
121
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
irmanblackcore
#93
Quote:
Original Posted By claymite►Yup
Emg film ini lbh cenderung crowd-pleasing sih drpd biopic
Fokus film ini jg kentang. Entah lbh pgn ngambil sisi "Queen" atau "Freddie"
Porsi bapake Freddie yg pny peran vital jg krg digali. Jadilah emotionless
Emg film ini lbh cenderung crowd-pleasing sih drpd biopic
Fokus film ini jg kentang. Entah lbh pgn ngambil sisi "Queen" atau "Freddie"
Porsi bapake Freddie yg pny peran vital jg krg digali. Jadilah emotionless
Quote:
Original Posted By redvortex►Untuk fans Queen sih pastinya luar biasa yah mengobati kerinduan...(seperti ane contohnya yang dari kecil udah bikin kliping tentang queen )
Untuk obat rindu oke...tapi kalau bicara dari segi film...ya memang agak nanggung sih apalagi bagi yang udah tau seluk beluknya Queen...setidaknya bisa sedikit lebih baik lagi gituh..
At least buat ngangkat emosi penonton terkait "kisahnya freddie" karena orang kebanyak pasti taunya He is gay and He died because Aids...indeed...tapi yang membuat cerita jadi kompleks dan dapat menyentuh emosi terdalam yaitu perasaan cinta sejatinya freedie ke pada Mary Austin ( si Lucy yg jadi Mary Austin cocok banget + cantik banget )
Nah karena film tersebut udah menyinggung ke arah situ, menurut ane alangkah baiknya di lurusin sampai finish agar penonton atau orang2 lain yang suka lagu queen tapi baru tau kulitnya queen, Bisa Jelas...Sebab pada intinya kisah freddie bukan sesederhana he is gay he slept with many men, and he died because aids..lalu timbul simpati / rasa kasihan / rasa haru karena semangatnya freddie setalah tau dia mengidap AIDS dia tetap berusaha perform dengan baik untuk konser live aid.
NO...
There is more and bigger and deeper than that... Bagaimana freddie sangat mencintai dan menyangi Mary Austin lebih dari segalanya, dan bahkan tidak ada laki2 atau perempuan lain yang bisa menggantikan posisi Mary di hatinya, lalu moment2 saat Mary dan Freddie menghabiskan waktu bersama sama note: setelah live aid 85' masih ada agenda konser2 besar queen salah satunya, magic tour yg didalamnya termasuk montreal, wembley, dan budapest, dalam setiap konser setelah live aid Mary selalu menemani Freddie.
Lalu moment2 mendekati ajal bagaimana freddie pada akhirnya melepaskan semua obat2an dan mengumumkan sakitnya kepada publik, sampai jelang kematiannya Mary lah yang ada disamping Freddie sambil memegang tangannya. Marypun mendapatkan bagian paling banyak dari wasiatnya Freddie (Tanpa mendiskreditkan Jim Hutton yang mau menemani freddie walau dengan kondisi "sudah terkena AIDS" ) Tapi kisah Freddie dan Marry bila diangkat lebih lagi ane rasa akan cukup membuat emosi para penonton bergejolak. Freddie benar2 menunjukan bahwa Mary Austin is love of his life... Tapi memang ceritanya akan jadi kompleks dan bukan Tipenya Brian May, karena Brian sebagai produser pasti ingin lebih mengutamakan "Gaungnya" Queen dengan sedikit bumbu kisahnya Freddie.
But Overall its a good movie...as a queen fan...ane sangat bersyukur film tentang Queen bisa ada di bisokop..
Long life the Queen!
Untuk obat rindu oke...tapi kalau bicara dari segi film...ya memang agak nanggung sih apalagi bagi yang udah tau seluk beluknya Queen...setidaknya bisa sedikit lebih baik lagi gituh..
At least buat ngangkat emosi penonton terkait "kisahnya freddie" karena orang kebanyak pasti taunya He is gay and He died because Aids...indeed...tapi yang membuat cerita jadi kompleks dan dapat menyentuh emosi terdalam yaitu perasaan cinta sejatinya freedie ke pada Mary Austin ( si Lucy yg jadi Mary Austin cocok banget + cantik banget )
Nah karena film tersebut udah menyinggung ke arah situ, menurut ane alangkah baiknya di lurusin sampai finish agar penonton atau orang2 lain yang suka lagu queen tapi baru tau kulitnya queen, Bisa Jelas...Sebab pada intinya kisah freddie bukan sesederhana he is gay he slept with many men, and he died because aids..lalu timbul simpati / rasa kasihan / rasa haru karena semangatnya freddie setalah tau dia mengidap AIDS dia tetap berusaha perform dengan baik untuk konser live aid.
NO...
There is more and bigger and deeper than that... Bagaimana freddie sangat mencintai dan menyangi Mary Austin lebih dari segalanya, dan bahkan tidak ada laki2 atau perempuan lain yang bisa menggantikan posisi Mary di hatinya, lalu moment2 saat Mary dan Freddie menghabiskan waktu bersama sama note: setelah live aid 85' masih ada agenda konser2 besar queen salah satunya, magic tour yg didalamnya termasuk montreal, wembley, dan budapest, dalam setiap konser setelah live aid Mary selalu menemani Freddie.
Lalu moment2 mendekati ajal bagaimana freddie pada akhirnya melepaskan semua obat2an dan mengumumkan sakitnya kepada publik, sampai jelang kematiannya Mary lah yang ada disamping Freddie sambil memegang tangannya. Marypun mendapatkan bagian paling banyak dari wasiatnya Freddie (Tanpa mendiskreditkan Jim Hutton yang mau menemani freddie walau dengan kondisi "sudah terkena AIDS" ) Tapi kisah Freddie dan Marry bila diangkat lebih lagi ane rasa akan cukup membuat emosi para penonton bergejolak. Freddie benar2 menunjukan bahwa Mary Austin is love of his life... Tapi memang ceritanya akan jadi kompleks dan bukan Tipenya Brian May, karena Brian sebagai produser pasti ingin lebih mengutamakan "Gaungnya" Queen dengan sedikit bumbu kisahnya Freddie.
But Overall its a good movie...as a queen fan...ane sangat bersyukur film tentang Queen bisa ada di bisokop..
Long life the Queen!
Kalau gasalah salah satu alasannya Sacha Baren Cohen GA jadi Meranin Freddy karena itu yah , dia pengen filmnya fokus ke Freddy tapi Brian Ama Roger ga setuju cmiiw
0
Kutip
Balas
Tutup