06/09/2018
Saya terbangun dari tidur di sebuah kamar hotel di kota kelahiran chen, sebenarnya saya berencana ijin beberapa hari untuk gak manulis karena sedang dinas luar kota, tapi sepertinya ada sesuatu dan lain hal yang memaksa saya untuk cepat-cepat menyelesaikan cerita saya ini entahlah saya tiba-tiba terbangun dan tau-tau saya memikirkan soal certa ini, sepertinya saya sekarang tau apa alasan saya menulis cerita ini.



Halaman 13



begitulah kami akhirnya jadian, saat itu semuanya terjadi begitu saja, saya gak mikirin ama sekali apa yang akan orang bilang, apa yang akan putra bilang, yang terpenting saat itu apa yang indira bilang.


Dan hal yang paling saya takuti pun terjadi, dengan di publishnya hubungan saya dan indira, pesan whatsapp line bahkan komentar FB sayapun penuh dengan pertanyaan yang sama,





dan masih banyak lagi bahkan dengan kalimat yang agak lebih menyudutkan tapi gak saya publish disini, banyak indira tidak saya beritahu. intinya saya dikata "merebut" pacar temen sendiri, ya sya maklumi itu, meski kalau mungkin anda-anda sekalian yang baca cerita ini akan bilang kalau indira yang "mendekati" saya, tapi biarlah saya yang di serang semua orang, saya terima, saya gak mungkin mengalihkan tanggung jawab ini ke indira, setiap ada yang nanya atau menyudutkan selalu sya bilang, ya namanya cinta mau gmn lagi.

putra? sampai detik ini kami gak pernah ngobrol lagi, sejak saat itu juga semua account social media gw di unfollow dan unfriend,
tembok bernama putra sekarang sudah bisa saya lewati, tinggal satu tembok lagi yang bernama KEYAKINAN.

sejak memulai status pacaran kami indira berubah drastis, manjanya minta ampun hahaha,



menyesal? anehnya gak sama sekali, padahal saya ini orangnya paling anti sama yang namanya ribet, tapi entah kenapa saya malah menikmatinya . meskipun sebenarnya lebih sering saya gak tidur sampe jam 5, nelpon indira, trus lanjut tidur hahaha, tapi kadang-kadang saya ketiduran




jujur saja, manjanya indira yang bisa bikin saya bertahan menahan serangan netizen tentang hubungan kami berdua , meladeni manjanya indira seakan-akan memberi saya kekuatan dan semangat, berasa gak sia-sia saya memilih dan mempertahankan dia karena saya merasa diinginkan lewat manja-manjanya dia. meski manjanya sering keluar tapi sisi dewasa(baca tua ) juga bisa mengimbangi, contohnya saya kalau memang sibuk ya dia bisa ngerti meski ya tetep juga harus nyogok telponan sampe pagi atau nemenin dia foto-foto pas ketemuan hahaha


Jadwal saya dan indira bertemu itu hanya pada weekend saat dia turun ke manado, ya selain saya juga beberapa kali naik ke Kawang**** tempat dia kerja.



sayapun langsung menghubungi Hendra,



singkat cerita kami sampai di kost indira dan pinkan, ini pertama kalinya saya bertemu dengan indira sejak kami jadian, eh malah pertama kali sejak terakhir kali scandal cafe pirates
tanpa menunggu lama-lama kami pun langsung menuju ke tempat karaoke yang ada di jalan sam ratulangi.

gak banyak obrolan terjadi, hanya curhatan yang tumpah ruah atas nama lagu , suara hendra saya akui bagus, dan ternyata suara indira juga bagus saya dan pinkan ya sedikit-sedikit lah ngerusak lagu yang ada
tak terasa 2 jam berlalu dan sudah jam 11 malam, kamipun kembali ke kost.

pinkan langsung mengerti bahwa kakak dan aa'nya butuh waktu berdua , sedangkan hendra? harus puas merokok di teras kosan, saya dan indira?


dan fokusku pun mengarah ke bibir kenyal dan indah milik indira, bisa kudengar degub jantungku kala itu tak kuasa menahan ingin mencumbu bibir itu, tapiiiiii hanya keningnya yang akhirnya kucium

indira pun tertawa kecil seperti bilang


langsung kutempelkan bibirku dengan bibirnya, indira terlihat kaget tapi tak berapa lama indirapun mengikuti lumatan bibir dan permainan lidahku, tangannya melingkar leherku dan terlihat matanya menutup menikmati setiap detik bibir kami beradu, "ryan junior" pun bangkit mengakibatkan sempit di bawah sana, tanpa sadar(padahal sengaja ) aku mengecup kulit tipis tepat dibawah daun telinga disamping rahang indira, indira mendesis "sssshhhhhhhh" sambil merangkul leherku lebih erat,

tak mau kalah tangan kananku mulai bergerilya mencari musuhnya sendiri, begitu tangan kananku menemukan dan mengunci musuh, indira berhenti melumat bibirku, "aduhhh apa kecepetan ya" batinku dalam hati, tapi indira malah tertawa kecil sambil berkata "nakal ya" lalu meneruskan permainan bibirnya yang malah makin ganas.

merasa sudah mendapat lampu hijau yang terang benderang, tanganku mencoba turun ke lembah itu daaannnnnnnn.......



suara hendra yang memelas karena kedinginan dan banyak nyamuk membuyarkan segalanya, saat saya lihat jam sudah hampir setengah 1 saya dan indira pun sampai tertawa karena keseruan kami tertunda,



akupun langusng menarik wajahnya dan kamipun berciuman sekitar 10 detik sebelum suara goib itu muncul lagi

lagi kami berdua tertawa, dan menyadari kalau waktunya gak tepat

kamipun berdiri dan indira sedikit merapikan kekacauan yang ku buat lalu kami berjalan keluar menghampiri hendra


saya dan indira pun salah tingkah mencari alasan yang tepat tapi gagal, saya dan hendra pun pamit pulang.

itu adalah pertemuan pertama setelah kami resmi berpacaran dan our first kill. dan sayapun jadi ketagihan dengan bibir kenyal milik indira
hanya saja entah kenapa ciuman kami terasa special, saya yang biasanya banyak berpikir kalau sedang ciuman(mikirin habis ini apa atau pake jurus apa) malam itu saya hanya pasrah dan membiarkan semua mengalir dengan sendirinya, benar-benar perasaan yang luar biasa.