KOMUNITAS
Home / FORUM / All / Story / ... / Stories from the Heart /
Misteri Gunung Kemukus
KASKUS
51
244
https://www.kaskus.co.id/thread/6136fdeead73d115ed63e5f2/misteri-gunung-kemukus

Misteri Gunung Kemukus



Quote:




Misteri Gunung Kemukus

Prolog

"Brakk.. " suara kepalan tangan mengenai meja.

Hati yang resah dan gelisah menatap tempat usahanya yang sernakin hari semakin menurun, terlebih ketika melihat berita tentang sosok yang bijaksana memberikan kabar duka bagi pelaku usaha seperti dirinya.

"Dengan segala hormat, kami sebagai pemerintah akan memperpanjang kembali PPKM hingga batas yang tak ditentukan, demikian informasi ini saya sampaikan.

Semoga semuanya dapat sabar dengan ujian dari Tuhan ini, untuk itu saya ucapkan terima kasih"
suara pria berdasi di televisi disambut dengan pandangan yang nanar olehku.

Rasanya sudah tak bergairah untuk hidup, kutekan remote televisi untuk mematikannya mataku menyapu sepinya pengunjung di tempat usahaku. Baju-baju distro yang menggantung nampak berdebu, entah sudah berapa kali kami dipaksa tutup oleh satuan polisi pamong praja.

"Virus itu mematikan tapi bagaimana dengan hutangku di bank? Untuk membangun usaha ini aku meminjam uang dari mereka, bagaimana membayar cicilan kalau pembeli sepi seperti ini" ucapku dalam lamunan.

Aku melihat sisi depan, ada ruangan tempat karyawanku dulu istirahat disana. Tapi kini, semua sirna hanya sendiri aku yang menjaga.

Sedih, marah, kesal semua jadi satu. Aku teringat ketika diriku berkata kepada mereka,

"Bu Mulan, mbak Evi!! Maaf, berhubung keuangan saya hancur akibat pandemi kalian saya rumahkan dan ini ada ucapan tanda terima kasih. Bila satu saat keadaan normal, nanti akan saya hubungi kembali. Saya ucapkan terima kasih sudah 4 tahun bersama saya disini, maaf bila saya ada salah" ucapku kepada kedua wanita itu.

"Mas, maaf apa kita tak bisa kerja disini lagi. Ga apa potong gaji kami rela kok mas!!" Ucap bu Mulan sambil menangis yang menjadi tulang punggung keluarganya.

"Iya mas Andi" sahut Evi.

"Kalau dua tangan ini masih sanggup membayar kalian, sampai kapanpun kalian akan disini. Tapi hutangku sudah bertumpuk, usaha tidak ada pemasukan! Saya benar-benar tak sanggup lagi bu, mbak" ucapku dengan penuh rasa sesak.

Mereka memelukku dan menangis bersama, akupun tak sanggup untuk mengeluarkan air mata. Kupeluk karyawanku yang menjadi ujung tombak usahaku, tanpa mereka aku bukan siapa-siapa.

Lalu, ingatanku pun buyar dan memandang nanar ke ujung jalan. Hatiku remuk redam merasa tak mampu untuk berdiri, aku bertanya kemana Tuhan, dimanakah Dia? Apakah Tuhan sudah berganti rupa dengan kebijakan pemimpin Istana? Apa aku harus menggugat Tuhan!

Tiba-tiba,

"Permisi" seorang berpeci hitam dan berbaju ala santri datang didepan toko.

"Ya, ada apa ya?"

"Ini pak mau meminta sumbangan, seikhlasnya" ucapnya.

Aku mengambil uang receh dari kantong celana sebesar Rp 2.000 lalu memberikan kepada dirinya.

Tampak pria itu agak tak suka dengan pemberianku, lantas segera pergi dan berlalu. Samar-samar aku dengar ocehannya yang membuat hatiku pilu "masa toko gede gini cuma ngasih dua ribu, pelit amat gw sumpahin bangkrut".

Telingaku memerah, apa harus marah dan menghantam congornya yang seenaknya bicara! Ada rasa putus asa, tapi aku masih punya logika. Jangan karena dua ribu ujungnya diriku di penjara, sungguh hal itu jelas tak lucu.

Aku kembali ke singgasanaku, bangku plastik yang sudah banyak tambalan, dan kembali melamun.

Namun tiba-tiba...


#Bersambung
BETA
profile-picture
profile-picture
profile-picture
mmuji1575 dan 103 lainnya memberi reputasi
Diubah oleh c4punk1950...
96
Note : sex scene akan di spoiler, disini akan ada permainan pada moral pembaca dimana nantinya akan diberikan pilihan A dan B, kepada sobat kaskus pilihlah yang sesuai dengan hati.

Pilihan A : tidak ada sex scene
Pilihan B : sex scene

Bila tidak mau memilih skip saja, karena tidak akan menganggu alur cerita utama.


Part 6

"Loh! Memang kenapa dengan suaminya mbak?"

"Suka mabok sama judi, bikin aku ga betah mas! Kadang kalau sudah kalah judi maunya marah-marah, gampang juga main tangan"

"Duh, maaf ya mbak jadi membangkitkan luka lama. Kalau sekarang bagaimana mbak! Masih?"

"Masih! Mas, tapi saya berharap sih dia bisa berubah"

"Semoga saja ya mbak, terkadang kita tidak pernah tahu apa yang ada di masa depan. Saat ini mungkin kita pikir orang yang kita lihat negatif, tapi hati ini terbolak balik dimasa depan bisa saja dia menjadi panutan masyarakat"

"Saya juga berharap begitu sih mas"

Bus memasuki tol cipali, pemandanganpun tidak ada yang bisa dilihat indah maka kami pun asyik ngobrol ngalor ngidul tanpa arah.

Kemudian keris semar mesem yang kujadikan kalung, terlihat oleh mbak Asih.

"Mas itu kalung apa?"

"Ohh, ini keris pemberian si mbah"

Mbak Ina memegang keris itu, lalu tak lama ada perubahan sikap pada mbak Asih. Akupun berkata "mbak kenapa?"

Silahkan memilih A atau B

Spoiler for Pilihan A:



Spoiler for Pilihan B:


"Itu mas, dah masuk kota Solo sebentar lagi memasuki terminal Tirtonadi"

"Duh, ga kerasa ya waktu cepet banget"

"Iya, biasanya gitu kalau sendiri itu rasanya lama banget, tapi kalau ada temen waktu terkadang terasa sangat cepat"

"Iya, mbak" sembari melihat ke jendela kaca. Terminal Tirtonadi menyambut pengunjung yang datang dengan berbagai aneka makanan ringan.

Bus merapat di dalam terminal, kami pun keluar dengan tujuan masing-masing. Aku teringat sesuatu, si kecil mbak Asih butuh obat untuk sakitnya.

"Mbak, ini ada rezeki sedikit untuk biaya si kecil diterima ya!"

Mbak Asih tak dapat berkata, matanya hanya menatap haru dan mengangguk pelan. "Terima kasih" ucapnya.

"Sama-sama, lalu aku pun berpisah di persimpangan jalan.

#Bersambung

Note : Nanti bila cerita utama telah ending di masing2 pilihan akan ada kata next, itu akan membawa plot twist ending dari masing-masing karakter.
profile-picture
profile-picture
profile-picture
dewa67 dan 30 lainnya memberi reputasi
Diubah oleh c4punk1950...
profile picture
Pilih B
Memuat data ...
1 - 1 dari 1 balasan
×
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved
Ikuti KASKUS di