KOMUNITAS
KASKUS
51
244
https://www.kaskus.co.id/thread/5cbc851a018e0d5684371b5f/pacarku-hidup-kembali

PACARKU HIDUP KEMBALI (Romance, Ecchi, Horror, Comedy)

PACARKU HIDUP KEMBALI
Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



profile-picture
profile-picture
profile-picture
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
Diubah oleh Martincorp
196
BAGIAN 33
KOKI TERKENAL
part 2


Pagi hari, dimana suara burung saling bersahutan menghiasi suasana sejuk Kota Bandung. Mentari pun mulai tak malu menunjukkan keperkasaannya dari balik pegunungan Priangan. Asnawi sedang sibuk menyisir rambutnya yang telihat kelimis terkena jelly. Aroma tubunya pun meyerbakkan wewangian yang membuat suasana menjadi segar.

Enam bulan sudah Asnawi ditinggal oleh Cascade yang pergi ke Perancis untum menimba ilmu. Selama itu pula ia keuilangan kontak dengan wanita itu. Belum sembuh luka akibat kehilangan Hayati, sekarang Asnawi harus ditinggal Cascade yang juga dicintainya. Akan tetapi penderitaan Asnawi tak berlangsung lama, Bi Asih telah memberikan rasa cinta kepadanya. Ia mengungkapkan seluruh isi hatinya kepada Asnawi ketika ditinggal Cascade.

Pada Awalnya, Asnawi tak menghiraukan ungkapan perasaan Bi Asih, namun berkat usahanya yang gigih dalam memperjuangkan cintanya, perempuan beranak satu itu berhasil meyakinkan Asnawi. Ia pun akhirnya resmi dipinang sebagai kekasih oleh Asnawi.

Pagi itu, Asnawi tengah memakai sepatunya di depan pintu kamar kost nya, tiba tiba Utami muncul dari lantai. Asnawi pun terjengkang karena kaget melihat kemunculan Utami.

"ANJIIING! KAGET bodoh!!" teriak Asnawi.

"Hahahahaha... segitu aja kaget, dasar payah!!" ucap Utami sambil menjulurkan tangannya untuk membantu Asnawi bangkit.

"Kamu ngapain sih muncul dari lantai, di depan pintu pula"

"Aku kan tiap hari muncul dari situ Wi... lha kamu tuh ngapain duduk didepan pintu kamar?"

"Aku mau pergi Mi... bentar lagi ada yang mau jemput aku"

"Pergi kemana nih? Kuliah? Sekarang kan hari minggu"

"Aku mau ngedate sama pacarku"

"Cie... cie... cie... akhirnya kamu move on juga dari Mbak kunti Wi... hehehe... kamu pacaran sama siapa?"

"Sama Bi Asih"

Utami terkaget kaget mendengar jawaban Asnawi. Ia menggelengkan kepalanya sebagai ekspresi tak percaya.

"Kamu serius?? Kamu pacaran sama dia? Dia itu janda lho... umurnya juga jauh lebih tua darimu"

"Aku serius Tami!! Cuma Bi Asih yang mau mencintaiku... lagian aku gak masalahin perbedaan usia, Hayati dulu jauh lebih tua lagi... dia seumur sama bapakku"

"Oh... baiklah kalo itu keputusanmu, aku gak mau ikut campur, aku cuman arwah penunggu rumah ini... aku gak ada apa apa nya dibanding Bi Asih"

Tiba tiba Utami menundukan kepalanya. Sayup-sayup terdengar isakan keluar dari mulutnya. Asnawi pun merasa simpati. Ia memegang kedua pipi Utami dan mengangkat kepalanya. Tampak mata Utami berkaca-kaca seakan mah menumpahkan air matanya.

"Kenapa kamu nangis Tami?"

"Gak apa apa Wi... "

"Hmmmm... kamu gak suka aku pacaran sama Bi Asih?"

"Enggak Wi!! Itu mah hak kamu, aku gak mau ngurusi"

"Terus kenapa nangis atuh?"

"Aku takut kamu ninggalin aku Wi... kamu bentar lagi jadi sarjana... terus kamu juga udah dapet pacar dan pasti akan langsung nikah... terus kamu bakalan pindah dari sini ninggalin aku sendiri"

"Oh gitu, Tami denger yah! Aku gak akan ninggalin kamu... aku juga gak akan pindah atau keluar dari kostan ini, karena disini banyak kenangan indah bareng Hayati dan kamu... aku gak mau menghapus semua itu... lagian aku belum tentu juga nikah sama Bi Asih, siapa tau ada cewek lain... jodoh kan gak tau Mi... dan kalopun aku nikah suatu hari nanti, aku akan tetep dateng kesini, nengokin kamu sama ibumu... karena kalian udah kuanggap sebagai keluarga"

"Nawiiiiii...."

Utami memeluk Asnawi dengan penuh haru. Air mata tak terbendung lagi, tercurah dari pelupuk mata arwah gentayangan itu. Hawa dingin dari tubuhnya menjalar ke seluruh tubuh Asnawi hingga menggigil karenanya.

"Udah pelukan pelukannya Tami!! tubuhmu dingin banget" kata Asnawi sambil melepaskan pelukan.

"Iiiih!! kamu mah ngerusak suasana aja ah" protes Utami.

"Enggak atuh !! aku cuman kedinginan... hehehehe"

Tak lama berselang, terdengar suara klakson mobil di depan rumah kost. Asnawi pun berdiri untuk melihatnya. Ternyata Bi Asih telah tiba, ia tampak anggun dengan memakai setelan seragam koki.

"Itu Bi Asih Wi?" tanya Utami yang kagum.

"Iya Tami... gimana? cantik kan?"tanya Asnawi sombong.

"Hmmm... cantik Wi, tapi masih kalah sama aku" balas Utami yang tak kalah sombong.

"Anjiiir!! yang kayak gini ngaku cantik!! badan kayak papan penggilesan aja sombong"

"Anjiiing dasar raja col* jelek!! siapa yang selama ini doyan sama papan? Bweeeek!!!"

Asnawi memencet hidung Utami yang sedang meledek dirinya, lalu ia pun beranjak pergi menuju Bi Asih yang telah menunggu. Utami merasa kesakitan, lalu ia mengikuti Asnawi.

Bi Asih keluar dari mobilnya begiti melihag Asnawi datang menghampirinya dengan tergesa-gesa. Utami berusaha membalas perbuatan Asnawi, tetapi ia tak bisa mendekatinya ketika Asnawi berada dibawah pancaran sinar mentari. Utami hanya bisa berada dibawah bayang bangunan dan melihat Asnawi yang tengah berbincang dengan Bi Asih.

"Woyy Nawi!! Awas ya kalo pulang nanti, aku balas perbuatanmu!!"ancam Utami dari balik bayang bayang, namun Asnawi tidak menggubrisnya dengan pura-pura tak mendengar.

"BI ASIH!! KAMU HATI HATI YA!! ASNAWI INI COWOK BUAYA!! DIA UDAH BANYAK NIDURIN CEWEK... TERMASUK AKU, DAN DIA GAK MAU TANGGUNG JAWAB!!" teriak Utami.

"Sssssssst!! Kamu diem yah!!" balas Asnawi dengan muka kesalnya.

Bi asih kembali dibuat heran dengan tingkah Asnawi yang berbicara dengan ruang kosong.

"Kamu ngomong sama siapa Den?" tanya Bi Asih.

"Anu... hehehe... aku bicara sama temenku" jawab Asnawi hanh tersipu malu.

"Temen? Dimana Den? Disana gak ada siapa-siapa" Bi Asih semakin terheran heran.

"Eh... maaf Bi... yuk ah kita pergi!" ajak Asnawi.

"Kamu belum minum obat yah Den?"

"Udah Bi, emang kenapa?"

"Ah, enggak Den, kamu kayak kurang waras gitu hehehe"

"Yaelah Bibi! Udah deh jangan dibahas!"

"Maaf Den... hehehe... abisnya kamu aneh ngomong sendiri"

Asnawi dan Bi Asih masuk kedalam mobil, lalu mereka pun pergi. Utami tampak mengepalkan tangan kepada Asnawi karena merasa kesal.

"Kita sekarang mau pergi kemana?"

"Kita ke cafe Dago Den, aku ada syuting disana buat acara masak"

"Widiiih, hebat nih sekarang kamu jadi selebriti"

"Ah biasa aja kali Den, aku kayak gini kan berkat dukungan kamu juga"

Sejak Cascade pergi ke Perancis, bisnis restoran milik Mommy Cascade diserahkan kepada Bi Asih untuk dikelola. Ia berperan sebagai direktur sekaligus koki eksekutif. Selain itu, Bi Asih juga masih mengurusi rumah tangga Mommy Cascade, itu artinya ia memiliki dua pekerjaan sekaligus.

Tingkat kesibukan Bi asih jadi tinggi, dari semula hanya mengurus rumah tangga menjadi mengurusi sebuah restoran besar yang sangat eksklusif yang diperuntukan khusus untuk orang-orang berkelas. Sebagai direktur baru, Bia Asih memiliki sebuah ide untuk mempromosikan restorannya agar menarik perhatian orang melalui video yang diunggah di internet. Ia sendiri yang menjadi bintang di video itu dengan mempraktikan masak.

Semua usaha yang dilakukan Bi Asih berhasil, dalam kurun waktu yang singkat, restoran menjadi semakin ramai pengunjung dan pamor Bi Asih sebagai koki semakin melesat. Ia mendadak jadi koki terkenal di negeri ini berkat semua video itu, hingga suatu hari ia dikunjungi boleh produser sebuah tv yang menawarinya kontrak untuk jadi bintang pada acara masak memasak.

Awalnya ia menolak, namun setelah mendapat dukungan dari Asnawi, ia pun akhirnya menerima tawaran itu. Bi Asib kini menjelma sebagai selebriti yang terkenal. Selain pintar memasak, penampilan Bi Asih yang cantik sangat memukau banyak orang. Ia berhasil merebut hati para pemirsa tv untuk menonton acaranya. Tentunya hal ini membuat pundi-pundi kekayaanya semakin bertambah.

"Ngomong-ngomong... Jaenal kemana Bi?"

"Dia lagi ikutan les pencak silat Den... sama Angga"

"Wah hebat euy, bakalan jago berantem nih"

"Bukan itu tujuannya Den... tapi biar anakku ini bisa bertanggung jawab sama dirinya"

"Emang bisa Bi?"

"Ya bisa atuh Den... Jaenal nantinya akan memiliki rasa tanggung jawab karena udah punya ilmu bela diri"

"Hmmm... okeh, kalo gitu kapan dia pulangnya? kita jemput dulu sekarang?"

"Gak usah Den... kita langsung ke tempat syuting aja, Jaenal nanti juga dianterin kesana sama Mama Angga"

"Mama Angga? Siapa dia?"

"Ya mamanya Angga atuh Den... emang siapa lagi? kamu mah aneh-aneh aja nanyanya"

"Bukan gitu Bi... aku gak tau orangnya"

"Nanti aku kenalin deh Den... dia orangnya baik lho dan punya hobby kayak kamu"

"Hobby apa? bercinta? hahaha"

"Ihhh bukan Den... malu ah!!"

"Apa atuh Bi?"

"Dia suka nonton film-film kartun Jepang"

"Anime maksudnya?"

"Iya Den... kayak gitu lah, aku juga gak tau istilahnya apa... dan dia sangat terobsesi sama kartun itu, sampe-sampe tiap hari dia selalu pake aksesoris Jejepangan gitu"

"Maen cosplay gitu Bi?"

"Hmmm... costume Den! Bukan cosplay"

"Yaelah Bibiku sayang!! cosplay itu singkatan dari costume play... atau maen kostum... hahahaha"

"Euleuh... hahahaha... aku gak tau Den"

"Dia suka pake kostum apa Bi? pake baju maid? baju anak sekolahan Jepang atau kimono?"

"Kalo di rumahnya ia suka pake kimono... tapi kalo di luar mah bajunya biasa aja Den, dia suka pake rok besar dan panjang... dan yang bikin aku heran... dia suka pake kuping-kupingan hewan"

"Kuping hewan? kuping kelinci Bi?"

"Bukan deh kayaknya... kupingnya tuh lebar dan lancip diujung, terus berbulu oren... sama lah sama warna rambutnya dia"

"Ooh... kalo gitu pasti kitsune... soalnya banyak banget karakter anime yang punya kuping kayak gitu"

"Kitsune? Hewan apa itu Den?"

"Fox... Bi!! "

"Fox? Rubah maksudmu Den?"

"Ya betul... tapi apa Mama Angga gak malu atuh pake kayak gitu kemana mana?"

"Ya gak tau aku juga Den, malahan aku yang jadi malu kalo lagi ketemuan di tempat rame, aku sama dia akrab banget Den... pokokya asik banget lah"

"Ya pasti lah... sesasama emak-emak harus akrab... hahahahahaha"

"Iiiih si Aden ngeledekin Bibi mulu sih!!"

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama karena terjebak kemacetan, akhirnya mereka tiba di cafe Dago. Asnawi dan Bi Asih berjalan bergandengan tangan menuju kedalam cafe. Di sudut ruangan, seorang wanita memakai hiasan bando telinga rubah memanggil Bi Asih. Mereka pun akhirnya menghampiri wanita berpenampilan aneh itu.

"Hei... Mama Jaenal, apa kabar?" sapa Anggariti.

"Baik Mama Angga... udah lama nih nunggu disini? Anak-anak kemana?" balas Bi Asih

"Enggak kok Ma... baru juga lima belas menit, anak-anak lagi maen game di lantai dua"

"Ayo duduk sini!!"

Anggariti mengajak Bi Asih dan Asnawi untuk duduk dihadapannya. Ia dengan ramah menuangkan teh untuk mereka. Asnawi merasa jantungnya berdebar-debar ketika melihat Anggariti yang tersenyum kearahnya. Pesona kecantikan wanita itu tampak membuat Asnawi jadi salah tingkah.

"Oh iya... Mama Angga, kenalin nih pacar aku...namanya Asnawi"

Anggariti menjulurkan tangannya ke Asnawi sambil tersenyum. "Kenalin... namaku Anggariti"

"I... I... Iya bu... Asnawi" tanggap Asnawi yang gugup.

"Aduh, jangan panggil Ibu dong!! aku gak setua itu kali... panggil Riti aja"

Asnawi hanya mengangguk karena malu, sedangkan Bi Asih menertawakan tingkah gugup pacarnya itu.

...
profile-picture
profile-picture
profile-picture
symoel08 dan 46 lainnya memberi reputasi
Diubah oleh Martincorp
profile picture
aroma 4646 tercium disini
emoticon-Leh Uga
Memuat data ...
1 - 1 dari 1 balasan
×
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved
Ikuti KASKUS di