its not any of those, but at the same time all of those
ok, untuk bicara soal ekonomi abad ke-4, kita harus lihat dulu pemerintahan sipil romawi di saat yang sama. di era tersebut, alih alih disebut imperium yang terpusat, bisa dibilang romawi adalah konfederasi ratusan atau bahkan ribuan kota (civitatis), pertanian (latifundia) dan settlement (colonia), yang menginduk ke roma dan konstantinopel. tentu ada provincia, diocese dan later praetorian prefectorate, tapi secara umum, romawi memerintah dengan ringan dan sangat lassez faire, dimana setiap civitas dan colonia diperbolehkan memilih dewan kota (curia) sendiri-sendiri yang kemudian menjalankan pemerintahan sehari-hari. gubernur setiap provinsi hanya berfungsi sebagai pengadilan tinggi dan sebagai kolektor pajak utama, yang tugasnya lebih berat mengurusi garnisun dan mengambil pajak dari masing-masing civitas, latifundia dan colonia yang ada di wilayahnya.
nah, disini ada dinamika pusat-daerah yang amat kental. you see, pemilik latifundia umumnya tinggal di ibukota, baik ibukota provinsi (dan biasanya juga sebagai bagian dari curia) atau di ibukota romawi, baik di Roma, Konstantinopel dan later on di Milan dan Ravenna. ini berarti walaupun tax-base nya ultimatelhy berlokasi di provinsi, wajib pajaknya ada di ibukota. dan karena wajib pajak dimaksud ada di kota, perlu assesment berapa pajak yang mereka harus bayar tiap tahun. assesment yang digunakan biasanya adalah nilai latifundia atau colonia yang mereka miliki, yang dinilai dari luas dan produktivitas tanah. bisa dibilang produktivitas tanah dinilai dari
luas tanah dan jumlah pekerja di latifundia tersebut.
see the problem yet? no? well, luas tanah bisa fix, tapi
jumlah pekerja tidak bisa, karena jumlah pekerjanya fluktuatif, bisa karena pindah atau
direkrut menjadi legiuner.
got it? no? okay, karena fluktuasi pekerja ini berarti fluktuasi nilai tanah dan in extention fluktuasi tarikan pajak, Diocletian kemudian menetapkan reformasi agraria dimana pekerja coloni (disebut colonus, plural colonii) diwajibkan terikat pada tanah yang mereka kerjakan, dan sebagai hasilnya, in effect
seorang colonus tidak bisa direkrut menjadi leguiner, karena tentu tidak diizinkan oleh pemilik latifundia tempat ia bekerja, dimana pemiliknya juga biasanya adalah anggota senat.
ini yang menyebabkan gaul, septem provincia, hispania dan africa tidak bisa diandalkan sebagai recruiting ground, karena mayoritas populasi disana adalah colonii. wilayah yang tersisa sebagai recruiting ground, yaitu wilayah tanpa latifundia skala besar hanya wilayah frontier, gaul, britannia, the balkans, thrace, all of them are frontier provinces and recruited heavily to garrison the border. banyangkan dampak populasi dari rekrutmen militer selama 300 tahun dari provinsi itu itu saja, yang juga selalu jadi korban pertama jika ada raid dari lawan, tentu tidak menghasillkan populasi yang sehat untuk direkrut dan memenuhi kebutuhan militer legiun.
kekurangan lahan rekrutmen ini yang menyebabkan kaisar-kaisar romawi memilih untuk menginkorporasi pasukan suku suku yang dikalahkan untuk menambal penurunan populasi sebagai akibat perang dan wabah seperti wabah antoninus di abad ke-2, dimana Marcus Aurelius memilih untuk memberikan lahan kepada suku suku yang dikalahkan di perang marcomannic dengan imbal balik mereka harus masuk ke militer romawi sebagai auxilia. jadi di abad ke-4 barbarian sebagai bagian dari militer romawi adalah hal yang lumrah dan wajar, dan sebagai akibatnya kaum barbarian yang menjadi auxilia menjadi romanized, bahkan mereka merasa lebih romawi daripada franks atau alemannic misalnya.
jadi apa yang membuat abad ke-5 menjadi berbeda dari katakanlah abad ke-3? kenapa romawi barat tidak bisa sustain pasukan?
mari kembali ke ekonomi lagi. di era Valerian, sebagai akibat wabah antonine dan perang sipil di abad ke-3 dan ke-4 ekonomi romawi sudah sedemikian specialized, dimana provinsi-provinsi sudah dieksploitasi habis-habisan dan mengerucut sampai mayoritas beban finansial seluruh kekaisaran esentially is supported by few key provinces, them being Gaul, Africa, Egypt and Syria, dan beban rekrutmen disupport oleh Illyricum dan Anatolia.
nah saat romawi dibagi dua oleh Theodosius, barat mendapat gaul dan africa, timur mendapat syria dan mesir. di front militer, barat mendapat illyricum dan timur punya sisa balkan dan anatolia.
masalahnya, saat theodosius membagi kekaisaran, dia memberikan
Prefectorate of Illyricum ke timur, sebelum kemudian memindahkan
Diocese of Illyricum ke barat, tanpa merubah garis batas Prefectorate of Ilyricum, sehingga di era stilicho, divisi kekaisaran lebih seperti marker yang saya buat.
see the problem? the west has no recruiting ground but gaul. tapi gaul oleh Valerian sudah diberikan ke bangsa franks sebagai foedus dan digunakan untuk mengisi garnisun di Rhine. so what would happen if the Troops of the rhine was needed somewhere else? would they be moved? the answer is yes. setelah battle of Verona dan pemindahan ibukota dari Milan ke Ravenna, stilicho under Honorius command moves the Rhine and Britannia's legion to defend italy. sebagai after effect dari pemindahan tersebut, perbatasan rhine tidak cukup dijaga dan kemudian dijebol oleh Vandals di awal abad ke-5, dan vandals bebas bergerak melalui gaul, septem provincia sampai akhirnya settled di hispania. inkursi Vandal di gaul ini juga mengakibatkan domino effect dimana foederatii yang sudah ada di dalam kekaisaran melilhat bahwa Ravenna lemah dan mulai meluaskan pengaruh masing-masing di wilayahnya dan melebar ke tax-base province of Gaul dan Hispania. kekurangan prajurit untuk melawan balik, karena you know the franks and the goth IS the army, land grab ini diamini saja selama warlord-warlord ini tidak bikin masalah lanjutan dan masih mau dipanggil perang kalau butuh. jadai battle of catalunian plains bukan dipandang sebagai Hun vs Roman and barbarian allies, tapi Huns vs Rome, karena at this point, the barbarians ARE the army.
bagi provincial, ini tidak masalah karena franks atau goth yang "menduduki" wialyah mereka largely membiarkan sistem yang sudah ada, satu-satunya perbedaan adalah pajak yang biasanya disetor ke Italia sekarang disetor ke warlord Franks atau Goth atau Vandals. all else is the same. bahkan bagi beberapa kalangan, seperti pengurus latifundia, ini memberikan keuntungan karena penghasilan dari latifundia yang biasanya harus dikirim ke pemilik di ibukota bisa dikantongi sendiri, setelah dikurangi pajak ke Warlord setempat tentunya.
nah, sampai sini kita harus pelan pelan. so far, kita lihat bahwa romawi sebenarnya cukup kompeten untuk menghadapi serangan terisolir, tapi tidak untuk sustained assault on multiple front within the empire itself. bahkan kehilangan Gaul dan Hispania tidak terlalu jadi masalah karena masih ada Africa yang menghasilkan bulk of imperial income. tapi di 445-450-an, Aetius memulai serangkaian military campaign ke Gaul karena masalah Visigoth disana dirasa tidak bisa dibiarkan, sehingga pasukan romawi dipusatkan ke gaul. in the long term, ini titik kunci keruntuhan romawi barat. why? karena africa is now open. the garrison there cannot repel attack if lets say the vandals decide they wanted africa, and the rest of the imperial army is bogged down in gaul and cannot move to counter the vandals attack. and they did, and chartage fall.
this is the key event in ensuring the western collapse. Chartage is the breadbasket and the "tax spine" for Ravenna, loss of africa means the loss of money to pay the men. the loss of money means the loss of the army. kekurangan uang akibat kehilangan afrika severly damage the western ability to raise and maintain an army. thus at this point, the western empire is under the mercy of barbarians generals who control the army and in tun the emperors, from Aetius to Ricimer to Gundoad that raise and depose emperors as they need. the only ones that could resist was anthemius with constantinople's backing, but he too was deposed eventually. when romulus augustulus is deposed by odoacer, its literally just another emperor being deposed by a barbarian foederatii general, the only difference this time is that Odoacer instead of appointing new emperor, instead went to Zeno to give him full imperial regalia of the west.
so yeah, romawi barat jatuh bukan karena satu faktor, tapi karena semua faktor sekaligus dan dimulai jauh sebelum odoacer menyerang italia, heck, bahkan jauh sebelum catalunian plains.