blekie182Avatar border
TS
blekie182
Anto: Secangkir Kopi
Angin kencang berderu-deru di atas rel kereta api, dan tepat di sana, terdengar suara seseorang berteriak dan tertawa-tawa, "HA HA HA! Tinggal ini yang terakhir, aku akan menyelamatkanmu AHA HA HA!" Namun, dari kejauhan, terdengar suara sirine polisi dan orang-orang yang panik berteriak dan memanggil, "Bang, awas! Ada kereta api datang! Awas!" Tanpa menghiraukan teriakan orang-orang di sekitarnya, tiba-tiba...
Tuuut-tuuut-tuuut!
Suara gemuruh mesin dan derasnya rel yang bergesekan semakin keras dan mendekat, dan kemudian… 
BRRRRUUUUUMMMMM! BRAKK! …

Perkenalkan diriku, namaku Anto umur 25 tahun, seorang pegawai swasta di bidang konsultan. Aku masih single dan tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil. Rutinitas harianku seperti sebuah mesin, bangun, mandi, sarapan, pergi ke kantor, pulang, mandi, makan, tidur, bangun, mandi, makan, bekerja, pulang, dan tidur... Begitulah setiap hari sampai negara api menyerang. Sungguh membosankan, hingga suatu saat, sebuah peristiwa misterius mengubah hidupku. Secangkir Kopi telah merubah semuanya. Apakah ini sebuah keberuntungan atau kutukan? Kejadian ini sangat aneh, membuatku merinding namun juga sangat menarik. Dan inilah awal dari kisahku.




Dengan nafas terengah-engah, aku membuka mata perlahan-lahan. Kulihat secangkir kopi yang telah habis tergeletak di atas meja, dengan sebuah sendok dan setengah bungkus bekas sachet kopi yang memiliki lambang segitiga dengan titik biru terang di tengahnya. Aku duduk setengah tertidur di atas meja, kemudian membalikan kepala sambil tersenyum, "Yah, ini berhasil lagi, hehe."

Setiap kali aku mati, aku tiba-tiba kembali ke titik ini. Aku telah mati dan hidup kembali berulang kali. Tertabrak mobil, ditusuk, ditembak, dibacok, jatuh dari gedung, keracunan, dan ditabrak kereta. Sepertinya aku mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki hidupku yang berantakan.

Aku cepat-cepat mengenakan jaket hitam andalanku, sepatu boot hitam, dan kacamata hitam kesukaanku hari ini. Di jalanan, aku menyelamatkan seorang kakek yang hampir tertabrak oleh truk sampah. Ini sudah berapa kali aku menyelamatkan kakek ini dari malapetaka. Aku meraih ember berisi air sambil berjalan, dan beberapa langkah kemudian, seseorang mulai berteriak-teriak. Peristiwa yang sama terjadi lagi, rambutnya terbakar karena korek api yang dia nyalakan saat merokok meledak tiba-tiba. Aku segera menyiramnya dengan air dari ember yang kubawa, dan dia selamat lagi.

Kemudian, aku berbelok ke sebuah warnet seperti yang selalu kulakukan. Aku mempertaruhkan seluruh uangku pada tim esports dalam sebuah pertandingan, dan tentu saja, uang cash dengan mudah mengalir ke dalam kantongku. Aku sudah memenangkan taruhan ini berkali-kali, haha.

Setelah itu, aku memberikan sejumlah uang kepada satpam di sebuah bank dan memberi tahu, "Pak, sepertinya di gang sebelah sana ada orang yang sedang dipalak, bisa diperiksa? Bawa senjata ya Pak, mungkin berbahaya." Meskipun ragu, Pak satpam itu memanggil teman-temannya dan pergi ke gang yang kusebutkan. Dan benar saja, di sana sedang terjadi pemalakan terhadap seseorang. Dan tahukah kamu? Disanalah pertama kali aku ditusuk. Itu adalah momen yang sangat membagongkan pada saat itu. Haha.

Setelah mengambil uang dari ATM, aku bergegas pergi kesebuah toko baju. Disana kubeli satu setel kemeja putih kerja untuk wanita. Untuk apa ini? Kamu akan tahu nanti. Kemudian ku ambil sebuah handuk yang ada di toko lalu membentangkannya di depan pintu luar. Tiba-tiba, Pluk! Ngeeooonggg... Ya, aku menyelamatkan seekor anak kucing yang jatuh dari atap. Hari ini terasa seperti hari-hari sebelumnya, namun kali ini aku sudah dapat memprediksi apa yang akan terjadi.




Aku pergi ke sebuah kafe yang berdekatan dengan kantorku, disana aku menunggu seseorang. Tak lama berselang seorang wanita cantik dengan wangi khas berjalan depanku. Dia adalah rekan kerja kantor ku. Namanya Jasmine, seorang wanita yang sangat cantik. Dia memiliki wajah oval dengan mata besar berwarna cokelat. Alisnya tebal dan terawat, memberikan kerangka yang sempurna untuk mata indahnya. Bibirnya merah muda alami. Rambutnya panjang, berkilau, dan berwarna hitam sering diikat kebelakang. Dan dia adalah cinta pertamaku. Sudah berapa kali aku mengalami kematian hanya untuk mengenalnya lebih dalam. Tanpa berlama-lama aku langsung bergegas mengambil pesananku, dua cup vanila susu dan empat sedotan. 

Di dalam lift kantor aku sudah menunggunya. Kemudian dari kejauhan aku melihat Jasmine datang dengan terburu-buru, melihat jam tangan dengan panik. Seperti yang sudah kuduga, dia tergelincir dan hampir jatuh. "Plak!" dengan suara yang menarik perhatian, dia berusaha untuk masuk ke dalam lift. Baju basah dari tumpahan minuman dan wajahnya penuh kekesalan. 
Tanpa ragu, aku memberikannya saputanganku, dia melihatku, "Eh, makasih mas. Gak usah."
Aku tersenyum ramah, "Ga apa-apa, bajumu agak basah. Nanti mau ketemu Pak Roshi kan?" Jawabku.
"Kok kamu tahu?" tanya Jasmine dengan rasa penasaran yang tersirat di matanya.
"Kenalkan, namaku Anto. Kita satu ruangan, cuman beda divisi," jawabku dengan ramah.
"Oh Hai, namaku Jasmine. Makasih sudah nahan pintu lift nya ya. Maaf tangan ku agak basah, minumanku tumpah tadi lari buru-buru," ungkap Jasmine.
"Kamu suka minum Vanilla Susu ya?" tanyaku.
Dengan tatapan curiga, Jasmine bertanya, "Kamu tahu darimana aku suka Vanilla Susu?"
"Tuh bajumu, kelihatan warnanya dan aromanya. Itu minuman favoritku, jadi aku tahu," ujarku sambil menunjukkan isi kantong kresek yang kubawa, dua gelas Vanilla Susu. Lalu, aku memberikan satu gelas kepadanya.
"Nih, untukmu, aku beli lebih tadi," kataku sambil meminum gelasku dan memasukkan dua sedotan ke dalamnya.
"Makasih. Eh, kamu pakai dua sedotan juga? Kebetulan aku juga suka seperti itu, kayak gak kesedot gitu kalau cuma satu. Kalau dua kan lebih kerasa rasanya," kata Jasmine.
"Eh, sama donk kita," ujarku, dan akhirnya, kami berkenalan di sana sambil tertawa-tawa kecil.

Sebelum kami keluar dari lift, dengan sebuah alasan, aku memberitahunya tentang kemeja wanita baru yang awalnya kubeli untuk sepupu perempuanku yang berulang tahun. Sayangnya, dia sudah pergi keluar negeri sebelum aku bisa memberikannya. Kemeja itu masih baru, daripada mubazir dan terbuang sia-sia, jadi aku memutuskan memberikannya kepada Jasmine. Kebetulan saat ini dia membutuhkannya. Akhirnya dia menerimanya tanpa curiga sedikitpun. Bagi Jasmine, ini adalah perkenalan pertama kami, namun bagi ku, ini adalah perkenalan yang telah terjadi berulang kali.

Aku telah terlanjur jatuh hati pada Jasmine - sifatnya, senyumnya, kepribadiannya, ambisinya, kepeduliannya, dan bahkan humor recehnya. Aku sangat mencintainya. Kami sering tertawa bersama, jalan-jalan bersama, dan menghabiskan waktu bersama. Hari demi hari berlalu, dan aku terus berusaha untuk memenangkan hatinya. Namun, ada yang aneh di sini. Setiap kali aku mengungkapkan perasaanku, Jasmine selalu menolak dengan berbagai alasan. Yang terakhir kali, dia mengatakan bahwa ibunya sedang sakit dan ingin lebih fokus pada merawatnya.

Tanpa berpikir panjang, aku melompat dari lantai 7 gedung kantor untuk kembali ke titik awal. Aku ingin menciptakan momen yang sempurna untuk mengungkapkan perasaanku tanpa keraguan. Dan yah, diperjalanan kali ini aku berusaha menjadikan kehidupan nya lebih baik bagi ibunya, dengan cara apa pun yang bisa aku lakukan. Ketika akhirnya aku "menembak" dia lagi, Jasmine menangis dan berkata, "Kamu terlalu baik untukku, aku sangat kotor." Aku bingung. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Kenapa begitu sulit untuk bersama Jasmine? Tanpa pikir panjang, aku pun langsung lari ketengah jalan menabrakan diri kemobil yang melintas, dan *Brakkk!

Semua terasa gelap dengan nafas terengah-engah, aku membuka mataku perlahan. Aku melihat secangkir kopi yang sudah kosong di atas meja, di sampingnya ada sebuah sendok dan setengah bungkus bekas sachet kopi dengan lambang segitiga berwarna biru terang di tengahnya. Aku duduk setengah tertidur di atas meja sekali lagi. Ok Kembali ke awal.



Setelah kejadian demi kejadian kecil yang terulang, aku merasa bodo amat dengan itu semua sekarang. Aku tidak menyelamatkan seorang kakek, tidak menyelamatkan orang terbakar, bahkan kubiarkan kucing tewas terjatuh. Tujuanku hanya satu: Jasmine, setelah kubeli sesetel kemeja wanita. Dan dua cup vannila susu dengan empat sedotan seperti biasa. Aku bergegas menuju lift, kutunggu dia. Hal sama terulang, perkenalan yang sama terulang. Kupikir-pikir tidak ada yang salah disini. Namun setelah keluar lift, kali ini aku membuntutinya dari kejauhan, hal ini belum pernah kulakukan sebelumnya.

Dari jauh, kulihat Jasmine pergi ke toilet dan mengganti kemejanya yang basah dan kotor. Kemudian, dia pergi ke ruangan Pak Roshi. Jendela ruangan ditutup dari dalam oleh pak Roshi. Setelah beberapa menit, Jasmine belum juga keluar. Aku menunggu selama satu jam penuh, namun Jasmine tetap di dalam. Dengan perasaan penasaran, aku membuka pintu ruangan Pak Roshi dan menemukan kekacauan di dalamnya. Barang-barang kantor berserakan, kertas berserakan, dan di balik meja Pak Roshi, aku melihat kaki seorang wanita yang menjuntai dan ditindih seseorang. Itu adalah kaki Jasmine.

Tanpa ragu, aku menyadari bahwa sesuatu yang sangat buruk telah terjadi. Jasmine tergeletak di lantai, dengan kemejanya yang sedikit robek dan acak-acakan dia terkulai lemas, luka memar di wajah dan luka di leher. Yang dahulu ku ingat ketika beberapa kali bersama dia, dia mengatakan bahwa itu adalah luka saat dia jatuh, luka saat memasak, luka tertimpa tangga. Kenapa aku sangat bodoh! Kenapa aku tidak sadar dengan berbagai macam alasan konyolmu, dia memberikan alasan luka yang berbeda-beda.

Ternyata si BAJINGAN ini melecehkan dan merudapaksa Jasmine!!! “Anjing kau!” Dengan emosi yang memuncak Kutarik siba*jingan ini dan kuhajar habis-habisan, “Ban*sat Lu!” kupukul wajahnya! Dengan emosi yang tak terkendali Kuhajar Matanya! “BABI TAI!!” Ku tinju hidungnya berulangkali, kubanting kepalanya ketembok. Tanpa sadar Jasmine menepuk pundakku “Sudah mas..” kuhiraukan, Kemarahanku tidak terkendali. Akhirnya, aku melemparkan pria tua ini melalui jendela kaca. *Prank! Kaca pecah dan dia jatuh dari ketinggian 10 lantai. Aku berteriak padanya saat dia jatuh, Sambil mengacungkan jari tengah “Mati lu go*lok!”

Dengan nafasku  yang masih terengah-engah, aku teringat “Jasmine!” segera kuhampiri Jasmine, “Jasmine, kamu tidak apa-apa?” Dia hanya tersenyum lirih, kupeluk dirinya dengan putus asa. Kurasakan hangatnya cairan merah ditanganku, kukira itu darah pak Roshi yang ku hajar habis-habisan, Astaga! Ini adalah darah Jasmine, ternyata dia terdorong saat mencoba menepukku dan dia tertusuk pecahan kaca tepat dipunggung nya, ini salah ku mengamuk membabi buta tanpa memikirkan sekitar.

Sambil menahan air mata kupeluk erat dirinya “Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja.. Tidak apa-apa Jasmine semua akan baik-baik saja..” Jasmine pun sedikit tesadar, dengan tersenyum dan air mata kesakitan diwajahnya, Air mataku pun tak terkendali banjir, dia menyentuh pipi dan menatapku lalu berkata pelan “A.. aku menyukaimu”. Kemudian matanya perlahan-lahan terpejam, terkulai lemas dan tangannya terjatuh. Dia ‘pergi’ meninggalkanku. "Aku mencintaimu, Jasmine!" teriakku sambil menangis dengan tersedu-sedu. Aku merasa marah, sedih, dan frustrasi. Mengapa peristiwa ini harus menimpa Jasmine?

Jasmine sudah tak bernyawa, kubaringkan dia di atas kursi. Aku pun bergegas bangkit, dengan tatapan kosong ku ambil tongkat bisbol yang ada disana, aku merasa bersalah atas tindakanku yang terlalu emosional. Dengan perasaan yang marah dan sedih ku pukul-pukul dan kuhancurkan semua yang ada diruangan itu, kunyalakan korek dan rokok lalu berjalan ke dalam lift menuju lantai bawah.



Lift terbuka, sambil berjalan santai dengan rokok menyala dan menempel di bibir, satu tangan memegang tongkat bisbol di pundak, tubuh dan bajuku terlihat compang camping penuh dengan luka dan darah. Terdengar suara alarm kebakaran di dalam gedung kantor. Sambil tersenyum aku tersadar, di kehidupan ini aku baru berkenalan dengannya secara langsung hari ini, apakah ini artinya dia sudah menyukaiku sebelumnya tanpa aku sadari? Apakah dia telah melihatku selama ini? Haha hidup ini sangat konyol, untuk apa kalau begitu aku berpura-pura berkenalan dengan nya di dalam lift selama ini? “Haha haha” Sambil tertawa-tawa akupun berjalan keluar kantor, orang-orang sekitar pun berhamburan berlarian panik dengan alarm yang berbunyi dalam gedung. Diluar banyak orang berkumpul di sekitar mayat pak Roshi yang sudah hancur, terdengar suara sirine dari kejauhan.

Akupun berjalan lurus tanpa arah, sambil memikirkan betapa konyolnya hidup ini mempermainkanku. Tak berapa lama kulihat ada penjual minuman di pinggir jalan, sambil menghisap rokok kuhampiri si abang starlink ini “Bang kopinya satu bang” akupun duduk jongkok dipinggir jalan sambil menatap orang-orang berlarian panik, terlihat dari jauh gedung kantor ku berasap dan sudah terbakar oleh api. Tongkat bisbol yang kubawa ku taruh di sampingku. Lalu si abang starlink menghampiri “Ini kopinya a, waduh hidup mah ada-ada saja nya a. Ada yang jatuh tuh tadi disana dari lantai atas. Terus tiba-tiba ada kebakaran. Aduh roda hidup terus berputar, susah senang itu pilihan nya a. Musibah mah aya weh” ucap si abang starlink sambil permisi pergi. Akupun hanya mengangguk dengan tatapan kosong memandang kekacauan yang sudah kubuat ini, kuteguk beberapa kopi sampai habis. Aku pun berdiri, membayar dengan beberapa uang kertas merah. “Aduh a banyak banget ini, gak salah?” ucap si abang. Aku tak menghiraukan nya dan terus berjalan ke arah rel kereta api yang kulihat dari kejauhan.

Angin kencang berderu-deru di atas rel kereta api, dan tepat di sana, aku berdiri, berteriak dan tertawa-tawa, "HA HA HA! Tinggal ini yang terakhir, aku akan menyelamatkanmu AHA HA HA!" Namun, dari kejauhan, terdengar suara sirine polisi dan orang-orang yang panik berteriak dan memanggil, "Bang, awas! Ada kereta api datang! Awas!" Tanpa menghiraukan teriakan orang-orang di sekitarku, tiba-tiba...
Tuuut-tuuut-tuuut!
Suara gemuruh mesin dan derasnya rel yang bergesekan semakin keras dan mendekat, dan kemudian… 
BRRRRUUUUUMMMMM! BRAKK! …

Semua serba gelap, dengan nafas terengah-engah, aku membuka mata perlahan-lahan. Kulihat keramaian orang-orang berlarian panik depan gedung yang terbakar, Kepalaku terasa pusing. Akupun berusaha berdiri, dengan sempoyongan kulihat bisbol disampingku dan jariku masih memegang sebatang rokok. Dengan perasaan takut dan panik kulihat gerobak abang starlink. Disitu terlihat bekas sachet kopi yang memiliki lambang segitiga dengan titik biru terang di tengahnya.

End.

----------------------------
Auto Biografi Ane

Side Effect :
- Andy (Misteri Horror)
- Kemelekatan: Yang Tidak Percaya Tuhan Gak usah Masuk! (Inspirasi)
Jika Aku Indigo: Mada (Supranatural)
- JIka Aku Indigo: Mada - Percakapan Iblis

emoticon-Cendol Gan Support Penulis, untuk beli susu anak gan (Click Disini)emoticon-Big Kiss

Spoiler for Gan Bantu Ane Donk.:



Diubah oleh blekie182 01-12-2023 20:49
viweizqv092
taiko.hideyoshi
provocator3301
provocator3301 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
1.2K
32
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan