Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj meminta pemerintah mulai agresif menyebarkan konsep Islam Nusantara jelang tahun politik Pemilu dan Pilpres 2024.
Said yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation (INF) mewanti-wanti gejolak dan turbulensi politik saat ini. Dia meminta semua warga tak lengah dan mudah terprovokasi.
"Pemerintah harus lebih agresif mempromosikan dan menyebarkan spirit Islam Nusantara ke seluruh penjuru dunia," kata Said di kompleks Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (27/11).
Menurut dia Islam Nusantara yang diadopsi dari keanegakaragaman budaya dan tradisi lokal merupakan modal sosial Indonesia dalam pergaulan dunia.
Dia meyakini Islam Nusantara bisa diterapkan di negara-negara di dunia sebagai pedoman berdemokrasi yang damai. Dia menilai kerja kebangsaan, kemanusiaan, dan keberagaman yang ramah damai dan toleran dapat dilakukan secara simultan.
"Ke depan Islam Nusantara akan mampu menjadi ikon perdamaian dan pelopor humanitarianisme beragama serta kemajuan peradaban," katanya.
Lebih lanjut, Said juga meminta semua pihak agar berhenti bicara perbedaan agama, suku, ras, etnis, dan perbedaan lain dalam pemilu. Menurut dia, politik identitas telah membawa luka sejak Pilpres 2019.
Dia mengingatkan para politikus, partai politik, dan penyelenggaran pemilu agar mengutamakan keselamatan dan keutuhan Bangsa dibanding kepentingan pragmatis lain.
"Enggak usah bicara perbedaan agama, ras, nanti ada Jawa, Sunda, Batak diungkit-ungkit lagi nanti," katanya.
(thr/fea)
Baca artikel CNN Indonesia "Said Aqil Minta Pemerintah Agresif Sebar Islam Nusantara Jelang Pemilu" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20221128001544-32-879502/said-aqil-minta-pemerintah-agresif-sebar-islam-nusantara-jelang-pemilu.
Ciri Khas Islam Nusantara yang tidak ada di negara muslim lainnya:
1. TOA Masjid bikin polusi suara
2. Institusi Pesantren yang lebih bawa mudharat dibanding manfaat. (nggak tau, ada nggak negara muslim lain yang punya model Pesantren)
3. Overdosis Ritual (istighosah, Yasinan, Tahlilan, Kenduri, Doa Bersama, Barzanji dll).
Kalo model seperti ini disebarluaskan pemerintah, Kita bakal jadi negara terbelakang..
Quote:
Original Posted By jorokindomusik►nyeting toa suka pada ga bener gan, asal2nya semua. volumenya di kerasin ga jelas, spt manusia tanpa IQ yang tidak memikirkan estetika audio sistem.
ane pernah lagi sholat, toanya pas banget di sisi kiri tengkorak kepala ane. pas ceramah sakit kepala, langsung getaran suaranya menusuk dinding telinga ane, melengking ga jelas. cuma colok pasang doang, tanpa settingan ahlinya, blm lagi toanya entah buatan mana, harusnya high quality.
dan btw si Saudi Arabia aja penggunaan toa udah dibatasi gan, dan volume kudu di turunin. di Indonesia klo ada yang mau batasi pasti di grebeg dan di hilangkan kepalanya karena di anggap mendiskriminasi suatu agama dan di buli se tiktok ... tau lah mental manusia tengah2 laut
Quote:
Original Posted By donal.duck.►Masalah toa ini kan sudah diatur 100db maks, tapi kalo ngecek di toko2 online speaker toa itu bisa spesifikasinya 108db ada yg 117db juga. Seharusnya speaker yg senstivitasnya tinggi dilarang beredar kalo udah ditentukan batasnya, nyatanya di toko2 online masi banyak.
Yg namanya sensitivitas speaker itu kan biasanya dengan power 1 watt dalam jarak 1 meter.
https://www.toa.eu/service/soundcheck/calculations-with-loudspeakers
Bisa kita liat di tabel, dalam jarak 1 meter pengurangan 0db, dengan power 1watt penambahan 0db.
Jadi kalo speaker udah 117db(max 25 watt), dikasi power 20 watt, diliat dari tabel di situ dia nambah 13db jadi 130db. Suara hilang 6db setiap jarak dikali 2.
Jadi toa dgn spec 117db + power 20 watt keluarnya 130 db di jarak 1 meter dari speaker tsb. Dari tabel di web di atas, dari jarak 100 meter, berkurang 40db, itupun masih 90db. Padahal aturan Arab 85db maks dari sumber suara, ini dari jarak 100 meter pun masih 90db.
Nih contoh random dari youtube, dia bilang dari jarak 20 meter, di alatnya tercantum 87-91db, dari tabel di web di atas jarak 20 meter kira2 yg hilang 26db, berarti aslinya yg keluar dari speaker tsb adalah 91+26=117db, kan sudah terlalu keras dari batas. SPL jg naik turun tergantung frekwensi suara tsb, makanya di video ini pun di alat tsb bisa terlihat 99db dari jarak 20 meter , kalo ditambah 26db berarti 125db keluarnya pada frekwensi tertentu.
Quote:
Original Posted By Nibrashilmy2►2. pesantren bagus., ane lihat sendiri perilaku keponakan berubah drastis, lebih dewasa, tidak cengeng/manja lagi, pinter pelajaran (bhs inggris lancar, ilmu agama pinter, relasi/ berkawan banyak nilai plus).
tapi pesantren yg ngawur ada juga, seperti penyimpangan agama (ilmu² seperti debus, nyembah selain tuhan, LGBT juga).
Solusi harus ada lembaga pengawasan langsung dari institusi (entah itu dari swasta maupun pemerintah). 👍🏻
Menurutku Pesantren kurang bagus, Keponakan ku @dirvas,kemauan emaknya pas lulus SMP negeri di.masukkan ke pesantren,pagi sampai siang agak sore sekolah madrasah sore sampai pagi di pesantren..sy di suruh emaknya untuk memantau..setiap Minggu kasih apa yang kurang..uang saku,pakaian ganti,sarung dll,dll..itu di pesantren kuatir perkembangan psikologi anak..pagi itu kalau mandi bisa bersama2 karena jumlah kamar mandi tak sebanding dengan jumlah siswa,masalah tempat tidur atau Batak kamar dengan jumlah siswa itu..umpel2 an..yg di rumah biasa pakai kamar sendiriS E N S O Ri pesantren pakaian,sandal sepatu sering hilangS E N S O Rari rumah ada jaket,baju,celana bagus akan pada di curi..saya sdh tak terhitung bawakan ganti.. untuk belajar pelajaran umum kalau mau masuk universitas negeri berat sekali..jam belajar sdh hampir gak ada..setelah pagi sampai agak sore sekolah um itu terus Istrht,habis magrib makan...habis Isyak itu sdh ngaji kitab sampai jam 10 an..setelah ini sdh kelelahan..jadi terbiasa terus ngopi dan merokok.. padahal si anak ini pas lulus SMP itu juara..
Pendapat ku..anak dari SD sampai SMU itu sekolah umum..atau pendidikan dasar itu di bawah satu kementerian pendidikan,muatan agama di sesuai kan..kalau yg berminat belajar agama itu di.universitas setelah ada bekal ilmu umum yg cukup.. seperti di Malaysia..ada memang sekolah pesantren tetapi jumlahnya teramat sedikit dan kusus.. seperti sekolah penghafal itu...
Quote:
Original Posted By donal.duck.►Apapun suara yg keluar dari sebuah pengeras suara, sudah ada tingkatannya untuk mengkategorikan apakah outputnya melewati batas toleransi atau enggak. Kalau tidak bisa menerima dan menyesuaikan berarti ya ada yang perlu dipertanyakan.
Sumber : https://www.pusatalatbantudengar.com/blog/tingkat-kebisingan-suara/