Kaskus

Story

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

Β© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alizazetAvatar border
TS
alizazet
Dalam Kereta Rindu [COC CLBK 2022]
Dalam Kereta Rindu [COC CLBK 2022]

Kangen, itu yang tersirat di dalam hati dan selalu mengiringi degub jantungku, hingga aku memohon pada semesta diizinkan menemui separuh hatiku


Waktu telah menggulirkan langkah kita pada suatu masa dimana semua telah berubah aku ingin mengganti perih yang masih mengendap di dadamu, andai bisa.
Aku bercermin di permukaan air kolam yang memancarkan cahaya pagi dengan aroma bunga bakung dan hiasan teratai, membawaku ingin kembali menggenggam erat hatimu yang telah lama kutinggal jauh.

Telah kubulatkan tekadku untuk menemuimu wajah manis yang ternyata tak pernah hilang dari hatiku meski jutaan jarak memisahkan. Amarah kemarin yang kutanamkan semoga masih bisa kutebus kan kuganti dengan pelangi dan embun yang menyejukkan.

Mungkin kau akan takut akan kedatanganku yang akan membawa badai atau gelegar petir yang merusak suasanamubyang sudah nyaman saat ini. Namun aku sudah berjanji untuk tidak mengulangi lagi kesalahan yang pernah aku sematkan di waktu itu.

Bagaimana kabarmu kini? Mungkin kau telah bersama dia yang mampu menyediakan pundaknya untuk bersandar, memberi ruang hatinya untuk segala kesah yang kau punya, dan banyak kesempatan lain yang bisa kau dapatkan darinya. Aku tidak akan menggamggu atau ingin membuyarkan apa yang sudah kau bangun saat ini.

Aku hanya ingin mengatangan kangen ini hanya akan sembuh bila telah melihat manik matamu yang selalu bercahaya, setelah itu aku akan lega tanpa merasa dada terhimpit perih. Aku tidak akan mengemis padamu tentang pedulimu. Mataku hanya akan mengatakan berjuta penyesalan hingga membuatmu begitu luka.

Ini bukan kali pertama aku ingin menemuimu untuk menyampaikan rasaku. Aku selalu gagal menjumpai ketika kulihat masih ada kelam di hatiku, itu sungguh menyiksaku. Membuat langkah kakiku semakin kaku dan nadiku seakan berhenti berdetak membayangkan murkamu padaku. Entah karena menahan rindu atau karena aku telah meninggalkanmu.

Telah kurenungkan sedalam samudra bahwa cinta dan kerinduan ini tak mudah pupus padamu, aku telah memohon pada Yang Mahacinta agar menghapus rasa kangen yang menyiksa ini, tapi itu sia-sia. Aku bertanya pada bulan dan bintang yang menghiasi semesta, pada embun yang luruh berjatuhan kala menjelang fajar, dan pada angin yang berhembus lembut. Hanya satu jawaban bahwa aku harus menemuimu.

Aku pernah berkata bak pujangga ternama atau novelis terkenal tentang janji seperti daun pada ranting, hujan pada bumi, awan pada langit, bulan bintang pada malam yang tak bisa dipisahkan. Tapi aku sendiri telah mengingkarinya. Suatu sebab telah membuatku gelap, membiarkanmu lelap dalam pusaran tak terarah.

Kaki ini harus kuat dan tegar melangkah ke arahmu, aku hanya butuh waktu sejenak saja, semoga kau mengizinkan.
Kereta malam saat ini telah membawaku ke kotamu, esok aku sudah tiba di stasiun, semoga banyak kemudahan aku menjumpaimu dengan segala niatan baik yang sudah kupinta pada langit.

Pasangan senja di hadapanku membuka mataku tentang kebersamaan dan setia. Dan aku hanya bisa berandai-andai tentang kita bila aku tak memulai petaka.
Semua sudah berlalu tentu aku hanya akan berkhayal, penyesalan itu terselip di hati, tapi aku harus bisa menerima apa yang sudah terjadi.

Kuambil gawaiku dan kubuka lagi galeri, kupandangi gambar kita saat bersama, di puncak gunung dengan teman-teman kala itu. Saat kita jalan-jalan ke Yogyakarta, juga ketika kita gabut mengenang masa kecil dengan bermain masak-masakan menggunakan tatanan batu bata sebagai tungkunya. Aku masih menyimpan semuanya. Karena ini bukan sekadar cinta lama yang bersemi lagi.

Entah, aku tak bisa mengartikannya, lima tahun telah berlalu ternyata tak bisa membuatku berpaling darimu. Suara lagu yang kudengar semakin membawaku hanyut membayangkan pertemuan nanti, haruskah aku optimis semua akan baik-baik saja atau pesimis bahwa semua akan berbalik menyakitkanku? Biarlah

Aku menggambarkanmu seperti aroma hujan yang selalu kurindukan, mungkin kau tak pernah menyadari itu.

πŸŒ™πŸŒ™πŸŒ™

Quote:


πŸŒ™πŸŒ™πŸŒ™

Aku tahu mengapa kau tidak berusaha untuk mencariku, kau bukan tak punya rindu padaku, melainkan berusaha untuk melupakan semua yang selalu bersemi di hatimu.

Masih ingatkah kita pernah tertawa terbahak hingga mengeluakan air mata,manakala kita telah ditipu teman maya? Kita sudah prihatin mati-matian, meneteskan air mata dan menyesali tak bisa membantunya, sampai membuat untaian puisi yang indah untuk kepergiannya. Ternyata ia masih bernyawa dan melanglang buana. Kamu terpingkal-pingkal dan mengumpat hebat telah menjadi korban iseng ngepranknya. Kita selalu tertawa dan bercanda.

Dalam kereta aku jadi senyum-senyum sendiri mengingat masa itu, di luar sana masih gelap, aku menggambarkan wajahmu yang manis dengan mataku di jendela kaca kereta, seolah kau pun sedang melakukan hal yang sama. Dua jam lagi kereta akan sampai, aku memang tak ingin tertidur walau sesaat. Sengaja kubiarkan pikiranku melayang pada kenangan-kenangan kita, agar ketika nanti tak seindah khayalan tak membuatku terkejut atau terpelanting merana.

Seorang pramugari membagikan minuman, menyapa dengan ramah setiap penumpang. Aku yakin dalam kereta ini pasti terselip kerinduan dalam hati para penumpangnya. Ada yang ditinggalkan dan ada yang kan ditemui. Seperti diriku saat ini yang merasa tiada arti di hadapanmu, tapi berusaha untuk bisa bersua denganmu.

πŸŒ™πŸŒ™πŸŒ™

Quote:


πŸŒ™πŸŒ™πŸŒ™

Kupikir kereta ini sungguh istimewa, ada getaran cinta yang ku bawa mungkin juga mereka disekitarku yang duduk menikmati perjalanan.

Sebelum matahari menampakkan gagahnya kereta telah sampai di stasiun tujuanku. Kutulis harapanku pada embun yang menempel di kaca, semoga malaikat mengaminkan doaku.

Saat aku berdiri dari bangku kereta kulihat ada benda yang tertinggal di atas bangku depanku, mungkin milik pasangan senja tadi, aku ambil dan berusaha mengejarnya, sebuah kunci dengan gantungan berbentuk dua hati. Aku berusaha mendahului para penumpan lain agar bisa memberikan benda itu.

Dengan cekatan kakiku turun dari kereta, kucari-cari pasangan tadi aku yakin belum jauh, sekian menit mencari akhirnya kuputuskan untuk ke ruang informasi untuk menitipkan kunci itu, mungkin pasangan itu akan mencari di stasiun. Namun petugas menolak hanya meminta nomer ponselku, bila pasangan itu datang lagi akan ia beri nomerku, akupun menyetujui.

Sambil berjalan keluar dari stasiun aku mengamati gantungan kunci yang berbentuk dua hati itu, seolah aku pernah melihat benda itu, aku membukanya. Ada secarik kertas, kubuka mungkin ada petunjuk pemiliknya.

πŸŒ™πŸŒ™πŸŒ™

Quote:


πŸŒ™πŸŒ™πŸŒ™

Mereka benar-benar pasangan romantis hingga usia senja, mungkin itu puisi mereka saat mereka jatuh cinta kala muda. Tunggu, aku seperti pernah membaca tulisan ini, tapi entah dimana.
Aku terkesima dengan tiap kata yang tertuang. Andai dulu aku bisa membuat puisi indah sebagai janji seperti itu untukmu, tentu saat ini kita masih bisa bergandengan tangan dan saling mengisi. Aku menggeleng lagi, menepis penyesalan.

Aku akan menuju rumahmu dan meminta maaf untuk masa lalu suram yang sudah kutinggalkan. Gawaiku berbunyi ketika akan kupesan mobil online.

"Halo ..."

( $@++**"6!,'"?)

"Iya benar, kebetulan saya masih di depan stasiun, iya silahkan."

Ternyata pasangan senja tadi telah sampai di ruang informasi dan mendapatkan nomerku.
Aku tersenyum hormat pada mereka, dan menyerahkan kuncinya.

"Terima kasih anak muda, kalau kunci ini hilang kami pasti akan merasa bersalah hingga akhir hayat."

"Oh, iya. Disimpan saja dalam tas tidak usah digantungkan agar tidak terjatuh lagi." Aku sekadar memberi saran pada mereka.

"Ini benda berharga, peninggalan anak kami satu-satunya, kenangan yang kami bawa kemana-mana."

"Oh Maaf." Aku kembali membungkuklan badan, memberi hormat turut prihatin.

"Singgah ke tempat kami ya, kami tulus menawarkan, mungkin bila anak kami masih ada dia mungkin seumuranmu anak muda."

Aku hanya mengucapkan terima kasih atas tawarannya tersenyum dan mengangguk-angguk, lalu meminta ijin untuk melanjutkan perjalanan. Kulihat dari jauh pasangan senja itu berjalan ke sebuah bangku, lalu membuka gantungan kunci dan membaca bersama tulisan di secarik kertas itu. Istrinya mengusap kedua matanya, sedang suaminya merangkul dan mengelus pundaknya. Maafkan aku, segera berlalu adalah caraku mencegah ada genangan di mataku. Aku pasti akan berkunjung menemui mereka.

Kembali aku teringat kekasihku, wajah manis di sana aku akan segera datang. Jangan tolak kehadiranku, sebelum mentari menghangatkan bumi, bila aku tak bisa lagi memelukmu karena kau telah menjadi milik orang lain biarlah aku sejenak menikmati senyummu, akan kupeluk kau dengan mataku.
Glimpse of Us terus mengalun dari gawaiku selama perjalannan ke arahmu.




❀SELESAI❀


gambar 1
gambar 2

:kangen
Diubah oleh alizazet 08-07-2022 10:11
bukhorigan
bukhorigan memberi reputasi
9
1.4K
21
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan