- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
(HORROR STORY) KAMPUNG SEPUH


TS
jurigciwidey
(HORROR STORY) KAMPUNG SEPUH
Sebelumnya banyak yang request untuk kelanjutan cerita di thread saya yang ini dan disarankan sebelum membaca cerita ini, baca dahulu cerita di link ini.. karena ini adalah cerita lanjutan dari thread sebelumnya
namun karena satu dan lain hal ane mempercepat ceritanya sehingga masih banyak misteri yang belum di ungkap
cerita ini mengisahkan tentang lanjutan cerita di atas

INDEX
2-Aki Karma Part 1
3-Aki Karma Part 2
4-Aki Karma Part 3
5-Aki Karma Part 4
6-AUL
7-AUL PART 2
8-AUL PART 3
9-AUL PART 4
10-Menjaga kampung
Thread ane lainya
(HORROR STORY) TUMBAL PABRIK
namun karena satu dan lain hal ane mempercepat ceritanya sehingga masih banyak misteri yang belum di ungkap
cerita ini mengisahkan tentang lanjutan cerita di atas

Spoiler for 1-TUTUPNYA WARUNG:
Pagi itu di kampung sepuh tidak seperti biasanya suara orang-orang berjalan begitu terlihat tergesa-gesa tanpa ada satu orang pun yang berbicara, hening hanya suara langkah mereka yang melangkah ke tujuan yang sama, suasana pun mendadak ramai di salah satu rumah warga, mereka sedang berduka. Karena salah satu warga mereka meninggal di hari ini. Sudah menjadi salah satu tradisi di kampung sepuh, apabila ada yang meninggal, mereka ikut membantu untuk proses pemakamanya.
Para warga sengaja menghentikan aktifitasnya hari itu untuk membantu proses pemakamanya. Terlihat pula isak tangis dari para ibu-ibu yang datang di hari itu.
Kampung sepuh sekali lagi kehilangan salah satu sosok yang menjadi panutan bagi mereka. Setelah suaminya meninggal 4 tahun yang lalu, dan anak semata wayangnya yang pergi meninggalkan kampung sepuh yang tidak pernah kembali lagi setelah anaknya mengalami beberapa kejadian di kampung sepuh ketika pulang untuk membantu ibunya selepas lulus kuliah.
Dan akhirnya sang ibumenghembuskan napas terakhir dalam kesendirian di kampung sepuh.
Banyak sekali warga kampung yang turut membantu, sebagian dari mereka membantu memandikan jenazah, dan sebagianya lagi pergi ke pemakaman umum di kampung sepuh untuk menggali makam tepat di samping makam suaminya.
Proses memandikan dan memakaikan kain kafan kepadanya tidak berlangsung lama. Dan terlihat beberapa rombongan yang saling beriringan menuju ke salah satu pemakaman umum yang ada di kampung sepuh, para warga saling bergantian mengangkat keranda mayat yang penuh dengan kalungan bunga berwarna-warnj dengan ditemani oleh warga yang seakan-akan mengantarkanya ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Orang-orang tampak begitu terpukul suasana begitu duka sehingga di setiap langkah rombongan pengantar jenazah hanya terdengar suara tangis. Tentu saja begitu berat bagi semua orang melepas kepergian orang yang begitu banyak berjasa, orang yang selalu menyapa dengan riang dan selalu siap membantu kapan pun waktu nya jika warga membutuhkan, terutama setelah sangat suami meninggal dan sang anak yang lebih memilih untuk kembali ke kota, ibu selalu mengisi hari-harinya dengan menyibukan diri membantu warga sekitar.
pemakaman umum letaknya di ujung kampung yang bersebelahan dengan sungai yang melewati kampung di sebelah utara. Pemakaman itu awalnya adalah tanah kosong yang hanya rumput-rumputan saja yang tumbuh disana akhirnya dipakai oleh pemakaman oleh masyarakat kampung karena lokasinya pun tidak begitu jauh dari pemukiman warga.
Pemakaman tersebut dipakai dari jaman dulu hingga sekarang, sehingga apabila masyarakat kampung sepuh ke makam di waktu-waktu tertentu seperti ketika di hari raya, atau sebelum melaksanakan pernikahan. Mereka berjiarah kesana mengunjungi makam orangtuanya, juga ke makam kakek nenek hingga leluhurnya. Karena dari jaman dahulu semua masyarakat kampung sepuh yang meninggal pasti dimakamkan disana.
Rombongan itu berjalan menyusuri kampung melewati beberapa rumah warga sepanjang kampung sepuh. lalu kemudian rombongan itu masuk ke salah satu jalan setapak di ujung desa, jalan dengan kontur tanah yang apabila berjalan di jalan itu di malam hari akan terasa becek dan bercampur lumpur.
Jalan setapak itu nampak terjal karena menurun dan kontur tanahnya tidak rata. Di kanan kirinya tumbuh pohon liar yang dibiarkan begitu saja oleh warga kampung dan dedaunanya menghalangi sinar matahari sehingga suasananya terlihat sangat sejuk, terlihat juga beberapa daun yang berjatuhan diterpa angin dan suara-suara serangga yang ada di dahan pohon yang menemani rombongan itu berjalan.
Terlihat disana terlihat gapura yang terlihat usang, gapura pemakaman yang terbuat dari besi berwarna hitam dan plat besi berwarna putih di atasnya yang bertulisan
PEMAKAMAN UMUM KAMPUNG SEPUH
Tiang-tiang gapura itu sudah terlihat usang tiang-tiangnya sudah berkarat, dan tulisan di atasnya sudah tidak jelas terlihat karena cat yang luntur, dan warna putih di atasnya pun sudah terlihat menguning.
Rombongan itu kemudian melewati gapura, dan melihat tanah pemakaman yang membentang luas, disana terlihat banyak makam dari beberapa generasi, terlihat dari jenis makamnya dari yang memakai batu sebagai dinding makam, hingga makam yang sudah dilapisi oleh keramik di sekeliling makamnya.
Hari sudah beranjak siang tapi suasanya sungguh berbeda, hawa sejuk yang kurasa ketika rombongan berjalan tadi perlahan menghilang, digantikan oleh perasaan yang dihiasi rasa takut di sekujur tubuh. Apalagi di tengah-tengah pemakaman itu terdapat satu pohon beringin yang besar yang berdiri kokoh. Saking rindangnya ranting-rantingnya menutupi sinar matahari yang masuk menutupi makam-makam di sekitarnya sehingga tidak tersinari oleh matahari.
Rombongan itu kemudian belok ke salah satu sudut pemakaman itu. Disana terdapat salah satu makam dengan dinding batu dan pohon yang tumbuh di atas makamnya. Terlihat tulisan dengan tanggal lahir dan tanggal meninggal yang terlihat usang dan sedikit muncul lumut di ujungnya. Di sebelahnya ada makam kosong yang sudah digali, untuk tempat peristirahatan ibu yang terakhir.
***
Sore hari di kampung sepuh nampak sibuk, setelah pagi hari membantu proses pemakaman salah satu warganya. Kini para warga kampung sepuh berkumpul di salah satu rumah sesepuh kampung yaitu rumah Aki Karma, salah satu orang yang dituakan di kampung sepuh. mereka terlihat membicarakan salah satu persoalan yang belum di selesaikan, terlihat dari beberapa obrolan yang serius tentang salah satu peninggalan salah seorang warganya yang meninggal di pagi hari tadi.
“Mang Rusdi? Gimana, apakah anaknya sudah bisa di hubungi” Kata Aki karma ke pada salah satu warga yang sedang berkumpul.
“nomornya tidak aktif ki, saya juga tidak tahu sekarang dia tinggal dimana?” jawab mang rusdi dengan nada yang lesu.
Beberapa orang dari mereka terlihat kebingungan, karena anak satu-satunya tidak bisa dihubungi. Mereka ingin menghubunginya dan memberitahukanya bahwa ibunya telah meninggal di hari itu.
Selain itu ada permasalahan lain yang perlu dibahas, yaitu tentang warung dan rumah peninggalan satu satunya yang harus segera di wariskan. yaitu warung yang harus keluarganya jaga selama beberapa generasi dan tidak pernah ditutup satu kalipun, namun kali ini tidak ada yang melanjutkan. Karena anaknya sudah hampir 3 tahun meninggalkan kampung sepuh. Dan tidak pernah kembali lagi ke kampung tersebut
Terjadi perdebatan di antara mereka, beberapa dari mereka menyarankan untuk tetap melanjutkan dengan cara bergiliran setiap malam sambil menunggu anak semata wayangnya pulang dan melanjutkan untuk menjaga warung yang telah diwariskanya turun temurun di keluarganya,dan sebagianya lagi menyarankan untuk menutupnya sambil menunggu anaknya pulang.
Aki karma adalah orang yang paling lantang untuk tetap membuka warung tersebut, dan warga bergiliran untuk berjaga di malam hari sembari menunggu anaknya pulang.
Aki karma beranggapan apabila menutupnya, mereka takut akan kejadian dahulu terulang kembali yang terjadi, sebuah kejadian yang menimpa kampung sepuh ketika 60 tahun yang lalu. Yang mengakibat para makhluk halus di gunung sepuh datang dan mengganggu kampung itu setiap malam.
Hingga akhirnya salah satu warga melakukan perjanjian dengan mereka, dan merelakan tubuhnya serta turunannya untuk melayani mereka dengan membuat warung sebagai batas agar para makhluk tidak datang menganggu warga kampung.
Sehingga para warga kampung pun bisa tidur nyenyak tanpa rasa cemas terganggu oleh para mahluk yang datang setiap malam, meskipun konsekuensinya para warga tidak boleh keluar di malam hari, karena ditakutkan mereka akan datang dan bertemu para makhluk yang datang ke warung.
Namun beberapa warga berpendapat bahwa mereka tidak sanggup apalagi harus menjaga warung itu. mereka pula beralasan bahwa perjanjian itu sudah setengah abad yang lalu, bahkan generasi saat ini banyak yang tidak percaya akan hal itu.
Kebanyakan mereka berpendapat dengan menutup warung itu, tidak akan terjadi apa-apa di kehidupan warga kampung sepuh. Mereka sempat menyinggung anak semata wayangnya yang meninggalkan kampung 3 tahun yang lalu, mereka menganggap anak itu tidak mau menjaga warung itu lagi setelah menerima kejadian yang membuat dia tidak sadarkan diri.
Bahkan dia bercerita dia bertemu dengan Indah anak kang darman di pemakaman itu dan menyuruhnya untuk meninggalkan kampung sepuh dan tidak pernah kembali hingga saat ini.
perdebatan itu berlangsung lama . Para warga saling memberikan pendapat antara satu dan lainya, akhirnya warga pun sepakat melakukan voting untuk keputusan terhadap warung itu, dan akhirnya banyak warga sepakat mengambil keputusan setuju untuk menutup warung itu. Alasanya beragam, namun kebanyakan dari mereka tidak berani apabila harus menjaga warung di malam hari apalagi kalau harus setiap malam berjaga.
Aki karma selaku yang dituakan di kampung itu merasa tidak setuju dengan hasil akhir dari pertemuan itu. Namun dia hanya bisa menerima keputusan dari para warga yang hadir di pertemuan itu.
***
Pukul 17:30 warga akhirnya menutup warung, warung yang selama ini berdiri dan tidak pernah tutup selama hampir setengah abad. Akhirnya terpaksa ditutup oleh warga, banyak memory dan kenangan dari beberapa warga dari kampung itu, karena selain tempat membeli keperluan, warung itu juga menjadi tempat berkumpul para petani di sore hari ketika pulang dari sawah. Mereka sekedar beristirahat dan memesan kopi dan bercengkrama satu sama lain dengan warga yang datang ke warung.
Pukul 18:00 para warga membubarkan diri dan kembali ke rumahnya masing-masing, mereka kembali ke keluarganya untuk makam malam di rumah masing-masing dan berisitrahat seperti biasanya, seperti tidak ada bedanya dengan malam-malam sebelumnya, namun.
Terlihat di seberang warung, beberapa mata yang menatap tajam ke arah warung yang kini sudah tutup itu. Mata yang berwarna merah yang terlihat dari sela-sela dedaunan di seberang jalan. Mereka sepertinya tidak terima dengan ditutupnya warung itu.
Para warga sengaja menghentikan aktifitasnya hari itu untuk membantu proses pemakamanya. Terlihat pula isak tangis dari para ibu-ibu yang datang di hari itu.
Kampung sepuh sekali lagi kehilangan salah satu sosok yang menjadi panutan bagi mereka. Setelah suaminya meninggal 4 tahun yang lalu, dan anak semata wayangnya yang pergi meninggalkan kampung sepuh yang tidak pernah kembali lagi setelah anaknya mengalami beberapa kejadian di kampung sepuh ketika pulang untuk membantu ibunya selepas lulus kuliah.
Dan akhirnya sang ibumenghembuskan napas terakhir dalam kesendirian di kampung sepuh.
Banyak sekali warga kampung yang turut membantu, sebagian dari mereka membantu memandikan jenazah, dan sebagianya lagi pergi ke pemakaman umum di kampung sepuh untuk menggali makam tepat di samping makam suaminya.
Proses memandikan dan memakaikan kain kafan kepadanya tidak berlangsung lama. Dan terlihat beberapa rombongan yang saling beriringan menuju ke salah satu pemakaman umum yang ada di kampung sepuh, para warga saling bergantian mengangkat keranda mayat yang penuh dengan kalungan bunga berwarna-warnj dengan ditemani oleh warga yang seakan-akan mengantarkanya ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Orang-orang tampak begitu terpukul suasana begitu duka sehingga di setiap langkah rombongan pengantar jenazah hanya terdengar suara tangis. Tentu saja begitu berat bagi semua orang melepas kepergian orang yang begitu banyak berjasa, orang yang selalu menyapa dengan riang dan selalu siap membantu kapan pun waktu nya jika warga membutuhkan, terutama setelah sangat suami meninggal dan sang anak yang lebih memilih untuk kembali ke kota, ibu selalu mengisi hari-harinya dengan menyibukan diri membantu warga sekitar.
pemakaman umum letaknya di ujung kampung yang bersebelahan dengan sungai yang melewati kampung di sebelah utara. Pemakaman itu awalnya adalah tanah kosong yang hanya rumput-rumputan saja yang tumbuh disana akhirnya dipakai oleh pemakaman oleh masyarakat kampung karena lokasinya pun tidak begitu jauh dari pemukiman warga.
Pemakaman tersebut dipakai dari jaman dulu hingga sekarang, sehingga apabila masyarakat kampung sepuh ke makam di waktu-waktu tertentu seperti ketika di hari raya, atau sebelum melaksanakan pernikahan. Mereka berjiarah kesana mengunjungi makam orangtuanya, juga ke makam kakek nenek hingga leluhurnya. Karena dari jaman dahulu semua masyarakat kampung sepuh yang meninggal pasti dimakamkan disana.
Rombongan itu berjalan menyusuri kampung melewati beberapa rumah warga sepanjang kampung sepuh. lalu kemudian rombongan itu masuk ke salah satu jalan setapak di ujung desa, jalan dengan kontur tanah yang apabila berjalan di jalan itu di malam hari akan terasa becek dan bercampur lumpur.
Jalan setapak itu nampak terjal karena menurun dan kontur tanahnya tidak rata. Di kanan kirinya tumbuh pohon liar yang dibiarkan begitu saja oleh warga kampung dan dedaunanya menghalangi sinar matahari sehingga suasananya terlihat sangat sejuk, terlihat juga beberapa daun yang berjatuhan diterpa angin dan suara-suara serangga yang ada di dahan pohon yang menemani rombongan itu berjalan.
Terlihat disana terlihat gapura yang terlihat usang, gapura pemakaman yang terbuat dari besi berwarna hitam dan plat besi berwarna putih di atasnya yang bertulisan
PEMAKAMAN UMUM KAMPUNG SEPUH
Tiang-tiang gapura itu sudah terlihat usang tiang-tiangnya sudah berkarat, dan tulisan di atasnya sudah tidak jelas terlihat karena cat yang luntur, dan warna putih di atasnya pun sudah terlihat menguning.
Rombongan itu kemudian melewati gapura, dan melihat tanah pemakaman yang membentang luas, disana terlihat banyak makam dari beberapa generasi, terlihat dari jenis makamnya dari yang memakai batu sebagai dinding makam, hingga makam yang sudah dilapisi oleh keramik di sekeliling makamnya.
Hari sudah beranjak siang tapi suasanya sungguh berbeda, hawa sejuk yang kurasa ketika rombongan berjalan tadi perlahan menghilang, digantikan oleh perasaan yang dihiasi rasa takut di sekujur tubuh. Apalagi di tengah-tengah pemakaman itu terdapat satu pohon beringin yang besar yang berdiri kokoh. Saking rindangnya ranting-rantingnya menutupi sinar matahari yang masuk menutupi makam-makam di sekitarnya sehingga tidak tersinari oleh matahari.
Rombongan itu kemudian belok ke salah satu sudut pemakaman itu. Disana terdapat salah satu makam dengan dinding batu dan pohon yang tumbuh di atas makamnya. Terlihat tulisan dengan tanggal lahir dan tanggal meninggal yang terlihat usang dan sedikit muncul lumut di ujungnya. Di sebelahnya ada makam kosong yang sudah digali, untuk tempat peristirahatan ibu yang terakhir.
***
Sore hari di kampung sepuh nampak sibuk, setelah pagi hari membantu proses pemakaman salah satu warganya. Kini para warga kampung sepuh berkumpul di salah satu rumah sesepuh kampung yaitu rumah Aki Karma, salah satu orang yang dituakan di kampung sepuh. mereka terlihat membicarakan salah satu persoalan yang belum di selesaikan, terlihat dari beberapa obrolan yang serius tentang salah satu peninggalan salah seorang warganya yang meninggal di pagi hari tadi.
“Mang Rusdi? Gimana, apakah anaknya sudah bisa di hubungi” Kata Aki karma ke pada salah satu warga yang sedang berkumpul.
“nomornya tidak aktif ki, saya juga tidak tahu sekarang dia tinggal dimana?” jawab mang rusdi dengan nada yang lesu.
Beberapa orang dari mereka terlihat kebingungan, karena anak satu-satunya tidak bisa dihubungi. Mereka ingin menghubunginya dan memberitahukanya bahwa ibunya telah meninggal di hari itu.
Selain itu ada permasalahan lain yang perlu dibahas, yaitu tentang warung dan rumah peninggalan satu satunya yang harus segera di wariskan. yaitu warung yang harus keluarganya jaga selama beberapa generasi dan tidak pernah ditutup satu kalipun, namun kali ini tidak ada yang melanjutkan. Karena anaknya sudah hampir 3 tahun meninggalkan kampung sepuh. Dan tidak pernah kembali lagi ke kampung tersebut
Terjadi perdebatan di antara mereka, beberapa dari mereka menyarankan untuk tetap melanjutkan dengan cara bergiliran setiap malam sambil menunggu anak semata wayangnya pulang dan melanjutkan untuk menjaga warung yang telah diwariskanya turun temurun di keluarganya,dan sebagianya lagi menyarankan untuk menutupnya sambil menunggu anaknya pulang.
Aki karma adalah orang yang paling lantang untuk tetap membuka warung tersebut, dan warga bergiliran untuk berjaga di malam hari sembari menunggu anaknya pulang.
Aki karma beranggapan apabila menutupnya, mereka takut akan kejadian dahulu terulang kembali yang terjadi, sebuah kejadian yang menimpa kampung sepuh ketika 60 tahun yang lalu. Yang mengakibat para makhluk halus di gunung sepuh datang dan mengganggu kampung itu setiap malam.
Hingga akhirnya salah satu warga melakukan perjanjian dengan mereka, dan merelakan tubuhnya serta turunannya untuk melayani mereka dengan membuat warung sebagai batas agar para makhluk tidak datang menganggu warga kampung.
Sehingga para warga kampung pun bisa tidur nyenyak tanpa rasa cemas terganggu oleh para mahluk yang datang setiap malam, meskipun konsekuensinya para warga tidak boleh keluar di malam hari, karena ditakutkan mereka akan datang dan bertemu para makhluk yang datang ke warung.
Namun beberapa warga berpendapat bahwa mereka tidak sanggup apalagi harus menjaga warung itu. mereka pula beralasan bahwa perjanjian itu sudah setengah abad yang lalu, bahkan generasi saat ini banyak yang tidak percaya akan hal itu.
Kebanyakan mereka berpendapat dengan menutup warung itu, tidak akan terjadi apa-apa di kehidupan warga kampung sepuh. Mereka sempat menyinggung anak semata wayangnya yang meninggalkan kampung 3 tahun yang lalu, mereka menganggap anak itu tidak mau menjaga warung itu lagi setelah menerima kejadian yang membuat dia tidak sadarkan diri.
Bahkan dia bercerita dia bertemu dengan Indah anak kang darman di pemakaman itu dan menyuruhnya untuk meninggalkan kampung sepuh dan tidak pernah kembali hingga saat ini.
perdebatan itu berlangsung lama . Para warga saling memberikan pendapat antara satu dan lainya, akhirnya warga pun sepakat melakukan voting untuk keputusan terhadap warung itu, dan akhirnya banyak warga sepakat mengambil keputusan setuju untuk menutup warung itu. Alasanya beragam, namun kebanyakan dari mereka tidak berani apabila harus menjaga warung di malam hari apalagi kalau harus setiap malam berjaga.
Aki karma selaku yang dituakan di kampung itu merasa tidak setuju dengan hasil akhir dari pertemuan itu. Namun dia hanya bisa menerima keputusan dari para warga yang hadir di pertemuan itu.
***
Pukul 17:30 warga akhirnya menutup warung, warung yang selama ini berdiri dan tidak pernah tutup selama hampir setengah abad. Akhirnya terpaksa ditutup oleh warga, banyak memory dan kenangan dari beberapa warga dari kampung itu, karena selain tempat membeli keperluan, warung itu juga menjadi tempat berkumpul para petani di sore hari ketika pulang dari sawah. Mereka sekedar beristirahat dan memesan kopi dan bercengkrama satu sama lain dengan warga yang datang ke warung.
Pukul 18:00 para warga membubarkan diri dan kembali ke rumahnya masing-masing, mereka kembali ke keluarganya untuk makam malam di rumah masing-masing dan berisitrahat seperti biasanya, seperti tidak ada bedanya dengan malam-malam sebelumnya, namun.
Terlihat di seberang warung, beberapa mata yang menatap tajam ke arah warung yang kini sudah tutup itu. Mata yang berwarna merah yang terlihat dari sela-sela dedaunan di seberang jalan. Mereka sepertinya tidak terima dengan ditutupnya warung itu.
INDEX
2-Aki Karma Part 1
3-Aki Karma Part 2
4-Aki Karma Part 3
5-Aki Karma Part 4
6-AUL
7-AUL PART 2
8-AUL PART 3
9-AUL PART 4
10-Menjaga kampung
Thread ane lainya
(HORROR STORY) TUMBAL PABRIK
Diubah oleh jurigciwidey 23-10-2021 11:40






edam dan 96 lainnya memberi reputasi
89
57.2K
Kutip
348
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan