- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Welcome to The “Campfire Story” Of Malang


TS
micky10
Welcome to The “Campfire Story” Of Malang
Quote:
Pernah Denger Tentang sosok tanpa kepala yang mondar-mandir di Rel Kereta Api buk gluduk tengah malam mencari potongan2 tubuhnya? Atau Ketukan Pintu kamar tengah malam di Hotel Niagara di setiap pukul 00.12? dan terowongan misterius peninggalan jepang di dasar lantai SMAN 1 Malang sebagai jalan rahasia menuju stasiun kotabaru untuk pelarian saat perang, dan percayalah….. tak pernah ada orang yang bisa kembali setelah memasuki terowongan tersebut…
Malang dengan segala misterinya… kita tidak hanya bicara hantu, tapi kita akan bicara tentang Misteri Kota ini… Urban Legend, Misteri dari mulut ke mulut…

Malang dengan segala misterinya… kita tidak hanya bicara hantu, tapi kita akan bicara tentang Misteri Kota ini… Urban Legend, Misteri dari mulut ke mulut…
Welcome to The “Campfire Story” Of Malang…

Quote:
Senin, 2 Oktober 2017… Disaat kopi di gelasku masih menyisakan uap panasnya, keinginan untuk menulis di Forum SFTH kembali muncul. Perlu ide dan pemikiran yang baru untuk memulai lagi. Setelah berbulan-bulan otak ini di peras untuk keperluan pekerjaan. Kali ini saat nya aku memulai kembali hobi yang sudah tertunda sekian lama. Sekiranya untuk melemaskan syaraf-syaraf otak yang mulai menegang
Buat kalian yang sudah beberapa kali mengirimkan message tentang kelanjutan dan kejelasan Trit ku yang Aku dan makhluk tak di undang di kamar kostku, tenang… di akhir tahun ini trit itu akan aku selesaikan. Ending dan Tragedi Wilis sedang aku persiapkan untuk menyelesaikan trit tersebut. Tidak mudah membagi konsentrasi disaat tugas kantor mendera…
kampret emang… mengorbankan hobi demi sesuap nasi…
lalu apa yang akan kita bicarakan di trit ini???
Bentar…. Aku nyeruput kopi dulu…. Keburu dingin…
Mungkin yang baru membaca trit2 ku, kenalin Nama aku Micky. Penulis paruh waktu,sebatas hobi dan hanya pengisi waktu luang. Bukan Profesional yang menulis untuk keperluan commersial. Jadi memang sulit menentukan kapan deadline untuk menulis. Apalagi jika tugas kantor dan order jualan baju anak sedangn membludak. Maklum papa muda yang masih terseok-seok mencari tambahan uang untuk susu anak, popok, dan kreditan kapal pesiar…. Tapi sangat di usahakan untuk terus update dan update…
Kota ini… Malang… itulah alasan aku menulis lagi. Aku lahir, kuliah dan menetap di kota ini. Tapi aku masih buta tentang sejarah, bangunan dan peninggalan-peninggalan jaman kolonial di kota yang berjuluk kota dingin. Banyak kita temui bangunan lawas, rumah-rumah jaman penjajahan dan kantor-kantor peninggalan Jepang yang telah di alih fungsikan…
Belanda membentuk Malang Layaknya Swiss Van Java, dengan iklim yang dingin dan kelembapan yang tinggi membuat Malang seperti pemukiman di sela-sela Pegunungan Alpen Swiss menghampar hingga Austria. Belanda tau betul Malang adalah kota peristirahatan, dan berusaha menguasai malang secara penuh setelah memastikan kota Pelabuhan Surabaya di bawah kendali.
Itulah kenapa kita mudah menemukan bangunan2 tua disini yang telah dialih fungsikan atau tetap berfungsi sebagaimana mestinya namun tanpa meninggalkan identitas sebagai bangunan kolonial.
Lalu apa yang aneh?? Tidak ada yang aneh… tapi beberapa saat lagi kita akan temukan sesuatu yang menegaskan bahwa Bangunan peninggalan memang hanya bangunan biasa, tapi cerita dibalik itu semua yang berkembang dari mulut ke mulut lah yang menentukan identitas bangunan tersebut. Mereka adalah saksi bisu yang mungkin masih meninggalkan sisa-sisa masa kelam…
Itu yang menarikku untuk membedah semua apa yang ada di kota ini. Misteri dari tempat-tempat itu semua. Mulai dari cerita-cerita masyarakat, fakta dilapangan hingga foto-foto yang mungkin menyisakan tanda tanya. Tapi masalah muncul… aku harus mulai dari mana??
Dan 1 november kemarin, jalan mulai terbuka…
Buat kalian yang sudah beberapa kali mengirimkan message tentang kelanjutan dan kejelasan Trit ku yang Aku dan makhluk tak di undang di kamar kostku, tenang… di akhir tahun ini trit itu akan aku selesaikan. Ending dan Tragedi Wilis sedang aku persiapkan untuk menyelesaikan trit tersebut. Tidak mudah membagi konsentrasi disaat tugas kantor mendera…
kampret emang… mengorbankan hobi demi sesuap nasi…
lalu apa yang akan kita bicarakan di trit ini???
Bentar…. Aku nyeruput kopi dulu…. Keburu dingin…
Mungkin yang baru membaca trit2 ku, kenalin Nama aku Micky. Penulis paruh waktu,sebatas hobi dan hanya pengisi waktu luang. Bukan Profesional yang menulis untuk keperluan commersial. Jadi memang sulit menentukan kapan deadline untuk menulis. Apalagi jika tugas kantor dan order jualan baju anak sedangn membludak. Maklum papa muda yang masih terseok-seok mencari tambahan uang untuk susu anak, popok, dan kreditan kapal pesiar…. Tapi sangat di usahakan untuk terus update dan update…
Kota ini… Malang… itulah alasan aku menulis lagi. Aku lahir, kuliah dan menetap di kota ini. Tapi aku masih buta tentang sejarah, bangunan dan peninggalan-peninggalan jaman kolonial di kota yang berjuluk kota dingin. Banyak kita temui bangunan lawas, rumah-rumah jaman penjajahan dan kantor-kantor peninggalan Jepang yang telah di alih fungsikan…
Belanda membentuk Malang Layaknya Swiss Van Java, dengan iklim yang dingin dan kelembapan yang tinggi membuat Malang seperti pemukiman di sela-sela Pegunungan Alpen Swiss menghampar hingga Austria. Belanda tau betul Malang adalah kota peristirahatan, dan berusaha menguasai malang secara penuh setelah memastikan kota Pelabuhan Surabaya di bawah kendali.
Itulah kenapa kita mudah menemukan bangunan2 tua disini yang telah dialih fungsikan atau tetap berfungsi sebagaimana mestinya namun tanpa meninggalkan identitas sebagai bangunan kolonial.
Lalu apa yang aneh?? Tidak ada yang aneh… tapi beberapa saat lagi kita akan temukan sesuatu yang menegaskan bahwa Bangunan peninggalan memang hanya bangunan biasa, tapi cerita dibalik itu semua yang berkembang dari mulut ke mulut lah yang menentukan identitas bangunan tersebut. Mereka adalah saksi bisu yang mungkin masih meninggalkan sisa-sisa masa kelam…
Itu yang menarikku untuk membedah semua apa yang ada di kota ini. Misteri dari tempat-tempat itu semua. Mulai dari cerita-cerita masyarakat, fakta dilapangan hingga foto-foto yang mungkin menyisakan tanda tanya. Tapi masalah muncul… aku harus mulai dari mana??
Dan 1 november kemarin, jalan mulai terbuka…
Quote:
1. Arwah Meneer Di Rumah Sakit Dr. Soepraoen

30 Oktober 2017 Malam , Istri tiba-tiba mengabarkan Pamannya masuk ICU Rumah Sakit Dr. Soepraoen. dan mengajakku menjenguk hari rabu tanggal 1 November 2017. Aku tak berfikir apa-apa tentang hal lain, apalagi tentang rencanaku menulis cerita tentang urban legend kota Malang. Yang aku khawatirkan hanya ada atau tidaknya tempat parkir di Rumah sakit itu, karena biasanya rumah sakit di Kota malang tidak memiliki tempat parkir mobil yang luas.
Iseng aku Browsing dulu untuk melihat areal parkir rumah sakit tersebut… aneh ya? Tapi itu kegiatan rutin yang sering aku lakukan jika merencanakan berkunjung ke suatu tempat. Mencari info tentang tempat itu dulu, agar tidak timbul kesulitan yang berarti. Apalagi masalah parkir. Saat browsing aku malah menemukan fakta-fakta yang sedikit menarik perhatian ku tentang sejarah rumah sakit ini….
Rumah Sakit Soepraoen atau yang biasa di sebut Rumah Sakit Tentara ( RST ) ini dulunya adalah rumah sakit milik Zending, Sebuah lembaga penyebaran Agama Kristen Protestan. Saat Belanda datang mengekspansi dan menguasai Malang, rumah sakit ini diambil alih dan di pergunakan untuk melayani kesehatan Tentara Belanda.
Terlihat dari struktur bangunan yang menurutku memang adalah ciri khas arsitektur belanda pada masa itu. Saat tentara Belanda berhasil di Usir, Rumah sakit itu kembali di kelola Zending dan beberapa tahun kemudian diambil alih oleh TNI hingga sekarang.
Aku rasa gak ada yang istimewa dari rumah sakit ini, hanya rumah sakit lama yang masih beroperasi dan mempertahankan struktur bangunan nya. Tapi jujur aku masih penasaran, dan mencoba sekali lagi mencari cerita – cerita hantu apa yang ada di rumah sakit ini…
dan hasil nya….

Nol!
aku tidak menemukan apapun… Soepraoen hanya rumah sakit biasa yang tak memiliki track record misteri apapun… aku menutup kasus ini sampai disitu…
1 November 2017 18.15 WIB, aku berangkat bersama Istri , anak ku yang masih 3 tahun dan Adik Ipar ku. Perjalanan hanya memakan waktu 30 menit dari rumah ku di kawasan Buring. Malang udah mulai padat layaknya surabaya, sedikit mencari jalur alternatif agar tak mencret di jalan kelamaan nunggu macet. Disamping itu pedal kopling juga bisa bikin betis bengkak saat macet.
Beberapa saat memasuki halaman parkir rumah sakit, suasana tampak lengang… tak ada hiruk pikuk yang berarti. Areal parkir pun terkesan sepi, hanya ada beberapa mobil yang terparkir berjajar. Tak terlihat seperti rumah sakit yang padat pikirku, mungkin karena poli umum sudah tutup jam segitu. Entahlah… RS lavalette, yang juga rumah sakit Belanda masih ramai jam segini.
Tukang parkir ini paham betul liku-liku rumah sakit. Ini pertama kali aku ketempat ini, jadi enggan untuk mempertaruhkan waktuku tuk mencari sendiri ruang ICU. Ini rumah sakit, nyasar ke ruang jenasah nggak lucu pikirku.
Kami berempat pun masuk melewati pintu yang di tunjukkan tukang parkir itu. sepertinya bukan Pintu utama, lebih mirip Pintu samping tempat jalan masuk para penjenguk pasien. Pintu itu menghubungkan teras luar dengan teras ruangan dalam. Ada laboratorium, dan beberapa ruang lainnya. Hal yang pertama aku perhatikan adalah struktur lantainya, dari susunan batu kecil2 berwarna putih dan merah. Fix ini struktur lantai hias khas tahun 80an. Memang benar ruangan2 di situ memang seperti di bangun tahun 80 – 90 an… bukan bangunan baru. Kaca2 jendelanya juga model nako dengan kusen2 kayu yang ter-cat rapi…
Kami mulai mengikuti alur yang di berikan Tukang parkir tadi, perlahan perasaan ku mulai kurang nyaman. Beberapa kali anak ku minta gendong, dia selalu seperti itu jika memasuki tempat2 yang asing dan kurang nyaman buat dia. Disini aku mulai memanfaatkan Insting anak ku, anak kecil cukup peka untuk merasakan hal-hal yang tidak biasa… termasuk merasakan kedatangan makhluk halus di sekitar mu…
karena ada satu cerita, saat menjelang magrib di rumah ku pintu depan sengaja ku buka. Udara dingin yang terbawa angin Bukit Puncak Buring aku biarkan masuk rumah agar lebih sejuk pikirku. Anak ku sibuk bermain di ruang tamu, sebelum akhir nya dia teriak
Begitu katanya… sambil menjulurkan lidah dan menunjuk pojok teras, tempat aku menumpuk pot disitu… Dan tanpa menyangkal lagi, aku tutup pintu… seketika aku liat anakku kembali tenang bermain..
Apa benar dia bisa melihat?? Anak kecil masih “terbuka” pengelihatannya… dari saat itulah aku selalu mencoba mendeteksi kedatangan “mereka” lewat anakku…
Dan di Rumah Sakit ini, aku coba menggunakan anakku sebagai “mata” untuk melihat dan merasakan“mereka” . beberapa kali rewel minta gendong, tapi setelah ku bujuk dia mau jalan sendiri. Sedikit menenangkanku bahwa tak ada yang “berseliweran” di sekitarku.
Tak lama kami berjalan , Ruang ICU pun ketemu. Tepat di pojok perempatan arah menuju kamar jenasah. Koridor panjang menuju kamar jenasah tak seberapa jelas aku perhatikan, gelap dan minim cahaya. Ruang ICU pun cukup unik buat ku. Berupa Bangsal panjang, dan beberapa jendela berjajar. Sangat terlihat kalau itu bangunan kuno yang masih di fungsikan. Struktur temboknya tebal, Jendela model lawas dan ornamen besi di pintu masuknya.
Ruang ICU berada di antara beberapa bangunan lain. Termasuk Poli Umum, koperasi dan lorong menuju kantin yang semuanya berada di bangunan yang lebih baru di banding ruang ICU. Saat istri dan adik iparku menjenguk pamannya di ruang ICU aku mencoba melihat-lihat kondisi sekitar. Benar-benar lengang bahkan cenderung sepi. Lorong2 koridor yang sama sekali tak ada orang berlalu lalang disitu.
Aku berjalan perlahan ke tempat Poli Umum, ada banyak kursi2 berjajar disitu… kosong dan sepi. Hanya angin yang sesekali menyapu wajahku. Gila… ini lebih sepi dari yang aku bayangkan untuk sekelas rumah sakit pada umumnya bahkan selama beberapa saat disitu tak satupun perawat aku lihat berlalu lalang.
Penasaranku semakin menjadi-jadi, aku ajak anakku untuk jalan-jalan ke depan ruang koperasi. Dan lurus ke lorong arah kantin. Berharap bisa membeli makanan disana. Tapi yang ada hanya lorong gelap tanpa lampu di ujung lorong. Dan hal yang aku “harapkan” pun terjadi…
Aku langsung terhenyak… kaki yang udah mau melangkah memasuki lorong aku tangguhkan. Sambil aku perhatikan sekeliling lorong itu yang hanya ada kegelapan dan pantulan cahaya dari dinding kantin yang tidak seberapa tinggi.
Tatapan anak ku juga tertuju di satu titik, entah bagian mana yang dia perhatikan. Tapi tak ada tanda-tanda dia ketakutan.
Kali ini aku benar2 merinding, aku memang tak bisa melihat… tapi aku bisa merasakan seperti ada tiupan angin lirih di tengkuk seolah-olah ada seperti ada seseorang yang lewat di belakang ku. Tapi bisa aku yakinkan tak ada orang lain selain kami berdua saat itu.
Tanpa pikir panjang, aku langsung mengambil hanphone dari saku dan memotret lorong itu. lalu mengambil beberapa foto. Setelah itu aku gendong anakku dan kembali ke ruang ICU.
Bulu kuduk masih berdiri rasanya saat aku duduk di depan pintu ruang ICU. Apa benar anakku melihat “mereka” lagi?? Atau hanya kicauan anak-anak yang melihat suasana gelap yang identik dengan film hantu?? Aku tak mau berspekulasi… aku hanya teringat salah satu teman kantor memiliki “kelebihan” melihat hal-hal mistis
Lalu ku Posting Foto tadi di Grup Whatsapp Kantor dan hasilnya sontak membuat badanku lemas dan keluar keringat dingin…


Gimbal?? Rambut Panjang?? Mata Putih??
Aku masih belum bisa melihat dengan jelas apa yang ada di foto tersebut, bahkan sampai dengan hasil filter yang dia kirimkan aku juga masih belum bisa menerka bagian mana yang dia maksud. Semua tampak biasa, tapi dia bilang sangat jelas makhluk Gimbal itu jongkok dan mengawasiku..
Aku amati terus hasil foto itu dan melakukan perbandingan dan beberapa kali zoom... barulah aku merasa benar-benar dingin di seluruh tubuh menggigil dan merinding ketakutan... begitu menyeramkan dengan matanya yang menyala putih...
Yang aku anggap tidak pernah ada, faktanya memang akan selalu ada. Ini Rumah Sakit, Proses perpindahan dunia terjadi disini. Kehidupan yang berakhir dan di mulainya alam ghaib yang kekal. Dan beberapa diantaranya bergentayangan menghuni sudut-sudut rumah sakit yang gelap dan lembab.
Makhluk apa itu?? rasa nya baru kali ini aku berhadapan langsung dengan makhluk aneh seperti itu… semacam genderuwo?? Atau penamkanan lain yang tak kalah menyeramkannya.
Sesaat kemudian ku lihat Istriku telah keluar dari ruang ICU, sesegera mungkin aku ajak dia untuk pulang. Tanpa memberi tahu apa yang baru saja aku foto. Dia lebih parno untuk hal-hal yang demikian. Maklum cewek…
Setelah berpamitan, kami pun melangkah pulang. Kembali melewati koridor sepanjang bangsal tersebut hingga perempatan jalan kecil menuju ruang jenasah. Sedikit memutar ternyata jalan itu langsung menembus lurus kearah lorong kantin tadi…
Whattt?? Jadi lorong kantin tersebut memang tersambung lurus tanpa harus melewati ruang ICU. Dan tampak terlihat olehku lorong panjang yang gelap. Lorong yang hampir tidak ku lihat pintu2 di kanan dan kirinya. Hanya jalan kecil semacam by pass dari apotik menuju kantin
Sifat gila ku pun kambuh lagi. Aku yakin tak hanya makhluk jelek gimbal itu saja yang berkeliaran, pasti akan ada banyak lagi di sepanjang lorong gelap ini. Ku biarkan istri, adik ipar dan anak ku berjalan duluan di depan. Kembali aku keluarkan hanphone dan mengambil 2 gambar di lorong tersebut...
Kembali aku Posting di Grup, Hasilnya tak kalah mencengangkan….









Setelah di lihat dengan jelas, semua terlihat bentuk dan beberapa penampakan yang di maksud. mungkin agan-agan bisa juga memperhatikan apa yang terlihat di foto2 ini.



Meneer??? Ini kah yang tertinggal dari semua kejadian di rumah sakit ini?? Saksi bisu yang terdiam mungkin menyimpan beberapa fakta dan sejarah dari apa yang aku dapatkan. Bayangan Meneer?? Siapa?? Siapa Arwah itu? Meneer siapa.... Rumah sakit ini hampir senyap dari cerita-cerita misteri. tapi apa yang aku dapat malang itu sungguh membuat konsentrasi buyar sesaat. Antara takut, penasaran dan menjadi pematik rasa ingin tahu yang mungkin akan aku cari di kemudian hari...
Pikiranku semakin kacau... aku percepat langkah ku menuju tempat parkir. selama perjalanan pulang, aku ceritakan hal ini ke Istri ku.... dan aku berharap mereka yang muncul di semua foto-foto ku tak pernah ikut pulang dan bersemayam di rumah ku...
Catatan sejarah rumah sakit ini akan terus aku cari... apa yang sebenarnya terjadi...
Dari semua yang terjadi, Petualangan ini baru saja di mulai...
To Be Continue...
30 Oktober 2017 Malam , Istri tiba-tiba mengabarkan Pamannya masuk ICU Rumah Sakit Dr. Soepraoen. dan mengajakku menjenguk hari rabu tanggal 1 November 2017. Aku tak berfikir apa-apa tentang hal lain, apalagi tentang rencanaku menulis cerita tentang urban legend kota Malang. Yang aku khawatirkan hanya ada atau tidaknya tempat parkir di Rumah sakit itu, karena biasanya rumah sakit di Kota malang tidak memiliki tempat parkir mobil yang luas.
Iseng aku Browsing dulu untuk melihat areal parkir rumah sakit tersebut… aneh ya? Tapi itu kegiatan rutin yang sering aku lakukan jika merencanakan berkunjung ke suatu tempat. Mencari info tentang tempat itu dulu, agar tidak timbul kesulitan yang berarti. Apalagi masalah parkir. Saat browsing aku malah menemukan fakta-fakta yang sedikit menarik perhatian ku tentang sejarah rumah sakit ini….
Rumah Sakit Soepraoen atau yang biasa di sebut Rumah Sakit Tentara ( RST ) ini dulunya adalah rumah sakit milik Zending, Sebuah lembaga penyebaran Agama Kristen Protestan. Saat Belanda datang mengekspansi dan menguasai Malang, rumah sakit ini diambil alih dan di pergunakan untuk melayani kesehatan Tentara Belanda.
Terlihat dari struktur bangunan yang menurutku memang adalah ciri khas arsitektur belanda pada masa itu. Saat tentara Belanda berhasil di Usir, Rumah sakit itu kembali di kelola Zending dan beberapa tahun kemudian diambil alih oleh TNI hingga sekarang.
Aku rasa gak ada yang istimewa dari rumah sakit ini, hanya rumah sakit lama yang masih beroperasi dan mempertahankan struktur bangunan nya. Tapi jujur aku masih penasaran, dan mencoba sekali lagi mencari cerita – cerita hantu apa yang ada di rumah sakit ini…
dan hasil nya….
Spoiler for RS Dr. Soepraoen:

Nol!
aku tidak menemukan apapun… Soepraoen hanya rumah sakit biasa yang tak memiliki track record misteri apapun… aku menutup kasus ini sampai disitu…
1 November 2017 18.15 WIB, aku berangkat bersama Istri , anak ku yang masih 3 tahun dan Adik Ipar ku. Perjalanan hanya memakan waktu 30 menit dari rumah ku di kawasan Buring. Malang udah mulai padat layaknya surabaya, sedikit mencari jalur alternatif agar tak mencret di jalan kelamaan nunggu macet. Disamping itu pedal kopling juga bisa bikin betis bengkak saat macet.
Beberapa saat memasuki halaman parkir rumah sakit, suasana tampak lengang… tak ada hiruk pikuk yang berarti. Areal parkir pun terkesan sepi, hanya ada beberapa mobil yang terparkir berjajar. Tak terlihat seperti rumah sakit yang padat pikirku, mungkin karena poli umum sudah tutup jam segitu. Entahlah… RS lavalette, yang juga rumah sakit Belanda masih ramai jam segini.
“mas masuk kesitu… lurus aja… nanti ada pertigaan belok kiri… trus belok kanan lurus sebelum koridor belok kanan….”
Tukang parkir ini paham betul liku-liku rumah sakit. Ini pertama kali aku ketempat ini, jadi enggan untuk mempertaruhkan waktuku tuk mencari sendiri ruang ICU. Ini rumah sakit, nyasar ke ruang jenasah nggak lucu pikirku.
Kami berempat pun masuk melewati pintu yang di tunjukkan tukang parkir itu. sepertinya bukan Pintu utama, lebih mirip Pintu samping tempat jalan masuk para penjenguk pasien. Pintu itu menghubungkan teras luar dengan teras ruangan dalam. Ada laboratorium, dan beberapa ruang lainnya. Hal yang pertama aku perhatikan adalah struktur lantainya, dari susunan batu kecil2 berwarna putih dan merah. Fix ini struktur lantai hias khas tahun 80an. Memang benar ruangan2 di situ memang seperti di bangun tahun 80 – 90 an… bukan bangunan baru. Kaca2 jendelanya juga model nako dengan kusen2 kayu yang ter-cat rapi…
Kami mulai mengikuti alur yang di berikan Tukang parkir tadi, perlahan perasaan ku mulai kurang nyaman. Beberapa kali anak ku minta gendong, dia selalu seperti itu jika memasuki tempat2 yang asing dan kurang nyaman buat dia. Disini aku mulai memanfaatkan Insting anak ku, anak kecil cukup peka untuk merasakan hal-hal yang tidak biasa… termasuk merasakan kedatangan makhluk halus di sekitar mu…
karena ada satu cerita, saat menjelang magrib di rumah ku pintu depan sengaja ku buka. Udara dingin yang terbawa angin Bukit Puncak Buring aku biarkan masuk rumah agar lebih sejuk pikirku. Anak ku sibuk bermain di ruang tamu, sebelum akhir nya dia teriak
“Paa… tutup pintunya…”
Awalnya aku tak menggubris, sampai teriakannya menjadi lebih keras…
“Paaaa … tutup Pintunyaaa….”
“Kenapa di tutup?? Biar aja….”
“nggak mau… tutup….”
“Iya kenapa?? “
“Ada hantunya…”
“mana hantunya? Nggak ada…”
Aku kira dia asal bicara aja, dan kalimat selanjutnya membuatku yakin dia melihat sesuatu…
“Itu lho… duduk disitu… ada darahnya...weeeeekk gitu”
Awalnya aku tak menggubris, sampai teriakannya menjadi lebih keras…
“Paaaa … tutup Pintunyaaa….”
“Kenapa di tutup?? Biar aja….”
“nggak mau… tutup….”
“Iya kenapa?? “
“Ada hantunya…”
“mana hantunya? Nggak ada…”
Aku kira dia asal bicara aja, dan kalimat selanjutnya membuatku yakin dia melihat sesuatu…
“Itu lho… duduk disitu… ada darahnya...weeeeekk gitu”
Begitu katanya… sambil menjulurkan lidah dan menunjuk pojok teras, tempat aku menumpuk pot disitu… Dan tanpa menyangkal lagi, aku tutup pintu… seketika aku liat anakku kembali tenang bermain..
Apa benar dia bisa melihat?? Anak kecil masih “terbuka” pengelihatannya… dari saat itulah aku selalu mencoba mendeteksi kedatangan “mereka” lewat anakku…
Dan di Rumah Sakit ini, aku coba menggunakan anakku sebagai “mata” untuk melihat dan merasakan“mereka” . beberapa kali rewel minta gendong, tapi setelah ku bujuk dia mau jalan sendiri. Sedikit menenangkanku bahwa tak ada yang “berseliweran” di sekitarku.
Tak lama kami berjalan , Ruang ICU pun ketemu. Tepat di pojok perempatan arah menuju kamar jenasah. Koridor panjang menuju kamar jenasah tak seberapa jelas aku perhatikan, gelap dan minim cahaya. Ruang ICU pun cukup unik buat ku. Berupa Bangsal panjang, dan beberapa jendela berjajar. Sangat terlihat kalau itu bangunan kuno yang masih di fungsikan. Struktur temboknya tebal, Jendela model lawas dan ornamen besi di pintu masuknya.
Ruang ICU berada di antara beberapa bangunan lain. Termasuk Poli Umum, koperasi dan lorong menuju kantin yang semuanya berada di bangunan yang lebih baru di banding ruang ICU. Saat istri dan adik iparku menjenguk pamannya di ruang ICU aku mencoba melihat-lihat kondisi sekitar. Benar-benar lengang bahkan cenderung sepi. Lorong2 koridor yang sama sekali tak ada orang berlalu lalang disitu.
Aku berjalan perlahan ke tempat Poli Umum, ada banyak kursi2 berjajar disitu… kosong dan sepi. Hanya angin yang sesekali menyapu wajahku. Gila… ini lebih sepi dari yang aku bayangkan untuk sekelas rumah sakit pada umumnya bahkan selama beberapa saat disitu tak satupun perawat aku lihat berlalu lalang.
Penasaranku semakin menjadi-jadi, aku ajak anakku untuk jalan-jalan ke depan ruang koperasi. Dan lurus ke lorong arah kantin. Berharap bisa membeli makanan disana. Tapi yang ada hanya lorong gelap tanpa lampu di ujung lorong. Dan hal yang aku “harapkan” pun terjadi…
“Pa…. itu… ada Hantunya…”
Aku langsung terhenyak… kaki yang udah mau melangkah memasuki lorong aku tangguhkan. Sambil aku perhatikan sekeliling lorong itu yang hanya ada kegelapan dan pantulan cahaya dari dinding kantin yang tidak seberapa tinggi.
Tatapan anak ku juga tertuju di satu titik, entah bagian mana yang dia perhatikan. Tapi tak ada tanda-tanda dia ketakutan.
Kali ini aku benar2 merinding, aku memang tak bisa melihat… tapi aku bisa merasakan seperti ada tiupan angin lirih di tengkuk seolah-olah ada seperti ada seseorang yang lewat di belakang ku. Tapi bisa aku yakinkan tak ada orang lain selain kami berdua saat itu.
Tanpa pikir panjang, aku langsung mengambil hanphone dari saku dan memotret lorong itu. lalu mengambil beberapa foto. Setelah itu aku gendong anakku dan kembali ke ruang ICU.
Spoiler for Lorong kantin:

Bulu kuduk masih berdiri rasanya saat aku duduk di depan pintu ruang ICU. Apa benar anakku melihat “mereka” lagi?? Atau hanya kicauan anak-anak yang melihat suasana gelap yang identik dengan film hantu?? Aku tak mau berspekulasi… aku hanya teringat salah satu teman kantor memiliki “kelebihan” melihat hal-hal mistis
Lalu ku Posting Foto tadi di Grup Whatsapp Kantor dan hasilnya sontak membuat badanku lemas dan keluar keringat dingin…
Spoiler for Lorong 1:



Gimbal?? Rambut Panjang?? Mata Putih??
Aku masih belum bisa melihat dengan jelas apa yang ada di foto tersebut, bahkan sampai dengan hasil filter yang dia kirimkan aku juga masih belum bisa menerka bagian mana yang dia maksud. Semua tampak biasa, tapi dia bilang sangat jelas makhluk Gimbal itu jongkok dan mengawasiku..
Spoiler for Hasil Filter:

Aku amati terus hasil foto itu dan melakukan perbandingan dan beberapa kali zoom... barulah aku merasa benar-benar dingin di seluruh tubuh menggigil dan merinding ketakutan... begitu menyeramkan dengan matanya yang menyala putih...
Spoiler for Perbandingan:

Spoiler for Yang terlihat cukup Jelas:

Yang aku anggap tidak pernah ada, faktanya memang akan selalu ada. Ini Rumah Sakit, Proses perpindahan dunia terjadi disini. Kehidupan yang berakhir dan di mulainya alam ghaib yang kekal. Dan beberapa diantaranya bergentayangan menghuni sudut-sudut rumah sakit yang gelap dan lembab.
Makhluk apa itu?? rasa nya baru kali ini aku berhadapan langsung dengan makhluk aneh seperti itu… semacam genderuwo?? Atau penamkanan lain yang tak kalah menyeramkannya.
Sesaat kemudian ku lihat Istriku telah keluar dari ruang ICU, sesegera mungkin aku ajak dia untuk pulang. Tanpa memberi tahu apa yang baru saja aku foto. Dia lebih parno untuk hal-hal yang demikian. Maklum cewek…
Setelah berpamitan, kami pun melangkah pulang. Kembali melewati koridor sepanjang bangsal tersebut hingga perempatan jalan kecil menuju ruang jenasah. Sedikit memutar ternyata jalan itu langsung menembus lurus kearah lorong kantin tadi…
Whattt?? Jadi lorong kantin tersebut memang tersambung lurus tanpa harus melewati ruang ICU. Dan tampak terlihat olehku lorong panjang yang gelap. Lorong yang hampir tidak ku lihat pintu2 di kanan dan kirinya. Hanya jalan kecil semacam by pass dari apotik menuju kantin
Sifat gila ku pun kambuh lagi. Aku yakin tak hanya makhluk jelek gimbal itu saja yang berkeliaran, pasti akan ada banyak lagi di sepanjang lorong gelap ini. Ku biarkan istri, adik ipar dan anak ku berjalan duluan di depan. Kembali aku keluarkan hanphone dan mengambil 2 gambar di lorong tersebut...
Spoiler for Foto Lorong Panjang 1:

Kembali aku Posting di Grup, Hasilnya tak kalah mencengangkan….
Spoiler for Foto Lorong Panjang 1:









Setelah di lihat dengan jelas, semua terlihat bentuk dan beberapa penampakan yang di maksud. mungkin agan-agan bisa juga memperhatikan apa yang terlihat di foto2 ini.
Spoiler for Analisa:



Meneer??? Ini kah yang tertinggal dari semua kejadian di rumah sakit ini?? Saksi bisu yang terdiam mungkin menyimpan beberapa fakta dan sejarah dari apa yang aku dapatkan. Bayangan Meneer?? Siapa?? Siapa Arwah itu? Meneer siapa.... Rumah sakit ini hampir senyap dari cerita-cerita misteri. tapi apa yang aku dapat malang itu sungguh membuat konsentrasi buyar sesaat. Antara takut, penasaran dan menjadi pematik rasa ingin tahu yang mungkin akan aku cari di kemudian hari...
Pikiranku semakin kacau... aku percepat langkah ku menuju tempat parkir. selama perjalanan pulang, aku ceritakan hal ini ke Istri ku.... dan aku berharap mereka yang muncul di semua foto-foto ku tak pernah ikut pulang dan bersemayam di rumah ku...
Catatan sejarah rumah sakit ini akan terus aku cari... apa yang sebenarnya terjadi...
Dari semua yang terjadi, Petualangan ini baru saja di mulai...
To Be Continue...
Diubah oleh micky10 10-11-2017 17:28


robin.finck memberi reputasi
1
9K
Kutip
38
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan