- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Halloween menurut para kritikus
TS
kangjati
Halloween menurut para kritikus
Siapa nih yang udah nonton kekejaman Michael Myers setelah menghilang selama 40 tahun lamanya?
Ane sih belom ada waktu buat nonton, sama belom ada temen nich huft
Tapi udah banyak temen ane yang nonton dan kampretnya pada spoiler.
Nah katanya sih pada bagus dari ripiwnya, kalo menurut para kritikus gimana yak ?
Quote:
Setiap tanggal 31 Oktober, sebagian penduduk dunia merayakan Halloween, perayaan yang identik dengan buah labu dan kostum menyeramkan. Tahun ini, dunia perfilman “merayakan” dengan film berjudul Halloween yang tayang di Indonesia sejak Rabu (17/10/2018).
Halloween merupakan sebuah film teranyar dari waralaba yang dimulai sejak film berjudul sama dirilis pada 1978. Kisahnya selalu berkisar mengenai seorang psikopat pembunuh bernama Michael Myers, yang mengenakan topeng dalam tiap aksinya.
Sebelum Halloween versi 2018, sudah ada 10 film mengenai Myers. Film-film ini kerap dibuat seadanya, hingga nyaris selalu dapat nilai buruk di situs pengepul ulasan Rotten Tomatoes.
Halloween (1978) menjadi yang tertinggi dengan skor 93 persen, tapi sembilan film sesudahnya selalu punya skor di bawah 50 persen, sehingga selalu diberi lambang tomat busuk di Rotten. Halloween - The Curse of Michael Myers (1995) bahkan hanya dapat skor 6 persen.
Bagaimana dengan Halloween 2018? Rupanya, para kritikus menyukainya. Skornya di Rotten mencapai 80 persen. Dari 210 kritikus, hanya 41 yang menganggapnya jelek. Nilai rata-ratanya 6,9 dari 10 poin.
“Secara garis besar, Halloween membersihkan nama waralaba ini setelah sekuel-sekuel yang mengecewakan. Halloween mengabaikan mitologi yang dibuat semakin rumit, demi ramuan lama yang masih efektif,” tulis Rotten dalam konsensus kritiknya.
Halloween versi baru memang sekuel langsung dari film pertama. Sekuel lainnya diabaikan demi cerita yang lebih segar.
Jamie Lee Curtis, bintang Halloween 1978, kembali dalam peran ikoniknya Laurie Strode. Sekitar 40 tahun setelah lolos dari serentetan pembunuhan yang dilakukan Michael Myers pada malam Halloween di Haddonfield, Illinois, Strode harus menghadapi si maniak bertopeng untuk terakhir kalinya.
Kini Strode sudah tua dan punya cucu, tapi ia terobsesi dengan Myers. Obsesinya menyebabkan Strode cerai beberapa kali. Hubungannya dengan sang anak, Karen (Judy Greer), juga jadi renggang.
Strode tinggal di rumah terpencil yang dilengkapi kamera keamanan di mana-mana, ruangan panik, macam rupa jebakan, bahkan persenjataan ala militer. Ia sangat yakin si pembunuh bakal kabur dari rumah sakit jiwa, memburu Strode, dan menyelesaikan “pekerjaannya”.
Sutradara Halloween 2018 adalah David Gordon Green, yang juga bertindak sebagai penulis skenario. Sebelumnya ia belum pernah menggarap film horor tipe pembantaian (slasher) seperti Halloween. Green dikenal sebagai sutradara Joe (2013), film yang mempertemukan Nicolas Cage dengan aktor belia Tye Sheridan.
“Sang sutradara tidak berusaha membangun kembali dari nol. Halloween versi 2018 adalah sekuel yang sangat layak untuk Halloween versi 1978,” puji Richard Roeper dari Chicago Sun-Times.
“Nick Castle (pemeran Michael Myers dari film pertama) memberi performa menakutkan sebagai pembunuh bertopeng, meski kita tak pernah lihat wajahnya. Jamie Lee Curtis tampil hebat sebagai Laurie, yang selamat dari peristiwa 40 tahun lalu, tapi imbasnya ia jadi tak punya kehidupan normal,” tulis Roeper.
Curtis juga dapat pujian dari kritikus lainnya. “Didorong oleh Curtis yang sangat berkomitmen, Halloween termasuk efektif dalam membawa waralaba slasher ini kembali ke akarnya, tapi tetap turut membangun fondasi waralaba tersebut,” tulis Sandy Schaefer dari Screenrant.
Menurut Schaefer, Halloween 2018 seperti Star Wars: The Force Awakens (2015) yang membawa waralaba Star Wars maju ke depan, tapi tetap membangun narasi bernafaskan film Star Wars (1977) pertama.
Halloween 2018 juga punya porsi komedi yang bagus. “Komedi Halloween sukses bikin film ini lebih punya kepribadian, serta mencegahnya menjadi terlalu bersemangat yang tak menyenangkan. Ini cukup penting, sebab tone film ini cukup gelap,” tulis Schaefer.
Tentu tak semua kritikus menyukai Halloween terbaru. “Apa yang tadinya terlihat menyeramkan, kini jadi murahan. Saya menyesal harus mengatakan bahwa dalam Halloween 2018, lolongan terdengar lebih seperti cekikikan daripada teriakan,” tulis Rex Reed dari Observer.
Menurut Reed, Green bukan sutradara yang imajinatif sehingga film Halloween memiliki banyak klise. Contohnya, calon korban kehilangan ponselnya sebelum bahaya mengancam, serta kehadiran polisi yang tak membantu.
“Ada banyak adegan berdarah di sana-sini, tapi kurang menegangkan, setup-nya juga terasa seperti deja vu,” kritik Reed.
Nah yuk ke bioskop biar ga penasaran ente.
Jangan nungguin donlotannya di LK21
Quote:
Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat 
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh 
SUMUR :
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan
Quote:
0
836
1
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan