- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pembersih rumah bisa bikin anak gemuk? kok bisa? ditelen?


TS
kangjati
Pembersih rumah bisa bikin anak gemuk? kok bisa? ditelen?

Buat agan yang punya anak pastinya kita selalu mau bikin anak kita dalam keadaan yang selalu bersih, alhasil kita sering ngegunain produk kebersihan setiap ada noda di dalam rumah. Soalnya yang ada di mainset kita bersih itu sehat.

Tapi menurut ahli penggunaan produk pembersih juga gak baik, salah satunya malah bisa bikin kegemukan.

Quote:

Ilustrasi pembersih rumah. | Chutima Chaochaiya /Shutterstock
Sebagai orang tua, lazim jika Anda memastikan seluruh permukaan dan barang-barang di rumah tetap bersih. Namun, menciptakan lingkungan steril ternyata juga punya konsekuensi bagi kesehatan anak-anak.
Menurut studi baru, paparan pembersih multiguna dan disinfektan rumah tangga lainnya bisa meningkatkan risiko obesitas dengan mengubah susunan bakteri yang hidup dalam usus anak, khususnya pada beberapa bulan pertama kehidupannya semasa bayi.
Benarkah?
Studi baru yang diterbitkan dalam Canadian Medical Association Journal (CMAJ) ini dilakukan dengan mengumpulkan sampel feses 757 bayi berusia tiga sampai empat bulan. Peneliti juga menanyakan orang tua tentang penggunaan pembersih rumah tangga, lalu mengukur indeks massa tubuh (BMI) bayi hingga usia tiga tahun.
Hasil penelitian menunjukkan, bayi berusia tiga sampai empat bulan yang tinggal di rumah dengan penggunaan disinfektan antibakteri setidaknya seminggu dua kali, cenderung memiliki tingkat bakteri Lachnospiraceae lebih tinggi dibanding bayi lain yang rumahnya jarang menggunakan disinfektan.
Lalu, ketika bayi dengan tingkat bakteri Lachnospiraceae lebih tinggi itu berusia tiga tahun, BMI mereka lebih tinggi ketimbang anak-anak yang rumahnya jarang pakai disinfektan.
Yang mengejutkan, tak ditemukan peningkatan bakteri Lachnospiraceae pada bayi dan anak-anak yang di rumahnya rutin menggunakan disinfektan atau pembersih ramah lingkungan macam detergen cuci tanpa bahan pembasmi bakteri.
Gail Cresci, ahli gastroenterologi pediatrik dari Cleveland Clinic yang tidak terlibat dalam studi baru menjelaskan, bakteri Lachnospiraceae merupakan jenis bakteri baik di usus. Ia memakan serat karbohidrat yang sulit dicerna dan memberi energi ekstra ke tubuh.
Namun, kata Cresci, Lachnospiraceae dalam jumlah banyak juga bisa menyebabkan anak-anak dalam usia pertumbuhan dibombardir tambahan kalori. Ini berkontribusi pada kegemukan di masa depan karena lebih banyak energi yang dihasilkan akan disimpan sebagai lemak.
Benar saja. studi terpisah yang dilakukan Anita Kozyrskyj pada hewan juga menemukan kadar Lachnospiraceae lebih tinggi berhubungan dengan peningkatan lemak tubuh dan resistansi insulin.
Kozyrskyj adalah profesor pediatri di Universitas Alberta sekaligus penulis senior studi.
Ia menuturkan lewat siaran audio digital ([url=https://S E N S O Rcmajpodcasts/170809-res][color=#226dca]podcast[/color][/url]) CMAJ bahwa secara biologis, mikrobiota usus mengacu pada komunitas bakteri yang hidup harmonis di saluran pencernaan manusia. Seluruhnya berperan pada sistem kekebalan dan sistem metabolisme, juga bagaimana tubuh menyimpan lemak.
Komunitas bakteri ini memiliki komposisi dan jenis yang unik pada tiap orang, tapi polanya sama. Sejak lahir sampai dewasa semestinya ada bakteri sama yang tetap bertahan.
Masalahnya, sambung James Scott, rekan penulis studi yang juga mempelajari kesehatan lingkungan di Toronto University, tak ada banyak komunitas bakteri di usus bayi baru lahir. Usus bayi sangat rapuh selama tahun pertama kehidupan, terutama dalam periode 100 hari sejak lahir. Padahal, butuh waktu hingga satu tahun bagi bakteri-bakteri itu untuk berkembang dan membuat tempat tinggal.
Beberapa studi sebelumnya telah menemukan bahwa perkembangan bakteri alami usus bayi bisa terganggu—berkurang atau bertambah--karena kelahiran sesar, pemberian antibiotik, hingga pemberian susu formula atau ASI. Gangguan itu pun telah dikaitkan dengan risiko obesitas anak yang lebih tinggi.
Kozyrskyj menyebutkan setidaknya di usia sekitar tiga tahun anak-anak baru memiliki komposisi bakteri yang kuat dan permanen sampai akhir hayat. Ini penting mengingat penelitian sebelumnya telah menemukan hubungan antara komposisi mikrobiota usus dan berat badan pada orang dewasa.
Singkatnya, Kozyrskyj meyakini ada hubungan antara disinfektan dan mikrobiota usus karena beberapa bukti jelas menunjukkan sebab-akibat langsung.
Akan tetapi, jangan keburu membuang pembersih rumah tangga dulu.
Seperti dikemukakan oleh pengkritik penelitian, Moira K. Differding dan Noel T. Mueller, meskipun studi baru ini masuk akal secara biologis, sulit untuk membuat lompatan dari korelasi ke sebab akibat.
Scott juga menguraikan kelemahan temuannya. Misalnya, tak ada analisis darah dan urin, pun sampel debu di rumah untuk mengukur residu kimia.
Lalu, alih-alih menentukan seberapa luas disinfektan digunakan, peneliti cuma berasumsi bahwa pembersih dipakai teratur. Tak ada pula pembeda antara bahan-bahan khusus, kecuali mana yang antibakteri dan bukan.
Lebih penting lagi, ujar Scott, studi ini tidak memperhitungkan banyak faktor penting terkait bakteri usus seperti diet, penggunaan antibiotik, status kelebihan berat badan ibu sebelum kehamilan, dan banyak lagi.
Senada dengan Scott, Kozyrskyj memperingatkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan.
Sayangnya, Richard Sedlak, wakil presiden eksekutif di American Cleaning Institute, mengatakan kepada CNN bahwa dia telanjur “kecewa dengan klaim sensasional” yang ditulis peneliti.
Dia bilang, ini adalah soal penggunaan yang benar, karena disinfektan justru berperan penting untuk mengendalikan infeksi. Khususnya dalam mencegah penyebaran kuman flu sebagaimana direkomendasikan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Kendati hasil temuan belum dikonfirmasi, cukup gunakan produk pembersih dengan bijak, jangan berlebihan. Lebih penting lagi, sedikit kotor sesekali juga baik bagi bayi dan balita.
Menurut studi baru, paparan pembersih multiguna dan disinfektan rumah tangga lainnya bisa meningkatkan risiko obesitas dengan mengubah susunan bakteri yang hidup dalam usus anak, khususnya pada beberapa bulan pertama kehidupannya semasa bayi.
Benarkah?
Studi baru yang diterbitkan dalam Canadian Medical Association Journal (CMAJ) ini dilakukan dengan mengumpulkan sampel feses 757 bayi berusia tiga sampai empat bulan. Peneliti juga menanyakan orang tua tentang penggunaan pembersih rumah tangga, lalu mengukur indeks massa tubuh (BMI) bayi hingga usia tiga tahun.
Hasil penelitian menunjukkan, bayi berusia tiga sampai empat bulan yang tinggal di rumah dengan penggunaan disinfektan antibakteri setidaknya seminggu dua kali, cenderung memiliki tingkat bakteri Lachnospiraceae lebih tinggi dibanding bayi lain yang rumahnya jarang menggunakan disinfektan.
Lalu, ketika bayi dengan tingkat bakteri Lachnospiraceae lebih tinggi itu berusia tiga tahun, BMI mereka lebih tinggi ketimbang anak-anak yang rumahnya jarang pakai disinfektan.
Yang mengejutkan, tak ditemukan peningkatan bakteri Lachnospiraceae pada bayi dan anak-anak yang di rumahnya rutin menggunakan disinfektan atau pembersih ramah lingkungan macam detergen cuci tanpa bahan pembasmi bakteri.
Gail Cresci, ahli gastroenterologi pediatrik dari Cleveland Clinic yang tidak terlibat dalam studi baru menjelaskan, bakteri Lachnospiraceae merupakan jenis bakteri baik di usus. Ia memakan serat karbohidrat yang sulit dicerna dan memberi energi ekstra ke tubuh.
Namun, kata Cresci, Lachnospiraceae dalam jumlah banyak juga bisa menyebabkan anak-anak dalam usia pertumbuhan dibombardir tambahan kalori. Ini berkontribusi pada kegemukan di masa depan karena lebih banyak energi yang dihasilkan akan disimpan sebagai lemak.
Benar saja. studi terpisah yang dilakukan Anita Kozyrskyj pada hewan juga menemukan kadar Lachnospiraceae lebih tinggi berhubungan dengan peningkatan lemak tubuh dan resistansi insulin.
Kozyrskyj adalah profesor pediatri di Universitas Alberta sekaligus penulis senior studi.
Ia menuturkan lewat siaran audio digital ([url=https://S E N S O Rcmajpodcasts/170809-res][color=#226dca]podcast[/color][/url]) CMAJ bahwa secara biologis, mikrobiota usus mengacu pada komunitas bakteri yang hidup harmonis di saluran pencernaan manusia. Seluruhnya berperan pada sistem kekebalan dan sistem metabolisme, juga bagaimana tubuh menyimpan lemak.
Komunitas bakteri ini memiliki komposisi dan jenis yang unik pada tiap orang, tapi polanya sama. Sejak lahir sampai dewasa semestinya ada bakteri sama yang tetap bertahan.
Masalahnya, sambung James Scott, rekan penulis studi yang juga mempelajari kesehatan lingkungan di Toronto University, tak ada banyak komunitas bakteri di usus bayi baru lahir. Usus bayi sangat rapuh selama tahun pertama kehidupan, terutama dalam periode 100 hari sejak lahir. Padahal, butuh waktu hingga satu tahun bagi bakteri-bakteri itu untuk berkembang dan membuat tempat tinggal.
Beberapa studi sebelumnya telah menemukan bahwa perkembangan bakteri alami usus bayi bisa terganggu—berkurang atau bertambah--karena kelahiran sesar, pemberian antibiotik, hingga pemberian susu formula atau ASI. Gangguan itu pun telah dikaitkan dengan risiko obesitas anak yang lebih tinggi.
Kozyrskyj menyebutkan setidaknya di usia sekitar tiga tahun anak-anak baru memiliki komposisi bakteri yang kuat dan permanen sampai akhir hayat. Ini penting mengingat penelitian sebelumnya telah menemukan hubungan antara komposisi mikrobiota usus dan berat badan pada orang dewasa.
Singkatnya, Kozyrskyj meyakini ada hubungan antara disinfektan dan mikrobiota usus karena beberapa bukti jelas menunjukkan sebab-akibat langsung.
Akan tetapi, jangan keburu membuang pembersih rumah tangga dulu.
Seperti dikemukakan oleh pengkritik penelitian, Moira K. Differding dan Noel T. Mueller, meskipun studi baru ini masuk akal secara biologis, sulit untuk membuat lompatan dari korelasi ke sebab akibat.
Scott juga menguraikan kelemahan temuannya. Misalnya, tak ada analisis darah dan urin, pun sampel debu di rumah untuk mengukur residu kimia.
Lalu, alih-alih menentukan seberapa luas disinfektan digunakan, peneliti cuma berasumsi bahwa pembersih dipakai teratur. Tak ada pula pembeda antara bahan-bahan khusus, kecuali mana yang antibakteri dan bukan.
Lebih penting lagi, ujar Scott, studi ini tidak memperhitungkan banyak faktor penting terkait bakteri usus seperti diet, penggunaan antibiotik, status kelebihan berat badan ibu sebelum kehamilan, dan banyak lagi.
Senada dengan Scott, Kozyrskyj memperingatkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan.
Sayangnya, Richard Sedlak, wakil presiden eksekutif di American Cleaning Institute, mengatakan kepada CNN bahwa dia telanjur “kecewa dengan klaim sensasional” yang ditulis peneliti.
Dia bilang, ini adalah soal penggunaan yang benar, karena disinfektan justru berperan penting untuk mengendalikan infeksi. Khususnya dalam mencegah penyebaran kuman flu sebagaimana direkomendasikan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Kendati hasil temuan belum dikonfirmasi, cukup gunakan produk pembersih dengan bijak, jangan berlebihan. Lebih penting lagi, sedikit kotor sesekali juga baik bagi bayi dan balita.
Gimana gan? masih pengen hidup steril banget? Pengen hidup sehat eh malah kebadannya yang gak sehat
Ane juga gak nganjurin agan hidup kotor yah, ada kalanya kotor itu bagus tapi bersih juga penting
Kalo kata prodak deterjen mah " Ayo Berani Kotor "

Quote:


Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh

SUMUR :
Beritagar.id
Quote:
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan 

'Tetangga Berisik' nya Emyu terpuruk saat tim unggulan lain menang
Gak cuma penjahat di film Sherina, ternyata hewan ini juga bisa menculik lho
Hati-hati!!! Berat badan berlebih saat hamil, anak berisiko kena diabet tipe 2
Jomblo bergembira, ternyata punya pasangan bisa bikin berat badan naik
Berapa kali kita harus Buang Air Besar (BAB) dalam sehari?
Gak selamanya menjadi pemaaf itu baik, ternyata ada bahanya juga loh gan
PSG jadi korban Liverpool, "Monster Tertidur" yang mengamuk musim ini
Ini gan permainan yang bisa perpanjang usia..
Alien hattrick lagi, rekor baru lagi
Cara mengakhiri hubungan Teman Tapi Mesra (TTM) tanpa menyakiti si dia


'Tetangga Berisik' nya Emyu terpuruk saat tim unggulan lain menang
Gak cuma penjahat di film Sherina, ternyata hewan ini juga bisa menculik lho
Hati-hati!!! Berat badan berlebih saat hamil, anak berisiko kena diabet tipe 2
Jomblo bergembira, ternyata punya pasangan bisa bikin berat badan naik
Berapa kali kita harus Buang Air Besar (BAB) dalam sehari?
Gak selamanya menjadi pemaaf itu baik, ternyata ada bahanya juga loh gan
PSG jadi korban Liverpool, "Monster Tertidur" yang mengamuk musim ini
Ini gan permainan yang bisa perpanjang usia..
Alien hattrick lagi, rekor baru lagi
Cara mengakhiri hubungan Teman Tapi Mesra (TTM) tanpa menyakiti si dia

0
823
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan