- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Belajar Dari Venezuela, Bom Bunuh Diri Yang Tak Pernah Kita Sadari


TS
yavidrahmat
Belajar Dari Venezuela, Bom Bunuh Diri Yang Tak Pernah Kita Sadari

Quote:
Salam sejahtera untuk semua agan dan sista yang telah menyempatkan diri untuk meluangkan waktunya dengan mampir ke tulisan saya kali ini. Dengan tema yang akan saya bahas di tulisan kali ini yang mana tentang suatu situasi yang mungkin akan menerpa Indonesia beberapa waktu kedepan, sebagaimana situasi tersebut kini tengah di hadapi oleh saudara-saudara kita di negara Venezuela. Yuk kita bahas aja dan memberi koreksi masing-masing di forum Kaskus kita kali ini.
Next ya

Next ya

Quote:
Mengenal Venezuela

Venezuela, sebuah negara di negara Amerika elatan yang saat ini tengah mengalami Hiperinflasi. Venezuela merupakan negara yang memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, namun kekayaan tersebut kemudian menjadi awal dari kehancuran Venezuela. Seperti halnya negara penghasil minyak lainnya, sekitar 95% pemasukan Venezuela berasal dari ekspor minyak. Yang artinya, uang masuk ke negara ini sangat bergantung pada harga minyak dunia. Nah, saat harga minyak dunia sedang tinggi, pemasukan yang diterima negara sangat besar dan begitu pula sebaliknya.

Ya, itulah Venezuela, sebuah negara yang memiliki program untuk memberikan subsidi pada masyarakatnya. Terdengar hebat bukan? Hampir semua kebutuhan di sana mendapatkan subsidi dari pemerintah, bahkan sampai hal sekecil peralatan mandi dan tepung pun mendapat subsidi dari pemerintah.

Nah, semua program tersebut dapat berjalan sangat baik saat harga minyak dunia tengah melambung tinggi. Namun, di tahun 2016 lalu harga minyak dunia menurun drastis dan tentulah hal tersebut sangat berdampak kepada Venezuela yang sangat bergantung pada ekspor minyaknya. Dan di saat tengah turunnya harga minyak dunia, Venezuela masih saja memanjakan masyarakatnya dengan subsidi yang sama di saat harga minyak masih melambung. Ya benar saja, program tersebut pada akhirnya menguras habis pundi-pundi kas negara.


Venezuela, sebuah negara di negara Amerika elatan yang saat ini tengah mengalami Hiperinflasi. Venezuela merupakan negara yang memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, namun kekayaan tersebut kemudian menjadi awal dari kehancuran Venezuela. Seperti halnya negara penghasil minyak lainnya, sekitar 95% pemasukan Venezuela berasal dari ekspor minyak. Yang artinya, uang masuk ke negara ini sangat bergantung pada harga minyak dunia. Nah, saat harga minyak dunia sedang tinggi, pemasukan yang diterima negara sangat besar dan begitu pula sebaliknya.

Ya, itulah Venezuela, sebuah negara yang memiliki program untuk memberikan subsidi pada masyarakatnya. Terdengar hebat bukan? Hampir semua kebutuhan di sana mendapatkan subsidi dari pemerintah, bahkan sampai hal sekecil peralatan mandi dan tepung pun mendapat subsidi dari pemerintah.

Nah, semua program tersebut dapat berjalan sangat baik saat harga minyak dunia tengah melambung tinggi. Namun, di tahun 2016 lalu harga minyak dunia menurun drastis dan tentulah hal tersebut sangat berdampak kepada Venezuela yang sangat bergantung pada ekspor minyaknya. Dan di saat tengah turunnya harga minyak dunia, Venezuela masih saja memanjakan masyarakatnya dengan subsidi yang sama di saat harga minyak masih melambung. Ya benar saja, program tersebut pada akhirnya menguras habis pundi-pundi kas negara.

Quote:

Jadi sampai di paragraf di atas, kesimpulan apa yang kira-kira bisa agan dan sista dapatkan?
Kita masyarakat Indonesia masih gemar mengkonsumsi barang-barang subsidi. BBM Subsidi, Bahan Makanan subsidi dan kebutuhan lain yang disubsidi, alangkah baiknya sedikit demi sedikit kita tinggalkan selagi kita MAMPU mengkonsumsi yang non subsidi. Mental hidup yang seperti ini jika terus dikerjakan dalam kurun waktu yang panjang, tentu akan menjadi gaya hidup yang mendarah daging bagi generasi Indonesia di masa mendatang. Sementara di saat yang sama kebiasaan tersebut akan menguras pundi-pundi kas negara / menambah hutang kita yang saat ini mungkin kurang lebihnya 4.500 Triliyun.

Sudah saatnya kita meningkatkan usaha apabila kita menginginkan hidup yang lebih baik, jangan terlalu mengandalkan subsidi bagi yang MAMPU. Mengapa saya tulis MAMPU? Karena taraf ekonomi masyarakat Indonesia memiliki tingkatan yang berbeda. Kalau agan ini Bos di suatu perusahaan, atau memiliki penghasilan yang di atas rata-rata, alangkah baiknya untuk tidak menggunakan barang-barang bersubsidi lagi. Berilah kesempatan pada mereka yang memiliki taraf ekonomi lebih rendah dari kalian demi menciptakan program subsidi yang lebih tepat sasaran. Saya yakin kok, banyak diantara kita semua yang lebih mampu membeli Pertamax daripada Premium subsidi, banyak diantara kita yang bisa membayar Listrik tanpa subsidi. Yakin saja, kalo ekonomi negara baik, taraf hidup dan kesenjangan sosial tentu bisa berkurang.

Sementara di Venezuela, sikap pemerintah yang terlalu memanjakan masyarakatnya dengan subsidi lah yang menyebabkan pemerintah disana berinisiatif dengan mencetak uang sebanyak-banyaknya. Padahal semakin banyak jumlah uang yang beredar, maka semakin besar terjadinya inflasi (Ini teori ekononomi Makro). Jadi buat kalian yang teriak-teriak “kenapa biaya subsidi di tekan? Ya karena walaupun subsidi berdampak positif untuk masyarakatnya, program tersebut tidak berdampak positif buat suatu negara (CMIIW).

Quote:
Yah, sampai akhir thread tentang mampukah kita belajar dari negara Venezuela saat ini. Saya ucapkan terima kasih atas waktu yang telah agan dan sista sempatkan untuk membaca thread ini hingga selesai.
Jangan lupa tinggalkan komentar, dan beri rate sesuai tanggapan kalian terhadap thread ini.




Spoiler for tambahan kaskuser:
Quote:
Original Posted By sigumbagumba►Sebetulnya subsidi negara tetap dibutuhkan di manapun juga, termasuk negara maju. Tapi bedanya subsidi.negara maju dan negara berkembang, negara maju subsidinya diberikan hanya untuk menstabilkan harga. Sedangkan subsidi negara berkembang diberikan untuk membuat harga murah. Kalo kaya kasus venezuela, jelas jeblok pas harga minyak turun. 

Quote:
Original Posted By aksm►kalau bilang subsidi itu bener-bener jahat seperti bom waktu sama artinya dengan menutup mata pada sisi positif subsidi.
Mungkin cuman cara pengolahan atau pendistribusian subsidi aja yg selama ini sering kurang tepat sasaran, misalnya mobil mewah masih isi premium.
Ambil contoh satu kasus aja buat BBM subsidi alias premium itu, tulisan BBM subsidi hanya untuk orang yg tidak mampu di struk itu bukan merupakan suatu penghalang yg kuat yg bisa membuat pengendara mobil tidak membeli premium.
Mungkin kalau mau adil pemerintah bisa nyoba dgn cara menerbitkan kupon khusus yg bisa dipakai buat membeli premium, jadi kalau kaga ada kupon itu kaga bisa beli premium.
Bagikan kupon itu ke golongan rakyat yg paling miskin, kasih kebebasan buat mereka untuk memperjual-belikan kupon tsb, jadi seandainya orang kaya mau beli premium bisa tapi mesti beli kuponnya dulu ke orang yg miskin.
Buat orang-orang yg benar-benar miskin dan tidak punya kendaraan, setidaknya masih bisa tertolong dgn dpt duit dari jualan kuponnya.
Ga usah setting harga buat kuponnya, biar pasar yg nentuin harga.
Cuman batasin aja setahun itu cuman bisa nyetak misalnya berapa juta kupon yg nantinya jadi bisa dikonversi jadi berapa juta liter yg bisa dijual dgn subsidi pemerintah.
Mungkin cuman cara pengolahan atau pendistribusian subsidi aja yg selama ini sering kurang tepat sasaran, misalnya mobil mewah masih isi premium.
Ambil contoh satu kasus aja buat BBM subsidi alias premium itu, tulisan BBM subsidi hanya untuk orang yg tidak mampu di struk itu bukan merupakan suatu penghalang yg kuat yg bisa membuat pengendara mobil tidak membeli premium.
Mungkin kalau mau adil pemerintah bisa nyoba dgn cara menerbitkan kupon khusus yg bisa dipakai buat membeli premium, jadi kalau kaga ada kupon itu kaga bisa beli premium.
Bagikan kupon itu ke golongan rakyat yg paling miskin, kasih kebebasan buat mereka untuk memperjual-belikan kupon tsb, jadi seandainya orang kaya mau beli premium bisa tapi mesti beli kuponnya dulu ke orang yg miskin.
Buat orang-orang yg benar-benar miskin dan tidak punya kendaraan, setidaknya masih bisa tertolong dgn dpt duit dari jualan kuponnya.
Ga usah setting harga buat kuponnya, biar pasar yg nentuin harga.
Cuman batasin aja setahun itu cuman bisa nyetak misalnya berapa juta kupon yg nantinya jadi bisa dikonversi jadi berapa juta liter yg bisa dijual dgn subsidi pemerintah.
Quote:
Original Posted By arie8282►ane tambahin soal venezuela
* Chavez melakukan nasionalisme besar2an pada perusahaan asing dan swasta, merebut lahan pertanian orang2 kaya, dan membagikannya ke rakyat kecil. Tapi setelah tanahnya d bagi2kan, tuh tanah ga d apa2in sama warganya, dan chavez pun ga ada inisiatif untuk memaksa orang untuk memanfaatkannya. Intinya, chavez dah kasih tuh tanah, terserah lu apain, bukan urusan gua. Lu senang, gua tenang.
*Menguasai seluruh proses impor ke venezuela, pihak swasta hampir/tidak d beri kesempatan untuk melakukan import barang, keseluruhan import barang melalui pemerintah yg dibeli dari hasil penjualan minyak. Sehingga ketika duit penjualan minyak berkurang, otomatis pemerintah juga kesulitan dalam melakukan import barang, yg menjadikan barang2 langka di pasaran, dan menjamurnya barang2 seludupan melalui pasar gelap.
Btw, venezuela aja import sabun mandi ama odol, temasuk roti, daging, buah2an, gula ampe tisu toilet. Hampir seleluruhan bahan pokok venezuela adalah hasil import.
*Kebijakan maduro yg bikin geleng2 kepala, di saat harga barang2 tinggi, dia malah cetak uang bolivar sebanyak2nya biar harga turun. Dan yg terjadi malah inflasi malah tambah parah.
*Dan yg paling edun bre, warga venezuela sendiri masih bingung kenapa venezuela bisa ancur, mereka masih mendewakan Chavez karena kebijakan full subsidinya. Mereka menyalahkan amerika dan maduro. Padahal maduro cuma nerusin kebijakan chavez doang.
* Chavez melakukan nasionalisme besar2an pada perusahaan asing dan swasta, merebut lahan pertanian orang2 kaya, dan membagikannya ke rakyat kecil. Tapi setelah tanahnya d bagi2kan, tuh tanah ga d apa2in sama warganya, dan chavez pun ga ada inisiatif untuk memaksa orang untuk memanfaatkannya. Intinya, chavez dah kasih tuh tanah, terserah lu apain, bukan urusan gua. Lu senang, gua tenang.
*Menguasai seluruh proses impor ke venezuela, pihak swasta hampir/tidak d beri kesempatan untuk melakukan import barang, keseluruhan import barang melalui pemerintah yg dibeli dari hasil penjualan minyak. Sehingga ketika duit penjualan minyak berkurang, otomatis pemerintah juga kesulitan dalam melakukan import barang, yg menjadikan barang2 langka di pasaran, dan menjamurnya barang2 seludupan melalui pasar gelap.
Btw, venezuela aja import sabun mandi ama odol, temasuk roti, daging, buah2an, gula ampe tisu toilet. Hampir seleluruhan bahan pokok venezuela adalah hasil import.
*Kebijakan maduro yg bikin geleng2 kepala, di saat harga barang2 tinggi, dia malah cetak uang bolivar sebanyak2nya biar harga turun. Dan yg terjadi malah inflasi malah tambah parah.
*Dan yg paling edun bre, warga venezuela sendiri masih bingung kenapa venezuela bisa ancur, mereka masih mendewakan Chavez karena kebijakan full subsidinya. Mereka menyalahkan amerika dan maduro. Padahal maduro cuma nerusin kebijakan chavez doang.
Quote:
Original Posted By prabowosandii►mengurangi subsidi tak bisa dicapai serta merta dgn sebatas menghimbau masyarakat utk tidak pake barang subsidi
hukum ekonomi berlaku, kalo ada yg murah, kenapa beli yang mahal ?
pilihannya cuma 2, hapus subsidi atau tidak sama sekali
subsidi akan selamanya ada selama mayoritas rakyat masih miskin
hapus subsidi emang bagus, tapi hanya berhasil utk negara maju saja, contoh trump hapuskan obamacare (semacam bpjs disini), rakyat di sana adem ayem aja kan, gak timbul protes gede gedean kek disini
coba kalo di negara berkembang / miskin kek gitu bisa bisa digulingkan tuh presiden nya
jadi penghapusan subsidi di indonesia itu masih tersandera oleh masalah politik
btw nice trit, ane suka trit kek gini
hukum ekonomi berlaku, kalo ada yg murah, kenapa beli yang mahal ?
pilihannya cuma 2, hapus subsidi atau tidak sama sekali
subsidi akan selamanya ada selama mayoritas rakyat masih miskin
hapus subsidi emang bagus, tapi hanya berhasil utk negara maju saja, contoh trump hapuskan obamacare (semacam bpjs disini), rakyat di sana adem ayem aja kan, gak timbul protes gede gedean kek disini
coba kalo di negara berkembang / miskin kek gitu bisa bisa digulingkan tuh presiden nya
jadi penghapusan subsidi di indonesia itu masih tersandera oleh masalah politik
btw nice trit, ane suka trit kek gini
Spoiler for referensi:
Diubah oleh yavidrahmat 06-09-2018 09:45




4iinch dan anasabila memberi reputasi
8
29.2K
Kutip
202
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan