- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tawarkan Kupon 8,05 Persen, Surat Utang Ritel SBR004 Terbit


TS
segoroagungindo
Tawarkan Kupon 8,05 Persen, Surat Utang Ritel SBR004 Terbit

Quote:
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan menerbitkan surat utang saving bond ritail (SBR) terbaru, SBR004 sebesar Rp1 triliun.
Surat utang tersebut ditawarkan selama dua pekan terhitung 20 Agustus pukul 09.00 sampai dengan 13 September pukul 10.00.
Surat utang ditawarkan untuk investor ritel tersebut memiliki tingkat kupon 8,05 persen per tahun dengan masa jatuh tempo 20 September 2020 dan kupon akan dibayar tanggal 20 setiap bulannya.
Jenis kupon yang ditawarkan mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) dengan suku bunga acuan BI.
Investor bisa memesan surat utang tersebut minimal Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar.
Direktur Jenderal Pembiayaan dan Risiko Kemeterian Keuangan Luky Alfirman mengatakan bahwa jumlah penerbitan SBR004 bisa saja naik dari target menjadi Rp3-Rp5 triliun.
"Saat ini kami sedang melihat minat pasar seperti apa," katanya Senin (20/8).
Investor bisa membeli surat utang tersebut dari sejumlah mitra pemerintah berupa bank, financial technology (fintech) berbasis peer to peer lending, perusahaan efek, dan perusahaan efek khusus (APERD Financial Technology).
Untuk bank, pembelian bisa dilakukan melalui PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk.
Untuk perusahaan pembelian bisa dilakukan melalui PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.
Selanjutnya, APERD fintech yang menyediakan instrumen investasi itu antara lain PT Bareksa Portal Investasi dan PT Star Mercato Capitale (Tanamduit).
Adapun, PT Investree Radhika Jaya dan PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku) adalah dua fintech peer to peer lending yang bermitra dengan pemerintah mendistribusikan SBR004.
Surat utang tersebut ditawarkan selama dua pekan terhitung 20 Agustus pukul 09.00 sampai dengan 13 September pukul 10.00.
Surat utang ditawarkan untuk investor ritel tersebut memiliki tingkat kupon 8,05 persen per tahun dengan masa jatuh tempo 20 September 2020 dan kupon akan dibayar tanggal 20 setiap bulannya.
Jenis kupon yang ditawarkan mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) dengan suku bunga acuan BI.
Investor bisa memesan surat utang tersebut minimal Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar.
Direktur Jenderal Pembiayaan dan Risiko Kemeterian Keuangan Luky Alfirman mengatakan bahwa jumlah penerbitan SBR004 bisa saja naik dari target menjadi Rp3-Rp5 triliun.
"Saat ini kami sedang melihat minat pasar seperti apa," katanya Senin (20/8).
Investor bisa membeli surat utang tersebut dari sejumlah mitra pemerintah berupa bank, financial technology (fintech) berbasis peer to peer lending, perusahaan efek, dan perusahaan efek khusus (APERD Financial Technology).
Untuk bank, pembelian bisa dilakukan melalui PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk.
Untuk perusahaan pembelian bisa dilakukan melalui PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.
Selanjutnya, APERD fintech yang menyediakan instrumen investasi itu antara lain PT Bareksa Portal Investasi dan PT Star Mercato Capitale (Tanamduit).
Adapun, PT Investree Radhika Jaya dan PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku) adalah dua fintech peer to peer lending yang bermitra dengan pemerintah mendistribusikan SBR004.
Quote:

Quote:
Apa itu Saving Bond Ritel
Apa sih sebenarnya saving bonds ritel itu?
Ini adalah surat utang negara yang dijual secara ritel untuk para individu . Dijualnya melalui agen penjual yang memang sudah ditunjuk oleh pemerintah, jadi tidak semua bank atau sekuritas yang jualan SBR ini.
Bedanya sama ORI atau SUKUK apa?
SBR tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder sampai dengan jatuh tempo sedangkan ORI bisa.
Maksudnya ngga dapat diperdagangkan itu artinya hanya bisa dicairkan kembali kepada pemerintah dan bukan pada investor lain. Karena tidak dapat diperdagangkan juga maka tidak ada capital gain seperti di ORI.
Ori/Sukuk jatuh temponya 3 tahun tetapi jika kita mau cairkan semua ditengah jalan, tinggal di jual saja di pasar sekunder. Sedangkan SBR tidak bisa seperti itu. SBR jatuh tempo lebih cepat yaitu 2 tahun tetapi jika mau dicairkan hanya boleh 50% dari modal kita saja yang dicairkan. Itupun ada periode untuk redemptionnya jadi ngga bisa suka suka kita.
Apabila kupon di ORI/Sukuk fixed sampai jatuh tempo, SBR ini floating setiap 3 bulan mengikuti tingkat suku bunga BI.
Keuntungan dari SBR ini apa aja?
Pembayaran kupon (sebutan untuk bunga obligasi) dan pokok sampai jatuh tempo sudah di jamin oleh UU surat utang dan dana disediain dalam APBN tiap tahunnya.
Kupon mengambang mengikuti tingkat suku bunga acuan. Jadi setiap per 3 bulan kupon akan berubah tergantung suku bunga. Tapi tetap ada batas bawahnya .
Sama seperti ORI dan SUKUK, pajak penghasilan atas kupon bersifat final yaitu sebesar 15%. Lebih rendah daripada deposito yang 20%
Buat apa sih SBR 004 ini diterbitkan?
Surat utang ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN. Jadi kita juga ikut berkontribusi terhadap pembangunan di Indonesia dengan memiliki investasi ini.
Resikonya apa investasi di SBR ini ?
Lebih kepada resiko likuiditas sih. Berhubung jatuh temponya 2 tahun, maka untuk investasi ini,sebaiknya untuk goal keuangan yang memang masih 2 tahun lagi. Early redemption emang ada, tetapi hanya untuk sebagian dari modal pokoknya saja.
Quote:
Ada yang bisa beri penjelasan lebih simpel lagi gan?
Gimana misalnya MI gagal atau salah nginvest uangnya kita?
Quote:
Original Posted By ikhsanguanteng►untungnya berapa per tahun?
kapan bisa di jual lagi?
berapa minimum pembeliannya.
bisa top up tiap bulan apa cuman pas tanggal itu doang
+++
edit udah paham
https://www.bareksa.com/id/text/2018...tor/20087/news
masih mending reksadana saham keuntungannya banyak, gak ada pajaknya
kapan bisa di jual lagi?
berapa minimum pembeliannya.
bisa top up tiap bulan apa cuman pas tanggal itu doang
+++
edit udah paham
https://www.bareksa.com/id/text/2018...tor/20087/news
Spoiler for Isi Situsnya:
Bareksa.com – Kementerian Keuangan telah menetapkan kupon minimal Savings Bond Ritel (SBR) seri 004 sebesar 8,05 persen. Masyarakat Indonesia dapat mulai memesan SBR004 pada 20 Agustus hingga 13 September 2018.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, menetapkan kupon 8,05 persen dengan mengacu pada Bank Indonesia 7 day Repo Rate 5,5 persen ditambah dengan spread tetap 2,55 persen.
Usai memesan SBR004 pada 20 Agustus hingga 13 September, investor dapat secara resmi memiliki SBR setelah proses penyelesaian transaksi (setelmen) dilakukan pada 19 September 2018. Hari saat setelmen itulah dimulai perhitungan kupon.
Berinvestasi di SBR004 menguntungkan dan aman. Selain memperoleh kupon kompetitif 8,05 persen, pembayaran kupon SBR004 juga dilakukan setiap bulan.
Karena diperuntukkan bagi masyarakat investor ritel, masyarakat dapat memesan SBR004 dengan nilai investasi minimal Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar. Masyarakat dapat membeli SBR004 dengan kelipatan Rp1 juta.
Jika seorang investor membeli SBR004 senilai Rp100 juta, maka investor akan memperoleh keuntungan kupon sebelum pajak tahunan senilai Rp8,05 juta. Dengan begitu, investor akan memperoleh kupon sebelum pajak senilai Rp670 ribu per bulan.
Keuntungan sebesar Rp670 ribu per bulan itu belum termasuk dengan pajak 15 persen. Sebagai informasi, pemerintah mengenakan pajak 15 persen dari kupon SBR004 yang diterima investor.
Berikut adalah simulasi perhitungan keuntungan investor.
Investasi SBR004: Rp100.000.000
Kupon: 8,05%
Keuntungan kotor kupon per tahun:
Rp100.000.000 x 8,05% = Rp8.050.000
Keuntungan kotor kupon per bulan:
RpRp8.050.000 : 12 = Rp670.833
Pajak kupon SBR004 per bulan:
Rp670.333 x 15% = Rp100.625
Keuntungan bersih kupon per bulan:
Rp670.833 – Rp100.625 = Rp579.208
Melalui simulasi tersebut, maka investor yang membeli SBR004 senilai Rp100 juta, akan memperoleh keuntungan kupon bersih Rp579.208 per bulannya. Sementara dalam satu tahun, investor akan memperoleh keuntungan bersih Rp6.842.496.
Proses pembayaran kupon SBR004 akan dilakukan pada tanggal 20 setiap bulannya. Dengan proses setelmen selesai pada tanggal 19, maka investor akan memperoleh keuntungan penuh pada bulan pertama.
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan menerbitkan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) khusus investor ritel atau Savings Bond Ritel (SBR) seri terbaru, yakni SBR004 secara online, setelah sukses dengan penerbitan SBR003 pada Mei lalu.
SBR004 termasuk ke dalam instrumen investasi karena masyarakat yang membeli akan mendapatkan keuntungan dari kupon (bunga). SBR004 merupakan jenis SBN khusus ritel yang ditawarkan secara online (e-SBN).
Kapan kita bisa mulai membeli SBR004?
Masyarakat yang memiliki modal atau investor bisa memesan SBR004 pada masa pemesanan yang menurut jadwal akan berlangsung pada 20 Agustus sampai 13 September 2018. Kemudian, setelmen atau penyelesaian transaksi akan dilakukan pada 19 September 2018.
Berikut adalah jadwal lengkap penerbitan SBR004 yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan.

Tertarik untuk berinvestasi sekaligus membantu negara?
Pembelian hanya bisa dilakukan pada periode penawaran, yakni mulai tanggal 20 Agustus hingga 13 September 2018. Sembari menunggu waktu penetapan kupon dan masa pemesanan, ada baiknya kita mulai mendaftar agar bisa dengan mudah membeli SBR004 secara online di homepage SUN ritel Bareksa mulai saat ini.
Tertarik untuk berinvestasi sekaligus membantu negara?
Pembelian hanya bisa dilakukan pada periode penawaran, yakni mulai tanggal 20 Agustus hingga 13 September 2018. Sembari menunggu waktu penetapan kupon dan masa pemesanan, ada baiknya kita mulai mendaftar agar bisa dengan mudah membeli SBR004 secara online di homepage SUN ritel Bareksa mulai saat ini.
(AM)
***
Dalam waktu dekat ini, pemerintah melalui Kementerian Keuangan akan segera meluncurkan produk surat utang bagi investor ritel dengan seri SBR004 yang ditawarkan secara online.
Pembelian produk investasi yang dijamin pemerintah ini hanya bisa dilakukan pada periode penawaran SBR004 pada 20 Agustus-13 September 2018. Namun, bila berminat untuk membeli SUN secara online, Anda bisa mendaftar terlebih dahulu di homepage SUN ritel Bareksa mulai saat ini.
Jangan lupa untuk menyiapkan KTP dan NPWP untuk kebutuhan pendaftarannya. (Baca Juga : Beli SUN di Bareksa Bisa Untung dan Mudah, Begini Cara Daftarnya)
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Utang Negara (SUN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, menetapkan kupon 8,05 persen dengan mengacu pada Bank Indonesia 7 day Repo Rate 5,5 persen ditambah dengan spread tetap 2,55 persen.
Usai memesan SBR004 pada 20 Agustus hingga 13 September, investor dapat secara resmi memiliki SBR setelah proses penyelesaian transaksi (setelmen) dilakukan pada 19 September 2018. Hari saat setelmen itulah dimulai perhitungan kupon.
Berinvestasi di SBR004 menguntungkan dan aman. Selain memperoleh kupon kompetitif 8,05 persen, pembayaran kupon SBR004 juga dilakukan setiap bulan.
Karena diperuntukkan bagi masyarakat investor ritel, masyarakat dapat memesan SBR004 dengan nilai investasi minimal Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar. Masyarakat dapat membeli SBR004 dengan kelipatan Rp1 juta.
Jika seorang investor membeli SBR004 senilai Rp100 juta, maka investor akan memperoleh keuntungan kupon sebelum pajak tahunan senilai Rp8,05 juta. Dengan begitu, investor akan memperoleh kupon sebelum pajak senilai Rp670 ribu per bulan.
Keuntungan sebesar Rp670 ribu per bulan itu belum termasuk dengan pajak 15 persen. Sebagai informasi, pemerintah mengenakan pajak 15 persen dari kupon SBR004 yang diterima investor.
Berikut adalah simulasi perhitungan keuntungan investor.
Investasi SBR004: Rp100.000.000
Kupon: 8,05%
Keuntungan kotor kupon per tahun:
Rp100.000.000 x 8,05% = Rp8.050.000
Keuntungan kotor kupon per bulan:
RpRp8.050.000 : 12 = Rp670.833
Pajak kupon SBR004 per bulan:
Rp670.333 x 15% = Rp100.625
Keuntungan bersih kupon per bulan:
Rp670.833 – Rp100.625 = Rp579.208
Melalui simulasi tersebut, maka investor yang membeli SBR004 senilai Rp100 juta, akan memperoleh keuntungan kupon bersih Rp579.208 per bulannya. Sementara dalam satu tahun, investor akan memperoleh keuntungan bersih Rp6.842.496.
Proses pembayaran kupon SBR004 akan dilakukan pada tanggal 20 setiap bulannya. Dengan proses setelmen selesai pada tanggal 19, maka investor akan memperoleh keuntungan penuh pada bulan pertama.
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan menerbitkan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) khusus investor ritel atau Savings Bond Ritel (SBR) seri terbaru, yakni SBR004 secara online, setelah sukses dengan penerbitan SBR003 pada Mei lalu.
SBR004 termasuk ke dalam instrumen investasi karena masyarakat yang membeli akan mendapatkan keuntungan dari kupon (bunga). SBR004 merupakan jenis SBN khusus ritel yang ditawarkan secara online (e-SBN).
Kapan kita bisa mulai membeli SBR004?
Masyarakat yang memiliki modal atau investor bisa memesan SBR004 pada masa pemesanan yang menurut jadwal akan berlangsung pada 20 Agustus sampai 13 September 2018. Kemudian, setelmen atau penyelesaian transaksi akan dilakukan pada 19 September 2018.
Berikut adalah jadwal lengkap penerbitan SBR004 yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan.

Tertarik untuk berinvestasi sekaligus membantu negara?
Pembelian hanya bisa dilakukan pada periode penawaran, yakni mulai tanggal 20 Agustus hingga 13 September 2018. Sembari menunggu waktu penetapan kupon dan masa pemesanan, ada baiknya kita mulai mendaftar agar bisa dengan mudah membeli SBR004 secara online di homepage SUN ritel Bareksa mulai saat ini.
Tertarik untuk berinvestasi sekaligus membantu negara?
Pembelian hanya bisa dilakukan pada periode penawaran, yakni mulai tanggal 20 Agustus hingga 13 September 2018. Sembari menunggu waktu penetapan kupon dan masa pemesanan, ada baiknya kita mulai mendaftar agar bisa dengan mudah membeli SBR004 secara online di homepage SUN ritel Bareksa mulai saat ini.
(AM)
***
Dalam waktu dekat ini, pemerintah melalui Kementerian Keuangan akan segera meluncurkan produk surat utang bagi investor ritel dengan seri SBR004 yang ditawarkan secara online.
Pembelian produk investasi yang dijamin pemerintah ini hanya bisa dilakukan pada periode penawaran SBR004 pada 20 Agustus-13 September 2018. Namun, bila berminat untuk membeli SUN secara online, Anda bisa mendaftar terlebih dahulu di homepage SUN ritel Bareksa mulai saat ini.
Jangan lupa untuk menyiapkan KTP dan NPWP untuk kebutuhan pendaftarannya. (Baca Juga : Beli SUN di Bareksa Bisa Untung dan Mudah, Begini Cara Daftarnya)
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Utang Negara (SUN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
masih mending reksadana saham keuntungannya banyak, gak ada pajaknya
Quote:
Quote:
Quote:
Original Posted By Nabiel45►ada yg bisa jelasin early redemption itu mksdnya gimana ya?
Quote:
Original Posted By g0en2►
Kalo dibandingkan dengan reksadana, mesti diliat jenis reksadana dan jangka waktu nya.
Untuk level reksadana pasar uang : SBR lebih untung dalam hal bunga/kupon namun reksadana pasar uang unggul dalam keleluasaan mencairkan dana.
Untuk level reksadana pendapatan tetap : kupon lebih kurang sama, namun reksadana pendapatan tetap memiliki risiko penurunan nilai.
Untuk level reksadana campuran/saham : tidak bisa dibandingkan secara langsung karena jangka waktu nya tidak sama. Dalam jangka pendek bisa saja reksadana campuran/saham lebih untung namun bisa juga malah rugi dibandingkan SBR.
Early redemption : kesempatan untuk mencairkan surat utang yang dimiliki pada periode bulan ke-12 (setelah dimiliki selama 1 tahun) dengan jumlah maksimal yang bisa dicairkan adalah 50% dari SBR yang dimiliki.
Pada dasarnya kita mungkin telah membantu memberikan hutang ke negara melalui dana tabungan kita di bank karena dana mengendap di bank sebagian dibelikan surat utang negara. Namun SBR ini merupakan bentuk upaya dan edukasi pemerintah agar surat utang pemerintah dapat langsung dimiliki oleh masyarakat tanpa melalui perantara (bank/asuransi/reksadana). Bila masyarakat telah terdidik, diharapkan setiap surat utang yang dikeluarkan pemerintah dapat dipegang oleh masyarakat Indonesia sendiri sehingga mengurangi kesempatan pihak asing membeli surat utang pemerintah. Kalo masyarakat tidak mau membeli surat utang pemerintah, otomatis pemerintah terpaksa menjual surat utangnya ke pihak asing untuk mencukupi kekurangan pembiayaan pembangunan.
Semoga membantu dan menjadi dorongan agan-agan agar mau menjaga hutang pemerintah dimiliki oleh rakyat Indonesia sendiri.
Kalo dibandingkan dengan reksadana, mesti diliat jenis reksadana dan jangka waktu nya.
Untuk level reksadana pasar uang : SBR lebih untung dalam hal bunga/kupon namun reksadana pasar uang unggul dalam keleluasaan mencairkan dana.
Untuk level reksadana pendapatan tetap : kupon lebih kurang sama, namun reksadana pendapatan tetap memiliki risiko penurunan nilai.
Untuk level reksadana campuran/saham : tidak bisa dibandingkan secara langsung karena jangka waktu nya tidak sama. Dalam jangka pendek bisa saja reksadana campuran/saham lebih untung namun bisa juga malah rugi dibandingkan SBR.
Early redemption : kesempatan untuk mencairkan surat utang yang dimiliki pada periode bulan ke-12 (setelah dimiliki selama 1 tahun) dengan jumlah maksimal yang bisa dicairkan adalah 50% dari SBR yang dimiliki.
Pada dasarnya kita mungkin telah membantu memberikan hutang ke negara melalui dana tabungan kita di bank karena dana mengendap di bank sebagian dibelikan surat utang negara. Namun SBR ini merupakan bentuk upaya dan edukasi pemerintah agar surat utang pemerintah dapat langsung dimiliki oleh masyarakat tanpa melalui perantara (bank/asuransi/reksadana). Bila masyarakat telah terdidik, diharapkan setiap surat utang yang dikeluarkan pemerintah dapat dipegang oleh masyarakat Indonesia sendiri sehingga mengurangi kesempatan pihak asing membeli surat utang pemerintah. Kalo masyarakat tidak mau membeli surat utang pemerintah, otomatis pemerintah terpaksa menjual surat utangnya ke pihak asing untuk mencukupi kekurangan pembiayaan pembangunan.
Semoga membantu dan menjadi dorongan agan-agan agar mau menjaga hutang pemerintah dimiliki oleh rakyat Indonesia sendiri.

Quote:
Quote:
Quote:
Original Posted By bramhiphip►
Reksa dananya tergantung yg mana dlu
yg agresif, medium at kalem ?
klo yg kalem, si manajer portofolio bakal masukin porsi sbr ke portofolionya dia tu..jadi sama aja at mlh untung sbr krn reksa dana kalem ambil sbr paling cm 1-2% dr total portofolio sisanya saham yg ud aman kyk astra group.
klo reksa dana agresive mst beli perusahaan2 yg tumbuh cpt tp rentan kayak startup2 baik lokal at asing..dia bs nawarin smpe 20% tu klo investasinya jitu.
edit:
reksa dana kalem : sbr dan deposito (70%) saham (30%)
reksa dana agresif : saham (70-80%) deposito dan sbr (30-20%)
bisa diutik2 porsinya tp g jauh2 dr angka segitu
Reksa dananya tergantung yg mana dlu
yg agresif, medium at kalem ?

klo yg kalem, si manajer portofolio bakal masukin porsi sbr ke portofolionya dia tu..jadi sama aja at mlh untung sbr krn reksa dana kalem ambil sbr paling cm 1-2% dr total portofolio sisanya saham yg ud aman kyk astra group.
klo reksa dana agresive mst beli perusahaan2 yg tumbuh cpt tp rentan kayak startup2 baik lokal at asing..dia bs nawarin smpe 20% tu klo investasinya jitu.
edit:
reksa dana kalem : sbr dan deposito (70%) saham (30%)
reksa dana agresif : saham (70-80%) deposito dan sbr (30-20%)
bisa diutik2 porsinya tp g jauh2 dr angka segitu
Quote:
Original Posted By siendutlagi►
SUKUK ORI obligasi, bahasa gampangnya negara pinjam duit ke riteil/masyarakat umum,
biasanya kalo perusahaan jual obligasi ke retail itu tujuannya buat bayar utang jangka pendek, supaya mereka punya dana cair untuk operasional jangka panjang.
nah, kalo yang keluaring obligasi negara, ceritanya beda...
jadi gini, biasanya SUKUK ORI dikeluarin buat pendanaan pembangunan infrastruktur, karena infrastruktur pastinya genjot ekonomi masyarakat, ekonomi naik, pajak naik, pendapatan negara naik, jadi bayar bunga obligasinya dari peningkatan pendapatan pajak.
masalahnya kalo ternyata target pendapatan pajak ngga tercapai, terus gimana? negara bayar pake apa?
apalagi ini jangkanya cuma 2 taon, relatif sangat pendek sekali...
kalo perusahaan swasta ngga bisa bayar, istilahnya "default", mereka bakal jual asset, tapi kalo negara yang dalam posisi default, berarti aset negara yang bakal di force sell, bisa jadi tar stadion gelora bung karno dijual ke swasta...
alternatifnya ya BI cetak duit lagi, tapi itu artinya inflasi, rupiah bakal tertekan melemah
kalo tebakan gue sih ini manouver sri mul buat dapat dana cash jangka pendek buat sokong pelemahan rupiah beberapa bulan kedepan...
dengan harapan peningkatan ekonomi yang 5%++ bakal terrefleksi jadi peningkatan pendapatan pajak pas jatuh tempo taon 2020 nanti.
tapi ini beresiko sekali karena terlalu optimis, ibarat kata proyeksi peningkatan pendapatan di 2020 diambil di depan, padahal statusnya masih "proyeksi" yang masih belom tentu terealisasi.
Sekilas tentang SUKUK ORI
SUKUK ORI obligasi, bahasa gampangnya negara pinjam duit ke riteil/masyarakat umum,
biasanya kalo perusahaan jual obligasi ke retail itu tujuannya buat bayar utang jangka pendek, supaya mereka punya dana cair untuk operasional jangka panjang.
nah, kalo yang keluaring obligasi negara, ceritanya beda...
jadi gini, biasanya SUKUK ORI dikeluarin buat pendanaan pembangunan infrastruktur, karena infrastruktur pastinya genjot ekonomi masyarakat, ekonomi naik, pajak naik, pendapatan negara naik, jadi bayar bunga obligasinya dari peningkatan pendapatan pajak.
masalahnya kalo ternyata target pendapatan pajak ngga tercapai, terus gimana? negara bayar pake apa?
apalagi ini jangkanya cuma 2 taon, relatif sangat pendek sekali...
kalo perusahaan swasta ngga bisa bayar, istilahnya "default", mereka bakal jual asset, tapi kalo negara yang dalam posisi default, berarti aset negara yang bakal di force sell, bisa jadi tar stadion gelora bung karno dijual ke swasta...
alternatifnya ya BI cetak duit lagi, tapi itu artinya inflasi, rupiah bakal tertekan melemah
kalo tebakan gue sih ini manouver sri mul buat dapat dana cash jangka pendek buat sokong pelemahan rupiah beberapa bulan kedepan...
dengan harapan peningkatan ekonomi yang 5%++ bakal terrefleksi jadi peningkatan pendapatan pajak pas jatuh tempo taon 2020 nanti.
tapi ini beresiko sekali karena terlalu optimis, ibarat kata proyeksi peningkatan pendapatan di 2020 diambil di depan, padahal statusnya masih "proyeksi" yang masih belom tentu terealisasi.
Quote:
Original Posted By bramhiphip►
RD tu Reksa Dana
agan kan tw ad org yg main saham..mereka beli saham suatu perusahaan wkt murah jual wkt mahal.
nah jual beli saham tu g mudah ad teori, teknik, analsis yg dalam dst.
utk org awam kyk kita2 jls susah.
nah maka ada RD.
RD tu uang agan dititipkan di yg namanya manajer investasi (MI). Nah MI tu org yg pengalaman pny teori dan analsis soal jual beli saham. nah uang kita2 ni di kelola oleh MI dg imbalan yg sdh dtentukan (bisa naik bs turun).
awalnya utk investasi saham aja tp lambat laun MI jg main di investasi kyk deposito, obligasi, surat utang dll.
krn prinsipnya klo agan mw investasi jgn taruh telor dlm 1 ranjang tp hrs dsebar tp hrs bs menghasilkan untung maksimal. nah MI melalui RD memberikan solusi itu
klo ad yg agan2 mw tambahin at koreksi silahkan.
RD tu Reksa Dana
agan kan tw ad org yg main saham..mereka beli saham suatu perusahaan wkt murah jual wkt mahal.
nah jual beli saham tu g mudah ad teori, teknik, analsis yg dalam dst.
utk org awam kyk kita2 jls susah.
nah maka ada RD.
RD tu uang agan dititipkan di yg namanya manajer investasi (MI). Nah MI tu org yg pengalaman pny teori dan analsis soal jual beli saham. nah uang kita2 ni di kelola oleh MI dg imbalan yg sdh dtentukan (bisa naik bs turun).
awalnya utk investasi saham aja tp lambat laun MI jg main di investasi kyk deposito, obligasi, surat utang dll.
krn prinsipnya klo agan mw investasi jgn taruh telor dlm 1 ranjang tp hrs dsebar tp hrs bs menghasilkan untung maksimal. nah MI melalui RD memberikan solusi itu

klo ad yg agan2 mw tambahin at koreksi silahkan.
Gimana misalnya MI gagal atau salah nginvest uangnya kita?
Quote:
Original Posted By bramhiphip►Ya itu resikonya dr RD gan
kyknya ane prnh baca, klo rugi sampe bener2 rugi habis itu kyknya RD agan lenyap.
krisis 2008 USA jg krn RD nilep uang nasabah. (nonton film "wolf of wall street" klo pgn tw sisi buruk RD amrik)
makanya ad OJK..biasanya RD2 di Indonesia yg terkenal ud terdaftar di OJK jd aman. bank2 umum kyk Cimb, Mandiri, BNI jual RD dan resmi jd bs mampir kesana utk tnya2
wlupun gtu.
MI mst bakal berusaha utk hasil tbaek (hasil baek = komisi MI tinggi, itu ud ad rumusnya agan g perlu khawatir biaya tmbhn.) krn bawa reputasi RD dan perusahaan investasi itu sendiri..klo RD bgs gemilang maka harga RD di pasar itu tinggi.
aplg RD agresif berbasis saham..bisa aja skg hrg jual per unit RD rp 10.000. 10th kedepan bs jd rp 40.000.
tinggal di kaliin aja agan pny RD brp unit.
o ya..RD djual per unit, hrg berubah2 trgntung performa..minimal pembelian sejuta rupiah
RD memberikan perfoma buruk itu wajar. tp RD memberikan solusi agan pny uang mw invest di saham tp gtw cara mainnya. soalnya klo nabung di bank umum via tabungan dan deposito imbal balik msh kalah lawan inflasi.
RD indonesia jarang ad yg ditilep krn OJK befungsi ketat.

krisis 2008 USA jg krn RD nilep uang nasabah. (nonton film "wolf of wall street" klo pgn tw sisi buruk RD amrik)
makanya ad OJK..biasanya RD2 di Indonesia yg terkenal ud terdaftar di OJK jd aman. bank2 umum kyk Cimb, Mandiri, BNI jual RD dan resmi jd bs mampir kesana utk tnya2
wlupun gtu.
MI mst bakal berusaha utk hasil tbaek (hasil baek = komisi MI tinggi, itu ud ad rumusnya agan g perlu khawatir biaya tmbhn.) krn bawa reputasi RD dan perusahaan investasi itu sendiri..klo RD bgs gemilang maka harga RD di pasar itu tinggi.
aplg RD agresif berbasis saham..bisa aja skg hrg jual per unit RD rp 10.000. 10th kedepan bs jd rp 40.000.
tinggal di kaliin aja agan pny RD brp unit.
o ya..RD djual per unit, hrg berubah2 trgntung performa..minimal pembelian sejuta rupiah

RD memberikan perfoma buruk itu wajar. tp RD memberikan solusi agan pny uang mw invest di saham tp gtw cara mainnya. soalnya klo nabung di bank umum via tabungan dan deposito imbal balik msh kalah lawan inflasi.
RD indonesia jarang ad yg ditilep krn OJK befungsi ketat.
Quote:
SUMBER : https://www.kemenkeu.go.id/sbr

Quote:
Quote:




Diubah oleh segoroagungindo 20-08-2018 19:11
0
7.2K
Kutip
62
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan