- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Cerita Pejalan Mancanegara
[TRAVEL] Changbaishan, Pesona Alam Pegunungan di Perbatasan China - Korea Utara


TS
makanagin
[TRAVEL] Changbaishan, Pesona Alam Pegunungan di Perbatasan China - Korea Utara
Quote:


Halo, agan-agan travelers!! 
Thread travel kali ini bercerita tentang pengalaman trip yang membawa saya ke (almost) perbatasan China - Korea Utara. Tepatnya winter 2018 lalu saya melakukan perjalanan ke Manchuria (timur laut China)untuk mengeksplorasi beberapa wisata terkenal pada musim tersebut. Saya mampir ke 3 provinsi. Namun di thread ini khusus membahas sebuah provinsi yang memiliki salah satu pegunungan paling terkenal di negeri Tirai Bambu, Changbaishan (Changbai Mountain).
Thread ini saya buat dalam bentuk story telling (chronological order)atau waktu dan kejadian yang berurutan (kronologis), dengan maksud supaya dapat menceritakannya sesuai dengan apa yang saya alami saat di sana.
Intinya thread ini bukan seperti artikel macam Wikipedia, yang agan pun bisa cari konten serupa di website lain. Memang ada, namun hanya perkenalan atau sebagian kecil saja. Sisanya didominasi oleh cerita pengalaman pribadi.
Jika agan berencana untuk mengunjungi wisata ini di kemudian hari, silakan luangkan waktu untuk membacanya dengan seksama. Rasakan dan nikmati tiap momen perjalanan ini melalui foto-foto dan tiap kalimatnya. Di beberapa paragraf memuat detail spesifik mengenai "apa itu..., ada apa di..., di mana..., kapan kah..., dan bagaimana caranya..." Changbaishan.
Jadi jangan malas baca ya!

Thread travel kali ini bercerita tentang pengalaman trip yang membawa saya ke (almost) perbatasan China - Korea Utara. Tepatnya winter 2018 lalu saya melakukan perjalanan ke Manchuria (timur laut China)untuk mengeksplorasi beberapa wisata terkenal pada musim tersebut. Saya mampir ke 3 provinsi. Namun di thread ini khusus membahas sebuah provinsi yang memiliki salah satu pegunungan paling terkenal di negeri Tirai Bambu, Changbaishan (Changbai Mountain).
Quote:
Quote:
BACA INI DULU YA
Thread ini saya buat dalam bentuk story telling (chronological order)atau waktu dan kejadian yang berurutan (kronologis), dengan maksud supaya dapat menceritakannya sesuai dengan apa yang saya alami saat di sana.
Intinya thread ini bukan seperti artikel macam Wikipedia, yang agan pun bisa cari konten serupa di website lain. Memang ada, namun hanya perkenalan atau sebagian kecil saja. Sisanya didominasi oleh cerita pengalaman pribadi.
Jika agan berencana untuk mengunjungi wisata ini di kemudian hari, silakan luangkan waktu untuk membacanya dengan seksama. Rasakan dan nikmati tiap momen perjalanan ini melalui foto-foto dan tiap kalimatnya. Di beberapa paragraf memuat detail spesifik mengenai "apa itu..., ada apa di..., di mana..., kapan kah..., dan bagaimana caranya..." Changbaishan.
Jadi jangan malas baca ya!

Quote:
Quote:
Changbaishan (Changbai Mountain) atau Paektu Mountain (Korea Utara) berada provinsi Jilin, membelah dua negara tersebut sehingga dapat dikatakan sebagai salah satu perbatasan negara paling indah di dunia.
Wisata utama tempat ini adalah danau kawah gunung api bernama Tianchi (Heaven Lake), yang dapat dilihat dari puncak gunung.
Ada 3 rute untuk mencapai puncaknya:
- North Slope (Rute Utara) :
Rute paling umum dan paling terkenal, namun paling ramai pula. Rute ini memiliki lebih banyak spot wisata daripada rute lainnya: Tianchi, Changbai Falls, Julong Spring, Xiao Tianchi, dan Underground Forest.
Turis yang baru pertama kali lebih memilih rute ini karena transportasi dan fasilitasnya lebih lengkap dan nyaman. Minusnya adalah karena di puncak gunung banyak terdapat bebatuan besar yang bisa menghalangi pandangan agan. Lalu pada musim semi dan panas volume turis lagi banyak-banyaknya. Berdesak-desakan sangat tidak nikmat, kan?
Jadi North Slope bukanlah rute paling perfect untuk menikmati pemandangan indah Tianchi.
- West Slope (Rute Barat) :
Rute ini menawarkan pemandangan Tianchi yang lebih luas nan indah, namun untuk mencapai puncaknya akan menjadi masalah bagi beberapa orang. Agan harus naik ratusan tangga yang tentunya menguji kekuatan fisik agan sendiri.
Selain Tianchi, spot wisata lainnya di sini tidak begitu banyak. Namun agan bisa lihat patok batu perbatasan China - Korea Utara.
- South Slope (Rute Selatan) :
Saya rasa ini rute terjauh, namun menawarkan pemandangan Tianchi yang tak kalah indah pula. Rute ini cukup dekat dengan perbatasan yang cuma dipisahkan oleh Yalu River. Di mana agan dapat menyaksikan sepintas rupa desa dan juga aktivitas rakyat di bagian Korea Utara.
Banyak turis lokal (turis asal China) yang mengunjungi rute ini, namun hanya segelintir turis asing yang pernah ke sini. Ditambah pula, jika agan cuma solo traveler atau bawa rombongan yang jalan sendiri, agan tidak akan bisa ke sini alias dilarang. Agan harus hubungi agency-agency tur lokal yang bisa ngurusin trip kemari.
----------------------------------------------------------------------------------
Saya ke sini pas musim dingin yang sebenernya bukanlah waktu terbaik untuk berkunjung melihat Tianchi. Cuacanya bener-bener dingin puwarah dan berkabut pula! Harus banyak gerak, kalau tidak bakal kedinginan. Bahkan saya sendiri pun tidak bisa melihat Tianchi dengan sempurna. Bisa lihat permukaannya yang membeku sih... tapi samar-samar karena awan tebal.
Dan kadang spot-spot wisatanya ditutup karena cuaca buruk.
----------------------------------------------------------------------------------
Sebenarnya mudah saja mencapai wisata gunung ini. Agan bisa naik pesawat dari Beijing menuju beberapa airport lokal di kota-kota yang tak terlalu jauh dari Taman Nasional. Airport terdekat ke North Slope adalah Yanji Airport, dan airport terdekat ke West Slope bernama Changbaishan Airport. Dari situ agan bisa naik taxi atau public bus ke kota yang lebih dekat lagi dari Changbaishan.
Cukup basa-basinya. Hal macam Wiki gini agan bisa lihat sendiri di sini:
https://wikitravel.org/en/Changbaish...Nature_Reserve
https://www.topchinatravel.com/china...angbaishan.htm
Tentunya agan paham betul arti sesungguhnya dari kata TRAVEL, kan?
Jika beneran paham, maka silakan agan lanjut dan berhak mengikuti rute perjalanan versi saya yang tentunya lebih adventurous.

LANJUT KE BAWAH
Spoiler for 1:
Quote:
![[TRAVEL] Changbaishan, Pesona Alam Pegunungan di Perbatasan China - Korea Utara](https://s.kaskus.id/images/2018/03/21/6070156_20180321030600.jpg)
Map di atas menggambarkan rute yang saya tempuh.
Agan bisa lihat garis putus-putus yang panjang itu artinya perjalanan dengan kereta.
Dimulai dari ibukota Beijing naik kereta malam (Z15) yang memakan waktu sekitar 10 jam mencapai Harbin. Di Harbin saya habiskan 4 hari untuk eksplorasi beberapa wisata terkenalnya di sekitar kota, hingga malam terakhir lanjut naik kereta lagi (K2036) menuju ke kota Antu selama 8 jam.
Dari Antu saya menyewa jasa antar berupa mobil pribadi (bukan taxi) dengan cara patungan bareng sepasang turis anak muda China yang baru saja saya ketemu dan kenalan di stasiun Antu pagi itu. Untunglah saya bertemu mereka.
Perjalanan dengan mobil berlanjut hingga ke sebuah kota kecil bernama Erdaobaihe (Erdao Baihe). Inilah kota yang paling dekat dengan North Slope. Ada cukup banyak hotel dan hostel di sekitaran kota, namun karena saya solo, saya memilih tinggal di Wangsong International Youth Hostel.
----------------------------------------------------------------------------------
Jika agan mengunjungi China tujuannya cuma untuk ke Changbaishan saja lalu pulang, saya yakin kalau agan tuh cuma buang-buang waktu dan tenaga saja.
Trip jangka pendek beneran tidak worth lah... Jadi saya sarankan agar menambah daftar destinasi lainnya di samping Changbaishan itu sendiri. Itulah mengapa saya mengkombinasikan short trip Beijing + Harbin trip + Changbai trip.
Atau mungkin agan juga bisa eksplor kota-kota di sekitar, seperti: Shenyang, Jilin, Changcun, dan masih banyak lagi.
Spoiler for 2:
Quote:
![[TRAVEL] Changbaishan, Pesona Alam Pegunungan di Perbatasan China - Korea Utara](https://s.kaskus.id/images/2018/03/22/6070156_20180322033611.jpg)
Ini tiket keretanya.
Seperti yang agan lihat, kereta di China punya kode huruf. Masing-masing huruf memiliki perbedaan di kecepatan dan juga kelas. Di bawah ini penjelasannya sejauh yang saya ketahui:
- K: kereta umum dan biasa. Kecepatan rendah alias pelan.
- Z: kelas menengah dan kecepatan tinggi.
- D: kereta peluru, paling cepat.
- Beijing Railway Station
- Harbin Xi: Harbin West Railway Station
- Xiangfang Railway Station (stasiun di kota Harbin)
- Antu Railway Station
Harga bisa saja berubah karena musim liburan.
Spoiler for 3:
Quote:
![[TRAVEL] Changbaishan, Pesona Alam Pegunungan di Perbatasan China - Korea Utara](https://s.kaskus.id/images/2018/03/21/6070156_20180321041443.jpg)
(Zooming in)
https://goo.gl/maps/1SMWLEw3pkz
Saya tiba di stasiun Antu pagi buta (04:30). Kotanya kecil dan teramat sepi. Lagipula masih gelap dan tak terlihat seorang pun selain petugas stasiun dan para supir mobil pribadi sewaan yang berkumpul di depan gerbang.
Seorang supir menghampiri dan ia bersikeras menawarkan jasa antarnya kepada saya. Sekitar RMB 200 lebih ke kota Erdaobaihe sangatlah mahal untuk saya yang cuma solo traveler. Sebenernya saya berencana untuk naik public bus pada pukul 6 pagi nanti. Namun masalah utamanya ialah.... saya masih belum tau pasti lokasi persis terminal busnya.
Di tengah kebingungan, saya bertemu dengan 2 anak muda turis China yang ternyata mereka juga mau ke Changbaishan. Dan kebetulan pula mereka masih bingung memilih transport mana yang lebih oke untuk menuju ke sana.
Kami berdiskusi lebih dari setengah jam. Singkat cerita, kami setuju untuk menyewa mobil dari salah satu supir tadi dengan harga RMB 150. Ongkosnya dibagi rata bertiga jadi masing-masing RMB 50. Mungkin saya akan ceritakan pengalaman unik dengan mereka di kesempatan berikutnya.
Perjalanan yang lumayan jauh ini (sekitar 140 km) melewati jalan pegunungan dan lembah yang berliku-liku. Pemandangan di luar mungkin terlihat sangat indah, namun hari masih sangat gelap. Hanya sedikit sekali kendaraan yang lewat di sepanjang jalan, namun pak supir tetap hati-hati menjaga kecepatan mobilnya karena jarak pandang yang terbatas.
Spoiler for 4:
Quote:
Ada banyak papan penunjuk jalan dalam dwibahasa, karena saya berada di Yanbian Korean Autonomous Prefecture. Sekitar satu jam ke selatan berbatasan langsung dengan Korea Utara dan sekitar 5 jam ke timur berbatasan langsung dengan Mother Russia.
Entah mengapa hal ini benar-benar bikin saya makin semangat. Mungkin di lain waktu jika Motherland memanggil, maka saya harus lanjut jalan ke Vladivostok. Dan jika sang Supreme Leader memanggil, mungkin saya bakal mati bahagia.

Tapi impossible lah ya. Siapa lah gw ini dihadapan sang presiden KorUt itu. LOL
Spoiler for 5:
Quote:
Pintu masuk utama North Slope.
Gerbang yang paling banyak dilalui turis dan paling ramai pula ketika musim panas tiba. Interior di dalam sangat luas. Di dalam ada beberapa fasilitas turis: counter tiket masuk, toilet umum, gallery, dan cafe.
Hostel saya dan juga beberapa hotel/hostel di sekitar Erdaobaihe menyediakan jasa transport untuk ke sini. Hanya dengan bayar RMB 35 di front desk hostel sehari sebelumnya, besok jam 8 pagi mobil van akan datang untuk menjemput agan.
Pemandu kami menemani hanya sampai di gerbang saja, dia tidak ikut masuk ke dalam Taman Nasional. Jadi kami bisa bebas menjelajah kesana kemari dan juga bebas menentukan seberapa lama di satu spot sebelum beranjak ke spot lainnya. Namun kami harus kumpul kembali di gerbang pada jam 3 sore.
Kami beli tiket langsung di lokasi seharga RMB 210 (biaya masuk taman nasional + transport keliling taman).
Sejujurnya rencana awal saya bukanlah ke North Slope ini, namun ke West. Sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa West memiliki pemandangan Tianchi yang lebih luas dan indah. Tidak seramai North pula.
Berlokasi 80 km dari Erdaobaihe, perjalanan ke sana bisa memakan waktu 2 jam lebih. Tentu saja sebagian besar turis pasti lebih memilih yang lebih dekat, North.
Bisa saja saya bayar RMB 70 dan staff hostel langsung mengurus grup turnya dengan van. Namun masalah utamanya adalah... tidak ada satu pun turis yang mau pergi ke sana pada saat itu. Jelas, jika cuma 1 orang doang... mana mau jalan turnya. Rugi atuh!

Jie jie/cici (big sis) staff front desk hostel saya sangat ramah dan sangat membantu. Meski ia sama sekali ga bisa English, dia sampai bela-belain bantu saya dengan menelpon beberapa hotel di sekitar dan bertanya apakah ada tamu yang mau ke West.
Sayangnya tidak ada satu pun.
Ada cara lain dan ini yang terakhir.
Saya bisa saja sewa mobil ke sana dengan harga RMB 220 (round trip). Saya pikir terus dan pertimbangkan hal ini berulang kali, bahkan setelah trip North selesai saya masih mikirin terus. Besok jalan atau tidak, nih?
Sayangnya cuaca lagi tidak bersahabat saat itu. Awan tebal tetap menyelimuti hingga hari akhir saya di sana. Jika saya tetap bersikeras ke West, saya mungkin tetap tidak bisa lihat Tianchi lantaran berkabut. RMB 220 bisa saja terbuang percuma.
Jadi saya batalin rencananya dan misi gagal. Anggap saja hal ini jadi alasan bagi saya untuk kembali lagi ke Changbaishan di masa depan nanti. Hopefully.
Spoiler for 6:
Quote:
Minibus ini tidak membawa kami ke atas puncak (ke Tianchi). Hanya ke semacam shelter/terminal pusat di mana kami bisa naik transport lainnya untuk mencapai spot-spot wisata di sekitar.
Agan harus catat ini:
Di musim dingin kendaraan yang diizinkan naik ke puncak hanyalah Jeep. Agan harus nunggu antrian di terminal pusat supaya dapat Jeep yang bakal agan tumpangi (max 6). Dan yang tak kalah penting adalah...agan harus bayar RMB 80 lagi supaya bisa melihat Tianchi!!
Di sini saya mulai tahu bagaimana cara pemerintah China meraup uang dari keuntungan wisata Taman Nasional. Para turis taunya cuma biaya masuk yang RMB 210 saja, namun sebagian besar mereka tidak tau bakal ada biaya tambahan untuk melihat Tianchi. Staff loket di gerbang depan tidak akan memberitahu agan jika kita tidak bertanya soal tersebut di awal.
Kami baru tahu biaya tambahan ini ketika sudah terlanjur tiba di dalam terminal pusat. Ditambah pula staff tiket di situ tidak akan memberitahu turis apakah kami bisa melihat Tianchi atau tidak? Cerah atau berawan?
Dengan mudahnya mereka menjawab seperti ini, "I don't know".
Tapi karena Tianchi adalah alasan utama kami ke Changbaishan dan sudah terlanjur di sini, maka mau tidak mau kami harus rela keluar duit lagi.
Spoiler for 7:
Quote:
Selama stay di Erdaobaihe, saya bertemu dengan 2 gadis yang energetic ini: Janice & Tina, turis lokal dari provinsi Guangdong. Mereka stayed di hostel yang sama dengan saya, jadi kami memutuskan untuk jalan bareng ke Changbaishan.
Sama seperti turis lainnya, mereka traveling di liburan panjang Chinese New year (CNY) sebelum pulang kampung untuk bertemu keluarga besar mereka di hari perayaan nanti. Selama seharian penuh mereka berdua banyak membantu saya dalam hal bahasa Mandarin. Komunikasi dengan lokal, petunjuk arah, dan memesan makanan bukanlah perkara sulit lagi ketika bersama mereka. I owe you a lot, girls!
Spoiler for 8:
Quote:
Spot wisata ini bernama Green Deep Pool. Di musim panas, turis dapat menikmati pemandangan danau hijau dan beberapa air terjun kecil di tengah lembah. Namun sekarang semuanya cuma terlihat putih.
Tidak banyak yang bisa dilakukan di sini selain menikmati pemandangan dan berfoto ria, lalu beranjak ke wisata berikutnya.
Spoiler for 9:
Quote:
Ada 2 versi Tianchi (Heaven Lake) di sini: Tianchi (yang beneran) dan Xiao Tianchi (Small Heaven Lake).
Dan inilah versi yang kecilnya.
Kami hanya melihat permukaan putihnya yang beku dan pepohonan tandus di musim dingin. Ada 1 hal unik di sini. Dekat bantaran danaunya ada sebuha rumah kayu yang saya kira awalnya itu kelenteng sembahyang. Saya coba tanya ke travelmates untuk konfirmasi rasa penasaran saya. Ternyata rumah itu bukan sembarang kuil biasa, namun kelenteng tempat "dokter pohon" praktek.

Ya dokter untuk pepohonan di sekitar. Ia akan tinggal sementara di sana guna mengecek kondisi kesehatan pohon-pohon di setiap musim.
Spoiler for 10:
Quote:
Jeep ke atas puncak untuk melihat Tianchi.
Jalanan ini memiliki 72 tikungan tajam yang sangat menantang namun juga menyenangkan. Tentunya kami juga tidak lupa untuk mengambil gambar pemandangan yang menakjubkan di kiri-kanan jalan.
Spoiler for 11:
Quote:
Begitu tiba di puncak, Jeep parkir di depan dan kami harus jalan kaki lagi sekitar 200 m. Suhu saat di sini sekitar -25°C, belum termasuk angin kencangnya yang dingin. Beneran hampir tak bisa merasakan tangan saya sendiri alias mati rasa!
Spoiler for 12:
Quote:
So... here is Tianchi (Heaven Lake). Kidding!
Di ketinggian lebih dari 2.000 m, awan sangat tebal. kami tidak dapat melihat secara jelas pemandangan pegunungan di sekitar, begitu pun juga Tianchi. Saya cuma bisa lihat sekilas permukaannya yang membeku dengan mata sendiri, namun lensa kamera saya tak mampu melakukannya.
Jika cuacanya cerah, maka saya dapat melihat sisi gunung di seberang yang merupakan wilayah Korea Utara.
Ada cerita unik dari negeri seberang sana(Korea Utara). Pada tahun 2011, tepatnya ketika Kim Jong-il wafat, Korean Central News Agency (media milik negara) sempat memberitakan terjadinya suatu peristiwa alam yang fenomenal. Badai salju mendadak berhenti dan langit di atas Mount Paektu bersinar merah terang dan es di danau Tianchi pun retak, menimbulkan bunyi sangat keras. Seakan kematiannya itu mengguncang bumi dan langit.



Diubah oleh makanagin 22-02-2019 16:30


tata604 memberi reputasi
7
18.4K
Kutip
68
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan