- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Urgent Gan. 2,7 Juta melayang, AZIS BAYU PRATAMA menggunakan identitas asli.


TS
adiadi11
Urgent Gan. 2,7 Juta melayang, AZIS BAYU PRATAMA menggunakan identitas asli.

Quote:
Agan-agan dan aganwati yang budiman, melalui tulisan ini ane ingin berbagi sedikit tentang kejadian pahit yang ane alami. Sengaja ane menggunakan ID Newbie bukan ID pokok karena privacy. Untuk ID pokok ane, ane yakin pasti sangat banyak yang tahu. Jadi maklum ya Gan ane pake akun ini saja, yang penting maksud dan tujuan utama demi kebaikan dapat sampai ke segenap pembaca thread ini. Oke kita ke inti utama thread ini.
Kejadian ini adalah satu kondisi di mana kita tetap mengalami sebuah tidak kriminal berupa penipuan meskipun semua tahap dan langkah protek telah ane lakukan. Hal ini berawal dari ketertarikan ane membeli dua buah HP kondisi minus, di mana si penjual memasarkan HP tersebut dengan harga yang biasa saja untuk ukuran HP minus.
Tanggal 17 Februari 2018 kemarin di sebuah web iklan nasional ane menghubungi iklan dari penjual yang menawarkan HP S7 Edge kondisi minus LCD. (Kebetulan ane punya 2 LCD yang masih bagus) Ane pun nego seperti biasa, cek nomor IMEI dan bla-bla–bla. Ternyata si seller (bernama AZIS BAYU PRATAMA) punya 2 HP S7 Edge yang kondisinya sama-sama minus. Ane mengajak yang bersangkutan trasaksi via rekber atau layanan online yang terproteck biar sama-sama nyaman tapi dia mengaku tidak punya akun. Ane serach nomor si seller tersebut, ternyata tidak ada jejak di internet (online) baik di FB, google atau jejak lainnya. Ane minta si seller mengirim foto identitas, maka dikirimlah foto KTP dan SIM, juga foto kartu sidik jari (dari) kepolisian.



Setelah foto identitas ane lihat, ane merasa belum cukup aman jika belum tahu posisi real si penjual. Maka ane minta si seller mengirim posisi real (send location). Si Seller, yang mengaku bernama AZIS BAYU PRATAMAini, tidak bisa send loc karena katanya GPS di HP nya error. Ane langsung ingin dan hendak menghentikan nego tapi si Seller berusaha meyakinkan ane kalau dia orang baik-baik. Dia mengaku berkerja di uber, layanan ojek online dengan menggunakan sepeda motor. (Tapi belakangan kemudian melalui percakapan telepon dia mengaku sebagai Driver Grab). Ane tak mau terkecoh, ane hub di melalui Video Call W-A, diangkat dan ane sempatkan men-screenshoot layar hingga tertangkap wajahnya (buat jaga-jaga). Tampilan wajah di Video Call ane cocokkan dengan di identitas, memang sama!

Captur Video Call kedua:
Demi lebih meyakinkan ane, Azis Bayu Pratama kembali mengirimkan foto-foto. Kali ini dia mengirim foto-foto bekas dia transaksi berupa resi-resi bekas dari JNE di mana dia selama ini mengaku transaksi jarak jauh.

Seller juga mengirim Nomor Resi JNE yang masih bisa di-Tracking via web JNE. “Tuh, Om, coba ditrack. Ada nggak data yang dibuat-buat?” kata Azis Bayu Pratama di Whatsapp. Ane search di web JNE memang terbukti nama pengirim benar adanya, nama yang bersangkutan.
Data Rekening (dari Bank CIMB) juga tidak berbeda dengan nama di KTP maupun SIM. Alamat juga cocok, daerah Babakan, Harjamukti, Cirebon. Hampir dalam setiap Chatnya di Azis Bayu Pratama ini menyelipkan kata-kata berbau relijiusdemi meyakinkan ane agar dia terkesan sebagai orang baik. Dan membuat ane seperti tidak ada alasan untuk curiga lagi. Apalagi kemudian Azis ini mengirimkan foto Ijazah yang juga memiliki kesamaan data, hanya saja tempat sekolah di Lampung.
Ane crosceck ke Azis alasannya dapat dimaklumi. Yang bersangkutan semasa SMK tinggal di daerah Lampung hingga kembali lagi ke Cirebon setelah lulus tahun 2009. Jarang kan ada seller sampai segitunya, bahkan mungkin tidak ada seller yang sampai mengirimkan foto ijasah demi meyakinkan pembeli. Kembali Azis mengirim foto KTP yang masih terselip di dompet seolah memastikan bahwa semua surat masih ia gunakan.
Maka beberapa waktu kemudian di hari itu, ane pun transfer sebesar Rp 2.700.000,- sesuai kesepatan harga Dealnya. Seketika setelah ane transfer dan mengirim resi bukti transfer, Azis Bayu Pratama langsung menghubungi ane dan bilang barang akan dikirim selesai magrib.
Satu jam ane menunggu, Azis belum juga mengirim resi pengiriman barang. Dia kembali menghubungi ane dan mengatakan bahwa JNE di kota Cirebon sudah pada tutup, ia berjanji mengirimkan barang (HP) pada besoknya selesai Dhuhur. Ane maklum karena hari itu memang hari minggu di mana tidak semua kota memiliki layanan JNE yang beroperasi sampai malam hari.
Pukul 8 pagi keesokan harinya, tanggal 18 februari 2018, Azis Bayu Pratama menghubungi saya via WA dan mengatakan akan mengantar carteran dulu dan Ba’da (selesai) Dhuhur langsung mengirim barang ke ane. Selesai Dhuhur ane hubungi nomor Azis, tidak diangkat. Berkali-kali ane hubungi tidak diangkat hingga malam hari ane coba hubungi lagi tetap tidak ada respon. Degh! Ane mulai firasat tidak enak, mulai yakin bahwa yang bersangkutan bukanlah orang baik seperti pengakuannya.
Pagi harinya, Azis Bayu Pratama menghubungi ane dan beralasan bahwa kemarin mengantar carteran jarak jauh hingga tidak sempat mengangkat telepon. Ane berusaha maklum biarpu dalam hati ane merasa heran, segitu padatnyakah hingga semenitpun tidak ada waktu bagi seorang Driver Grab untuk mengangkat telepon? Tapi itu dalam hati ane saja, ane masih positif thinking. Azis kembali berjanji untuk mengirimkan HP nya pada sore hari nanti. Tiba di sore hari sesuai janji yang bersangkutan, kembali ane hub dan kembali tidak ada respon seperti kemarin.
Keesokan harinya, 20 Februari Azis mengirim pesan di WA bahwa akan mengirim barang pada sore atau malam hari nanti. Dia mengatakan carteran jauh-jauh hingga waktunya padat banget tidak ada kesempatan untuk pergi ke JNE. Malam berlalu dan pagi hari di tanggal 21 Februari 2018 ane hub nomor AZIS BAYU PRATAMA, tidak diangkat. Tidak direspon. Memang WA masih tersambung (tidak diblokir) tapi sama sekali tidak respon. Ane seperti kehilangan jejak!
Setelah berulangkali mencoba hubungi tetap nihil, ane coba meminta tolong ke teman yang tinggal di Cirebon untuk mengecek nama dan alamat sesuai yang tertera di identitas AZIS BAYU PRATAMA, di Jalan Gunung Kelud D XX, No.43, RT 03/6, Kecapi Harjamukti, Kota Cirebon. Esok hari tanggal 22 Februari teman baru bisa datang ke alamat,
ternyata rumah tersebut benar adanya sesuai alamat tapi keadaan kosong. Menurut info dari tetangga-tetangga, Azis Bayu Pratama tinggal berpindah-pindah tempat sementara ayahnya tinggal di rumah lain bersama istri baru. Sampai saat ini uang ane RP.2,7 juta tetap belum kembali dan keberadaan AZIS BAYU PRATAMA entah di mana.
Demikianlah kejadian pahit ini ane share di forum tercinta kaskus, mudah-mudahan setelah ini tidak ada lagi orang-orang yang bisa saja terkecoh, dirugikan melalui transaksi online dan sejenisnya, karena sangat berpeluang untuk membuat orang lain terkelabui mengingat nama dan alamat serta identitas-identitas yang digunakan oleh AZIS BAYU PRATAMAini benar-benar nama alamat dan identitas asli, bukan mengguanakan data ataupun identitas palsu. Barangkali ada agan yang pernah tahu atau mengenal nama tersebut di atas, ane masih berharap dana ane dikembalikan dan ane anggap hal yang dia lakukan merupakan suatu kehilafan (jika memang khilaf), mohon berkenan info ke ane, daripada ane tempuh jalur hukum yang tentu saja bisa membuat langkah Azis Bayu Pratama menjadi sulit karena bersentuhan dengan hukum atas tindakan penggelapan atau bahkan penipuan.
Buat agan-agan dan aganwati, waspada dan cermat, ikuti kata hati ketika bertransaksi online, mungkin satu hal yang sangat perlu dilakukan demi terhindar dari penipuan orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Ane mengambil kesimpulan dari kejadian ini bahwa apapun alasannya sistem Rekber memang sistem yang paling bisa dipercaya, karena identitas dan bukti-bukti asli seorang penjual belum tentu bisa membuat transaksi online menjadi aman.
Kejadian ini adalah satu kondisi di mana kita tetap mengalami sebuah tidak kriminal berupa penipuan meskipun semua tahap dan langkah protek telah ane lakukan. Hal ini berawal dari ketertarikan ane membeli dua buah HP kondisi minus, di mana si penjual memasarkan HP tersebut dengan harga yang biasa saja untuk ukuran HP minus.
Spoiler for iklannya:

Tanggal 17 Februari 2018 kemarin di sebuah web iklan nasional ane menghubungi iklan dari penjual yang menawarkan HP S7 Edge kondisi minus LCD. (Kebetulan ane punya 2 LCD yang masih bagus) Ane pun nego seperti biasa, cek nomor IMEI dan bla-bla–bla. Ternyata si seller (bernama AZIS BAYU PRATAMA) punya 2 HP S7 Edge yang kondisinya sama-sama minus. Ane mengajak yang bersangkutan trasaksi via rekber atau layanan online yang terproteck biar sama-sama nyaman tapi dia mengaku tidak punya akun. Ane serach nomor si seller tersebut, ternyata tidak ada jejak di internet (online) baik di FB, google atau jejak lainnya. Ane minta si seller mengirim foto identitas, maka dikirimlah foto KTP dan SIM, juga foto kartu sidik jari (dari) kepolisian.
Spoiler for kartu-kartu identitas:




Setelah foto identitas ane lihat, ane merasa belum cukup aman jika belum tahu posisi real si penjual. Maka ane minta si seller mengirim posisi real (send location). Si Seller, yang mengaku bernama AZIS BAYU PRATAMAini, tidak bisa send loc karena katanya GPS di HP nya error. Ane langsung ingin dan hendak menghentikan nego tapi si Seller berusaha meyakinkan ane kalau dia orang baik-baik. Dia mengaku berkerja di uber, layanan ojek online dengan menggunakan sepeda motor. (Tapi belakangan kemudian melalui percakapan telepon dia mengaku sebagai Driver Grab). Ane tak mau terkecoh, ane hub di melalui Video Call W-A, diangkat dan ane sempatkan men-screenshoot layar hingga tertangkap wajahnya (buat jaga-jaga). Tampilan wajah di Video Call ane cocokkan dengan di identitas, memang sama!
Spoiler for Wajah AZIS BAYU PRATAMA:

Captur Video Call kedua:

Demi lebih meyakinkan ane, Azis Bayu Pratama kembali mengirimkan foto-foto. Kali ini dia mengirim foto-foto bekas dia transaksi berupa resi-resi bekas dari JNE di mana dia selama ini mengaku transaksi jarak jauh.
Spoiler for Resi dan berkas pengiriman dulu:


Seller juga mengirim Nomor Resi JNE yang masih bisa di-Tracking via web JNE. “Tuh, Om, coba ditrack. Ada nggak data yang dibuat-buat?” kata Azis Bayu Pratama di Whatsapp. Ane search di web JNE memang terbukti nama pengirim benar adanya, nama yang bersangkutan.
Spoiler for nomor resi dahulu kirim:

Data Rekening (dari Bank CIMB) juga tidak berbeda dengan nama di KTP maupun SIM. Alamat juga cocok, daerah Babakan, Harjamukti, Cirebon. Hampir dalam setiap Chatnya di Azis Bayu Pratama ini menyelipkan kata-kata berbau relijiusdemi meyakinkan ane agar dia terkesan sebagai orang baik. Dan membuat ane seperti tidak ada alasan untuk curiga lagi. Apalagi kemudian Azis ini mengirimkan foto Ijazah yang juga memiliki kesamaan data, hanya saja tempat sekolah di Lampung.


Maka beberapa waktu kemudian di hari itu, ane pun transfer sebesar Rp 2.700.000,- sesuai kesepatan harga Dealnya. Seketika setelah ane transfer dan mengirim resi bukti transfer, Azis Bayu Pratama langsung menghubungi ane dan bilang barang akan dikirim selesai magrib.
Spoiler for WA janji kirim setelah magrib gagal:

Pukul 8 pagi keesokan harinya, tanggal 18 februari 2018, Azis Bayu Pratama menghubungi saya via WA dan mengatakan akan mengantar carteran dulu dan Ba’da (selesai) Dhuhur langsung mengirim barang ke ane. Selesai Dhuhur ane hubungi nomor Azis, tidak diangkat. Berkali-kali ane hubungi tidak diangkat hingga malam hari ane coba hubungi lagi tetap tidak ada respon. Degh! Ane mulai firasat tidak enak, mulai yakin bahwa yang bersangkutan bukanlah orang baik seperti pengakuannya.
Pagi harinya, Azis Bayu Pratama menghubungi ane dan beralasan bahwa kemarin mengantar carteran jarak jauh hingga tidak sempat mengangkat telepon. Ane berusaha maklum biarpu dalam hati ane merasa heran, segitu padatnyakah hingga semenitpun tidak ada waktu bagi seorang Driver Grab untuk mengangkat telepon? Tapi itu dalam hati ane saja, ane masih positif thinking. Azis kembali berjanji untuk mengirimkan HP nya pada sore hari nanti. Tiba di sore hari sesuai janji yang bersangkutan, kembali ane hub dan kembali tidak ada respon seperti kemarin.
Keesokan harinya, 20 Februari Azis mengirim pesan di WA bahwa akan mengirim barang pada sore atau malam hari nanti. Dia mengatakan carteran jauh-jauh hingga waktunya padat banget tidak ada kesempatan untuk pergi ke JNE. Malam berlalu dan pagi hari di tanggal 21 Februari 2018 ane hub nomor AZIS BAYU PRATAMA, tidak diangkat. Tidak direspon. Memang WA masih tersambung (tidak diblokir) tapi sama sekali tidak respon. Ane seperti kehilangan jejak!
Setelah berulangkali mencoba hubungi tetap nihil, ane coba meminta tolong ke teman yang tinggal di Cirebon untuk mengecek nama dan alamat sesuai yang tertera di identitas AZIS BAYU PRATAMA, di Jalan Gunung Kelud D XX, No.43, RT 03/6, Kecapi Harjamukti, Kota Cirebon. Esok hari tanggal 22 Februari teman baru bisa datang ke alamat,
Rumah AZIS BAYU PRATAMA, Harjamukti-Cirebon


Spoiler for info kawan yg ke cirebon:

ternyata rumah tersebut benar adanya sesuai alamat tapi keadaan kosong. Menurut info dari tetangga-tetangga, Azis Bayu Pratama tinggal berpindah-pindah tempat sementara ayahnya tinggal di rumah lain bersama istri baru. Sampai saat ini uang ane RP.2,7 juta tetap belum kembali dan keberadaan AZIS BAYU PRATAMA entah di mana.
Demikianlah kejadian pahit ini ane share di forum tercinta kaskus, mudah-mudahan setelah ini tidak ada lagi orang-orang yang bisa saja terkecoh, dirugikan melalui transaksi online dan sejenisnya, karena sangat berpeluang untuk membuat orang lain terkelabui mengingat nama dan alamat serta identitas-identitas yang digunakan oleh AZIS BAYU PRATAMAini benar-benar nama alamat dan identitas asli, bukan mengguanakan data ataupun identitas palsu. Barangkali ada agan yang pernah tahu atau mengenal nama tersebut di atas, ane masih berharap dana ane dikembalikan dan ane anggap hal yang dia lakukan merupakan suatu kehilafan (jika memang khilaf), mohon berkenan info ke ane, daripada ane tempuh jalur hukum yang tentu saja bisa membuat langkah Azis Bayu Pratama menjadi sulit karena bersentuhan dengan hukum atas tindakan penggelapan atau bahkan penipuan.
Buat agan-agan dan aganwati, waspada dan cermat, ikuti kata hati ketika bertransaksi online, mungkin satu hal yang sangat perlu dilakukan demi terhindar dari penipuan orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Ane mengambil kesimpulan dari kejadian ini bahwa apapun alasannya sistem Rekber memang sistem yang paling bisa dipercaya, karena identitas dan bukti-bukti asli seorang penjual belum tentu bisa membuat transaksi online menjadi aman.
Quote:
Quote:
Original Posted By ewaneyla99►lapor polisi aj gan, bukan eman2 duitnya, tapi supaya dia kapok kagak nipu yang lain lagi. Kebetulan identitas ama orangnya kan asli semua.
Bisa jadi selain agan emang sebelumnya dia udah nipu orang.
Smg bisa terselesaikan ya gan
Bisa jadi selain agan emang sebelumnya dia udah nipu orang.
Smg bisa terselesaikan ya gan

Quote:
Original Posted By memetrivaldo►sudah berhati-hati, eeh malah masih aja ya bisa kena tipu gan 
semoga uangnya cepet balik gan, dan penipunya bisa kena pelajaran

semoga uangnya cepet balik gan, dan penipunya bisa kena pelajaran

Quote:
Original Posted By deacon23►lapor polisi aja gan biar tercyduk org'y , toh identitas n alamat'y ada koq , pst ga akan sulit bwt polisi untuk nangkep dia
Quote:
Original Posted By dimmubor►sabar ya gan.. insya Allah ada gantinya yg lbh baik gan
Thread ini Masih akan diedit untuk melampirkan data-data.
Diubah oleh adiadi11 24-02-2018 15:06
0
2.9K
Kutip
31
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan