- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
KaeLusa: Pandangan(ku)(mu)


TS
naorbis
KaeLusa: Pandangan(ku)(mu)
Part 1.1 DIA LUSA
Namaku Kael, Lengkapnya Mikael Setyo. Namaku diambil dari nama salah satu Malaikat, kalau kata kedua orang tuaku supaya aku bisa sebaik malaikat dalam kehidupanku. Aku adalah anak pertama dari Pak Budi Setyo dan Bu Vera Lidya. Ayahku adalah seorang pegawai kantor pos dan ibuku adalah seorang guru SD. Aku mempunyai seorang adik yang bernama Elsa.
Aku tinggal di Tenggarong sebuah kota kecil tempatku tumbuh dan berkembang, yang dilewati oleh aliran sungai Mahakam yang terkenal dengan Pesut Mahakamnya. Tetapi ikan pesut sudah jarang terlihat, bahkan aku tak pernah melihatnya secara langsung. Karena tercemarnya air sungai, membuat ikan-ikan pesut kesulitan untuk bertahan hidup.
Sejak kelas satu SMP aku selalu bersepeda dari rumahku yang kebetulan berada lumayan jauh dari sekolah. Setiap harinya, ketika mengayuh pedal sepeda, aku bisa melihat segala jenis aktifitas yang dilakukan orang-orang sepanjang jalan dari rumahku ke sekolah. Mulai dari ibu-ibu yang sedang bergosip di depan gang kecil sambil menunggu penjual sayur datang, bapak-bapak yang lagi marah terhadap anaknya dan terkadang kalau beruntung aku bisa bertemu dengan Lusa.
Berbicara tentang Lusa, dia adalah gadis tercantik yang pernah ku temui. Dari ujung kaki sampai rambut dia selalu terlihat sempurna, tetapi yang paling ku sukai adalah matanya, entah mengapa matanya yang berwarna agak kecoklatan membuatnya terlihat lebih dari sempurna. Aku menyukainya sejak kelas delapan SMP, waktu itu dia adalah murid pindahan dari Jakarta.
Aku masih ingat pertama kali dia bicara kepadaku, dia bertanya tentang tugas matematika.
“El… Kael… aku boleh liat jawaban yang ini nggak?” Katanya sambil menunjuk salah satu soal yang ada dibukunya. “Aku masih ragu dengan jawabanku”.
Waktu itu karena malu aku langsung saja menyodorkan buku ku, tanpa bisa berkata apa-apa.
“Makasih El”, katanya sambil melemparkan senyum indahnya padaku.
Itu terjadi satu minggu setelah kepindahannya ke Sekolahku dan sejak itulah aku mulai akrab dengannya.
Waktu kelas sembilan, Lusa mengalami kenyataan pahit, kedua orang tuanya bercerai karena ayahnya ketahuan selingkuh dengan teman kerjanya. Dia dipergok ketika ibunya Lusa berkunjung ke kantor ayahnya dan kejadian itu membuat Lusa tidak ke sekolah beberapa hari. Aku tahu betapa dekatnya Lusa dengan ayahnya yang sudah dia jadikan panutan dari kecil, itu pasti membuatnya tertekan dan bingung.
Sejak kejadian itu Lusa menjadi sangat tertutup, dia tak pernah tersenyum lagi. Itu bukan salahnya, pertama kali berita perselingkuhan ayahnya menyebar di sekolah, setiap orang mulai menjauhi Lusa dan menyebutnya sebagai anak dari lelaki hidung belang, tukang selingkuh. Secara tak sadar aku pun mulai menjauhi Lusa. Bahkan saat ketika kami berpapasan di jalan maupun di sekolah, aku ragu untuk sekedar menyapanya. Akhirnya dia benar-benar menjauh dariku dan dari semua orang. Aku sadar aku salah ketika semua tak terasa sama lagi.
Beberapa bulan setelahnya adalah acara kelulusan SMP. Aku datang bersama kedua orang tuaku dan adik kecilku. Lusa juga hadir dalam acara tersebut bersama dengan ibunya dan kakak laki-lakinya. Setelah acara aku bertekad untuk meminta maaf padanya karena telah menjauhinya selama ini.
Acara pun dimulai, satu persatu nama disebutkan sampai akhirnya giliran Lusa yang dipanggil namanya. Dia maju kedepan dan mengambil map berwarna biru yang diberikan oleh Pak Kepala Sekolah dan menerima medali tanda kelulusannya. Waktu dia turun dari panggung kembali ke tempat duduknya semula, Jujur saja dia tetap aja sama, cantik seperti biasanya.
Setelah acara itu selesai aku tak bertemu dengan Lusa dan akupun tak bisa meminta maaf padanya.
Diubah oleh naorbis 04-04-2018 23:17


anasabila memberi reputasi
1
1.4K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan