- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dari Indonesia Untuk Dunia : Science dan Teknologi


TS
bdigojx
Dari Indonesia Untuk Dunia : Science dan Teknologi
"Technology should improve your life,..not become your life"
Indonesia mungkin tidak diakui secara global sebagai negara yang memiliki pengetahuan dan teknologi yang maju, walaupun sebenarnya banyak bukti menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki kemampuan untuk bersaing secara global. Banyak perwakilan dari sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia telah memenangkan banyak medali di bidang pengetahuan olimpiade atau kompetisi internasional. Katakanlah Phsyhics, Mathematic, Biology, atau bahkan pada sebuah kompetisi debat internasional, Indonesia mampu keluar sebagai pemenang, atau serendah-rendahnya Indonesia berada di posisi kedua atau ketiga. Dan jika anda masih meragukan hal tersebut, anda bisa menyimak hal-hal berikut yang berasal dari Indonesia dan diakui oleh dunia.
Ir. Tjokorda Raka Sukawati lahir di Ubud, Bali, 3 Mei 1931. Beliau meraih gelar Insinyur bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung 1962, dan memperoleh gelar Doktor dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tahun 1996.Ia meniti karier di PT. Hutama Karya yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan infrasruktur, yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Pekerjaan Umum (PU). Ketika menggarap proyek jalan layang antara Cawang dengan Tanjung Priok di Jakarta itulah teknologi Sosrobahu ditemukan. Tjokorda Raka Sukawati, yang juga pendiri Fakultas Teknik Universitas Udayana, telah pensiun dari PT. Hutama Karya, namun masih tetap berkarya bahkan menghasilkan teknologi sosrobahu versi kedua yang lebih unggul soal kepraktisan dibandingkan versi sebelumnya. Kini ia tinggal di kampung halamannya di Ubud, Bali dengan mengajar di jenjang Pascasarjana Bidang Teknik Sipil Universitas Udayana.
Teknik Sosrobahu merupakan teknik konstruksi yang digunakan terutama untuk memutar bahu lengan beton jalan layang. Dengan teknik ini, lengan jalan layang diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya, dan kemudian diputar 90° sehingga pembangunannya tidak mengganggu arus lalu lintas di jalanan di bawahnya. Teknik ini dianggap sangat membantu dalam membuat jalan layang di kota-kota besar yang jelas memiliki kendala yakni terbatasnya ruang kota yang diberikan, terutama saat pengerjaan konstruksi serta kegiatan pembangunan infrastrukturnya tidak boleh mengganggu kegiatan masyarakat kota khususnya arus lalu-lintas dan kendaraan yang tidak mungkin dihentikan hanya karena alasan pembangunan jalan. Beberapa contoh penggunaan Metode Sosrobahu adalah Jembatan Seattle di Amerika Serikat, Filipina Metro Street dan banyak lagi. Penemuan ini juga mendapat banyak lisensi paten dari banyak negara, seperti Jepang, Filipina, dan Malaysia.
Prof. Dr.(HC) Ir. R. M. Sedyatmo lahir di Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia, 24 Oktober 1909. Beliau adalah salah satu tokoh insinyur sipil Indonesia, cendekiawan, praktisi, ilmuwan dan guru besar Institut Teknologi Bandung. Pendidikan dasar dilaluinya di HIS Solo (1916-1923), dilanjutkan ke MULO Solo (1923-1927), dan AMS B di Yogyakarta (1927-1930). Sedyatmo yang sering dijuluki "Si Kancil" karena terkenal karena banyak akalnya menempuh pendidikan di Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS) (sekarang ITB) Bandung (1930-1934). Sedyatmo dikenal karena menemukan "Konstruksi Cakar Ayam" pada tahun 1962. Temuan Sedyatmo awalnya digunakan dalam pembuatan apron Pelabuhan Udara Angkatan Laut Juanda, Surabaya, landasan bandara Polonia, Medan, dan landasan bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Hasil temuannya tersebut telah dipatenkan dan dipakai di luar negeri.
Konstruksi cakar ayam adalah salah satu metode rekayasa teknik dalam pembuatan pondasi bangunan. Teknik konstruksi cakar ayam memungkinkan pembangunan struktur pada tanah lunak seperti rawa-rawa. Pondasi cakar ayam terdiri dari plat beton bertulang yang relatif tipis yang didukung oleh buis-buis beton bertulang yang dipasang vertikal dan disatukan secara monolit dengan plat beton pada jarak 200–250 cm. Banyak bangunan yang telah menggunakan sistem yang di ciptakan oleh Prof Sedijatmo ini, antara lain: ratusan menara PLN tegangan tinggi, hangar pesawat terbang dengan bentangan 64 m di Jakarta dan Surabaya, antara runway dan taxi way serta apron di Bandara Sukarno-Hatta Jakarta, jalan akses Pluit-Cengkareng, pabrik pupuk di Surabaya, kolam renang dan tribune di Samarinda, jalan tol palembang-indralaya, dan ratusan bangunan gedung bertingkat di berbagai kota. Sistem pondasi cakar ayam ini telah pula dikenal di banyak negara, bahkan telah mendapat pengakuan paten internasional di 40 negara di dunia
Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936. Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman, sehingga mencapai puncak karier sebagai seorang wakil presiden bidang teknologi. Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Soeharto. B. J. Habibie juga menjabat sebagai Komisaris Utama dari PT. Regio Aviasi Industri, perusahaan perancang pesawat terbang R-80
Pada awal tahun 1990-an, Para Produsen pesawat sebenarnya tidak tahu bagaimana daya tahan tubuh pesawat saat digunakan. Daya tahan tubuh pesawat pun sulit diukur karena teknologi terbatas saat itu. Titik lemah berbahaya ini biasanya terletak di antara sayap dan badan pesawat terbang, atau antara sayap dan mesin. Itulah unsur yang sering terguncang parah, baik itu saat lepas landas maupun pendaratan. Hingga akhirnya Prof. Habibie menemukan bagaimana cara menghitung titik lemah itu. Dengan perhitungan yang sangat rinci, hingga perhitungan atomik. Pada dunia penerbangan, teori Habibie kemudian disebut sebagai "krack Progression Theory". Dan kemudian membuat julukan baru Habibie sebagai" Mr. krack ". Berdasarkan teori ini, pesawat terbang sekarang lebih aman. Tidak hanya mengurangi kecelakaan pesawat terbang, tapi juga mempermudah dan membenahi perawatan. Pada formula penerbangan, penemuan ini dikenal sebagai "Teori Habibie".
Joe-Hin Tjio adalah seorang ilmuwan genetika kelahiran Pekalongan pada 2 November 1919, lebih sering dikenal sebagai ahli sitogenetika Amerika karena selama 23 tahun terakhir hidupnya dihabiskan di Institut Kesehatan Nasional (National Institute of Health), Amerika Serikat. Tjio dilahirkan dari keluarga Tionghoa pada zaman pendudukan Hindia Belanda. Tjio kecil sering membantu ayahnya yang berprofesi sebagai fotografer dengan mencetak foto di dalam ruang gelap. Dia menuntut ilmu di sekolah penjajahan Belanda yang mengharuskannya untuk mempelajari bahasa Perancis, Jerman, Inggris, dan Belanda, selain bahasa nasionalnya, yaitu Indonesia. Saat melanjutkan pendidikannya di Sekolah Ilmu Pertanian, Bogor, Tjio mendalami bidang pertanian (agronomi)dan memusatkan penelitiannya pada pengembangan tanaman hibrida yang tahan terhadap penyakit.
Selama setengah abad ilmu pengetahuan telah memberi tahu jika kromosom manusia berjumlah 48 total. Kemudian Joe Hin Tjo menemukan fakta bahwa kromosom manusia sebenarnya memiliki total 46 (23 pasang).Pada 22 Desember 1955, Joe menghasilkan suatu penemuan secara kebetulan ketika dia sedang memisahkan kromosom dari inti sel (nukleus) sejumlah sel. Dia mencoba mengembangkan suatu teknik untuk memisahkan kromosom di preparat (slide) kaca. Ketika preparat tersebut diamati di bawah mikroskop, dia menemukan hasil yang mengejutkan, yaitu terdapat 46 kromosom (23 pasang) pada jaringan embrionik paru-paru manusia. Joe kemudian menuliskan temuannya dalam Scandinavian journal Hereditas, pada 26 January 1956. Pada 6 Desember 1962, Tjio menerima International Prize Award winner dari yayasan Joseph P. Kennedy, Jr. yang diberikan secara langsung oleh Presiden AS saat itu, John F. Kennedy untuk karyanya dalam bidang keterbelakangan mental. Pada Februari 1992, Tjio pensiun dengan status sebagai ilmuwan emeritus. Pada usianya yang ke-78 (1997), Tjio berpindah dari tempat tinggalnya di dekat NIH ke Asbury Methodist Village, suatu kompleks pensiunan di daerah Gaithersburg, Maryland. Hingga pada 27 November 2001, Tjio meninggal pada usia 92 tahun.
Dr. Prof. Khoirul Anwar lahir di Kediri, Jawa Timur tahun 1978. Pria kelahiran Kediri ini adalah alumni Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung, lulus dengan predikat cumlaude pada tahun 2000, wisudawan terbaik sekolah teknik elektro dan informatika (STEI) dan tiga wisudawan terbaik se-ITB tahun 2000. Sebagai bentuk penghargaan Khoirul didaulat menjadi pembicara pada wisudawan ITB, Oktober 2000. Setelah bekerja di perusahaan IT di Jakarta selama sekitar dua tahun, Khoirul kemudian melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di Nara Institute of Science and Technology (NAIST) dan memperoleh gelar M. Eng pada tahun 2005 serta Dr. Eng pada tahun 2008.
Ia telah menemukan teknik transmisi wireless dengan dua buah fast Fourirer transform (FFT), yaitu FFT kecil dan FFT besar (dua pada transmitter dan dua pada receiver). Teknik ini mendapatkan penghargaan pada Januari 2006 dari IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) tahun 2006, di California dan menjadi standard international telecommunication union (ITU), ITU-R S.1878 and ITU-R S.2173. Penjelasannya mengenai temuan konsep dua Fast Fourier Transform (FFT) yang di kemudian hari dipakai dalam teknologi 4G LTE, sering diartikan secara sederhana oleh awam menjadi 'Khoirul Anwar penemu 4G LTE'. "Saya tidak menulis sebagai penemu 4G LTE karena 4G LTE sendiri seharusnya memang tidak ditemukan, melainkan disepakati oleh badan standarisasi internasional bernama 3rd Generation Partnership Project (3GPP). Forumlah yang menyepakati teknik tertentu untuk dipakai atau tidak dipakai dalam sebuah standard,"tulisnya. Secara sederhana, teknologi LTE terdiri dari banyak sekali komponen. Di antara sekian banyak komponen pembentuknya, Khoirul pencipta salah satunya yang juga menjadi standard ITU-R. Penemuan Khoirul Anwar ini mendapat penghargaan terbaik dalam kategori sains pada Institute of Electrical and Electronic Engineer Technology Conference di Taiwan, pada Mei 2010. Dia kemudian mematenkan penemuan ini dan kemudian digunakan dalam 4G uplink
Dr. Warsito Purwo Taruno lahir di Karanganyar, 15 Mei 1967. Setelah lulus dari SMA Negeri 1 Karanganyar, Solo pada tahun 1986, Warsito muda melanjutkan sekolah ke Jurusan Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM). Namun pada semester pertama karena mendapatkan beasiswa, dia berangkat untuk belajar di Jepang. Pada tahun 1999, dia hijrah ke Amerika Serikat dan bekerja dengan Professor Liang-Shih Fan dari Ohio State University (OSU). Keduanya bekerja sama di laboratorium Industrial Research Consortium milik OSU dan mengembangkan riset tomografi volumetrik. Di tengah kesibukan melakukan riset bersama 15 ilmuwan lain di OSU, Dr. Warsito menulis beberapa artikel di sejumlah jurnal ilmiah bertaraf internasional. Tak jarang, ia juga dipercaya menjadi pembicara utama dalam sejumlah forum ilmuwan dunia. Sepanjang tahun 2003-2006 itu, ia mencurahkan waktu dan tenaga melakukan riset di Amerika Serikat dan sesekali pulang ke Indonesia.
Dr. Warsito mengembangkan Center for Tomography Research Laboratory (CTECH Labs) Edwar Technology, pusat riset dan produksi sistem tomografi 4D yang pertama di dunia,di sebuah ruko dua lantai yang berpusat di Tangerang, Banten, Dari tempat itu pulalah, lahir teknologi Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT). Pada tahun 2004, risetnya selesai tapi masih dalam bentuk prototipe. Meski begitu, temuannya segera menjadi incaran sejumlah perusahaan minyak terkemuka di Amerika Serikat dan lembaga antariksa NASA. Sebab teknologi temuan Dr. Warsito mengungguli kemampuan CT Scan dan MRI. Teknologi pemindai 4D pertama di dunia itu kemudian dipatenkan Dr. Warsito. Sistem ECVT ini terdiri dari sistem sensor, sistem data akuisisi dan perangkat komputer untuk kontrol, rekonstruksi data dan display. Dengan teknologi ini, pemindaian bisa dilakukan dari luar, tanpa menyentuh objek bahkan objek skala nano dan objek yang bergerak dengan kecepatan tinggi bisa terlihat. Dalam pengembangannya, teknologi ECVT sudah diakui bahkan dipakai lembaga antariksa Amerika (NASA), Exxon Mobil, BP Oil, Shell (perusahaan), ConocoPhillips, Dow Chemical, mistubishi Kimia termasuk Departemen Energi AS (Morgantown National Laboratory).
Dr Danny Hilman Natawijaya adalah seorang peneliti di Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Danny yang menamatkan doktornya di California Intitute of Technology sudah memiliki minat mendalami masalah kebumian dan lingkungan ketika anak kedua dari tiga bersaudara ini melewati masa kecilnya di Subang. Menjelajahi hutan karet di PTP 30 Subang tempat ayahnya, H Ahmad Natawijaya, bekerja, mendorongnya untuk menyukai tantangan di alam. Sejak usia 5 tahun ia sudah ikut berburu di hutan dan bersama teman-temannya menjejahi hutan
Dengan "Teori Terumbu Karang sebagai Indikator Siklus Gempa", Danny muncul bagai meteor di tengah masyarakat yang tak mengenalnya. Namun di kalangan peneliti geologi dan geofisika di Indonesia dan dunia sesungguhnya, ia telah diakui sebagai ahli gempa tektonik Sumatera. Dia mulai dikenal dunia paling tidak lewat jurnal profesi geofisika paling bergengsi di tingkat internasional, yaitu Journal of Geophisical Research. Di jurnal itu, makalahnya yang berjudul NeoTectonics of Sumatera Fault terbit tahun 2000 dan pada tahun 2004 di jurnal yang sama, dengan judul Paleo Geodesy of the Sumatera Subduction Zone. Makalah itu merupakan hasil penelitian Danny dan Prof Dr Kerry Sieh, pembimbing doktornya di California Intitute of Technology. Dua karyanya itu kemudian menjadi referensi dan acuan para peneliti geotektonik lain di dunia.
Thread Lain :
Lady Diana Spencer : Kecelakaan atau Konspirasi?
Asal mula kata "Boikot" ternyata dari orang ini
Jolly Roger : Teror Perompak Dilautan
Mendadak Porno
atau bisa lihat dihalaman Kumpulan Thread
- Billy Cox -

Quote:
Quote:
Dari Indonesia

Quote:
Untuk Dunia

Quote:
Quote:
Dari Indonesia

Quote:
Untuk Dunia

Quote:
Quote:
Dari Indonesia

Quote:
Untuk Dunia

Quote:
Quote:
Dari Indonesia

Quote:
Untuk Dunia

Quote:
Quote:
Dari Indonesia

Quote:
Untuk Dunia

Quote:
Quote:
Dari Indonesia

Quote:
Untuk Dunia

Quote:
Quote:
Dari Indonesia

Quote:
Untuk Dunia

Spoiler for Sumber:
Thread Lain :
Lady Diana Spencer : Kecelakaan atau Konspirasi?
Asal mula kata "Boikot" ternyata dari orang ini
Jolly Roger : Teror Perompak Dilautan
Mendadak Porno
atau bisa lihat dihalaman Kumpulan Thread
Diubah oleh bdigojx 26-01-2018 10:00


zharki memberi reputasi
1
10K
Kutip
68
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan