- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Rental Komik, Nasibmu Kini [Nostalgia]


TS
ucln
Rental Komik, Nasibmu Kini [Nostalgia]
Quote:
Yuk Rubuhkan Thread Ini
Semua Komen di setiap page bakal ane kasih +/- 5
Semua Komen di setiap page bakal ane kasih +/- 5
![Rental Komik, Nasibmu Kini [Nostalgia]](https://s.kaskus.id/images/2018/01/20/8699905_20180120040610.png)
Quote:
ada yang tau apa nama tempat yang terdapat dalam foto header diatas? Ada yang bilang namanya tempat rental komik, dan ada juga yang bilang namanya taman bacaan. Karena ditempat gue dulunya tempat ini dikenal dengan nama Taman Bacaan, maka ditulisan kali ini kita sebut saja tempat penyewaan komik dan novel seperti foto diatas sebagai Taman Bacaan.
Taman bacaan sempat eksis dan menjadi primadona dulunya dimulai tahun 70an hingga masa era teknologi internet menyerang - kira-kira akhir 90an dan awal 2000an -. Usaha taman bacaan ini sangat bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup pengusahanya, bahkan tidak jarang mereka punya beberapa lapak taman bacaan dalam satu kota sekaligus.
Ditahun 70an dan 80an komik andalan mereka yang disewakan kebanyakan komik-komik dan novel dalam negri. Mulai dari Kho Ping Ho, Wiro Sableng, dan berbagai novel karangan penulis dalam negri. Memasuki tahun 90an eksistensi komik dan cerita silat lokal mulai tergerus dengan serbuan komik dari China/Hongkong - seperti: Tiger Wong, Tapak Sakti dan lain sebagainya - serta komik dari jepang yang disebut manga oleh generasi sekarang - seperti: Dragon Ball, Shoot atau Kungfu Boy -.
.
Pelanggan setia taman bacaan sebagian besar adalah kalangan anak sekolahan. Gue masih inget tuh dulu, sepulang sekolah bukannya pulang atau nongkrong dipinggir jalan bersama anak-anak hits lainnya, gue bersama beberapa teman yang sealiran malah lebih senang menghabiskan waktu hingga sore ditaman bacaan. Pas mau pulang kerumah tidak lupa minjam beberapa komik untuk dibawa pulang.
Jaman itu untuk komik seperti Dragon Ball biaya sewanya cuman 150 perak untuk baca ditempat dan 200 perak untuk bawa pulang. untuk cerita silat seperti wiro sableng kalau tidak salah dikenai biaya 100 perak. Sedangkan untuk buku-buku yang dibawa pulang akan dimintai jaminan uang seharga buku yang dipinjam, atau boleh juga dengan meninggalkan KTP (Penduduk/Pelajar).
Dan bagi yang terlambat mengembalikan buku yang dipinjam maka akan dikenai denda, besaran denda biasanya berbeda antara taman bacaan satu dan yang lain, dan dendanya dihitung perhari.
![Rental Komik, Nasibmu Kini [Nostalgia]](https://s.kaskus.id/images/2018/01/20/8699905_20180120040654.jpg)
Lain ceritanya saat teknologi informasi makin berkembang. Dimulai dari awal tahun 2000an satu persatu usaha taman bacaan mulai gulung tikar. Para pelanggan utama taman bacaan yaitunya para pelajar mulai jarang datang berkunjung, toh kebanyakan komik dan novel bisa dibaca melalui komputer maupun gadget pribadi masing-masing, tidak perlu repot-repot lagi untuk datang ketaman bacaan.
Hingga akhirnya sekarang ini, bakal terasa sangat susah untuk mencari taman bacaan yang buka jika suatu waktu kita ingin bernostalgia. Beberapa taman bacaan yang masih eksis sekarang kebanyakan dibarengi dengan menjual buku-buku koleksi mereka, atau lapak usaha mereka juga dibarengi dengan menjual produk-produk selain buku cerita.
Memang kemajuan teknologi pasti lambat laun akan menggerus usaha-usaha seperti ini. Kemajuan teknologi akan bermanfaat untuk mereka yang siap dan mau menerima dan akan terasa sangat merugikan buat mereka yang menolak dan tidak bisa beradaptasi.
Duh gue kok tiba-tiba kangen ya buat nongkrong lagi ditaman bacaan sampai kepala nyut-nyutan karena kelamaan membaca
Taman bacaan sempat eksis dan menjadi primadona dulunya dimulai tahun 70an hingga masa era teknologi internet menyerang - kira-kira akhir 90an dan awal 2000an -. Usaha taman bacaan ini sangat bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup pengusahanya, bahkan tidak jarang mereka punya beberapa lapak taman bacaan dalam satu kota sekaligus.
Ditahun 70an dan 80an komik andalan mereka yang disewakan kebanyakan komik-komik dan novel dalam negri. Mulai dari Kho Ping Ho, Wiro Sableng, dan berbagai novel karangan penulis dalam negri. Memasuki tahun 90an eksistensi komik dan cerita silat lokal mulai tergerus dengan serbuan komik dari China/Hongkong - seperti: Tiger Wong, Tapak Sakti dan lain sebagainya - serta komik dari jepang yang disebut manga oleh generasi sekarang - seperti: Dragon Ball, Shoot atau Kungfu Boy -.
![Rental Komik, Nasibmu Kini [Nostalgia]](https://s.kaskus.id/images/2018/01/20/8699905_20180120040629.png)
Pelanggan setia taman bacaan sebagian besar adalah kalangan anak sekolahan. Gue masih inget tuh dulu, sepulang sekolah bukannya pulang atau nongkrong dipinggir jalan bersama anak-anak hits lainnya, gue bersama beberapa teman yang sealiran malah lebih senang menghabiskan waktu hingga sore ditaman bacaan. Pas mau pulang kerumah tidak lupa minjam beberapa komik untuk dibawa pulang.
Jaman itu untuk komik seperti Dragon Ball biaya sewanya cuman 150 perak untuk baca ditempat dan 200 perak untuk bawa pulang. untuk cerita silat seperti wiro sableng kalau tidak salah dikenai biaya 100 perak. Sedangkan untuk buku-buku yang dibawa pulang akan dimintai jaminan uang seharga buku yang dipinjam, atau boleh juga dengan meninggalkan KTP (Penduduk/Pelajar).
Dan bagi yang terlambat mengembalikan buku yang dipinjam maka akan dikenai denda, besaran denda biasanya berbeda antara taman bacaan satu dan yang lain, dan dendanya dihitung perhari.
Spoiler for Denda:
Quote:
Original Posted By icedemonslayer►Jaman ane smp nih, pinjem naruto. Rekor denda 20k, gara2 ane opname d RS 

![Rental Komik, Nasibmu Kini [Nostalgia]](https://s.kaskus.id/images/2018/01/20/8699905_20180120040654.jpg)
Lain ceritanya saat teknologi informasi makin berkembang. Dimulai dari awal tahun 2000an satu persatu usaha taman bacaan mulai gulung tikar. Para pelanggan utama taman bacaan yaitunya para pelajar mulai jarang datang berkunjung, toh kebanyakan komik dan novel bisa dibaca melalui komputer maupun gadget pribadi masing-masing, tidak perlu repot-repot lagi untuk datang ketaman bacaan.
Hingga akhirnya sekarang ini, bakal terasa sangat susah untuk mencari taman bacaan yang buka jika suatu waktu kita ingin bernostalgia. Beberapa taman bacaan yang masih eksis sekarang kebanyakan dibarengi dengan menjual buku-buku koleksi mereka, atau lapak usaha mereka juga dibarengi dengan menjual produk-produk selain buku cerita.
Memang kemajuan teknologi pasti lambat laun akan menggerus usaha-usaha seperti ini. Kemajuan teknologi akan bermanfaat untuk mereka yang siap dan mau menerima dan akan terasa sangat merugikan buat mereka yang menolak dan tidak bisa beradaptasi.
Duh gue kok tiba-tiba kangen ya buat nongkrong lagi ditaman bacaan sampai kepala nyut-nyutan karena kelamaan membaca

NB:Thread ini ditulis oleh om gue loh ya..
Quote:
Kalau berkenan boleh dong dikasih Rate 5 & lemparan BATAnya
Quote:
Diubah oleh ucln 16-08-2018 16:37






yonalpro dan 4 lainnya memberi reputasi
3
259.5K
Kutip
771
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan