Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Konferensi Waligereja Indonesia mempertanyakan rencana pemerintah DKI Jakarta yang ingin mengadakan perayaan Natal 2017 tingkat provinsi di Monas. Perayaan Natal Pemprov DKI Jakarta semula akan digelar di Monas, namun Gubernur DKI Anies Baswedan memutuskan untuk memindahkannya ke Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Uskup Keuskupan Agung Jakarta Suharyo mengatakan jemaat Katolik tidak biasa merayakan Natal di tempat terbuka seperti di Monas. "Kami mempertanyakan siapa yang merencanakannya. Kenbapa tidak ditanya dulu pihak yang merayakan," kata Suharyo kepada Tempo, Rabu, 20 Desember 2017.
Menurut dia, rencana perayaan Natal yang awalnya ingin dilakukan di Monas, menjadi kontroversi. Akhirnya perwakilan gereja dan aras gereja lainya diundang oleh Pemprov DKI Jakarta untuk membahas wacana ini. "
Waktu itu diusulkan kalau mau melakukan perayaan di ruang tertutup. Jangan di ruang terbuka seperti di Monas," ujarnya.
Ia menuturkan perayaan natal tingkat nasional biasanya digelar di ruang tertutup. Sebagian umat Kristiani akan mempertanyakan jika pemerintah memaksakan kehendak melaksanakan perayaan Natal di Monas.
"Bagi saya akan menjadi lambang apa Monas ini. Ketika semua dijadikan perdebatan, yang simpang siur.
Nantinya Monas mau dijadikan simbol apa," ucapnya.
Selama ini perayaan natal nasional memang ada di tataran pemerintah pusat. Sebelum Indonesia dipimpin Presiden Joko Widodo, perayaan natal tingkat nasional selalu dilaksanakan di Senayan, Jakarta Selatan.
Setelah Jokowi menjabat presiden, perayaan natal tingkat nasional tidak harus di Jakarta. Pada2016, misalnya, perayaan Natal dilakukan di MInahasa, Sulawesi Utara. Perayaan Natal tingkat nasional tahun ini akan diadakan pada 27 Desember mendatang. "Perayaan Natal tingkat nasional memang sudah biasa dilakukan setiap tahun."
Suharyo mempertanyakan perayaan Natal tingkat provinsi yang baru mau dilakukan tahun ini. Karena belum pernah dilakukan, akhirnya perayaan Natal tingkat provinsi tahun ini menjadi kontroversi. Apalagi, awalnya mau diadakan di Monas.
"
Memang tidak ada perayaan tingkat provinsi. Biasanya Perayaan Natal di gereja masing-masing. Perayaan natal biasanya di tingkat paroki masing-masing kalau tingkat provinsi," ujarnya. "Tidak ada yang seperti ini dicampur segala macam."
Menurut Suharyo, perayaan Natal di dalam atau di luar ruangan tergantung kebijakan pengurus gereja masing-masing. "Kalau Katolik tidak pernah di outdoor. Kecuali di lapangan yang ada di Vatikan," ucapnya.
Jika perayaan Natal yang diinisiasi Pemprov DKI Jakarta telah disetujui di JIExpo dan bukan lagi di Monas, kata Suharyo, berarti sudah keputusan perwakilan masing-masing Gereja. "
Kalau KWI tergantung keuskupan Agung Jakarta. Tidak menjadi kewajiban untuk ikut. Kalau mau diadakan silahkan datang, kalau tidak tidak apa."
https://metro.tempo.co/read/1043942/...a-inisiatornya
Katolik has spoken š
Mau mempolitisasi umat Kristen dengan natal di monas š
Orang kristen bangun gereja megah dari hasil jemaat nya aja sanggup kok

gak perlu minta2 dipinggir jalan atau ngemis2 ke pemprov. Ini contohnya gereja swadaya jemaatnya .. dengan arsitektur yang bagus dan interior terbaik dengan pemilihan bahan yang sangat khusus bahkan untuk furniture nya untuk memberikan akustik yang terbaik.
Iswana Saraswati menyanyikan lagu Haleluya di salah satu ruangan GRII Kemayoran. Salah satu gereja yang punya ruangan dengan akustik terbaik di asia Tenggara 
Quote:
Original Posted By titoa.jaāŗDari kawan2 di Jakarta ane dengar kalau natalan di Monas itu kerjaannya Gerindra melalui sayap organisasi KIRA.
Tapi mereka nggak pede jalan sendiri - apalagi yg dipakai dana APBD makin tak elok kan, nah lobi-lobi lah mereka ke gereja-gereja agar tersamarkan bila acara ini inisiatif Gerindra. Beberapa gereja kecil sdh setuju ikut, cuma ketika sampai atas PGInya nggak mau dibohongin
pakai acara natalan bersama.
Sebenarnya kalo Gerindra/KIRA mau bikin acara natalan di Monas ya boleh saja, tho?
NB: ada kata "pakai", loh ... jadi bukan penistaan ya

Quote:
Original Posted By smedev.idāŗ
terlalu keliatan bray, Gabener sekarang .. umat Islam aja jadi pecah; apalagi yang lain mau dipecah juga
kayaknya kalau GERINDRA berkuasa itu keadaan bakal kayak gitu .. semuanya pengen dipaksakan sama mereka .. itu juga kan antek2 Gerindra yang agamanya Kristen yang maksain di Monas supaya ASU terlihat bagus
jadi tujuan mereka itu sebenarnya bukan untuk agama, tapi untuk ASU

jadi agama cuma dijadikan alat aja bagi mereka .. gw berharap setidaknya untuk beberapa pemilu mendatang, GERINDRA gak menang .. kalau menang jadi ngeri gw
