- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Fakta Mengejutkan Hacker VS Telkomsel Kisah Keserakahan Bisnis Bernilai 28 Triliun
TS
wilfuture
Fakta Mengejutkan Hacker VS Telkomsel Kisah Keserakahan Bisnis Bernilai 28 Triliun
Jumat minggu lalu, website Telkomsel sukses diretas oleh hacker yang tampaknya marah dengan kebijakan harga data Telkomsel yang dianggap kurang bersahabat.
Langkah hacker itu tampaknya mewakili segenap perasaan netizen yang mungkin kebetulan juga pelanggan Telkomsel.
Dibalik tragedi hacking Telkomsel itu terkuak pelajaran krusial tentang keserakahan bisnis dan hak konsumen yang terabaikan
Spoiler for Spoiler #1:
Kalimat-kalimat sang hacker yang sempat menodai web Telkomsel itu memang terasa sarkas.
Berikut petikannya : “Fuck Telkomnyet : Pegimane bangsa Endonesa mau maju kalo internet aja mahal……Murahin harga kuota internet, Nyet”.
Namun kalimat vulgar yang dimuntahkan hacker itu mungkin layak direnungkan.
Faktanya, tahun 2016 lalu, profit Telkomsel tembus angka Rp 28 triliun – sebuang angka yang teramat masif. 28 triliun adalah benar-benar angka profit yang mencengangkan.
Dengan laba sebesar itu, Telkomsel menjadi perusahaan dengan profit TERBESAR di Indonesia, mengalahkan laba BRI yang besarnya Rp 25 triliun atau berapada pada posisi kedua tertinggi.
Laba bersih 28 triliun itu diraup melalui pendapatan total Telkomsel pada tahun 2016 sebesar Rp 86 triliun.
Itu artinya net profit margin Telkomsel berada pada angka 32% – sebuah angka yang agak gila untuk perusahaan raksasa sebesar mereka. (Net profit margin adalah perbandingan antara net profit dengan total pendapatan).
LUMAYAN GILA, sebab rata-rata profit margin perusahaan telco di seluruh dunia hanya 11%. Di Asia, rata-rata profit margin perusahaan layanan telco juga hanya 20an%.
Sebagai contoh Singtel (Singapore Telecom) yang juga pemilik 35% saham Telkomsel hanya punya net profit margin sebesar 21% – jauh dibawah Telkomsel.
Sementara profit margin Telstra Australia hanya 20%; Telco Thailand (AIS) 21%; Telco Phillipina (PLDT) hanya 17% dan profit margin China Mobile hanya 15%.
Dari angka diatas, dapat diartikan profit margin Telkomsel jauh diatas rata-rata dunia, 3 kali lipatnya. Atau jika dibanding Asia, lebih tinggi 50%.
Ada sebuah kalimat yang layak ditabalkan manakala profit margin bisnis Anda sangat eksesif, atau jauh diatas normal. Kalimat itu adalah : karnaval keserakahan bisnis yang amat menggetarkan.
Berikut petikannya : “Fuck Telkomnyet : Pegimane bangsa Endonesa mau maju kalo internet aja mahal……Murahin harga kuota internet, Nyet”.
Namun kalimat vulgar yang dimuntahkan hacker itu mungkin layak direnungkan.
Faktanya, tahun 2016 lalu, profit Telkomsel tembus angka Rp 28 triliun – sebuang angka yang teramat masif. 28 triliun adalah benar-benar angka profit yang mencengangkan.
Dengan laba sebesar itu, Telkomsel menjadi perusahaan dengan profit TERBESAR di Indonesia, mengalahkan laba BRI yang besarnya Rp 25 triliun atau berapada pada posisi kedua tertinggi.
Laba bersih 28 triliun itu diraup melalui pendapatan total Telkomsel pada tahun 2016 sebesar Rp 86 triliun.
Itu artinya net profit margin Telkomsel berada pada angka 32% – sebuah angka yang agak gila untuk perusahaan raksasa sebesar mereka. (Net profit margin adalah perbandingan antara net profit dengan total pendapatan).
LUMAYAN GILA, sebab rata-rata profit margin perusahaan telco di seluruh dunia hanya 11%. Di Asia, rata-rata profit margin perusahaan layanan telco juga hanya 20an%.
Sebagai contoh Singtel (Singapore Telecom) yang juga pemilik 35% saham Telkomsel hanya punya net profit margin sebesar 21% – jauh dibawah Telkomsel.
Sementara profit margin Telstra Australia hanya 20%; Telco Thailand (AIS) 21%; Telco Phillipina (PLDT) hanya 17% dan profit margin China Mobile hanya 15%.
Dari angka diatas, dapat diartikan profit margin Telkomsel jauh diatas rata-rata dunia, 3 kali lipatnya. Atau jika dibanding Asia, lebih tinggi 50%.
Ada sebuah kalimat yang layak ditabalkan manakala profit margin bisnis Anda sangat eksesif, atau jauh diatas normal. Kalimat itu adalah : karnaval keserakahan bisnis yang amat menggetarkan.
Spoiler for Spoiler #2:
Faktanya, profit margin Telkomsel memang selalu tampak eksesif, dengan rincian sbb :
Profit Margin Telkomsel 2014 : 29% (Laba 19 triliun, pendapatan 66 triliun)
Profit Margin Telkomsel 2015 : 29% (Laba 22 triliun, pendapatan 76 triliun)
Profit Margin Telkomsel 2016 : 32% (Laba 28 triliun, pendapatan 86 triliun)
Artinya dari tahun ke tahun, profit margin Telkomsel nampak makin menggurita. Dan angka margin 32% untuk sebuah bisnis dengan penghasilan 86 triliun adalah SEBUAH KEAJAIBAN ANEH DUNIA.
Bahkan profit margin Apple (perusahaan paling inovatif dan paling mahal di dunia) hanya 21%, sementara net profit margin Google juga berada pada angka 22%.
Dengan kata lain, nafsu Telkomsel untuk meraup profit sebesar-besarnya terasa sangat mencolok. Meraup margin yang sangat eksesif, 32%, ibarat rentenir yang memasang bunga mencekik kepada pelanggannya. Tak peduli kasi harga mahal buat pelanggan.
Wajar jika hacker marah.
Seperti biasa, Telkomsel akan berkilah : kita butuh dana masif untuk membangun infrastruktur telekomunikasi dan menjaga stabilitas koneksi, dan blah blah lainnya. Paham. Poinnya bukan ini.
Poinnya adalah kenapa Telkomsel tega menghisap margin hingga 32%, sebuah angka yang jauh diatas rata-rata industri telco dunia dan Asia. Sebuah angka yang amat eksesif dan abnormal.
Bahkan dengan hanya margin 20% pun, sebenarnya Telkomsel tetap akan untung besar dan semua dana pembangunan infrastruktur (capital expenditures) akan tetap DAPAT DIPENUHI.
Yang muram adalah : jika alasan butuh dana besar untuk membangun jaringan hanya KAMUFLASE untuk menutupi nafsu keserakahan mereka.
Nafsu agar profit margin diatas 30% yang abnormal itu bisa tetap mereka raup. Sekali lagi, tanpa peduli apakah harganya terlalu mahal atau tidak.
Kita tidak mengharap margin Telkomsel harus turun menjadi cuma 7% atau bahkan 11% (sesuai rata-rata industri telco dunia). NO.
Tapi please, jangan berlagak seperti rentenir yang dengan santai mencekik dan menghisap darah pelanggannya, demi nafsu mempertahankan profit margin diatas 30%. Sebuah angka yang sekali lagi, jauh ditas rata-rata industri telco Asia dan dunia.
Yang muram adalah 35% saham Telkomsel dimiliki Singtel. Artinya 35% dari total profit Rp 28 triliun (atau setara Rp 9,8 triliun masuk kantong negara Singapore).
Pelanggan Telkomsel jadi seperti terpelanting dua kali. Yang pertama, terus dihisap demi nafsu mempertahankan margin abnormal diatas 30%. Dan yang kedua, ikut menyumbang hampir 10 triliun demi kepentingan kas negara lain.
Hidup jadi terasa agak pahit.
Betapapun margin 32% atau jauh diatas rata-rata industri telco Asia dan dunia itu layak dicermati dengan serius. Serangan hacker minggu lalu adalah wake up call.
Profit Margin Telkomsel 2014 : 29% (Laba 19 triliun, pendapatan 66 triliun)
Profit Margin Telkomsel 2015 : 29% (Laba 22 triliun, pendapatan 76 triliun)
Profit Margin Telkomsel 2016 : 32% (Laba 28 triliun, pendapatan 86 triliun)
Artinya dari tahun ke tahun, profit margin Telkomsel nampak makin menggurita. Dan angka margin 32% untuk sebuah bisnis dengan penghasilan 86 triliun adalah SEBUAH KEAJAIBAN ANEH DUNIA.
Bahkan profit margin Apple (perusahaan paling inovatif dan paling mahal di dunia) hanya 21%, sementara net profit margin Google juga berada pada angka 22%.
Dengan kata lain, nafsu Telkomsel untuk meraup profit sebesar-besarnya terasa sangat mencolok. Meraup margin yang sangat eksesif, 32%, ibarat rentenir yang memasang bunga mencekik kepada pelanggannya. Tak peduli kasi harga mahal buat pelanggan.
Wajar jika hacker marah.
Seperti biasa, Telkomsel akan berkilah : kita butuh dana masif untuk membangun infrastruktur telekomunikasi dan menjaga stabilitas koneksi, dan blah blah lainnya. Paham. Poinnya bukan ini.
Poinnya adalah kenapa Telkomsel tega menghisap margin hingga 32%, sebuah angka yang jauh diatas rata-rata industri telco dunia dan Asia. Sebuah angka yang amat eksesif dan abnormal.
Bahkan dengan hanya margin 20% pun, sebenarnya Telkomsel tetap akan untung besar dan semua dana pembangunan infrastruktur (capital expenditures) akan tetap DAPAT DIPENUHI.
Yang muram adalah : jika alasan butuh dana besar untuk membangun jaringan hanya KAMUFLASE untuk menutupi nafsu keserakahan mereka.
Nafsu agar profit margin diatas 30% yang abnormal itu bisa tetap mereka raup. Sekali lagi, tanpa peduli apakah harganya terlalu mahal atau tidak.
Kita tidak mengharap margin Telkomsel harus turun menjadi cuma 7% atau bahkan 11% (sesuai rata-rata industri telco dunia). NO.
Tapi please, jangan berlagak seperti rentenir yang dengan santai mencekik dan menghisap darah pelanggannya, demi nafsu mempertahankan profit margin diatas 30%. Sebuah angka yang sekali lagi, jauh ditas rata-rata industri telco Asia dan dunia.
Yang muram adalah 35% saham Telkomsel dimiliki Singtel. Artinya 35% dari total profit Rp 28 triliun (atau setara Rp 9,8 triliun masuk kantong negara Singapore).
Pelanggan Telkomsel jadi seperti terpelanting dua kali. Yang pertama, terus dihisap demi nafsu mempertahankan margin abnormal diatas 30%. Dan yang kedua, ikut menyumbang hampir 10 triliun demi kepentingan kas negara lain.
Hidup jadi terasa agak pahit.
Betapapun margin 32% atau jauh diatas rata-rata industri telco Asia dan dunia itu layak dicermati dengan serius. Serangan hacker minggu lalu adalah wake up call.
Spoiler for Spoiler #3:
Mungkin KPPU atau Komisi Pengawasan Persaingan Usaha perlu turun menelisik, apakah nafsu mempertahankan margin eksesif itu telah berakibat merugikan kepentingan jutaan pelanggan Telkomsel. Dan kenapa profit margin harus terus berada pada angka abnormal?
Sekali lagi, poinnya bukan anti profit – sebab profit adalah oksigen bagi sebuah bisnis.
Yang ingin kita gugat adalah : nafsu maksimalisasi profit hingga ke angka yang ekstrem, dan mengorbankan hak-hak pelanggan untuk mendapatkan harga yang lebih terjangkau.
Kalau saja Telkomsel mau menurunkan profit margin menjadi 23% sd 25% (sedikit diatas standar Telco Asia), dan bukan terus diatas 30%, maka margin inipun tetap relatif tinggi.
Margin 23% atau 25% adalah angka yang lebih masuk akal. Penurunan margin ini juga TIDAK AKAN sampai membuat Telkomsel kekurangan dana untuk membangun jaringan. Mereka tetap akan untung masif.
Dan pada saat yang bersamaan, penurunan profit margin ini bisa dialokasikan untuk kepentingan pelanggan. Bisa berupa penawaran harga yang lebih terjangkau. Atau penambahan kuota data tanpa menambah biaya, dan penambahan kecepatan data. Atau juga pemerataan layanan data secara lebih masif. Win-win solution.
Sekali lagi, poinnya bukan anti profit – sebab profit adalah oksigen bagi sebuah bisnis.
Yang ingin kita gugat adalah : nafsu maksimalisasi profit hingga ke angka yang ekstrem, dan mengorbankan hak-hak pelanggan untuk mendapatkan harga yang lebih terjangkau.
Kalau saja Telkomsel mau menurunkan profit margin menjadi 23% sd 25% (sedikit diatas standar Telco Asia), dan bukan terus diatas 30%, maka margin inipun tetap relatif tinggi.
Margin 23% atau 25% adalah angka yang lebih masuk akal. Penurunan margin ini juga TIDAK AKAN sampai membuat Telkomsel kekurangan dana untuk membangun jaringan. Mereka tetap akan untung masif.
Dan pada saat yang bersamaan, penurunan profit margin ini bisa dialokasikan untuk kepentingan pelanggan. Bisa berupa penawaran harga yang lebih terjangkau. Atau penambahan kuota data tanpa menambah biaya, dan penambahan kecepatan data. Atau juga pemerataan layanan data secara lebih masif. Win-win solution.
Sekali lagi, serangan hacker itu adalah sebuah wake up call bagi manajemen Telkomsel untuk men-desain ulang strategi finansial mereka.
Mempertahankan profit margin diatas 30% mungkin akan makin memperkaya Telkomsel. Namun nafsu maksimalisasi profit abnormal ini hanya akan membuat kantong jutaan pelanggannya terus tercekik.
Mungkin itulah contoh kelam tentang extreme capitalism yang terlalu rakus. Dan mungkin karena itu pula, sang hacker menulis slogan heroik : Fuck Telkomnyet!!
Quote:
SILAHKAN DI SHARE AGAR LEBIH BANYAK ORANG TAHU BETAPA SERAKAHNYA MEREKA
Jika agan merasa trid ini bermanfaat silahkan di SHARE
Kalau berkenan dan kasih
Kalau berkenan dan kasih
Spoiler for JANGAN DIBUKA?:
KUMPULAN THREAD ANE YANG LAIN
{AMAZING} Fakta Mengejutkan tentang Penghasilan Rata-Rata Orang Indonesia
[TEGAS] Google & Facebook Tolak Bayar Pajak? BLOKIR !!!
[Miris] Kisah Sony Xperia dan Lenyapnya Gairah Seksualitas | SONY Bangkrut Gan
[Inilah] 5 Mitos Berbahaya Tentang Uang & Kekayaan??
3 Mentalitas Miskin yang bikin Lu Kere & Sengsara Selamanya | Kere? Baca ini
Crazy Valuation & Misteri Cash Flow dari Tok*pedia, Bukal*pak & Goj*k | Kaskus?
5 Alasan Inilah Yang Membuat Si Miskin Terus Miskin Sampai Mampus
Kenapa Orang yang Gajinya Pas-pasan, Otaknya akan Menjadi Makin Tulalit?
[PENTING] 3 Hal Inilah yang Bisa Membuat Agan Bangkrut Total Saat Masa Pensiun
{ WHY?} Raksasa Intel Tewas dalam Perang Smartphone yang Brutal?
Revolusi Youtubers dan Matinya Industri Televisi?
Ekonomi Indonesia dalam Bayang-bayang Kekelaman Pasca Trump Triumph?
Kenapa Peringkat Trafik Facebook di Indonesia Terjun Bebas?
Daftar UMK Terbaru di Indonesia dan Bandingkan dengan Gaji Agan?
=== KOMENTAR KASKUSER ===
Quote:
Original Posted By yovieitem►kenapa telkomsel lebih hidup, karena coverage dan rerata kwalitas dia paling jempolan.
telkomsel didaerah manapun dapat sinyal. speed jangan ditanya...
kalau operator lain menggelar jaringan seluas indosat saja, ane rasanya permainannya akan berubah.
didaerah rata2 yang maen cuma 2, telkomsel dan indosat, pelanggan yang nyari murah lari ke isat, karena semua pada ke isat, jaringan isat full, kwalitas jatuh, akhirnya yang dompet rada tebel stay ditelkomsel. kalau tidak ada pemain baru ya bakal gitu terus polanya sampai indonesia merdeka untuk ke2 kalinya
telkomsel didaerah manapun dapat sinyal. speed jangan ditanya...
kalau operator lain menggelar jaringan seluas indosat saja, ane rasanya permainannya akan berubah.
didaerah rata2 yang maen cuma 2, telkomsel dan indosat, pelanggan yang nyari murah lari ke isat, karena semua pada ke isat, jaringan isat full, kwalitas jatuh, akhirnya yang dompet rada tebel stay ditelkomsel. kalau tidak ada pemain baru ya bakal gitu terus polanya sampai indonesia merdeka untuk ke2 kalinya
Quote:
Original Posted By amnessterz►Iya ya, ngapa gw di sms ama warung kopi ya. Jualan pake sms, ganggu bgt.
Quote:
Quote:
Original Posted By dennes►mungkin yang complain ini belum pernah keluar negeri sama sekali. nih ya gw kasi tau, harga internet di indonesia itu udah murah banget !!!
bayangin aja, trakhir gw di indonesia itu, paket internet telkomsel 100ribu dapet 4gb quota all network, 10gb 4g. gile 14gb dengan harga 100ribu.
untuk singapore berapa? 1 hari pemakaian itu $6 dengan quota 2gb. kelebihan dari itu, 1mb adalah $2.7. untuk quota 7 hari, itu $25, setara dengan 230ribuan. masi bilang indo mahal?
di malaysia, RM10/Rp 30.000 itu cuma dapet 500MB gan
di filipina, ane tiap bulan cuma isi paket 1,5gb seharga berapa coba? 300 peso atau setara dengan 81ribu. internet unlimited bulanan dengan batasan pemakaian wajar 1,5gb harganya 1000 peso, atau setara 270ribu.
internet broadband untuk di kost, kisaran 1500peso untuk 8gb pemakaian wajar, dengan harga 1500 peso atau Rp 405.000
indo mahal? mikir ulang deh..
kualitas telkomsel uda termasuk yang terbaik di asia loh, internet di filipina bener2 kayak three atau indosat di indo, ngehek banget, harga mahal. internet di malaysia dan singapore, kalau uda masuk ke gedung, uda mulai tuh nge lag.. nah ini telkomsel gitu keren signalnya, masi aja bilang mahal..
bayangin aja, trakhir gw di indonesia itu, paket internet telkomsel 100ribu dapet 4gb quota all network, 10gb 4g. gile 14gb dengan harga 100ribu.
untuk singapore berapa? 1 hari pemakaian itu $6 dengan quota 2gb. kelebihan dari itu, 1mb adalah $2.7. untuk quota 7 hari, itu $25, setara dengan 230ribuan. masi bilang indo mahal?
di malaysia, RM10/Rp 30.000 itu cuma dapet 500MB gan
di filipina, ane tiap bulan cuma isi paket 1,5gb seharga berapa coba? 300 peso atau setara dengan 81ribu. internet unlimited bulanan dengan batasan pemakaian wajar 1,5gb harganya 1000 peso, atau setara 270ribu.
internet broadband untuk di kost, kisaran 1500peso untuk 8gb pemakaian wajar, dengan harga 1500 peso atau Rp 405.000
indo mahal? mikir ulang deh..
kualitas telkomsel uda termasuk yang terbaik di asia loh, internet di filipina bener2 kayak three atau indosat di indo, ngehek banget, harga mahal. internet di malaysia dan singapore, kalau uda masuk ke gedung, uda mulai tuh nge lag.. nah ini telkomsel gitu keren signalnya, masi aja bilang mahal..
kenapa yg pro tsel melihat dari sudut pandang dunia ideal, ente hidup di dunia yg penuh pilihan
ente lupa indonesia luas, negara berkembang
bagaimana dengan kami yg hidup cuma dihadapkan dgn satu pilihan provider, cuma tsel yg ada
ane beli paket data 70K isinya :
- 2 GB 3G
- 5 GB 4G
sisanya hooq,viu, dlll
totalnya ane lupa
penggunaan :
- jaringan 3G, belum masuk 4G
- streaming youtube cuma dapat qualitas 144p
- streaming bola, film, dll buffering per 3 detik
- main game online, kaya clash royale dan sejenisnya ga bisa, putus2
- 4G, hooq, viu, dlll mubazir
bisakah ane menyetujui kata2 ente bahwa tsel yg terbaik layanannya?
menilik deviden yg dibagi setiap tahun dan terus meningkat
harusnya gampang bagi mereka untuk memperbaiki layanan
kenapa mereka ga memperbaiki layanannya? pertanyaan besarnya disini.
simpel sebernarnya, sayangnya orentasinya cuman untung
harusnya tsel menyediakan paket data yg sesuai dengan ketersediaan layanan di daerah masing2
misal
- paket data khusus 3G
- paket data khusus 4G
- paket data 3G dan 4G
- paket data hooq, viu, dlll
- dll
Quote:
Quote:
ibarat orang berdagang, terserah pedagangnya dong mau kasih label harga berapa?
lo mau beli ya sudah, gak juga gak ape2.... beli ditmpt lain yg menurut dompet pas aja
smart buyerlah..
lo mau beli ya sudah, gak juga gak ape2.... beli ditmpt lain yg menurut dompet pas aja
smart buyerlah..
iya klo tempat loe tinggal di sumatra biji mane bre, apa masih bisa menerapkan smart buyer.
ane punya teman dari sumatra bre, di sana sinyal jarabg bre cuma ada telkomsel dan terkomsel mahal katajya di sana... miris bre
klo jawa ma fine2 aja bre
Quote:
Original Posted By adekgantengom►
ini nih yang bikin uwit jajan adek cepet abis
Quote:
Original Posted By juliustprasetya►sukses selalu telkomsel, kebetulan gajian dr situ jg.
hahaha
hahaha
ini nih yang bikin uwit jajan adek cepet abis
Quote:
Original Posted By gomamon.►Ah..gk usah usah jauh sampe sumatra gan
Pas jaman gue kkn kuliah di purworejo, di desa yg sediit terpencil di atas bukit memang sinyal yg paling kuat telkomsel, indosat yg biasa gue pake zonk...kagak ada sinyal, kecuali masuk daerah perkotaan
Ya mau gk mau gue harus ganti nomor sementara untuk telepon atau sms, dan paket data yg disediain telkomsel lumayan nguras kantong juga
Gue biasa beli pas itu 4 gb, sekitar hampir seratus ribu, dimana kalau im3 ooreedoo yg biasa gue pake bisa dapat lebih 10 gb tuh (dan gue akui speednya lumayan juga, walaupun gk nyampe seminggu habis)
Tapi ya masak saya setiap beberapa hari sekali ngeluarin duit seratus ribu cuma buat paket?, kan gk mungkin, yg ada duit gue jebol juga, keperluan gue disana dulu kagak cuma paket internet, tapi masih dibagi uang makan sama keperluan harian juga
Please yg masih mengagung agungkan konsep smart buyer, lha kalau memang pilihan gk ada selain operator brengsek yg mahalnya selangit mau gimana lagi?, apa gue mau mutus hubungan dari dunia luar selama sebulan?, kan gk mungkin tuh?
Dan juga gue lihat, biasanya masyarakat atau penduduk desa terpencil yg notabene memang sinyal telkomsel bisa jangkau sampai ke pelosok bisa dibilang kategori menengah ke bawah, kalau ada yg berduit tebel, itu paling cuma pendatang atau orang yg punya kepentingan sementara
Nice job buat hackernya
ente benar benar wakil rakyat melebihi bapak/ibu yg ada di senayan
Semoga dengan ini telkomsel jadi mau sedikit bersimpati soal tarifnya
Pas jaman gue kkn kuliah di purworejo, di desa yg sediit terpencil di atas bukit memang sinyal yg paling kuat telkomsel, indosat yg biasa gue pake zonk...kagak ada sinyal, kecuali masuk daerah perkotaan
Ya mau gk mau gue harus ganti nomor sementara untuk telepon atau sms, dan paket data yg disediain telkomsel lumayan nguras kantong juga
Gue biasa beli pas itu 4 gb, sekitar hampir seratus ribu, dimana kalau im3 ooreedoo yg biasa gue pake bisa dapat lebih 10 gb tuh (dan gue akui speednya lumayan juga, walaupun gk nyampe seminggu habis)
Tapi ya masak saya setiap beberapa hari sekali ngeluarin duit seratus ribu cuma buat paket?, kan gk mungkin, yg ada duit gue jebol juga, keperluan gue disana dulu kagak cuma paket internet, tapi masih dibagi uang makan sama keperluan harian juga
Please yg masih mengagung agungkan konsep smart buyer, lha kalau memang pilihan gk ada selain operator brengsek yg mahalnya selangit mau gimana lagi?, apa gue mau mutus hubungan dari dunia luar selama sebulan?, kan gk mungkin tuh?
Dan juga gue lihat, biasanya masyarakat atau penduduk desa terpencil yg notabene memang sinyal telkomsel bisa jangkau sampai ke pelosok bisa dibilang kategori menengah ke bawah, kalau ada yg berduit tebel, itu paling cuma pendatang atau orang yg punya kepentingan sementara
Nice job buat hackernya
ente benar benar wakil rakyat melebihi bapak/ibu yg ada di senayan
Semoga dengan ini telkomsel jadi mau sedikit bersimpati soal tarifnya
Diubah oleh wilfuture 01-05-2017 11:42
4iinch dan anasabila memberi reputasi
2
110.7K
Kutip
471
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan